Professional Documents
Culture Documents
Jurnal PEMELIHARAAN IKAN BAUNG (Hemibagrus Nemurus) DENGAN Padat Tebar Yang Berbeda Pada Sistem Budidaya Boster
Jurnal PEMELIHARAAN IKAN BAUNG (Hemibagrus Nemurus) DENGAN Padat Tebar Yang Berbeda Pada Sistem Budidaya Boster
OLEH
By
ABSTRACT
This research was conducted on March 2019 until April 2019 held at UPT
Fish Hatchery and Experimental Pond Fisheries and Marine Faculty Riau
University. The aim of the research is to know the best stocking density on Asian
redtail catfish (Hemibagrus nemurus) with boster system. The design of this
research is an experimental model using Completely Randomized Design
Factorial pattern (RAL) of 1 factor, 5 treatment levels, and 3 replications. The
standard of treatment used is stocking density 400 individual/m3, 500
individual/m3, 600 individual/m3, 700 individual/m3, dan 800 individual/m3.
During 42 days maintenance of the best treatment on stocking density 700
individual/m3 with an absolute weight growth was 4,41 g, the absolute length was
4,81 cm, the specific growth rate was 5,90%, feed efficiency was 91,68%, feed
conversion ratio was 1,09, and survival rate was 91,66%. And the water quality
during the research is the temperature was 25,9 to 27,1oC, pH was 6,9 to 7,2,
dissolved oxygen was 6,0 to 6,8 mg/L and ammonia was 0,003 to 0,005 mg/L.
Oleh
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan pada Maret 2019 sampai April 2019 bertempat
di UPT Pembenihan Ikan dan Kolam Percobaan Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Riau. Tujuan penelitian untuk mengetahui padat tebar yang optimal
bagi ikan baung (Hemibagrus nemurus) dengan sistem budidaya boster. Desain
penelitian ini merupakan model eksperimen menggunakan Rancangan Acak
lengkap pola faktorial (RAL) 1 faktor, 5 taraf perlakuan dan 3 kali ulangan. Taraf
perlakuan yang digunakan yaitu padat tebar 400 ekor/m3, 500 ekor/m3, 600
ekor/m3, 700 ekor/m3, dan 800 ekor/m3. Selama 42 hari pemeliharaan terbaik pada
padat tebar 700 ekor/m3 dengan pertumbuhan bobot mutlak 4,41 g, panjang
mutlak 4,81 cm, laju pertumbuhan spesifik 5,90%, efisiensi pakan 91,68%, rasio
konversi pakan 1,09 dan tingkat kelulushidupan ikan 91,66%. Dan kualitas air
selama penelitian yaitu suhu 25,9-27,1oC, pH 6,9-7,2, oksigen terlarut 6,0-6,8
mg/L dan amonia 0,003-0,005 mg/L.
penelitian ini adalah padat tebar yang air suspensi ditebar sebanyak 0,45
berbeda. Perlakuan yang dicoba pada ml/L ke dalam wadah penelitian pada
penelitian ini adalah berbagai padat jam 9-10 pagi. Berdasarkan
tebar, yaitu ; 400 ekor/m3, 500 penelitian Pamukas et al (2018)
ekor/m3, 600 ekor/m3, 700 ekor/m3, dengan menambahakan dosis
800 ekor/m3. Kemudian fermentasi boster sebanyak 0,45
dikonversikan pada wadah penelitian ml/L pada pemeliharaan ikan nila
(±100 liter) yang diisi air sebanyak salin (Oreochromis niloticus) di air
40 liter. Sehingga 40 liter = 0,040 payau menghasilkan tingkat
m3, jadi 0,040 m3 x 400 ekor/m3 = 16 kelulushidupan 88,33%. Setelah
ekor/m3. melakukan penebaran fermentasi,
Media pemeliharaan pada tunggu hingga air berwarna coklat
penelitian ikan baung (Hemibagrus atau kehijauan. Setelah
nemurus) ini menggunakan air tawar pemeliharaan, lakukan penebaran
sebanyak 40 liter per wadah. ulang fermentasi boster sekali
Sebelum melakukan penebaran benih seminggu.
pada wadah penelitian terlebih Selanjutnya dilakukan
dahulu dilakukan strerilisasi pada penambahan boster manstap dengan
wadah dengan menggunakan boster dosis 30 ppm pada sore hari. Guna
blue copper sebanyak 1 ppm penambahan boster manstap ini yaitu
bersamaan saat pengisian air pada untuk menstabilkan dan
wadah penelitian. Adapun fungsi meningkatkan kualitas air
dilakukannya sterilisasi wadah pemeliharaan sehingga parameter
penelitian menggunakan boster blue kualitas air tidak fluktatif serta dapat
copper ini guna untuk strerilisasi air menambah unsur hara pada wadah
dan wadah penelitian dari pathogen penelitian (Sudarmaji dan Tim
seperti virus, bakteri dan jamur Boster, 2013). Setelah melakukan
(Sudarmaji dan Tim Boster, 2013). penambahan boster manstap,
Dilakukan proses fermentasi ditambahkan volume air pada wadah
untuk menumbuhkan plankton pada penelitian menjadi 40 liter. Serta
wadah penelitian dengan dilakukan proses aerasi pada wadah
menggunakan campuran 0,5 kg penelitian, hingga benih baung (3-5
dedak bekatul halus + 200 cc boster cm) dapat ditebar keesokan harinya.
planktop + 10 gr boster aquaenzym + Sebelum benih ditebar ke
20 cc boster amino liquid. Serta dalam wadah penelitian, dilakukan
ditambah dengan air sebanyak ±1 pengukuran panjang dan bobot
liter, aduk hingga campuran biomassa seluruh benih ikan baung
fermentasi seperti adonan semen. (Hemibagrus nemurus) guna untuk
Kemudian, dimasukkan bahan mendapatkan data awal penelitian.
fermentasi ke dalam toples lalu Ditambahkan 1 sdm boster fish
tutup, dan dilakukan proses immunovit dan 2 gr boster stress off,
fermentasi selama 24-36 jam. Setelah lalu dimasukkan kedalam kantong
proses fermentasi sudah selesai plastik guna untuk meningkatkan
tambahkan dengan air 10 Liter, dan daya tahan tubuh/antibodi ikan
dilakukan penyaringan agar serat- selama pemeliharaan (Sudarmaji dan
serat fermentasi tidak masuk ke Tim Boster, 2013). Kemudian,
dalam wadah penelitian (Sudarmaji dilakukan aklimatisasi benih pada
dan Tim Boster, 2013). Kemudian, wadah penelitian selama 10-15 menit
3
ruang, suhu, kedalaman air dan tingkah laku ikan. Dimana ikan
parameter kualitas air lainnya. Ellis baung ini memiliki tingkah laku
et al., (2002) juga menyatakan yakni suka bergerombol (Kordi
bahwa pakan dan padat tebar 2015). Tingkah laku suka
merupakan dua faktor utama dalam bergerombol ini sangat
budidaya yang mempengaruhi menguntungkan dalam merespon dan
pertumbuhan, kelulushidupan dan mencari makanan sehingga ikan
kesehatan pada ikan. dengan padat tebar yang tinggi akan
Padat tebar yang terlalu mengkonsumsi pakan lebih banyak
tinggi akan mengurangi ruang gerak dan berdampak terhadap
terhadap ikan itu sendiri dan pertumbuhan yang optimal.
meningkatkan persaingan ikan dalam Tetapi pada penelitian ini
mendapatkan makanan dan oksigen. dengan padat tebar 800 ekor/m3 tidak
Disisi lain, padat tebar yang rendah menghasilkan pertumbuhan yang
akan mengakibatkan ruang gerak optimal walaupun respon ikan
yang terlalu luas, sehingga ikan terhadap pakan juga tinggi. Hal ini
dapat senantiasa bergerak dan akan diduga karena dengan padat tebar
mengakibatkan energi yang yang terlalu tinggi dapat
dikonsumsi ikan untuk pertumbuhan menyebabkan ruang gerak ikan
lebih banyak digunakan ikan untuk semakin sempit dan kompetisi ikan
bergerak. Hal ini sesuai dengan untuk mendapatkan makanan juga
pernyataan Wardoyo dan Muchsin meningkat. Sehingga padat tebar 800
(1990) bahwa padat tebar yang ekor/m3 telah melampaui daya
rendah akan mengakibatkan pakan dukung wadah pemeliharaan. Hal ini
dan ruang gerak ikan menjadi tidak sesuai dengan pernyataan Hepher
efisien dan padat tebar yang tinggi dan Pruginin (1981) bahwa
mengakibatkan kompetisi dalam penurunan pertumbuhan yang terjadi
mendapatkan makanan dan ruang semakin besar maka penurunan
gerak yang cukup sehingga produksi akan terjadi hingga
memungkinkan pertumbuhan mencapai tingkat pertumbuhan nol.
menjadi lambat. Ini berarti bahwa padat tebar ikan
Pertumbuhan bobot mutlak telah mencapai nilai carrying
benih ikan baung berdasarkan waktu capacity atau daya dukung
pengamatan pada akhir penelitian maksimum wadah budidaya.
padat tebar 700 ekor/m3 lebih tinggi Panjang mutlak merupakan
daripada padat tebar yang lain. Hal selisih panjang akhir dengan panjang
ini diduga karena semakin banyak awal ikan selama masa
ikan yang ditebar maka respon ikan pemeliharaan, hasil uji analisis
terhadap pakan juga semakin tinggi variansi (ANAVA) panjang mutlak
sehingga pertumbuhan ikan ikan baung selama penelitian dapat
meningkat seiring dengan dilihat pada Tabel 1. Panjang mutlak
peningkatan padat tebar, ruang gerak benih ikan baung tertinggi terdapat
yang sesuai dan tidak terlalu sempit, pada padat tebar 700 ekor/m3 yaitu
serta kualitas air yang baik pada 4,81 cm dan terendah pada perlakuan
pemeliharaan ikan. Sesuai dengan 400 ekor/m3 yaitu 4,20 cm. Hal ini
pernyataan Tolussi et al., (2010) menunjukkan dengan bertambahnya
bahwa pengaruh padat tebar terhadap bobot ikan maka bertambah juga
pertumbuhan juga bergantung pada panjang ikan. Hasil uji ANAVA
6