Karakteristik Pasien Tuberkulosis Tulang Belakang Di Rsud Dr. Soetomo Surabaya
Karakteristik Pasien Tuberkulosis Tulang Belakang Di Rsud Dr. Soetomo Surabaya
ABSTRACT
Background: Spine tuberculosis or spondylitis TB is one of the most common found extrapulmonary form of
Mycobacterium tuberculosis infection that can be rapidly transmitted. However, people’s alertness are still
to be increased and this disease is still rarely investigated. Objective: To study the characteristics of
spondylitis tuberculosis patients to enhance the understanding of the disease and improve alertness to its
signs and symptoms. Material and method: This study was conducted by assessing patients’ medical records
based on particularly the epidemiology, signs and symptoms, radiology and laboratory tests. Collected data
were assessed retrospectively and analyzed descriptively. Results: Of 35 patients, most come from early
adult age group which is ranged from 26 to 35 years old (25.72%), and 57.14% of the patients were female.
Sorted from the most to least common found signs and symptoms are back pain (85.71%), formation of
abscess (74.29%), formation of gibbus (54.29%), fever (37.14%), and significant weight loss (34.29%). In
radiologic evaluation, spine destruction were found on 82.86% of the patients. Erythrocyte sedimentation
rate (ESR) was evaluated from 30 patients, 90% of which had increased ESR to >30 mm/hour. The leukocyte
count was based from 35 patients, which result was 71.43% of them had normal count. Conclusions:
Spondylitis TB is mostly found in adult females with back pain as the most common symptom. Most patients
had spine destruction. Largely had elevated ESR while their leukocyte count mostly remains within normal
range.
Keywords: Tuberculosis, spondylitis tuberculosis, epidemiology, diagnosis, laboratory evaluation
ABSTRAK
Latar belakang: Tuberkulosis tulang belakang atau spondilitis TB adalah salah satu bentuk infeksi
Mycobacterium tuberculosis ekstra paru terbanyak yang penularannya cepat. Namun selain kewaspadaan
masyarakat masih kurang, kasus ini juga masih jarang diteliti. Tujuan: Untuk mempelajari karakteristik
penderita tuberkulosis tulang belakang agar dapat meningkatkan pemahaman mengenai penyakit tersebut dan
meningkatkan kewaspadaan pada gejala-gejalanya. Metode dan materi: Studi dilakukan dengan
mempelajari rekam medis pasien dengan memperhatikan gambaran epidemiologi, gejala klinis, hasil
pemeriksaan radiologis dan laboratorium. Data dikumpulkan secara retrospektif dan dianalisis secara
deskriptif. Hasil: Didapatkan dari 35 pasien, mayoritas berasal dari kelompok usia dewasa awal yaitu 26-35
tahun (25,72%). Pasien lebih banyak berjenis kelamin perempuan (57,14%). Berdasarkan urutan
keseringannya, gejala klinis yang sering didapatkan adalah nyeri punggung (85,71%), pembentukan pus
(74,29%), pembentukan gibbus (54,29%), demam (37,14%), dan penurunan berat badan signifikan (34,29%).
Dari segi hasil pemeriksaan radiologi, destruksi vertebra didapatkan pada 82,86% pasien. Khusus
pemeriksaan LED (laju endap darah) didapatkan dari data 30 orang yaitu terjadi peningkatan hingga >30
mm/jam pada 90% pasien. Sedangkan hasil penghitungan leukosit yang didasarkan pada 35 orang
menunjukkan 71,43% pasien mempunyai hasil normal. Simpulan: Spondilitis TB lebih banyak ditemukan
pada wanita dewasa, sedangkan gejala yang paling umum adalah nyeri punggung. Sebagian besar pasien
mengalami destruksi vertebra. Hampir semua pasien mengalami peningkatan LED, sedangkan jumlah
leukosit pasien pada umumnya normal.
Kata kunci: Tuberkulosis, tuberkulosis spondilitis, epidemiologi, diagnosis, pemeriksaan laboratorium
Korespondensi: Amy Rosalie, Gubeng Kertajaya VIB/3 Surabaya, telp 082141895169, email:
[email protected]
1
Majalah Biomorfologi Volume 29 Nomor 1, Januari 2019
2
Sukamto, et al Karakteristik pasien tuberkulosis tulang belakang
orang (54,29%) dari total 35 pasien ditemukan nilai tertinggi adalah 120 mm/jam. Data
gibbus baik selama anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan LED dapat dilihat pada tabel 5.
maupun tindakan pembedahan. Pada 26 pasien
(74,29%) dari total 35 pasien ditemukan pus/abses Tabel 5. Hasil pemeriksaan LED pasien
baik selama anamnesis, pemeriksaan fisik, Spondilitis TB di RSUD Dr. Soetomo periode
maupun pembedahan. Sebanyak 12 pasien Januari 2014 – Desember 2015
(34,29%) mengalami penurunan berat badan yang No. Hasil Jumlah Persentase
signifikan selama 6 bulan terakhir sebelum Pemeriksaan (orang) (%)
pemeriksaan. LED
3
Majalah Biomorfologi Volume 29 Nomor 1, Januari 2019
Sementara studi oleh Putut dan Prijambodo (cit. mengeluhkan nyeri punggung sejak setidaknya 1
Kusuma & Prijambodo, 2013) menyatakan bahwa bulan sebelum masuk rumah sakit yang kemudian
dalam evaluasi penderita spondilitis TB di RSUD bermanifestasi pada kelemahan dan kelumpuhan
Dr. Soetomo Surabaya periode Januari 2007 – anggota tubuh. Karena nyeri punggung
Desember 2009, penderita terbanyak terdapat merupakan keluhan yang sering ditemukan dan
pada usia 30-39 tahun. Penelitian ini mendapatkan tidak spesifik, masyarakat dan tenaga kesehatan
bahwa dari total 35 sampel pasien spondilitis TB, harus berhati-hati dalam menentukan penyebab
frekuensi distribusi usia terbanyak adalah pada nyeri agar tidak sampai underdiagnosed.
kelompok usia dewasa awal (26-35 tahun) Sebanyak 13 orang (37,14%) dari 35 orang
sebanyak 9 pasien (25,72%) dengan rerata usia mengalami demam baik sebelum maupun selama
penderita 36,37 tahun. perawatan di rumah sakit. Hal ini sejalan dengan
Hasil-hasil yang didapatkan sangat bervariasi, pernyataan Cormican, et al., bahwa gejala demam
namun dalam hal studi epidemiologi ini ditemukan pada 29% subjeknya (Cormican, et al.,
merupakan hal yang wajar karena dapat 2006). Demam atau malaise merupakan salah satu
dipengaruhi berbagai hal seperti perbedaan gejala khas infeksi tuberkulosis yang dapat
geografis dan kebijakan masing-masing negara di ditemukan pada infeksi tuberkulosis ekstraparu,
mana penelitian dilaksanakan. Kesadaran namun bukan gejala yang harus ditemukan untuk
masyarakat Indonesia untuk memeriksakan menegakkan diagnosis. Pada tuberkulosis
kesehatan ke dokter yang tergolong kurang juga ekstraparu, gejala-gejala lokal memang lebih
berpengaruh. WHO melaporkan, pada tahun sering ditemukan daripada gejala sistemik seperti
2013-2014, Indonesia telah menjalankan survey demam, keringat malam, dan penurunan berat
nasional prevalensi TB di mana ditemukan cukup badan (Agrawal, et al., 2010).
banyak pasien yang tidak dilaporkan (WHO, Sebanyak 19 orang (54,29%) ditemukan
2014). Masih banyak masyarakat yang mempunyai gibbus yang ditemukan baik dalam
mengandalkan dukun ataupun pengobatan anamnesis, pemeriksaan fisik, maupun
alternatif sebagai pilihan pengobatan pertama, pembedahan. Gibbus tidak selalu terlihat pada
sehingga ada kemungkinan tidak semua populasi inspeksi awal sehingga dapat menjadi lubang
penderita tercatat dalam rekam medik di rumah underdiagnosing dan keterlambatan penanganan
sakit. penyakit. Sedangkan pembentukan abses
Distribusi jenis kelamin paravertebra ditemukan pada 26 orang (74,29%)
Putut dan Prijambodo (cit. Kusuma & baik dalam anamnesis, pemeriksaan fisik,
Prijambodo, 2013) dalam evaluasi penderita di pemeriksaan radiologis, maupun pembedahan.
RSUD Dr. Soetomo periode Januari 2007 – Adanya gibbus dan abses paravertebra merupakan
Desember 2009 menyatakan jumlah penderita contoh gejala lokal pada spondilitis TB sehingga
laki-laki (53%) lebih banyak dibanding sesuai pernyataan Agrawal, et al., lebih banyak
perempuan (47%). Laporan WHO mencatat pasien yang datang dengan keluhan lokal daripada
bahwa jumlah penderita laki-laki di Indonesia keluhan sistemik (Agrawal, et al., 2010). Pada 12
lebih banyak daripada perempuan. Kaspiris, et al. orang (34,29%) ditemukan penurunan berat badan
menyebutkan salah satu faktor determinan signifikan selama 6 bulan terakhir yang juga
menderita spondilitis TB adalah jenis kelamin merupakan ciri khas penderita tuberkulosis
laki-laki. Namun dalam penelitian ini didapatkan konvensional (TB paru). Walaupun telah dibatasi
jumlah pasien perempuan lebih banyak daripada untuk pasien tanpa comorbid yang berarti,
laki-laki dengan perbandingan 4:3 (Kaspiris, et pengamatan mengenai gejala klinis ini masih
al., 2010). Ketidaksesuaian ini kembali lagi dapat tumpang tindih karena pasien dapat mempunyai
dikarenakan pencatatan yang tidak menyeluruh, lebih dari 1 keluhan utama.
ataupun adanya overdiagnose dan underdiagnose. Pemeriksaan radiologi
Gejala klinis Sebagian besar pasien menggunakan MRI sebagai
Sumber-sumber studi mencatat bahwa sebagian modalitas pemeriksaan radiologi sementara
besar pasien dengan spondilitis TB datang dengan sebagian kecil mengandalkan foto polos. Menurut
keluhan utama nyeri punggung pada segmen Agrawal, et al., MRI merupakan pemeriksaan
vertebra yang terinfeksi. Hal ini sejalan dengan paling sensitif dalam diagnosis awal spondilitis
hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dari 35 TB (Agrawal, et al., 2010). Garg dan Somvanshi
pasien, 30 orang (85,71%) di antaranya menyatakan bahwa X-ray masih merupakan
4
Sukamto, et al Karakteristik pasien tuberkulosis tulang belakang
pemeriksaan radiologi utama yang digunakan trombositopenia (Olaniyi & Aken‟ova cit.
dalam mendiagnosis pasien di negara-negara Muzaffar, et al., 2008). Sementara itu, menurut
miskin (Garg & Somvanshi, 2011). Pemeriksaan Garg dan Somvanshi, pada infeksi piogenik
ini dapat menunjukkan perubahan konsistensi jumlah leukosit mungkin meningkat seiring
jaringan sampai pada 99% kasus. Pemeriksaan meningkatnya LED. Berbeda dalam spondilitis
menggunakan CT Scan membutuhkan biaya lebih TB, LED meningkat tinggi sementara jumlah
mahal, namun diperlukan dalam CT-guided leukosit normal (Garg & Somvanshi, 2011). Dari
biopsy. sini dapat disimpulkan bahwa leukositosis tidak
Garg dan Somvanshi juga menyatakan bahwa selalu ditemukan pada spondilitis TB. Dalam
MRI merupakan modalitas pilihan dalam penelitian ini ditemukan leukositosis pada 9 dari
mendiagnosis spondilitis TB karena 35 pasien (23,68%).
sensitivitasnya lebih dari X-ray dan spesifisitas Tingginya jumlah leukosit dipengaruhi beberapa
lebih dari CT Scan (Garg & Somvanshi, 2011). faktor, di antaranya adalah jumlah sel-sel prekusor
Dalam penelitian ini hanya 29 dari 35 pasien yang tersedia, kecepatan pelepasan sel ke sumsum
mempunyai data hasil pemeriksaan radiologi yang tulang, kecepatan perpindahan sel dari aliran
lengkap. Hasil penelitian menunjukkan 29 pasien darah ke jaringan, serta kecepatan penggunaan
(100%) spondilitis TB masuk rumah sakit dengan leukosit pada jaringan.
infeksi yang telah bermanifestasi pada destruksi
vertebra dan struktur di sekitarnya seperti diskus Simpulan
intervertebralis. Walaupun demikian tidak dapat Profil distribusi pasien spondilitis TB
dikatakan bahwa 6 pasien lainnya pasti menunjukkan mayoritas pasien masuk dalam
mengalami destruksi vertebra. Ada pula bentuk kelompok usia dewasa awal yaitu 26-35 tahun.
TB tulang belakang yang hanya memberikan Pasien berjenis kelamin perempuan lebih banyak
gambaran adanya pus, seperti TB maligna. daripada laki-laki. Keluhan yang paling banyak
Pemeriksaan LED ditemukan pada pasien adalah nyeri punggung,
Pada umumnya pasien melakukan beberapa kali diikuti dengan ditemukannya pus baik dalam
pemeriksaan LED selama menjalani perawatan di pemeriksaan fisik maupun pembedahan. Keluhan
rumah sakit, sehingga data yang digunakan adalah lain yang didapatkan berdasarkan urutan
data pada tanggal terdekat pasien masuk rumah keseringannya adalah adanya gibbus, demam, dan
sakit. Dalam penelitian ini tidak semua sampel penurunan berat badan. Berdasarkan data hasil
mempunyai catatan hasil pemeriksaan LED pemeriksaan radiologi pasien yang lengkap,
sehingga variabel ini hanya mencakup 30 dari 35 seluruh sampel telah mengalami destruksi
pasien yang mempunyai catatan nilai LED. vertebra karena pasien datang ke rumah sakit saat
Peningkatan LED merupakan marker adanya penyakit telah mencapai tingkat lanjut. Hasil
respon inflamasi pada 90% pasien dengan infeksi pemeriksaan laboratorium menunjukkan
ortopedi (Schulac,et al. cit. Muzaffar, et al., peningkatan LED hingga >30 mm/jam pada
2008). Peningkatan LED hingga lebih dari 100 sebagian besar pasien. Sedangkan leukositosis
mm/jam mempunyai nilai kebenaran hampir 90% hanya ditemukan pada sebagian kecil pasien
dalam menunjukkan adanya penyakit seperti spondilitis TB.
infeksi, penyakit kolagen pembuluh darah, atau
tumor metastasis (Bridgen cit. Muzaffar, et al., Daftar pustaka
2008). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian ini Agrawal, V. Patgaonkar, P.R. Nagariya, S. P.,
yang menunjukkan 27 dari 30 pasien (90%) 2010. Tuberculosis of spine. Journal of
mempunyai peningkatan LED, di mana 4 pasien Craniovertebral Junction & Spine, 1(2).
menunjukkan peningkatan LED hingga lebih dari Diunduh: 18 Oktober 2016 dari
100 mm/jam. Penurunan LED ke nilai normal https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/
atau hampir normal menunjukkan lesi PMC3075833/.
tuberkulosis aktif telah terkontrol. Cormican, L. Hammal, R. Messenger, J. Milburn,
Pemeriksaan hitung leukosit H. J., 2006. Current difficulties in the
Temuan-temuan abnormal yang mungkin diagnosis and management of spinal
ditemukan pada pemeriksaan darah pasien TB tuberculosis. Postgraduate Medical
meliputi LED yang tinggi, anemia, leukositosis, Journal, 82(963). Diunduh: 3 Oktober 2016
neutrofilia, limfopenia, trombositosis, dan dari
5
Majalah Biomorfologi Volume 29 Nomor 1, Januari 2019
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/ AGNOSIS%20SPONDILITIS%20TUBER
PMC2563723/. KULOSIS.pdf.
Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Muzaffar, T., Shaifuzain, A. R., Imran, Y.,
Provinsi Jawa Timur, 2016. Tuberkulosis Haslina, M. N., 2008. Hematological
Paru BTA Positif Jatim Tembus 15.371 Changes In Tuberculous Spondylitis
Kasus. Diunduh: 15 Januari 2017 dari Patients at The Hospital Universiti Sains
http://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/t Malaysia. Diunduh: 20 November 2016
uberkulosis-paru-bta-positif-jatim-tembus- dari
15-371-kasus. http://www.tm.mahidol.ac.th/seameo/2008_
Garg, R. K. & Somvanshi, D. S., 2011. Spinal 39_4/14-4291.pdf.
tuberculosis: A review. The Journal of Sahputra, R E. & Munandar, I., 2015. Spondilitis
Spinal Cord Medicine, 34(5). Diunduh: 18 Tuberkulosa Cervical. Jurnal Kesehatan
Oktober 2016 dari Andalas, 4(2). Diunduh: 15 Januari 2016
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/ dari
PMC3184481/. http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/ar
Iseman, M. D., 2000. A Clinician’s Guide to ticle/viewFile/312/294.
Tuberculosis. Philadelphia: Lippincott Vitriana, 2002. Spondilitis Tuberkulosa. Diunduh:
Williams & Wilkins. 28 Oktober 2016 dari
Kaspiris, A. Grivas, T., Zafiropoulou, C. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
Vasiliadis, E. Tsadira, O., 2010. content/uploads/2009/05/spondilitis_tuberk
„Nonspecific Low Back Pain During ulosa.pdf.
Childhood: A Retrospective World Health Organization, 2010. Tuberculosis in
Epidemiological Study of Risk Factors‟, the WHO South-East Asia Region, Bulletin
JCR: Journal of Clinical Rheumatology, of the World Health Organization, 88(3).
16(16): 55-60. Diunduh: 13 Januari 2017 dari
Kusuma, Y. & Prijambodo, B. 2013. Validity of http://www.who.int/bulletin/volumes/88/3/0
Polymerase Chain Reaction (PCR) Method 9-073874/en/.
In Diagnosing Spondylitis Tuberculosis. World Health Organization, 2013. Global
Journal of Orthopaedic and Traumatology Tuberculosis Report 2013. Diunduh: 19
Surabaya, 2(2): 141-150. Diunduh: 20 Oktober 2016 dari
November 2016 dari http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/913
http://journal.unair.ac.id/download- 55/1/9789241564656_eng.pdf?ua=1.
fullpapers- World Health Organization, 2016. Global
VALIDITAS%20METODE%20POLYME Tuerculosis Report 2016. Diunduh: 3
RASE%20CHAIN%20REACTION%20(P Januari 2017 dari
CR)%20PADA%20PENEGAKAN%20DI http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/
250441/1/9789241565394-eng.pdf?ua=1.