Kajian Seputar Model Pondok Pesantren Dan Tinjauan Jenis Santri Pada Pondok Pesantren
Kajian Seputar Model Pondok Pesantren Dan Tinjauan Jenis Santri Pada Pondok Pesantren
Kajian Seputar Model Pondok Pesantren Dan Tinjauan Jenis Santri Pada Pondok Pesantren
, Juli 2021
Abstrak eksistensi Pesantren sudah teruji oleh zaman, sehingga sampai detik ini masih tetap
bertahan dengan berbagai macam dinamikanya. Ciri khas paling menonjol yang membedakan
pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah sistem pendidikan dua puluh empat jam,
dengan mengkondisikan para santri dalam satu lokasi asrama yang dibagi dalam bilik-bilik atau
kamar-kamar sehingga mempermudah mengaplikasikannya. Salah satunya pondok pesantren
Darul Qur’an Al Anwariyah di Tulehu Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah. Pondok
pesantren ini banyak meraih prestasi dalam bidang keagamaan yakni pada Musabaqoh
Tilawatil Qur’an (MTQ). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun dalam
penelitian kualitatif terdapat tiga teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu wawancara yang mendalam, observasi partisipatif dan studi dokumentasi. Untuk analisis
data dilakukan dengan tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
(verifikasi). Hasil penelitian ini menunjukan Pondok pesantren Darul Qur’an Al Anwariyah
Tulehu, dapat dikategorikan sebagai pondok pesantren dengan menerapkan sistem pendidikan
yang bersifat moderen dengan tipe yang diterapkan a) Memadukan sistem pembelajaran
pesantren dengan pembelajaran formal, b) Pondok pesatren ini memfokuskan para santrinya
untuk menjadi para santri penghafal Al-Qur’an, c) Memakai dua bahasa yang diwajibkan dalam
aktifitas sehari-hari di pondok pesantren, yakni bahasa Arab dan bahasa Inggris. Kemudian
tinjauan tentang para santri di Pondok Pesantren Darul Qur’an Al Anwariyah, berdasarkan
analisis yang dilakukan pada beberapa teori di atas, dapat dikategorikan santri pada Pondok
Pesantren Darul Qur’an Al Anwariyah Tulehu meliputi Santri Mukim, Santri Kalong, Santri
Alumnus dan Santri Luar.
Kata Kunci: Model Pondok Pesantren, Tinjauan Jenis Santri
1
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol.5 , No. 1. , Juli 2021
PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi dan informasi saat ini membuat pesantren selalu
merespon modernitas yang terjadi, namun di sisi lain juga lembaga ini juga
tetap tidak meninggalkan kultur aslinya, di sini letak keunikan lembaga
pendidikan pesantren dibanding lembaga pendidikan lainnya.
“Di Indonesia, istilah kuttab lebih dikenal sebagai istilah “pondok
pesantren” yaitu suatu lembaga pendidikan Islam, yang di dalamnya terdapat
seorang Kyai (pendidik) yang mengajar dan mendidik para santri (anak didik).
Dengan sarana masjid yang digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan
tersebut. Serta didukung dengan adanya pondok sebagai tempat tinggal para
santri. Ciri-ciri pondok pesantren secara umum diketahui adalah adanya kyai,
santri, masjid, dan pondok itu sendiri” (Hasbullah, 2001).
Salah satunya pondok pesantren Darul Qur‟an Al Anwariyah di Tulehu
Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah. Pondok pesantren ini banyak
meraih prestasi dalam bidang keagamaan yakni pada Musabaqoh Tilawatil
Qur‟an (MTQ). Di tahun 2019 ini, pada ajang MTQ tingkat Provinsi Maluku yang
baru saja dilaksanakan di Kabupaten Buru pada bulan Juni lalu, Pondok
Pesantren Darul Qur‟an Al Anwariyah Tulehu, mendelegasikan 16 orang
peserta terdiri dari 2 orang tenaga pengajar dan 14 orang santri untuk
mengikuti berbagai cabang yang diperlombakan. Ke 16 peserta tersebut
tersebar di beberapa kabupaten dan kota seperti Kabupatan Kepulauan Aru,
Kabupataen Buru Selatan, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Maluku
Tengah dan Kotamadya Ambon. Dari ke 16 delegasi tersebut 13 orang keluar
sebagai juara diantaranya juara 1 (2 orang), juara 2 (2 orang), juara 3 (2 orang),
juara harapan 1 (4 orang), juara harapan 2 (1 orang) dan juara harapan 3 (2
orang) (Reza Aristo Briliansyah. ww, 2019).
Prestasi-prestasi seperti ini tidak terlepas dari kerja keras dan disiplin yang
ditanamkan oleh tenaga pengajar di pondok pesantren kepada para santri
mereka. Biasanya untuk mengetahui apakah para santri di pondok pesantren ini
berprestasi para santri akan diperbiasakan mengikuti berbagai ajang
perlombaan. Salah satunya adalah melalui MTQ, selain itu juga pondok
pesantren juga sering mengadakan lomba antar kelas di pondok pesantren.
2
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol.5 , No. 1. , Juli 2021
METODE PENELITIAN
Pendekatan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.
Adapun dalam penelitian kualitatif terdapat tiga teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu wawancara yang mendalam, observasi
partisipatif dan studi dokumentasi. Untuk analisis data dilakukan dengan tiga
tahap, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi).
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pondok Pesantren
Pondok Pesantren sebagai lembaga Pendidikan Islam di Indonesia
memiliki perbedaan dengan yang lainnya. Baik dari segi aspek pendidikan
ataupun dari aspek sistem pendidikan yang diterapkan. Ada beberapa ciri atau
karakter yang harus dimiliki oleh pesantren sebagai lembaga pendidikan dan
lembaga sosial yang secara informal terlibat dalam pengembangan
masyarakat. Terdapat lima unsur yang tidak bisa dipisahkan dari pondok
pesantren yakni adanya Masjid, Pondok, Pengajaran pada kitab-kitab Islam
klasik, Santri dan sosok Kiyai (M.Nur Hasan, 2016).
Banyak diantara para ahli yang memberikan pengertian tentang pesantren
dengan pengertian yang berbeda-beda. Pengertian terkait pesantren yang
dipersepsikan berkaitan dengan darimana ia memandang sebuah pesantren
dengan segala aplikasinya.
Zamakhasyari Dhofier dalam (Dhuhani, 2018) mendefinisikan kata
„pondok‟ berasal dari pengertian asrama-asrama yang menaungi para santri,
atau yang disebut pondok, tempat tinggal yang dibuat dari bambu atau juga
berasal dari kata Arab funduq dengan memiliki arti hotel atau asrama.
2. Model Pondok Pesantren
Pesantren merupakan asrama pelajar Islam dimana para santri belajar di
sekolah-sekolah atau di perguruan-perguruan tinggi di luarnya. Pendidikan
agama di pesantren model ini diberikan di luar jam-jam sekolah sehingga bisa
3
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol.5 , No. 1. , Juli 2021
diikuti oleh semua santrinya. Diperkirakan pesantren jenis inilah yang terbanyak
jumlahnya (Kompri, 2018).
Bahri Ghozali, mengemukakan beberapa tipe pondok pesantren terbagi
kedalam tiga tipe;
a. Pondok Pesantren Tradisional
Pondok pesantren tradisional yaitu pondok yang dalam perkembangannya
pesantren tersebut menyelenggarakan pelajaran dengan pendekatan
tradisional. Pembelajarannya ilmu-ilmu agama Islam dilakukan secara
individual atau kelompok dengan konsentrasi dengan kitab-kitab klasik
berbahasa Arab.
b. Pondok Pesantren Modern
Pondok pesantren moderen adalah pondok pesantren yang
menyelenggarakan kegiatan pendidikan dengan pendekatan modern melalui
suatu pendidikan formal, baik madrasah ataupun sekolah, tetapi dengan
menggunakan cara klasikal.
c. Pondok Pesantren Komprehensif
Pondok pesantren komprehensif adalah pondok pesantren yang sistem
pendidikan dan pengajarannya gabungan antara yang tradisional dan yang
moderen. Artinya didalamnya ditetapkan pendidikan dan pengajarannya kitab
kuning dengan metode sorogan, bandongan, wetonan, namun secara regular
sistem persekolahan terus dikembangkan (M.Bahri Ghozali, 2002).
Pondok Pesantren dengan keanekaragamannya termasuk lembaga atau
organisasi pendidikan yang unik. Antara lain karena di pondok pesantren
terdapat figur Kiyai yang memiliki peranan dan kewenangan yang besar
didalamnya. Dalam tahap perkembangannya, Zamarkhasyi Dhofier dalam
Kompri membagi pesantren ke dalam dua bagian:
a. Pesantren Salaf, adalah lembaga pesantren yang mempertahankan
pengajaran kitab-kitab klasik sebagai inti pendidikan. Adapun sistem
madrasah ditetapkan hanya untuk memudahkan sistem yang dipakai dalam
lembaga-lembaga pengajian bentuk lama, tanpa mengenalkan pengajaran
pengetahuan umum.
4
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol.5 , No. 1. , Juli 2021
5
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol.5 , No. 1. , Juli 2021
Sedangkan Arifin dan Sunyoto dalam Imron Arifin menemukan ada dua
(2) bentuk kelompok santri yang lain yaitu:
a. Santri Alumnus
Adalah para santri yang sudah tidak dapat aktif dalam kegiatan rutin
pesantren, tetapi mereka masih sering datang pada acara-acara tertentu yang
diadakan pesantren. Mereka masih memiliki komitmen hubungan dengan
pesantren, terutama terhadap kyai pesantren.
b. Santri Luar
Menurut Arifin dan Suyoto dalam Imran Arifin bahwa santri luar adalah
santri yang tidak terdaftar secara resmi di pesantren sebagaimana santri mukim
dan santri kalong, tetapi mereka memiliki hubungan batin yang kuat dan dekat
dengan Kyai, sewaktu-waktu mereka mengikuti pengajian-pengajian agama
yang diberikan oleh Kyai, dan memberikan sumbangan parsitipatif yang tinggi
apabila pesantren membutuhkan sesuatu (Imron Arifin, 1993).
HASIL
Berdasarkan hasil penilitian yang dilakukan, pondok pesantren Darul
Qur‟an Al Anwariyah Tulehu, dapat dikategorikan sebagai pondok pesantren
dengan menerapkan sistem pendidikan yang bersifat moderen. Pernyataan ini
bukan tanpa alasan, melainkan dengan menganalisis berbagai konteks Pondok
Pesantren Darul Qur‟an Al Anwariyah Tulehu itu sendiri yang memadukan
sistem pembelajaran pesantren dengan proses pendidikan sekolah formal di
dalamnya, kemudian menggunakan dua bahasa yang diwajibkan dalam aktifitas
sehari-hari di pondok pesantren, yakni bahasa Arab dan bahasa Inggris.
Selain itu santri pada Pondok Pesantren Darul Qur‟an Al Anwariyah Tulehi
meliputi Santri Mukim, Santri Kalong, Santri Alumnus dan Santri Luar. Santri
mukim adalah santri santri yang tempat tinggalnya berjauhan dengan lokasi
pondok pesantren, tetapi ada juga sebagian santri yang tempat tinggal dekat
dengan pondok pesantren memilih untuk menjadi santri mukim. Adapun dalam
kategori santri mukim dimulai santri pada jenjang pendidikan kelas 4 SD sampai
dengan lulus SMP. Santri kalong adalah santri yang tempat tinggal mereka
berada dekat di sekitar pondok pesantren, santri kalong dapat dikategorikan
pada jenjang pendidikan kelas 1 sampai kelas 3 SD. kelas 1 sampai 3 SD
6
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol.5 , No. 1. , Juli 2021
masih dibolehkan untuk pulang ke rumah mereka. Santri alumnus adalah santri
yang telah lulus dalam kegiatan rutin di pondok pesantren. Sebagian para santri
yang telah lulus dalam menempuh pendidikannya memiliki andil besar untuk
kembali mengabdikan dirinya sebagai tenaga pengajar di pondok
pesantrennya. Santri luar adalah santri yang secara resmi tidak terdaftar di
pesantren seperti santri mukim dan santri kalong akan tetapi keberadaan
mereka memiliki hubungan yang baik dengan pondok pesantren. Adapun yang
termasuk santri luar di Pondok Pesantren Darul Qur‟an Al Anwariyah Tulehu
adalah para santri di TPQ Nurul Latif dan juga majelis pemuda (masyarakat
tulehu yang tinggal di sekitar pondok pesantren).
PEMBAHASAN
1. Perkembangan Pondok Pesantren
Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007
Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan pondok pesantren
memiliki kewenangan diantaranya;
a. Pesantren menyelenggarakan pendidikan dengan tujuan menanamkan
keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, akhlak mulia, serta tradisi
pesantren untuk mengembangkan kemampuan, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik untuk menjadi ahli ilmu agama Islam (mutafaqqih
fiddin) dan/atau menjadi muslim yang memiliki keterampilan/keahlian untuk
membangun kehidupan yang Islami di masyarakat.
b. Pesantren menyelenggarakan pendidikan diniyah atau secara terpadu
dengan jenis pendidikan lainnya pada jenjang pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, menengah, dan/atau pendidikan tinggi.
c. Peserta didik dan/atau pendidik di pesantren yang diakui keahliannya di
bidang ilmu agama tetapi tidak memiliki ijazah pendidikan formal dapat
menjadi pendidik mata pelajaran/kuliah pendidikan agama di semua jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan yang memerlukan, setelah menempuh uji
kompetensi sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Sejak berdirinya pondok pesantren Darul Qur‟an Al Anwariyah Tulehu di
tahun 2001, sampai saat ini pondok pesantren Darul Qur‟an Al Anwariyah telah
mengalami perkembangan yang cukup baik melalui presetasi-prestasi yang
7
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol.5 , No. 1. , Juli 2021
8
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol.5 , No. 1. , Juli 2021
9
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol.5 , No. 1. , Juli 2021
10
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol.5 , No. 1. , Juli 2021
11
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol.5 , No. 1. , Juli 2021
12
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol.5 , No. 1. , Juli 2021
yang diberikan oleh kyai, dan memberikan sumbangan parsitipatif yang tinggi
apabila pesantren membutuhkan sesuatu (Imron Arifin, 1993).
Di Pondok Pesantren Darul Qur‟an Al Anwariyah Tulehu, selain adanya
pendidikan pesantren di dalamnya, ada juga Taman Pengajian Al-Qur‟an (TPQ)
Nurul Latif. Para santri di TPQ Nurul Latif tidak terdaftar secara resmi di pondok
pesantren melainkan hanya terdaftar pada TPQ. Adapun para santri di pondok
pesantren juga mengikuti pembelajaran Al-Qur‟an di TPQ juga. Selain itu jadwal
pembelajaran di TPQ nya dilaksanakan setiap hari pada hari Senin sampai
Sabtu pada waktu selesai sholat Ashar kemudian pada hari Minggu pada pagi
hari jam 08.00 WIT. Para santri di TPQ juga mengikuti pengajian-pengajian
agama yang diberikan oleh Tuan Guru atau Ustad.
Selain TPQ ada juga majelis pemuda (masyarakat tulehu yang tinggal di
sekitar pondok pesantren) majelis ini bernama Nada Nan. Majelis ini pertama
didirikan sekitar tahu 1990, pernyataan ini sesuai dengan yang disampaikan;
majelisnya bernama Nada Nan (majelis pemuda). Adanya majelis dari sekitar
tahun 90-an dan masih eksis sampai sekarang (Reza Aristo Briliansyah, ww,
2019).
Dengan demikian dapat dipahami, tinjauan tentang para santri di Pondok
Pesantren Darul Qur‟an Al Anwariyah, berdasarkan analisis yang dilakukan
pada beberapa teori di atas, dapat dikategorikan santri pada Pondok Pesantren
Darul Qur‟an Al Anwariyah Tulehi meliputi Santri Mukim, Santri Kalong, Santri
Alumnus dan Santri Luar.
1) Santri mukim adalah santri santri yang tempat tinggalnya berjauhan
dengan lokasi pondok pesantren, tetapi ada juga sebagian santri yang tempat
tinggal dekat dengan pondok pesantren memilih untuk menjadi santri mukim.
Adapun dalam kategori santri mukim dimulai santri pada jenjang pendidikan
kelas 4 SD sampai dengan lulus SMP. 2) Santri kalong adalah santri yang
tempat tinggal mereka berada dekat di sekitar pondok pesantren, santri kalong
dapat dikategorikan pada jenjang pendidikan kelas 1 sampai kelas 3 SD. kelas
1 sampai 3 SD masih dibolehkan untuk pulang ke rumah mereka. 3) Santri
alumnus adalah santri yang telah lulus dalam kegiatan rutin di pondok
pesantren. Sebagian para santri yang telah lulus dalam menempuh
13
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol.5 , No. 1. , Juli 2021
[1] Arifin, Imron. (1993). Kepemimpinan Kyai Kasus Pondok Pesantren Tebu
Ireng, Malang: Kalimasyahadah Press.
14
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol.5 , No. 1. , Juli 2021
[13] Ustad Reza Aristo Briliansyah. (2019). Wawancara pada tanggal 19 Pkl.
13.00 – 16.00 WIT Pondok Pesantren Darul Qur‟an Al Anwariyah Tulehu.
[14] Wekke, Ismail Suardi. (2017). “Integrasi Pendidikan Islam dan Pembelajaran
Kewirausahaan di Pesantren Minoritas Muslim,” Fenomena, Volume 9
Nomor 1.
15