Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 67

NEONATAL

EARLY WARNING
SYSTEM

dr. BRIGITTA IDA RESITA VEBRIANTI COREBIMA, SpA(K), M.Kes


DIVISI NEONATOLOGI – SMF IKA RSSA
FAKTOR RISIKO KEGAWATAN PADA NEONATUS
NEONATAL EARLY WARNING SYSTEM
Sistem peringatan dini neonatal (Neonatal Early Warning System) yang
kuat harus memiliki 3 komponen:
1. Pengenalan tanda peringatan dini
2. Mekanisme untuk menciptakan kesadaran situasi tim, yaitu,
“mengetahui apa yang terjadi, ”
3. Pelaksanaan intervensi tepat waktu.

• Can it influence provision of care?

• Can it influence outcomes?


Escalate immediately if: Neonate may have:
Unwell, pale or mottled
Low temperature < 360C despite rewarming Infection
High temperature > 37.50C on two measures
No urine output by 24 hours of age or
≤ 2 wet nappies in second 24 hours
Dehydration
Delayed stooling or persistent meconium
˃ 10% weight loss
Grunting
Persistent tachypnoea or respiratory distress Respiratory distress
Oxygen saturation < 95% in air
Apnoea or cyanotic spells
Seizures
Repetitive or stiffening movements
Dusky, cyanosed, oxygen saturation < 95% in air
Cyanosis on crying or feeding Congenital heart disease
Skin pallor of sudden onset
Hypoglycaemia
Lethargy, apnoea, high pitched cry
(if any doubt check BSL -
Jittery or seizures
medical review if < 2.6mmol/L)
Jaundice before 24 hours of age
Haemolysis/severe jaundice
Deepening jaundice (lemon to orange yellow)
Pooling of saliva/secretions
Bilious (green or green/yellow) vomitus
Gastro intestinal obstruction
Abdominal distension
No meconium by 24 hours
Criteria for Newborn EWS Observation

§ Meconium at delivery
§ PROM
§ Maternal pyrexia/infection/chorioamnionitits
§ SGA
§ All babies in Transitional care
§ Poor feeding
§ Grunting
§ Hypoglycaemia
§ Hypothermia
§ Other, as determined by Midwife/ANNP/Medical team
Neonatal Early Warning System

Which baby will it potentially benefit?

§ Hospitalised
§ Not critically ill, but under observation
§ Babies who are stable, but can deteriorate
§ At Risk Neonatal Infant
Neonatal Early Warning System
• limited information on

• progressive morbidity in early postnatal period in


ARNI

• the triage process, from post natal ward


observations to review, investigations, intervention,
admission to NNU
BAGAIMANA
DENGAN
NEONATAL
EARLY
WARNING SIGN
DI INDONESIA
WARNING SIGN IN NEWBORN
THE MISFITS MODIFIKASI
○ T = trauma, trauma lahir
○ H = heart, kedaruratan jantung

dan pembuluh darah.

○ E = emergencies of respiratory,

kedaruratan saluran napas.

○ M = metabolic and electrolite inbalance

○ I = icterus neonatal, hiperbilirubinemia ensefalopati

○ S = sepsis neonatal

○ F = fluid inbalance

○ I = intestinal catastrophes (volvulus, intususception, NEC)

○ T = thermoregulation

○ S = seizures
TRAUMA LAHIR
Jenis - Jenis Trauma
Ø Kepala:
○ Ekstrakranial
○ Kranial
○ Intrakranial
Ø Syaraf
Ø Wajah
Ø Tulang
Ø Intra abdomen
Jejas
Ekstrakranial
KAPUT SUKSEDANEUM

• Paling sering ditemui Kaput suksedaneum


• Tekanan pada kulitKulit
kepala terhadap serviks
Epicranial
aponeuroses
• Akumulasi darah/serum
subkutan,
ekstraperiosteal
Periosteum
• Melintasi garis sutura
Tengkorak
• Menghilang dalam
beberapa hari
• TIDAK diperlukan terapi
Jejas
Ekstrakranial
SEFALHEMATOM
Kaput suksedaneum
Kulit
Perdarahan sub periosteal akibat sefalhematoma
ruptur pembuluh darah antara
tengkorakEpicranial
dan periosteum.
Benturanaponeuroses
kepala janin dengan
pelvis
Tidak ada perluasan melintasi
garis sutura
Paling umum terlihat di parietal
Periosteum
tetapi kadang-kadang terjadi
pada tulang occipital
Ukurannya bertambah sejalan
Tengkorak
dengan bertambahnya waktu
5-18% berhubungan dengan
fraktur tengkorak → foto rontgen
Forsep atau vakum
Jejas
Ekstrakranial
PERDARAHAN SUBGALEAL
Seringkali berkaitan dengan
trauma kepala (40%) Kaput Sefalhematoma
Kulit atau
Perdarahan intrakranial
Epicranial
Fraktur tengkorak Perdarahan subgaleal
aponeuroses
Terjadinya gambaran ini Perdarahan
tidak berkorelasi dengan extradural
Periosteum
keparahan perdarahan
Anemia/hipovolemia/syok
Tengkorak

Duramater
FRAKTUR
TENGKORAK
• Fraktur Tengkorak Linear
– Fraktur pada bagian cembung
tengkorak
– Mungkin terjadi sefalhematoma • Tidak umum terjadi karena
• Fraktur Tengkorak karena Tekanan tengkorak yang masih lunak
– Lekukan ping-pong & sutura masih terbuka
– Biasanya tanpa gejala • Forsep/partus lama
• Penatalaksanaan: • Tekanan
– Konservatif: elevasi fraktur akibat • Biasanya tanpa gejala
tekanan oleh vakum
• Perdarahan intrakranial
– Elevasi melalui pembedahan
mungkin menyebabkan
• Prognosis: gejala
– sembuh dalam beberapa bulan
PERDARAHAN INTRAKRANIAL

PERDARAHAN SUBDURAL: PERDARAHAN SUBARACHNOID:


TRAUMA SARAF
TULANG BELAKANG

• Disebabkan oleh
hiperekstensi, traksi, dan
peregangan berlebihan yang
terjadi pada rotasi simultan • Lokasi utama cedera:
• Daerah servikal bawah
dan toraks atas untuk
• Trauma ini dapat berkisar persalinan sungsang:
dari neurapraksia lokal
hingga transeksi total syaraf • Daerah servikal atas atau
atau sumsum tulang tengah untuk persalinan
belakang verteks
TRAUMA SARAF
TULANG
BELAKANG
Presentasi klinis:
• Tidak adanya fungsi motorik ke arah distal:
• ↓ fungsi respirasi
• Hilangnya refleks tendon dalam
• Gangguan kontrol sirkulasi perifer → ketidakstabilan suhu
• Konstipasi, retensi urin
Diagnosis: penilaian terhadap luasnya cedera: CT, MRI
Penatalaksanaan:
• Resusitasi
• Pencegahan cedera lebih lanjut
• Memberikan dukungan untuk mengatasi penurunan fungsi syaraf
KELUMPUHAN
SYARAF FASIAL
Etiologi
• Kompresi syaraf tepi, disebabkan Penatalaksanaan
oleh: forsep, partus lama,
kompresi in utero • Suportif: penutup mata protektif,
• Trauma SSP: pada fraktur tulang
lubrikasi kornea setiap 4 jam
temporal • Mulai pemberian asupan
Manifestasi Klinis Prognosis
• Paralisis muncul dini • 85% sembuh dalam 1 minggu
• Unilateral/bilateral • 90% sembuh dalam 1 tahun
• Sisi yang terkena kelainan • Pembedahan jika tidak sembuh
halus/berada di posisi lebih turun
sendiri dalam 1 tahun
• Menjadi lebih parah bila menangis
30
Trauma Pleksus
Brakhialis

Etiologi
• LGA >3500g pada 50-70% kasus • Trauma bilateral pada 8-23%
• Presentasi abnormal atau • Lesi traumatis terkait dengan
persalinan disfungsional trauma plexus brachial:
• Tanda-tanda gawat janin pada • Fraktur klavikula 10%
44% • Fraktur humerus 10%
• Distosia bahu • Subluksasi cervical 5%
• Trauma cervical 5-10%
• Persalinan sungsang
• Palsi wajah (10-20%)

31
Palsi Erb Klumpke

Etiologi
• Cedera akibat regangan C5-C7 Manifestasi Klinis
(pleksus atas) • Refleks genggam tidak ada
• 90% kasus
• Jari berada dalam posisi seperti akan
Diagnosis: mencakar (Clawing)
• Pemeriksaan klinis
• Foto rontgen untuk menyisihkan
kemungkinan trauma tulang 32
Fraktur tulang panjang

• Jarang: • Diagnosis: Foto rontgen


0,1 per 1000 kelahiran hidup • Tata laksana:
• Faktor risiko: • Splinting/immobilisasi dalam
• Sungsang posisi aduksi
• Bedah sesar
• Berat badan rendah • Reduksi tertutup dan pemasangan
• Klinis: gisp jika bergeser
• Pergerakan menurun • Mengamati keberadaan cedera
• Pembengkakan dan nyeri syaraf radial
pada pergerakan pasif
• Pembentukan kalus terjadi dan
• Obgyn mungkin merasakan atau pemulihan lengkap diharapkan
mendengar bunyi fraktur pada
saat persalinan terjadi dalam 2-4 minggu.
• Dalam 8-10 hari, pembentukan
kalus cukup untuk menghentikan
imobilisasi
33
Trauma Organ Dalam Perut
• Jarang Tindakan diagnostik :
• Riwayat persalinan yang sulit • Foto rontgen abdomen:
• Tidak bersifat diagnostik
• Perdarahan merupakan komplikasi • Mungkin menunjukkan cairan
akut yang paling serius peritoneal bebas
• Hati merupakan organ internal yang • USG: mungkin memperlihatkan hati
yang ruptur, limpa, atau ginjal
paling sering mengalami kerusakan • Paracentesis dalam ketiadaan
• Gejala-gejala klinis: USG/CT segera
• Perdarahan: fulminant (syok) Terapi:
atau insidious • Penggantian volume
• Kulit abdomen di atasnya: • Mengoreksi koagulopati
perubahan warna menjadi • Pembedahan untuk mengontrol
kebiruan perdarahan

34
BIRU PADA NEONATUS
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
KELAINAN JANTUNG KELAINAN NON JANTUNG
• Penurunan aliran darah • Gangguan napas pada
ke paru neonatus
• Campuran • PPHN
• Gangguan saraf
• Campuran

Sianosis sentral
Sianosis perifer
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
KELAINAN JANTUNG KELAINAN NON JANTUNG
• Tidak ada distres • Distres pernapasan dan
pernapasan, tetapi ada takipnea
takipnea
• Sianosis ringan dan tidak
• Sianosis merata merata
• Tidak membaik dengan
pemberian oksigen • Membaik dengan
pemberian oksigen
• Sianosis bertambah saat
menangis • Membaik dengan
• Terjadi setelah 24 jam menangis
pasca lahir • Terjadinya segera setelah
lahir
BIRU KARENA
GANGGUAN NAFAS
NEONATUS
Evaluasi Gawat Nafas dengan
Menggunakan Skor Down

0 1 2

Frekuensi nafas < 60/menit 60 – 80/menit > 80/menit

Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat


Skor < 4 Tidak ada gawat nafas
Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang Sianosis menetap
Skor 4 -7 Gawat nafas dengan O2 walaupun diberi O2

Skor > 7 Ancaman


Air entry gagal nafasPenurunan ringan
Udara masuk (pemeriksaanTidak ada udara
gas darah
bilateral baik udara masuk masuk
harus dilakukan)
Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar
dengan stetoskop tanpa alat bantu
39
Kondisi yang Berhubungan dengan
Gawat Nafas

40
Apnea

Definisi
• Berhentinya pernafasan disertai oleh bradikardia
dan/atau sianosis selama lebih dari 20 detik.
Insidensi
• 50-60% dari bayi prematur memperlihatkan
adanya apnea (35% dengan apnea sentral, 5-10%
apnea obstruktif, dan 15-20% dengan apnea
campuran).
KUNING PADA NEONATUS
Ikterus pada neonatus:
KEGAWATAN ?

éé bilirubin ≈ bilirubin ensepalopati


Kernikterus/ HIPERBILIRUBINEMIA ENSEFALOPATI
Tahap 1: Letargi, hipotonia, refleks isap buruk
Tahap 2: Demam, hipertonia, opistotonus
Tahap 3: Kondisi terlihat membaik
Gejala sisa: Kehilangan pendengaran sensorineural
Serebral palsi koreoatetoid
Abnormalitas penglihatan
Ikterus non fisiologis
• Awitan terjadi sebelum Kemungkinan besar
usia 24 jam • Rhesus, ABO, atau
• Tingkat kenaikan > 0,5 penyakit hemolitik lain
mg/dl/jam • Sferositosis
• Ikterus bertahan > 8 hari Kemungkinan yang lebih
pada bayi cukup bulan > jarang
14 hari pada bayi • Infeksi kongenital
prematur • Defisiensi G-6-P-D
• Tanda-tanda penyakit lain
Penilaian klinis
untuk beratnya
ikterus

• Laju sefalokaudal
• Wajah: 5 mg/dl (kurang lebih)
• Dada atas: 10 mg/dl (kurang lebih)
• Abdomen dan paha atas: 15 mg/dl (kurang lebih)
• Telapak kaki: 20 mg/dl (kurang lebih)
• Pemeriksaan secara visual mungkin membuat kita kurang
tepat memahami situasi
Ikterus pada neonatus:
KEGAWATAN ?
Transfusi Tukar
PUCAT PADA NEONATUS
Pucat pada neonatus

Syok pada neonatus


• Syok hipovolemik
• Syok septik
• Syok kardiogenik
Tanda-tanda Syok

● Sianosis, pucat

● Tekanan darah
rendah
● Depresi pernafasan
● Tonus otot buruk
Manifestasi Klinis
• Kardiovaskuler:
• Lain-lain:
• DJ ↑
• SSP: rewel, letargi,
• TD ↓ bingung, dan koma
• Kisaran MAP rendah • Mottling pada kulit
• Pernafasan: • Ekstremitas terasa dingin
• Penurunan produksi urin
• Laju napas ↑
• Pengisian ulang kapiler
• Retraksi memanjang
• Grunting • Asidosis metabolik
• apnea

Pengenalan dini dan terapi efektif yang cepat


Sepsis pada neonatus
Diagnosis Sepsis Neonatorum –
Tanda dan gejala klinis
Tanda klinis: tanda awal tidak spesifik, mungkin samar
• Sesak napas - 90%
• Apnea
• Suhu tidak stabil- ↓ suhu lebih sering
• Menurunnya aktivitas
• Rewel/gelisah
• Toleransi asupan yang buruk
• Distensi abdomen
• Hipotensi, syok, purpura, kejang- tanda lanjut
Kriteria Klinis Sepsis Neonatorum berat
Buku Pedoman WHO ‘Integrated Management of Childhood Illnesses’, 2000
• Laju nafas > 60 kali per menit
• Retraksi dada yang dalam
• Cuping hidung kembang kempis Bila dijumpai satu atau lebih
• Merintih gejala ini:
• Ubun ubun besar membonjol Curigai Kemungkinan
• Kejang Sepsis Berat
• Nanah dari telinga
• Kemerahan di sekitar umbilikus yang melebar ke kulit
• Suhu > 37,7 C (atau akral teraba hangat) atau < 35,5C (atau akral
teraba dingin)
• Letargis atau tidak sadar
• Penurunan aktivitas /gerakan
• Tidak dapat minum
• Tidak dapat melekat pada payudara ibu
• Tidak mau menetek

53 Modul: Sepsis Pada Bayi Baru Lahir-Sesi 1


Termoregulasi pada neonatus

Definisi
Suhu neonatus normal: 36,5 – 37,5 ºC.
Hipotermia: suhu tubuh di bawah 36,5 ºC.
Hipertermia: suhu tubuh di atas 37,5 ºC.
HIPOTERMIA
Bayi yang paling RENTAN
adalah bayi:
• Prematur/BBLR
• KMK
• Resusitasi berkepanjangan
• Bayi sakit
• Lain-lain , a.l. Gastroschisis /
defek spinal

stabilisasi 55
Kejang pada neonatus
Definisi Kejang

Kejang merupakan gangguan sepintas fungsi otak


yang bermanifestasi sebagai cedera episodik pada
kesadaran yang berkaitan dengan kegiatan motorik
atau otonom.
Kejang Pada neonatus
Definisi
Kejang merupakan gangguan sepintas fungsi otak yang
bermanifestasi sebagai cedera episodik pada kesadaran
yang berkaitan dengan kegiatan motorik atau otonom.
Jenis kejang yang sering ditemui pada neonatus:
l Kejang Tonik
l Kejang Klonik
l Kejang Myoklonik
l Kejang “subtle”
Hipoglikemia pada neonatus

Untuk setiap neonatus manapun, kadar glukosa <45 mg/dl dianggap tidak normal
KEGAWATAN SALURAN CERNA
NEONATUS
Tanda kegawatan saluran cerna neonatal
• Tanda sumbatan: polihidramnion, muntah hijau,
kembung, tidak ada defekasi
• Tanda perdarahan: muntah, defekasi berdarah
• Defek dinding abdomen.
Sumbatan saluran cerna, muntah hijau
Petanda klinis:
• Polihidramnion
• Hipersalivasi
• Muntah biier/
hijau
• Kembung
• Tidak ada defekasi
dalam 48 jam
Malrotasi, enterokolitis
nekrotikans, muntah berdarah
Petanda klinis:
• Intoleransi pemberian
minum, kembung,
hematemesis, residu
berdarah
• Melena
• Klinis secara umum
adanya infeksi
Hematemesis, melena dengan
klinis baik
Tanda klinis HDN/
gangguan koagulasi
pada neonatus:
• Klinis baik
• ASI eksklusif
• Perdarahan saluran
cerna: hematemesis,
melena
Defek dinding abdomen
Gastroskisis
• Herniasi saluran cerna
• Umbilikus terpisah
dengan usus
• Tidak terbungkus selaput
Omfalokel
• Organ visera terbungkus
selaput
• Umbilikus menyatu
Terima kasih

You might also like