Semiotik Kepemimpinan One Piece Skripsi
Semiotik Kepemimpinan One Piece Skripsi
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Mohamad Rizkyarrachman
NIM : 11160510000198
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Mohamad Rizkyarrachman
NIM: 11160510000198
Pembimbing
i
ii
iii
ABSTRACT
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi robbil'alamin. Segala puji bagi Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, serta shalawat
dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang
mengantarkan manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang
terang benderang ini. sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul ―Analisis Semiotika Representasi
Kepemimpinan Jepang Dalam Film One Piece Series Arc Wano”.
Adapun pengajuan skripsi ini ditujukan sebagai pemenuhan
beberapa ketentuan kelulusan pada jenjang perkuliahan Strata I di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Meskipun banyak ditemukan kekurangan pada laporan
ini. Akan tetapi penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan
skripsi ini banyak mengalami kesulitan, sehingga rasa putus asa
kerap kali datang dan selalu dirasakan. Namun, berkat bantuan,
motivasi, bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga dari
berbagai pihak, menjadikan penulis semakin bersemangat untuk
menyelesaikan skripsi i ni dan pada akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu dengan segala ketulusan,
perkenankan penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, dengan
bimbingan, arahan, serta semua kebaikan yang telah diberikan
kepada penulis. Oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A,
vi
selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Suprato, M.Ed, Ph.D, sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, sebagai
Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor,
M.Ag, sebagai Wakil Dekan II Bidang Administrasi
Umum, Cecep Castrawijaya, M.A, sebagai Wakil Dekan
III Bidang Kemahasiswaan.
3. Dr. Armawati Arbi, M.Si, selaku Ketua Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam, Dr. Edi Amin, M.A,
selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran
Penyiaran Islam.
4. Nur Hidayat, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan
arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Kiky Rizky, M.Si, selaku Dosen Penasihat Akademik
penulis yang telah bersedia membimbing dan menuntun
penulis dalam proses perkuliahan dari awal hingga akhir.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Terimakasih telah mengajarkan dan
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada seluruh
mahasiswa khususnya penulis.
7. Seluruh karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, staff Tata Usaha yang telah mengarahkan
terkait administrasi dan regulasi perkuliahan serta seluruh
pengelola Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
vii
Jakarta. Terimakasih atas pelayanannya selama penulis
kuliah dan sampai menyelesaikan Skripsi ini.
8. Kedua orang tua tercinta, ayah dan mamah yang tanpa
lelah memberikan dukungan dan doa, semangat yang tak
kenal lelah mendoakan anaknya menggapai gelar sarjana,
dan materi yang telah begitu banyak mereka berikan, dan
memotivasi penulis agar senantiasa semangat dalam
mencari ilmu dan menyelesaikan skripsi ini. demi
menyelesaikan skripsi ini dan terimakasih kepada seluruh
keluarga saya, ibu Nur, encang-encing, sepupu, adik-adik
saya Mahiera dan Maysa yang memberikan semangat dan
doa tanpa henti kepada penulis
9. Teman-teman KPI 2016, khususnya sahabat seperjuangan
KPI D dan teman-teman COOS yang selalu berusaha
mempererat tali pertemanan dan memberikan semangat,
informasi juga dukungan kepada penulis dari semester 1
sampai saat ini. Serta terimakasih terhadap semua teman-
teman yang telah mengingatkan penulis agar segera
menyelesaikan studi.
10. Eiichiro Oda selaku pecipta cerita One Piece. Terimakasih
telah membangun dan menciptakan suatu maha karya
yang luar biasa yang selama ini menjadi inspirasi dan
motivasi bagi penulis.
11. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan
yang telah diberikan.
viii
Demikian pengantar ini penulis sampaikan.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada
para pembaca khususnya mahasiswa program studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Saya juga meminta maaf apabila ada kesalahan
dalam penulisan kata atau kalimat pada skripsi ini.
Jakarta, 2020
Mohamad Rizkyarrachman
NIM 11160510000198
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................. v
A. Semiotika ............................................................................................. 25
B. Film ..................................................................................................... 35
C. Representasi ......................................................................................... 53
x
D. Kepemimpinan ..................................................................................... 58
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Kajian Terdahulu........................................................ 13
Tabel 1.2. Semiotika Menurut Charles Sander Peirce ................ 22
Tabel 2.1. Klarifikasi Tanda........................................................ 32
Tabel 4.1. Scene 1 ...................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.2. Scene 2 ...................................................................... 98
Tabel 4.3. Scene 3 .................................................................... 101
Tabel 4.4. Scene 4 .................................................................... 106
Tabel 4.5. Scene 5 .................................................................... 112
Tabel 4.6. Scene 6 .................................................................... 116
Tabel 5.1. Tabel Temuan Penelitian ......................................... 116
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Semiotika Peirce ..................................................... 31
Gambar 2.2. Representasi Dikaitkan Dengan Makna ................. 55
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran Menurut Peneliti ................... 64
Gambar 3.1. Poster Anime Film One Piece ................................ 65
Gambar 3.2. Eiichiro Oda ........................................................... 67
Gambar 3.3. Toei Animation Co. ................................................ 70
Gambar 3.4. One Piece Arc Wano .............................................. 72
Gambar 3.5. Monkey D. Luffy.................................................... 76
Gambar 3.6. Roronoa Zoro ......................................................... 77
Gambar 3.7. Vinsmoke Sanji ...................................................... 79
Gambar 3.8. Nami ....................................................................... 80
Gambar 3.9. Usopp ..................................................................... 81
Gambar 3.10. Tony Tony Chopper ............................................. 82
Gambar 3.11. Nico Robin ........................................................... 84
Gambar 3.12. Franky................................................................... 85
Gambar 3.13. Brook .................................................................... 87
Gambar 3.13. Kozuki Oden ........................................................ 88
Gambar 3.14. Kozuki Momonosuke ........................................... 89
Gambar 3.15. Kinemon ............................................................... 90
Gambar 3.16. Kurozumi Orochi.................................................. 91
Gambar 3.17. Kaido .................................................................... 92
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
Elvinaro Erdianto, Komala Lukiati, dan Karlinah Siti, Komunikasi
Massa (Suatu Pengantar edisi revisi). Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2007) h. 3
1
2
3
Agus Irianto. Studi Analisis Isi Tentang Adegan Kekerasan Dalam
Serial Televisi Animasi Jepang Naruto Shippunden Yang Ditayangkan Di
Global TV Periode Bulan November 2010, Jurnal Kekerasan Dalam Serial
Televisi. Vol.5 , No.2, 70-30.
4
Setiawan Adiwijaya, Serial Manga One Piece Raih Guinness World
Record, https://m.tempo.co/read/news/2015/06/17/118675768/serial-manga-
one-piece-raih-guinnesworldrecord diakses pada 19 Februari 2020 pukul 17:52
4
WIB.
5
7
Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, (Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 1993), h. 27
9
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang
hendak dicapai oleh peneliti adalah :
a. Mengetahui bagaimana analisis semiotika
representasi dari kepemimpinan Jepang dalam film
One Piece Series Arc Wano
b. Mengetahui bagaimana representasi kepemimpinan
Jepang dalam film One Piece Series Arc Wano dilihat
dari hasil analisis Representamen, Object dan
Interpretant teori Charles Sanders Peirce?
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan
manfaat baik dalam ranah akademis maupun praktis sebagai
berikut :
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan berguna sebagai
referensi bagi perkembangan ilmu komunikasi,
12
Penulis
Judul
No. dan Persamaan Perbedaan
Skripsi
Tahun
Representasi
Kepemimpinan
Jepang Dalam
Film One Piece
Series Arc Wano
sedangkan Dedi
Arifin
menganalisis
Nilai-Nilai Etika
Berperang Dalam
Film One Piece.
G. Metode Penelitian
9
Dedy Mulyana, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2009), h. 145
16
10
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 1997), h. 30
11
Elvaniaro Ardianto & Bambang O-Anees, Filsafat Ilmu
Komunikasi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009), h. 151
12
Stephen W. Little John, Theories of Humman Communication,
(Wadsworth:Belmon, 2002), h. 163
17
13
Anselm Strauss & Juliet Corbin, Basic of Quaalitative Research :
Grounded Theory Procedures and Technigues (Surabaya: Bina Ilmu, 1997), h.
1.
14
M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Penelitian
Kualitatif, (Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2016), cet. 3, h. 13
18
15
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung:Alfabeta.
2010), h. 21
16
Suharsini Arikunto, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006), h. 129.
17
Tatang M.Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: Raja
Grafika Persada,1995), h. 92-93.
19
ada dalam serial One Piece Arc Wano baik berupa bahasa
verbal yang berupa tulisan maupun bahasa nonverbal yang
berupa gambar atau visual.
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan sekitarnya untuk membantu
referensi dalam mengumpulkan data penclitian. Untuk waktu
penelitian dimulai sejak disetujuinya proposal penclitian ini
oleh pihak jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam proses penelitian merupakan hal yang
bersifat substantif. Oleh karenanya penting bagi peneliti
untuk mengumpulkan data yang menunjang penelitian ini.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini, menggunakan
observasi dan dokumentasi.18
a. Observasi
b. Dokumentasi
c. Studi Pustaka
21
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta.
2010) h. 291
22
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta.
2010), h. 243-252
22
Arc Wano.
Tahap kedua, penyajian data dilakukan dengan uraian
singkat mengenai temuan data-data film berupa sinopsis,
banyaknya adegan, durasi, serta menggunakan tabel untuk
menampilkan potongan gambar dari film yang telah dipilih.
Penyajian data juga dilakukan dengan bentuk teks naratif
mengenai tanda ikon, indeks dan simbol yang muncul. Hal
ini dilakukan agar penulis maupun pembaca dapat
memahami hasil penelitian dengan baik.
Ditandai
Jenis Data Contoh Proses Kerja
Dengan
-Persamaan
Gambar, foto,
Ikon (Kesamaan) - Dilihat
patung
- Kemiripan
-Hubungan - Asap------api
-
Indeks sebab akibat -Gejala------
Diperkirakan
-Keterkaitan penyakit
- Konvensi atau
- Kata-kata
Simbol -Kepekatan - Di Pelajari
- Isyarat
sosisal
23
Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi (Aplikasi
Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta : Penberbit Mitra
Wacana Media, 2013), h. 19
23
H. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN TEORISTIS
Merupakan bab yang akan membahas tinjauan teori yang
akan digunakan sebagai pisau analisa dalam penelitian ini.
Didalamnya meliputi tentang semiotika, representasi dan ruang
lingkup film.
BAB III : GAMBARAN UMUM
Di dalam bab ini akan membahas tentang gambaran
umum film animasi One Piece Arc Wano, biografi kreator,
24
1. Pengertian Semiotika
Semiotika secara etimologis berasal dari kata Yunani
yakni "Semion" yang berarti "tanda". Tanda telah didefinisikan
sebagai sesuatu atas dasar transformansi sosial yang terbangun
sebelumnya, bisa mewakilkan sesuatu yang lain. Dan secara
terminologis, semiotika dapat artikan sebagai ilmu yang
membahas secara luas objek-objek, peristiwa, dan seluruh
kebudayaan sebagai tanda.1
Semiotika merupakan sebuah ilmu yang mempelajari
tanda (sign), fungsi tanda, dan produksi makna. Tanda
merupakan sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang
lain. Dalam pandangan Zoest, segala sesuatu yang diamati atau
dibuat teramati dapat disebut tanda. Karena itu tanda tidaklah
terbatas pada benda. Adanya peristiwa atau tidak adanya
peristiwa struktur yang ditemukan dalam sesuatu, suatu
kebiasaan, semua itu dapat disebut tanda. Sebuah bendera,
suatu keheningan, kelengahan, suatu kebiasaan makan, sebuah
gejala, suatu gerak syaraf, kesabaran, peristiwa memerahnya
wajah, suatu kesukaan tertentu, letak bintang tertentu, suatu
sikap, setangkai bunga, rambut uban, sikap diam membisu,
gagap, kekhawatiran, berbicara cepat, sebuah isyarat tangan,
1
Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Analisis Untuk Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2004), h.
95
25
26
2
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta:
Jalasutra, 2013), h.12.
27
3
Benny H. Hoed, Semiotik & Dinamika Sosial Budaya, (Depok:
Komunitas Bambu, 2014), h.15
4
John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2012), h. 78
5
Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2011), h. 346.
28
6
Yasraf Amir Piliang, Serba-Serbi Semiotika, (Jakarta: Gramedia,
1992), h. 96
7
Kris Budiman, Semiotika Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h.3
8
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visua,l (Yogyakarta:
Jalasutra, 2013), h. 12
9
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta:
Jalasutra, 2013), h. 1
10
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 2
30
Interpretant Object
15
Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem
Ikonisitas, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h.18
32
16
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2004),
h. 41-42.
33
17
Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 42-43.
34
1. Pengertian Film
Film adalah media komunikasi yang bersifat
audiovisual untuk menyampaikan suatu pesan kepada
sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu.18
Pesan film dalam komunikasi massa dapat berbentuk apa saja
tergantung misi dari film tersebut. Namun, pcsan dalam film
dapat mencakup berbagai pesan, baik pendidikan, hiburan, dan
informasi. Pcsan yang disampaikan dalam film adalah suatu
mekanisme lambang-lambang yang ada pada pikiran manusia
bcrupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan dan scbagainya.
Menurut Arifin, film adalah media publik yang bersifat
audiovisual, memiliki kekuatan yang besar dalam
mempengaruhi publik atau khalayak. Gambar hidup yang
disajikan oleh film memiliki kecenderungan yang unik dalam
18
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung:
Alumni, 1986), h. 134
36
19
Anwar Arifin, Sistem Komunikasi Indonesia, Cet 1 (Bandung:
Sembiosa Rekatama Media, 2011), h. 160
20
Nawiroh Vera, Semiotika Dalam Riset Komunikasi, (Bogor:
Penerbit Ghia Indonesia, 2015), cet ke-2, h. 91
21
Vera, Semiotika Dalam Riset Komunikasi, h.91
37
24
Misbach Yusa Biran, Sejarah Film 1900-1950-Bikin Film di Jawa,
(Jakarta: Komunitas Bambu, 2009), h. xv.
25
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya: 2013), h. 126
39
3. Jenis-Jenis Film
Pada dasarnya film dikelompokkan berdasarkan
jenisnya, untuk memberikan pehaman dalam klasifikasi film.
Secara umum film dikelompokkan sebagai berikut:
a. Film Dokumenter
Fillm dokumenter merupakan karya ciptaan
mengenai kenyataan (creative treatment of actuality), dan
jenis film ini adalah hasil interpretasi pembuatnya
mengenai kenyataan tersebut. 26 Tujuan film ini adalah
memberikan fakta dan gambaran sebenarnya akan sebuah
peristiwa atau kenyataan dalam masyarakat.27
b. Film Fiksi (Story Film)
Film fiksi atau film cerita adalah bentuk film yang
mengangkat cerita fiksi atau cerita berdasarkan kisah
nyata yang kemudian dimodifikasi oleh pembuatnya agar
lebih menarik. Oleh karenanya, film jenis ini terikat pada
plot dan memiliki konsen adegan yang sudah dirancang
sejak awal. Struktur cerita dalam film ini pun
mengandung hukum kausalitas dan harus terdapat
karakter protagonist, antagonis, masalah serta konflik.28
c. Film Berita (Newsreel)
Film berita adalah film mengenai fakta, peristiwa
yang benar-benar terjadi. Karena bersifat berita, maka
26
Ardianto Elvinaro, Komunikasi Massa, Suatu Penganiar,
(Bandung: Simbiosa Rekatama, 2009), h. 148
27
Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta:
Ciputat Pers, 2002), h. 100
28
Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian
Pustaka, 2008), h. 6
40
29
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung:
Alumni, 1986), h. 213
41
30
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung:
Alumni, 1986), h. 216
31
Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian
Pustaka, 2008), h. 7-8
42
32
Ranang, Anime Kartun: Analog sampai digital, (Jakarta: PT Bina
Aksara, 2010), h. 214
43
ٓ َّ َ َ ْ َ ُ ُْ َ َ ٰ ْ َٓ ُ
ق ْل ٰيا ْه َل ال ِكخ ِب َل حغل ْىا ِف ْي ِد ْي ِىك ْم غ ْي َر ال َح ِ ّق َوَل جد ِب ُع ْىا
ۤ ُّ َ َّ ْ َ ْ ُّ َ َ َ ُ ْ َ ْ ْ ُّ َ ْ َ ْ َ َ ۤ َ ْ َ
ضل ْىا َع ْن َش َىا ِء اهىاء قى ٍم قد ضلىا ِمن قبل واضلىا ك ِثيرا و
ً ِ الص ِب ْي
ل َّ
Artinya:
“Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab!
Janganlah kamu berlebih-lebihan dengan cara yang tidak
benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti
keinginan orang-orang yang telah tersesat dahulu dan
(telah) menyesatkan banyak (manusia), dan mereka
sendiri tersesat dari jalan yang lurus.” (Q.S. Al-Maidah:
77)
Ayat tersebut menjelaskan seseorang berlebih-lebihan
atau melampaui batas dan mengikuti hawa nafsu seperti orang-
orang sebelumnya dan mereka telah menyesatkan banyak
orang maka mereka tersesat dari jalan lurus. Anime apabila
dikonsumsi secara berlebihan atau dengan intensitas tinggi
serta melibatkan hawa nafsu makan memungkinkan akan
berdampak pada penontonya. Dampak tersebut menyebabkan
perubahan pada kognitif dan behavior.
Seperti tertera dalam Al-Our'an Surah Ar Ra‘d ayat 11:
ّٰ َ َ ُ َ َْ ْۢ ّ َ
ۗ ل ٗه ُم َع ِق ٰب ٌذ ِّم ْن َب ْي ِن َي َد ْي ِه َو ِم ْن خل ِف ٖه َي ْحفظ ْىه ٗه ِم ْن ا ْم ِس الل ِه
َ ّٰ َ َٓ ۗ ُ َْ َ َ َ َ ّٰ
ِا َّن الل َه َل ُيغ ِّي ُر َما ِبق ْى ٍم َح ّٰتى ُيغ ِّي ُر ْوا َما ِباهف ِص ِه ْم َوِاذا ا َز َاد الل ُه ِبق ْى ٍ ًم
َ َ ََ ۤ
ً ٍ ُش ْىءا فَل َم َس َّد ل ٗه َِۚو َما ل ُه ْم ِّم ْن ُد ْو ِه ٖه ِم ْن َّو
ال
46
Artinya:
“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu
menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya.
Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum
mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan
apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu
kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak
ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (Q.S. Ra‘d: 11)
Perubahan pada diri manusia dimulai dari perubahan
cara pandang atau perubahan pola pikirnya. Manusia tak
mengubah hidupnya, bilamana ia tak mampu mengubah pola
pikirnya. Karena itu, setiap individu harus mengubah
pikirannya agar dapat mengubah hidupnya. Selanjutnya
perubahan paradigma harus juga disertai dengan sebuah
perubahan dalam penguasaan ilmu dan keterampilan.
Perubahan tersebut memerlukan pembelajaran dan pembiasaan
yang perlu terus diasah. Oleh karena itu, setiap individu harus
mampu berpikir terbuka untuk menelaah informasi-informasi
baru yang diterima guna memperbaiki kualitas diri.35
Dalam hal ini, anime jika dikonsumsi berlebihan
dengan intensitas tinggi maka akan menjadi salah satu media
yang akan mempengaruhi pola pikir seseorang dengan
mengembangkan daya khayalan dan imajinasi. Sehingga
anime menjadi sarana media hiburan untuk memperoleh
35
Chusnawati, Analisis Makna Perubahan Diri Pada Pembaca
Manga,Skripsi, (Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang, 2014) h. 98
47
36
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2003), h. 188
37
Ardianto Elvinaro, Komunikasi Massa, Suatu Penganiar,
(Bandung: Simbiosa Rekatama,2009), h. 148
48
38
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung:
Alumni, 1986) h. 192
49
39
Asep S. Muhtadi & Sri Handyani, Dakwah Kontemporer: Pola
Alternatif Dakwah Melalui TV, (Bandung: Pusdai Press, 2000), h. 95
50
40
Syekh M. Yusuf Qardhawi, Hal Haram Dalam Islam (alih bahasa
H. Mu’ammad Hamidy), (Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1992), h. 297
51
semua film itu halal dan layak untuk dibuat. Bahkan trend
yang kita rasakan, jauh lebih banyak film yang tidak layak
untuk dibuat dan ditonton, ketimbang yang layak. Semua itu
karena seni pembuatan film masih didominasi insan
perfileman yang tidak terbina keIslamannya dengan kadar
yang cukup. Banyak dari mereka yang beragama hedonisme,
menghalalkan kenikmatan duniawi tanpa batas norma agama.
Itu adalah realitas, meski kita juga tidak bisa sekali menilai
halal dan haramnya sebuah film.41
7. Film Sebagai Media Dakwah
Media dakwah merupakan salah satu komponen
dakwah, sekalipun media dakwah bukan penentu utama bagi
kegiatan dakwah, akan tetapi media ikut memberikan andil
yang besar untuk kesuksesan dakwah. Pesan dakwah yang
penting dan perlu selera diketahui semua lapisan masyarakat,
mutlak memerlukan media radio, koran, majalah maupun
film. Berdakwah memang sudah merata pada semua kalangan.
Termasuk di kalangan para sineas dan seniman muslim, yang
berniat memanfaatkan media film untuk berdakwah. Film
diharapkan tidak hanya sebagai tontonan tetapi sekaligus
sebagai tuntutan. Dakwah juga ada batasan syar‘i yang
mengendalikan proses pembuatan film yang mendorong
kreatifitas para senies muslim.42
Sebagaimana kita ketahui unsur-unsur dakwah
41
Ahamd Sarwat, Seri Fiqih Kehidupan : Seni Olahraga Hiburan,
(Jakarta: DU Publishing, 2011), h. 132
42
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung:
Remaja Rosda Karya,1995), h. 22
52
1. Pengertian Representasi
Representasi berasal dari bahasa Inggris,
representation, yang berarti perwakilan, gambaran atau
penggambaran. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Kata representasi, diartikan sebagai perbuatan yang
mewakili, keadaan yang diwakili, apa yang mewakili,
perwakilan.44
Manusia tak akan bisa lepas dengan komunikasi dalam
kesehariannya. Maka, bukan tak mungkin didalamnya terdapat
representasi. Terlebih jika kegiatan komunikasi tersebut
berkenaan dengan mencari makna dari pembacaan tanda-
tanda. Kita menggunakan representasi untuk memahami tanda
tersebut, memproduksinya dan kemudian menyampaikannya
ke otak kita. Hasil dari representasi tersebut nantinya kita
43
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Amzah, 2009), h.
121
44
KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), [Online] Available
at: http://kbbi.web.id/pusat, (Diakses 20 Juli 2020)
54
46
Graeme Burton, Yang Tersembunyi Di Balik Media (Pengantar
Kepada Kajian Media), (Yogyakarta : Jalasutra, 2008) h. 133
56
perilaku yang ada pada subjek yang kita teliti. Selain itu,
makna terbentuk juga dipengaruhi oleh mitos-mitos dan
kekuasaan yang berlaku. Selain itu ideologi merupakan sistem-
sistem representasi. Tindakan representasi menjadi
perwujudan hubungan-hubungan kekuasaan dalam
masyarakat. Karena itu, representasi menjadi ungkapan
ideologi dan ungkapan wacana dan hal tersebut terutama
menyangkut kekuasaan. Representasi, terutama yang ada pada
media visual seperti film dan TV, representasi dikonstruksi
dari sudut pandang tertentu.
2. Representasi Stuart Hall
Teori Representasi (Theory of Representation) yang
dikemukakan oleh Stuart Hall menjadi teori utama yang
melandasi penelitian ini. Pemahaman utama dari teori
representasi adalah penggunaan bahasa (language) untuk
menyampaikan sesuatu yang berarti (meaningful) kepada
orang lain. Representasi adalah bagian terpenting dari proses
dimana arti (meaning) diproduksi dan dipertukarkan antara
anggota kelompok dalam sebuah kebudayaan (culture).
Representasi adalah mengartikan konsep (concept) yang ada di
pikiran kita dengan menggunakan bahasa. Stuart Hall secara
tegas mengartikan representasi sebagai proses produksi arti
dengan menggunakan bahasa.47
Menurut Stuart Hall , representasi adalah salah satu
praktek penting yang memproduksi kebudayaan. Kebudayaan
47
Stuart Hall. “The Work of Representation.” Representation:
Cultural Representalion and Signifying Practices. Ed. Stuart Hl. (London:
Sage Publication, 2003), h. 13.
57
48
Nuraini Juliastuti, Representasi, Newsletter KUNCI No. 4, Maret
2000. Dalam (http://kunci.or.id/esai/nws/04/representasi.htm) Diakses pada 19
februari 2020 pukul 18.40 WIB
49
The Messenger, Kajian Media Massa: Representasi Girl Power
Wanita Modern Dalam Media Online, Gita Aprinta, Vol. II No.2 Junal Kajian
Media Massa, Universitas Pendidikan Indonesia, Edisi Januari 2011
58
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan proses hubungan antara
pemimpin dan pengikut yang saling mempengaruhi serta
menginginkan perubahan dan kemajuan yang mencerminkan
tujuan bersamanya (Joseph C. Rost, 1993).
Sedangkan kepemimpinan sendiri menurut Bernadine R
Wirjana dan Susilo Supardo adalah suatu proses yang
kompleks dimana seseorang mempengaruhi orang lain untuk
mencapai suatu tujuan, tugas, atau sasaran dan mengarahkan
anggota dengan cara berbagai yang membuatnya lebih
50
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi
Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2013), Edisi Kedua, h. 148.
59
51
Bernadine R Wirjana dan Susilo Supardo, Kepemimpinan : Dasar-
dasar dan Pengembangannya, (Jakarta : Andi Offset, 2006), h.3
52
Fridiyana Yudiatmaja, ―Kepemimpinan : Konsep, Teori, dan
Karakternya‖, Jurnal Undiksha Vol. 12 No. 2, 2013, h. 31.
60
53
Ali As‐Salus, Imamh dan Khilafah dalam Tinjauan Syar’i, (Gema
Insani Press, Jakarta. 1997 ) h.16
61
54
Sarbini MA, Konsep Kepemimpinan Dalam Perspektif Islam,
Jurnal TAPIs Vol.9 No.2 Juli-Desember 2013
62
55
Veithzal Rivai, Kiat Memimpin Abad ke-21, (Jakarta: Raja
Grafindo. 2004), h.16.
63
56
Muhadi Zainuddin dan Abd. Mustaqim, Studi Kepemimpinan
Islam. Telaah Normatif dan Historis, (Semarang: Putra Mediatama press.
2005), h.28-29
64
Teori Representasi
(Stuart Hall)
Analisis Semiotika
(Charles Sanders Peirce)
65
66
1
“One Piece” diakses pada 1 Agustus 2020 dari
https://en.wikipedia.org/wiki/One_Piece
2
Setiawan Adiwijaya, Serial Manga One Piece Raih Guinness World
Record, https://m.tempo.co/read/news/2015/06/17/118675768/serial-manga-
one-piece-raih-guinnesworldrecord diakses pada 2 Agustus 2020 WIB.
67
3
Eiichiro Oda, SBS One Piece Manga, Vol. 55, (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2009) h. 106
68
4
―Eiichiro Oda‖ diakses pada 1 Agustus 2020 dari
https://onepiece.fandom.com/id/wiki/Eiichiro_Oda
69
5
“One Piece (TV Series)” diakses pada 1 Agustus 2020 dari
https://en.wikipedia.org/wiki/One_Piece_(TV_series)
72
6
One Piece Manga dan Anime - Vol. 91 Chapter 914 (h. 8-10) dan
73
dikenal sebagai Negeri Emas Bajak lau Topi jerami dan klan
Kozuki berencana untuk menumbangakn pemimpin jahat yang
menguasai negri wano yaitu Kurozumi Orochi yang bersekutu
dengan bajak laut Kaido. Sistem pemerintahan negara itu rusak
karena Orochi, yang para pejabatnya menindas dan dengan kasar
mengendalikan warganya. Aturan mereka diperkuat dengan
kesetiaan mereka kepada Kaisar Kaido, yang mendukung mereka
dengan kekuatan militer Bajak Laut Beasts, sehingga hampir
tidak mungkin bagi warga untuk menentang Orochi. Sebagian
besar negara telah didubah menjadi gurun karena kekejaman
Orochi, dengan hanya wilayah pribadinya, Ibu Kota Bunga , yang
tetap makmur.
Orochi menggunakan propaganda manipulatif untuk
mencuci otak warga kaya di Ibukota Bunga untuk lebih
memperkuat aturan dan kebijakannya, mengidolakan dirinya
sendiri sebagai pahlawan hebat sambil menjelek-jelekkan
Keluarga Kozuki, terutama Oden , membuat opini publik bahwa
keluarga Kozuki berusaha untuk membawa Wano ke kehancuran
dengan melanggar kebijakan isolasi dan membuka perbatasan
Wano ke dunia luar. 7
Pemerintah negara itu telah menciptakan sistem kasta
yang menghargai kekayaan di atas segalanya. Warga Ibukota
Bunga harus memiliki uang atau mereka akan menghadapi
pengasingan. Wilayah negara itu terbukti mengandung dua jenis
kota. Ada kota-kota di mana para pejabat tinggi tinggal, dan para
Episode 900.
7
One Piece Manga dan Anime - Vol. 91 Chapter 919 (h. 8-10) dan
Episode 909.
74
8
One Piece Manga dan Anime - Vol. 91 Chapter 914 (h. 4-9) dan
Episode 900.
9
One Piece Manga dan Anime - Vol. 91 Chapter 917 (h. 8) dan
Episode 905.
75
10
“One Piece Stampede Kritik: Der Stärkste Der Welt” diakses pada
29 agustus 2020 dari https://www.beyondpixels.at/one-piece-arc-wano-kritik-
der-staerkste-der-welt/
76
11
“Monkey Luffy D.” diakses pada 10 Agustus 2020 dari
https://myanimelist.net/character/40/Luffy_Monkey_D?q=luffy
77
2. Roronoa Zoro
Gambar 3.6 Roronoa Zoro
Umur : 19; 21
Tanggal Lahir : 11 November, Scorpio
Tinggi : 178 cm ;181 cm (setelah timeskip)
Afiliasi : Bajak Laut Topi Jerami
Posisi : Pendekar Pedang/Wakil Kapten
Buah Iblis : Tidak Ada
Bounty : 320.000.000 (sebelumnya:
60.000.000 dan 120.000.000).12
Zoro adalah anggota kru pertama yang direkrut
oleh Luffy. Zoro adalah pendekar pedang terampil yang
bertarung dengan gaya pedang uniknya sendiri yang dikenal
sebagai santoryu (gaya bertarung tiga katana). Itu dilakukan
dengan menggunakan satu katana di masing-masing tangan
dan satu lagi di mulutnya. Dia juga terlihat bertarung hanya
dengan satu atau dua pedang. Dalam perkelahian yang
serius dia mengikat bandana, biasanya diikat di lengan, di
kepalanya.
3. Vinsmoke Sanji
12
“Zoro Roronoa” diakses pada 10 Agustus 2020 dari
https://myanimelist.net/character/62/Zoro_Roronoa?q=zoro
79
13
“Sanji” diakses pada 10 Agustus 2020 dari
https://myanimelist.net/character/305/Sanji
80
Umur : 18; 20
Tanggal Lahir : 3 Juli, Cancer
Tinggi : 169 cm (5 '6½ ")
Ukuran : 95-55-85
Afiliasi : Bajak Laut Topi Jerami
Posisi : Navigator
Buah iblis : tidak ada
Bounty : 66.000.000 (sebelumnya:
16.000.000)14
Dia adalah anggota ketiga Bajak Laut Topi Jerami.
14
“Nami” diakses pada 10 Agustus 2020 dari
https://myanimelist.net/character/723/Nami?q=nami
81
Nama : Usopp
Umur : 17, 19
Tanggal Lahir : 1 April, Aries
Tinggi : 174 cm;175 cm(Setelah Timeskip)
Afiliasi : Bajak Laut Topi Jerami
Posisi : Penembak Jitu
Buah Iblis : tidak ada
Bounty : 200.000.000 (sebelumnya:
30.000.000).15
Usopp adalah seorang penembak jitu di Bajak Laut
15
“Usopp” diakses pada 10 Agustus 2020 dari
https://myanimelist.net/search/all?q=Ussop
82
16
“Chopper Tony Tony” diakses pada 10 Agustus 2020 dari
https://myanimelist.net/character/309/Chopper_Tony_Tony?q=Chopp
84
7. Nico Robin
Gambar 3.11. Nico Robin
17
“Robin Nico” diakses pada 10 Agustus 2020 dari
https://myanimelist.net/character/61/Robin_Nico?q=Nico%20rob
85
Nama : Franky
Umur : 34; 36
86
18
“Franky” diakses pada 10 Agustus 2020 dari
https://myanimelist.net/character/64/Franky?q=frank
87
9. Brook
Gambar 3.13. Brook
Nama : Brook
Umur : 88; 90
Tanggal lahir : 3 April; Aries
Tinggi : 266cm
Afiliasi : Bajak Laut Topi Jerami
Posisi : Musisi, Pendekar Pedang
Buah Iblis : Yomi Yomi no Mi (Buah Bangkit)
Jenis : Paramecia
Bounty : 83.000.000 (sebelumnya:
33.000.000).19
Brook adalah seorang musisi dan pengguna pedang di
Bajak Laut Topi Jerami, ia juga dijuluki sebagai "Soul King‖
sebelumnya Brook adalah bajak laut yang mendiami wilayah
Segitiga Florian di Grand Line. Brook memakan buah iblis
Yomi Yomi no Mi (Buah Bangkit) yang menyebabkan ia
19
“Brook” diakses pada 10 Agustus 2020 dari
https://myanimelist.net/character/5627/Brook
88
paling tepercaya.20
Oden yang bertujuan untuk membuka perbatasan
Wano dengan dunia luar akhirnya menggantikan ayahnya
sebagai Shogun. Namun, ia mendapat tentangan dari
perampas kekuasaannya yakni Kurozumi Orochi dan
bajak laut Kaido, yang mengeksekusinya 20 tahun lalu
sebelum saat ini.21
11. Kozuki Momonosuke
Gambar 3.14. Kozuki Momonosuke
20
One Piece Manga dan Anime, Vol. 82, Chapter 817, (h. 6-10), eps.
768
21
One Piece Manga dan Anime, Vol. 82, Chapter 818, (h. 12-17), eps.
770
22
One Piece Manga dan Anime, Vol. 91, Chapter 919, (h. 5-8), eps.
90
12. Kinemon
Gambar 3.15. Kinemon
909
23
One Piece Manga dan Anime, Vol. 70, Chapter 696, (h. 7), eps. 622
91
24
One Piece Manga dan Anime, Vol. 92, Chapter 929, (h.15), eps.
921
92
14. Kaido
Gambar 3.17. Kaido
25
One Piece Manga dan Anime - Vol. 70, Chapter 697, (h. 2), eps.
623
93
26
One Piece Manga - Vol. 91 Chapter 920, h.17
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Temuan Data Penelitian Dan Analisis Semiotika Film One
Piece Arc Wano
94
95
Visual
96
Audio/ Yasuie:
Dialog ―Mau sampai kapan kau tinggal disini?, kau
itu putra sang Shogun!‖
Oden:
―Aku diusir dari kastel, entah aku masih
dianggap anak atau tidak.‖
―Semua orang bilang begini, lo‖
―Yang menjadi penerus Kozuki Sukiyaki
bukanlah Oden!‖
―Yang akan menjadi Shogun adalah Yasuie‖
Yasuie:
―Jangan kau anggap serius kabar burung
sperti itu!‖
―Kau adalah penerus sebenarnya Klan
Kozuki!"
Type Of Long Shoot
Shoot Close-up
a. Representamen
1. Qualism: Kualitas yang di tunjukan pada tanda ini
bersifat serius dan tegas, yang ditunjukan melalui
ekspresi serius Yasuie.
2. Sinsign: Eksistensi yang ditunjukan pada scene ini
adalah pada gambar Yasuie yang sedang memarahi
Oden karena menyebut Yasuie yang akan menjadi
penerus Shogun. Karena menurut Yasuie, Oden lah
97
Visual
Audio/ Kinemon:
99
b. Object
1. Ikon: Terlihat pada gambar cuplikan para kru Topi
Jerama, Law dan Akazaya Nine sedang berkumpul
ditempat rahasia suku Mink.
2. Indeks: Keadaan yang ditampilkan adalah dimana
aliansi Bajak Laut, Samurai dan suku Mink sedang
berkumpul untuk membicarakan rencana
pembebasan Negeri Wano dari Shogun Orochi yang
jahat dan dapat membuka Negeri Wano yang selama
ini menjadi negeri tertutup agar dapat berhubungan
langsung dengan negeri lain.
3. Simbol: Wano negeri yang tertutup.
c. Interpretant
Pada gambar dan dialog yang terdapat pada scene
ini merepresentasikan bahwa aliansi Bajak Laut, Samurai
dan suku Mink sedang membangun rencana untuk
mengalahkan pemimpin yang Zalim yakni Shogun Orochi
dan Kaido lalu membuka Negeri Wano yang selama ini
menjadi negeri tertutup agar dapat berhubungan langsung
dengan negeri lain dan menjadi negeri yang makmur.
Visual
102
Audio/ Tsuru:
Dialog ―Lahan pertanian yang membentang sampai
bawah gunung, dibuat oleh kepala keluarga
103
Visual
107
108
Audio/ Jibuemon:
Dialog ―Tuan Kozuki Momonosuke‖
―(Sekumpulan samurai menagis)‖
Kinemon:
―Siapa kau? Apa kau bawahan Kurozumi
Orochi.‖
―(Menurunkan pedang dan tidak percaya
sekumpulan samurai bersujud menundukan
badan)‖
―Tidak mungkin
Jibuemon:
―Anda Tuan Kozuki Momonosuke, kan?‖
―Anda terlihat sama seperti dua puluh tahun
lalu, kata-kata terakhir Nyonya Toki memang
benar!‖
― Saya adalah mantan pelayan dari Kibi,
Jibuemon!‖
―Selama dua puluh tahun saya selalu
memantikan anda.‖
―Saya percaya ucapan ibu anda, yaitu Nyonya
Toki dan menantikan hari ini!‖
Momonusuke:
―Kata-kata terakhir ibuku? Beritahu aku.‖
Jibuemon:
―Kata-kata terakhir Nyonya toki,
mengeisyaratkan akan ada pembalasan Klan
109
mungkin.‖
―Bisakah kau mengumpulkan orang-orang
yang memiliki tekad di Negeri Wano?‖
―Tapi, kau harus mengumpulkan tanpa
sepengetahuan orang lain.‖
Jibuemon:
―Baik, kami akan berusaha sekeras mungkin!
Visual
113
Audio/ Tonoyasu:
Dialog ―Haii, aku sudah pulang.‖
Zoro:
―Sisa-sisa dari ibukota bunga seperti kota
Okobore, ya.‖
Tonoyasu:
Masyarakat Kota Ebisu:
―Tuan Yasu!‖
―Kau sudah pulang ya, tuan Tonoyasu!‖
―Tuan Yasu, meski kau pulang kami tidak
punya makanan, lo!‖
―(Masyarakat kota Ebisu kelaparan sambil
tertawa)‖
―Lapar sekali‖
―Aku bisa mati, nii‖
―(Seluruh masyarakat Ebisu tertawa)‖
Zoro:
―Apa-apaan keceriaan mereka ini?‖
Tonoyasu:
―Tuan, matamu jeli juga.‖
―Mereka semua ceria, kan?‖
114
Zoro‖
―Sedikit berbeda dengan kota Okobore di
kuri, ya‖
Tonoyasu:
―Karena satu-satunya makhluk yang bisa
tertawa adalah manusia.‖
―Kalau begitu kenapa tidak tertawa saja?‖
Anak-anak kota Ebisu:
―Ibu, aku lapar‖
―Aku juga nih‖
―(Memagang perut yang berbunyi sambil
terus tertawa)‖
Orang Tua Renta Kota Ebisu:
―Gigi ku ompong karena kekurangabn gizi!‖
―Tidak ompong pun tetap saha tidak ada yang
dimakan!‖
―(Memagang gigi sambil terus tertawa)‖
Type Of Long Shot
Shoot Medium Close-Up
Close-up
a. Representamen
a. Qualism: Kualitas yang di tampilkan pada tanda ini
bersifat riang dan sedih . Hal ini ditunjukan melalui
dialog dan ekspresi yang di perlihatkan oleh warga
kota Ebisu.
b. Sinsign: Eksistensi yang ditunjukan pada scene ini
adalah pada gambar dan dialog yang dibicarakan
115
Visual
117
120
121
1
I Ketut Suradjaja. Pergerakan Demokrasi Jepang. (Jakarta: PT. Karya
Unipress. 1984) h. 17
122
2
Hamzon Situmorang, Perubahan Kesetiaan Bushi dari Tuan kepada
Keshogunan dalam Feodalisme Zaman Edo di Jepang (1603-1868), (Medan :
124
3
Robert N Bellah, Religi Tokugawa Akar-akar Budaya Jepang,
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1992)
4
K.J Holsti, International Politics: A Framework for Aanalysis, (New
Jersey: Prentice Hall Inc, 1992), h. 86
126
5
Eman Suherman, Dinamika masyarakat jepang dari masa edo
hingga pasca perang dunia II,( Vol.16, No.2 Jurnal Humaniora, 2004) h. 206
128
6
Christopher Paik, "Membatasi Samurai: Pemberontakan dan Perpajakan di
Jepang Modern Awal", (Studi Internasional Triwulanan 2017) h. 352–370.
129
7
James H Buck, "The Satsuma Rebellion of 1877. From Kagoshima
Through the Siege of Kumamoto Castle", (Monumenta Nipponica, 1973), hlm.
427-446
131
8
J. Mark Ramseyer, On the Invention of Identity Politics: The Buraku
Outcastes in Japan, (Harvard Public Law Working Paper 2018),No. 18-45.
133
11
sangat menekan dan memeras rakyat. Akibat adanta
perekrutan romusha tersebut jumlah pria di kampung-
kampung semakin berkurang, banyak pekerjaan didesa yang
terbengkelai, ribuan warga tidak kembali lagi ke desanya,
karena mati atau dibunuh oleh tetara Jepang.
Romusha direkrut baik dengan cara halus ataupun
kasar. Pada masa pendudukan Jepang setiap kepala keluarga
diwajibkan menyerahkan anak lelakinya yang berusia dibawah
30 tahun untuk berangkat menjadi romusha. Tenaga-tenaga
tersebut didapat dari desa-desa Pulau Jawa sebagai pulau yang
paling padat penduduknya. Para pekerja romusha yang masih
berusia muda dan produktif dikirim keproyek-proyek tentara
Jepang di pulau Jawa dan dipulau-pulau lain.12
Pada 1944, Jepang memerintahkan para romusha
bekerja dari arah Sumatera Barat. Menghubungkan rel dari
Stasiun Muaro, menyusuri dan menyeberangi Sungai Kuantan
ke arah timur. Di Lubuk Ambacang, banyak korban berjatuhan
saat membuka jalan. Penjaga memerintahkan kongsi romusha
pertama untuk memasang dinamit di bukit batu di tepian
sungai dan meledakkannya saat mereka masih berada di
lokasi. Kongsi berikutnya bertugas membersihkan lokasi dari
batu dan mayat para pekerja yang mati. Begitu seterusnya.
Para penjaga, yang kebanyakan orang Korea, melarang
11
Cahyo Budi Utomo, Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia
“Dari Kebangkitan Hingga Kemerdekaan”, (Semarang: IKIP Semarang
Press,1995), h. 176.
12
Hendri f. Isnaeni & Apid, Romusha “Sejarah yang terlupakan
1942- 1945”, (Yogyakarta: Ombak, 2008), h. 49
137
Artinya:
“Ingatlah, barang siapa mempunyai seorang penguasa
lalu melihatnya berbuat kemaksiatan, hendaknya ia
membenci perbuatan maksiat yang dilakukannya itu,
namun jangan sekali-kali melepaskan ketaatan (secara
total) kepadanya.” (HR Muslim)15
15
HR. Muslim no. 1855, Ahmad 4/24, dan ad-Darimi no. 2797, dari
Auf bin Malik al-Asyja‘i radhiyallahu ‗anhu, dari
143
(https://asysyariah.com/hubungan-antara-rakyat-dan-pemerintah-dalam-
pandangan-islam/), di akses pada 1 November 2020.
144
Artinya:
“Katakanlah (Muhammad), “Tuhanku hanya
mengharamkan segala perbuatan keji yang terlihat dan
yang tersembunyi, perbuatan dosa, perbuatan zalim tanpa
16
Abdul Qadir Audah, al-Tasyrī’ al-Jinā’ī al-Islāmī Muqāran bi al-
Qānūn al-Waḍ’ī, diterjemahkan: Ensiklopedi Hukum Pidana Islam, Jilid V,
(terj: Tim Tsalisah), (Bogor: PT. Kharisma Ilmu, tt), hlm. 233.
145
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu
kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi
mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka
(yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-
perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena)
147
17
Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al Imam Abu Zakaria, Terjemahan
Riyadhus Shalihin, (Jakarta: Pustaka Amani, 1999) h. 430
150
masyarakat Jepang
seperti dipenjara di
dalam negerinnya
sendiri.
3 Kepemimpinan Peneliti Bersumber dari
Yang Tidak mengamati bahwa Hadits yang
Adil scene ini menjelaskan bahwa
menggambarkan pemimpin adalah
beberapa wilayah orang biasa yang
di negeri Jepang terkadang jatuh
yang juga pernah dalam dosa. Ketika
merasakan ketika mereka melakukan
adilan dari maksiat, bahkan
pemimpin dan memerintahkannya,
penguasa yang setiap Muslim pasti
memegang kendali membenci
masyarakat Jepang perbuatan asusila itu
di era Taisho. dan tidak boleh
Kaisar Taisho naik mematuhinya dalam
tahta hal itu. Namun
menggantikan demikian, ia tetap
Kaisar Meiji yang wajib mendengar
meninggal pada dan mematuhinya
1912, sekaligus dalam hal rahmat
menandakan (kebajikan), dan
bermulanya zaman tidak boleh
154
sendiri merupakan
perbuatan maksiat.
mendalam bagi
bangsa Indonesia
walapun Jepang
hanya sebentar
menjajah. Banyak
pekerja Indonesia
yang sangat
menderita,
kelelahan,
kelaparan, kurus,
miskin, terserang
penyakit hingga
meninggal. Karena
adanya pengawasan
dan siksaan yang
kejam tidak
berperikemanusiaan.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
161
162
B. Saran
BUKU
Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta : Amzah.
165
166
Bandung: Alumni.
LAINNYA
Chusnawati, Erly Hanif. 2014. Analisis Makna Perubahan Diri
Pada Pembaca Manga. Skripsi. Fakultas Psikologi,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
https://myanimelist.net/character/309/Chopper_Tony_Tony?q=C
hopp “Chopper Tony Tony” diakses pada 10 Agustus
2020.
https://myanimelist.net/character/40/Luffy_Monkey_D?q=luffy
“Monkey Luffy D.” diakses pada 10 Agustus 2020.
https://myanimelist.net/character/61/Robin_Nico?q=Nico
“Robin Nico” diakses pada 10 Agustus 2020.
https://myanimelist.net/character/62/Zoro_Roronoa?q=zoro
“Zoro Roronoa” diakses pada 10 Agustus 2020.
https://myanimelist.net/character/64/Franky?q=frank “Franky”
diakses pada 10 Agustus 2020.
https://myanimelist.net/character/723/Nami?q=nami “Nami”
diakses pada 10 Agustus 2020.