4698 15787 1 PB
4698 15787 1 PB
1
Universitas Muria Kudus, [email protected]
2
Universitas Muria Kudus, [email protected]
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksinya dengan lingkungan ( Moh Surya, 1981). Dapat disimpulkan bahwa dari
belajar akan mendapatkan pengalaman, pengetahuan, dan ketrampilan yang membuat
perubahan tingkah laku pada individu itu senidiri.
Dalam penyampaian proses belajar, para pendidik dapat menerapkan teori belajar yang
sesuai dengan kondisi pembelajaran yang dihadapi. Para pendidik akan menerapkan teori
belajar dengan memperhatikan mata pelajaran, karaktersitik peserta didik yang dihadapi,
kondisi lingkungan sekolah serta sarana dan prasarana yang tersedia. Seperti dalam
pembelajaran matematika yang tidak hanya ditekankan pada proses berhitung, tetapi pada
konsep-konsep matematika yang bersifat abstrak. Sehingga diperlukan metode atau strategi
dalam penyampaian materi matematika yang abstrak. Apalagi di zaman modern seperti ini,
dimana tekonologi berkembang dengan pesat. Dan banyak negara maju yang sudah dan terlebih
dahulu memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran. Dari situlah para pendidik
10
Jurnal Sigma: Volume 13 Nomor 1, Juni 2021
dituntut untuk bisa memanfaatkan teknologi dengan sebaik mungkin sebagai salah satu media
pembelajaran.
Dalam teori belajar, terdapat tokoh-tokoh dengan berbagai macam teori dan alirannya,
dari behaviorisme, kognitif, konstruktivisme, humanisme. Salah satu tokoh yang
mengemukakan tentang teori belajar adalah Clark Leonard Hull. Teori belajar Clark Leonard
Hull merupakan salah satu teori behaviorisme. Seperti tokoh behaviorisme lainnya, teori
belajar Clark Leonard Hull lebih menekankan pada dasar stimulus dan adanya penguat
(reinforcement). Teori belajar Clark Leonard Hull dipengaruhi oleh teori evolusi Charles
Darwin, bagi Hull seluruh fungsi tingkah laku itu berfungsi supaya kelangsungan hidup tetap
terjaga.
2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membantu pendidik dalam pembelajaran matematika,
mengidentifikasi penerapan teori clark leonar hull dalam pembelajaran matematika.
Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, dimana membuat
deskripsi secara sistematis, faktual, akurat, terhadap informasi yang ditemukan. Informasi
ditemukan melalui membaca kajian literatur berupa artikel ilmiah, buku, jurnal penelitian, dan
lain sebagainya, yang sesuai dengan topik yang akan dibahas. Topik yang akan dibahas yaitu
Penerapan Teori Hull terhadap Pembelajaran Matematika.
11
Jurnal Sigma: Volume 13 Nomor 1, Juni 2021
2. TEORI HULL
Teori Hull adalah teori belajar behavioristik yang dipengaruhi oleh adanya teori evolusi
Charles Darwin, bagi Hull seluruh fungsi tingkah laku itu berfungsi supaya kelangsungan hidup
tetap terjaga. Maka dari itu, teori hull mengatakan bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan
kebutuhan biologis dalam posisi sentral. Teori ini hampir mirip dengan teori behavioristik yang
lain, karena dalam teori hull mengemukakan dasar stimulus-respon dan adanya reinforcement.
Dimana dalam teori ini juga lebih mementingkan hasil yang berupa perubahan tingkah laku
daripada proses yang telah dijalani. Menurut teori Hull, kebutuhan dikonsepkan sebagai
dorongan (drive), seperti lapar, haus, tidur, hilangnya rasa nyeri, dan sebagainya. Stimulus
hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis ini, walaupun respon yang datang
bermacam-macam bentuknya. Teori ini tidak terlalu banyak dipakai dalam dunia praktis
apalagi setelah teori skinner diperkenalkan, meskipun tak jarang dipakai dalam berbagai
macam eksperimen pada laboratorium. Teori belajar Hull memakai variabel interaksi antara
stimulus dan respon. Tetapi, dia dipengaruhi oleh adanya teori evolusi Charles Darwin. Bagi
Hull, seperti halnya teori evolusi, seluruh fungsi tingkah laku itu berfungsi supaya organisme
tetap bertahan hidup. Oleh sebab itu, Hull mengatakan bahwa kebutuhan biologis (drive) dan
pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction) berada pada posisi sentral dalam seluruh
kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan) yang terjadi dalam belajar pun
hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang datang mungkin
dapat bermacam-macam bentuknya.
Karakteristik lain dari teori Hull adalah Penguatan (reinforcement) tingkah laku yang
tetap harus dikaikan menggunakan kondisi bilogis. Teori belajar Hull memakai interaksi
Stimulus-Respon (S-R) sama dengan para ahli fungsionalis lainnya. Menurut pandangan ini,
belajar terjadi disebabkan adanya interaksi Stimulus-Respon (S-R). Tetapi dari pandangan
Hull, selain interaksi antara Stimulus-Respon, tingkah laku dipengaruhi pula oleh suatu sistem
yang terjadi pada diri organisme, yang tidak bisa diamati. Variabel ini lalu dinamai dengan
variabel intervening (intervening variabel). Dalam usaha mengembangkan teori belajar, Clark
Hull menganut prinsip Thorndike yaitu setiap tingkah laku makhluk hidup merupakan interaksi
antara stimulus dan respon. Prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Clark Leonard Hull
sejatinya hampir mirip dengan para pakar behavior lainnya, yaitu adanya interaksi stimulus-
respon & adanya reinforcement.
Clark L. Hull mengatakan melalui teorinya bahwa dalam diri seseorang yang belajar perlu
adanya motif, tujuan, maksud, aspirasi, & ambisi, sebelum suatu repon bisa diperkuat atas dasar
pengurangan kebutuhan. Teori Hull yang paling terkenal adalah teori pengurangan dorongan
(drive reduction theory). Pada teori pengurangan dorongan (drive reduction theory)
mempunyai beberapa prinsip, yaitu
1) Dorongan (drive) merupakan suatu hal yang penting agar respon bisa terjadi, misalnya
seorang peserta didik berkeinginan bisa pintar dan pada akhirnya ia ingin belajar.
2) Stimulus (rangsangan) dan respon ( tanggapan) harus dideteksi oleh organisme supaya
pembiasaan bisa terjadi, misalnya ketika peserta didik berkeinginan belajar ia harus
memperhatikan pembelajaran
3) Respon (tanggapan) harus terjadi secara sengaja supaya terjadi pembiasaan, misalnya
siswa harus mampu aktif dalam pembelajaran (bertanya saat pembelajaran, menjawab
soal yang diberikan oleh guru, dll)
12
Jurnal Sigma: Volume 13 Nomor 1, Juni 2021
13
Jurnal Sigma: Volume 13 Nomor 1, Juni 2021
Hull ingin menyelidiki terbentuknya tingkah laku secara sistematis menggunakan postulat-
postulat itu. Ilmu sosial mulai berkembang, ketika Hull mulai merumuskan teorinya.
Tetapi demikian, ia terus-menerus beroperasi pada batasan-batasan sistem purposive-
rasional. Aspek operasi sistem merupakan penyediaan pembenaran yang sepertinya objektif
sebagai praktiknya. Hull berusaha menaruh pembenaran seperti itu dan memperlebar teorinya
ke segala aspek kehidupan manusia, termasuk bidang nilai-nilai. Teori nilai Hull tidak
dideduksi menurut teori sains positivisnya, namun teori sains & teori moralnya dari menurut
sumber yang sama. Analisis seperti itu menerangkan bahwa teori-teori neo behavioris secara
umum harus wajib diveluasi menurut hal fungsi sosialnya pada saat penciptaanya.
Terdapat tiga jenis variabel didalam teori hull, yaitu 1. variabel bebas (independen)
adalah insiden stimulus yang secara sistematis dimanipulasi oleh penilitinya, 2. variabel
pengintervensi (intervening) adalah proses yang dipercaya terjadi pada organisme, namun tidak
bisa diamati secara langsung, 3. variabel terikat (dependen) adalah beberapa aspek berdasarkan
tingkah laku yang diukur oleh penelitinya dalam rangka efek dari variabel bebas.
14
Jurnal Sigma: Volume 13 Nomor 1, Juni 2021
kemampuan berkomunikasi yang memakai bilangan & simbol-simbol serta logika yang bisa
menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari. Jadi, pendidik tidak hanya memberikan
penjelasan mengenai konsep menghitung, tetapi juga memberikan penjelasan matematika yang
abstrak disertai dengan proses pembuktian yang mendukung konsep tersebut. Jika melihat dari
pembelajaran matematika, teori belajar hull adalah salah satu teori yang dapat diterapkan ke
dalam pembelajaran matematika. Pendidik akan memberikan stimulus berupa penjelasan
materi dan respon dari peserta didik, kemudian adanya reinforcement saat proses pembelajaran
berlangsung. Namun, perlu diingat dalam penerapan teori hull pada suatu pembelajaran harus
mencakup 3 jenis variabel didalamnya, yaitu variabel bebas (independen), variabel
pengintervensi (intervening), variabel terikat (dependen).
Seperti misalnya, dalam materi aljabar yang banyak menggunakan simbol-simbol
sehingga membuat pendidik harus mampu menjelaskan materinya dengan jelas dan detail
supaya dapat dipahami oleh siswa. Didalam penjelasan materi tersebut perlu adanya interaksi
stimulus dan respon, stimulus yang diberikan oleh guru dan respon dari peserta didik, serta
perlu adanya reinforcement sehingga membuat pembelejaran tersebut terus berlangsung
sampai peserta didik bisa memahami materi aljabar dan dapat menyelesaikan masalah dalam
materi aljabar.
Penerapan Teori Hull dalam pembelajaran matematika menggunakan teori
pengurangan dorongan (drive reduction theory) seperti berikut ini.
1. Dorongan (drive) adalah hal yang paling dasar dalam teori ini, karena dorongan atau
kebutuhan diperlukan dalam proses pembelajaran. Salah satu dari tujuan pembelajaran
adalah upaya memenuhi kebutuhan. Jadi, dorongan sangat diperlukan peserta didik agar
respon bisa terjadi. Misalnya, dalam hal ini peserta didik berkeinginan belajar
matematika mengenai materi aljabar. Aljabar merupakan materi yang mempunyai
banyak simbol-simbol, maka dari itu memerlukan penjelasan dari pendidik lebih rinci
supaya peserta didik dapat memahami materi aljabar. Ketika peserta didik mempunyai
keinginan seperti itu pasti ia mengikuti pembelajaran.
2. Pendidik memberikan stimulus berupa penjelasan materi aljabar. Seperti, guru
memberikan penjelasan aljabar adalah bagian dari ilmu matematika yang mempelajari
cara menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari dengan menggunakan simbol-
simbol atau huruf sebagai pengubah suatu objek dalam permasalahan tersebut.
Kemudian guru memberikan bentuk aljabar yang disertai penjelasan mengenai variabel,
koefisien, dan konstanta.
15
Jurnal Sigma: Volume 13 Nomor 1, Juni 2021
respon dideteksi oleh organisme, maka proses ini tidak bisa diamati secara langsung,
maka dinamakan dengan variabel intervening (intervening variabel).
3. Kemudian, respon (tanggapan) yang kedua dilakukan peserta didik. Respon ini
dilakukan secara sengaja oleh peserta didik supaya pembiasaan terjadi. Respon yang
dilakukan peserta didik dapat berupa aktif bertanya saat pembelajaran berlangsung,
menjawab soal yang diberikan oleh guru. Seperti, dalam pembelajaran aljabar guru
memberikansoal mengenai operasi hitung dalam bentuk aljabar.
Sederhanakan perkalian suku berikut. (2x – 3)(x + 5)
Kemudian ada siswa yang mampu menjawab
(2𝑥 − 3)(𝑥 + 5) =
= 2𝑥 2 + 10𝑥 − 3𝑥 − 15
= 2𝑥 2 + 7𝑥 − 15
Yang dilakukan oleh guru tersebut merupakan Stimulus Generalization karena bentuk
dari stimulus pertama berbeda dengan stimulus yang kedua. Stimulus pertama guru
menjelaskan materi, sedangkan stimulus kedua guru memberikan soal.
4. Kemudian, adanya reinforcement (penguatan) dalam pembelajaran, hal ini dilakukan
agar terjadi pembiasaan. Ketika penguatan diberikan, harapannya mampu
meningkatkan motivasi belajar peserta didik, mampu meningkatkan perhatian peserta
didik sehingga memudahkan proses pembelajaran. Reinforcement atau penguatan ini
dapat berupa penghargaan, pujian kepada peserta didik.
Menurut, teori behavioristik belajar hanya akan terjadi apabila ada perubahan tingkah
laku dalam peserta didik. Karena dalam teori behavioristik proses bukanlah yang utama,
melainkan hasil dari proses tersebut. Jadi, apabila peserta didik mengalami perubahan tingkah
laku dalam dirinya maka pembelajaran yang dilakukan telah berhasil. Dalam hal ini, peserta
didik telah mempunyai pengetahuan yang baru yaitu materi aljabar sehingga membuat peserta
didik mempunyai perilaku yang baru yaitu dari sebelumnya yang tidak bisa mengenai materi
aljabar menjadi paham dan mengerti tentang aljabar. Inilah yang dinamakan variabel terikat
(dependen). Dimana efek keberhasilan atau tidaknya dari variabel bebas.
Simpulan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah pendidik dapat menerapkan teori hull dalam
pembelajaran matematika melalui teori pengurangan dorongan (drive reduction theory).
Pembelajaran matematika menurut teori ini, memerlukan adanya dorongan (drive) sehingga
membuat adanya interaksi stimulus & respon, kemudian disertai dengan adanya penguatan
(reinforcement). Menurut teori hull, stimulus-repon perlu dideteksi oleh organisme, yang tidak
bisa diamati secara langsung, dinamakan dengan intervening variabel (variabel intervening).
Pembelajaran matematika akan berhasil apabila ada perubahan tingkah laku dalam peserta
didik. Karena menurut teori ini, proses bukanlah yang utama, namun hasil dari proses
tersebutlah yang penting.
Daftar Pustaka
16
Jurnal Sigma: Volume 13 Nomor 1, Juni 2021
Bahan, P., Matematika, A., Menengah, S., & Melalui, K. (2017). Pengembangan Bahan Ajar
Matematika Sekolah Menengah Kejuruan melalui Pendekatan Mengikut Konteks. V(1),
111–116.
Fithri, R. (2014). Buku Perkuliahan: Psikologi Belajar. Prodi Psikologi Fakultas Dakwah Dan
Ilmu Komunikasi Uin Sunan Ampel Surabaya, 59-74.
Gielen, A. C., & Sleet, D. (2003). Application of behavior-change theories and methods to
injury prevention. Epidemiologic Reviews, 25, 65–76.
https://doi.org/10.1093/epirev/mxg004
Gondra Romero, J. (2001). Clark L. Hull’s cognitive articles: a new perspective on his behavior
system. Revista de Historia de La Psicología, 22(2), 113–134.
Ismail, R. N., & Mudjiran, N. (2019). Membangun karakter melalui Implementasi Teori Belajar
behavioristik pembelajaran matematika berbasis kecakapan abad 21. Menara Ilmu,
XIII(11), 76–88. http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menarailmu/article/view/1649
Islam, J. K., Pavlov, P., Hull, C., & Guthrie, E. (2016). AL-QALAM AL-QALAM. 8(2), 119–
135.
Keramati, M., & Gutkin, B. (2011). A reinforcement learning theory for homeostatic
regulation. Advances in Neural Information Processing Systems 24: 25th Annual
Conference on Neural Information Processing Systems 2011, NIPS 2011, 1–9.
Purnamasari, N. I. (2020). Siginifikansi Teori Belajar Clark Hull dan Ivan Pavlov bagi
Pendidikan Islam Kontemporer. Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 1–24.
Purnamasari, N. I. (2020). Siginifikansi Teori Belajar Clark Hull dan Ivan Pavlov bagi
Pendidikan Islam Kontemporer. Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 1–24.
17
Jurnal Sigma: Volume 13 Nomor 1, Juni 2021
18