Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 24

Model Manajemen Sarana dan Prasarana

dalam Pelayanan Pendidikan


Muhammad Usep Saefullah1, Amin Haedari2 dan Labisal
Qolbi3

IAI Bunga Bangsa Cirebon 1

Email : [email protected]

Received: 2020-09-01; Accepted: 2020-09-20; Published: 2020-09-21

ABSTRACT
Special service management is carried out to support the success of the
teaching and learning process. The success of the teaching and learning process
requires good facilities for teachers as well as facilities and infrastructure to
achieve it. The purpose of this study was to determine the planning, organizing,
implementing, monitoring and evaluating the quality management of education
services at SMAN 1 Astanajapura. This study uses a qualitative approach that is
used, namely descriptive qualitative research with a case study approach. Data
collection techniques are the most important step in research because the main
objectives of research are observation, interviews and documentation. Activities
carried out in data analysis are data reduction, data presentation, and data
verification. The results of this study are for school planning to plan the
availability of facilities and infrastructure for 8 years from 2016-2023. School
organization and supervision is supported by competent education personnel in
each subject, administrative staff who are able to work well, coordination of
school principals with good school members, school committees that support the
process of school activities, communities who are able to work together, good
school guarding from security and the local police. The implementation that is
implemented is with PAKEM learning media, optimal service in terms of
administration, creative and innovative teachers, extracurricular activities,
religious activities, academic and non-academic competitions, quality of
graduates, in collaboration with several companies and universities. Evaluation
Every year the school holds a meeting with parents of students, at the beginning
of each semester a meeting with school residents to promote and evaluate quality
management in educational services.

Keywords: Management, Quality of Education, Service

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 2, September 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19
211 | Model Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pelayanan Pendidikan (210-
233)
Available at : https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/19

ABSTRAK
Manajemen pelayanan khusus dilakukan untuk mendukung keberhasilan
proses belajar mengajar. Keberhasilan proses belajar mengajar membutuhkan
fasilitas baik pengajar maupun sarana dan prasarana untuk mencapainya. Tujuan
dari penelitian ini untuk mengetahui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi menajemen mutu pelayanan pendidikan di SMAN 1
Astanajapura. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang digunakan
yaitu penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus (case study).
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian
karena tujuan utama dari penelitan adalah obsevasi, wawancara dan dokumentasi.
Kegiatan yang dilakukan dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data,
dan verifikasi data. Hasil penelitian ini ntuk perencanaan sekolah merencanakan
tersedianya sarana dan prasarana selama 8 tahun dari mulai 2016-2023.
Pengorganisasian dan pengawasan sekolah didukung dari tenaga pendidikan yang
berkompeten disetiap mata pelajarannya, staf administrasi yang mampu bekerja
dengan baik, koordinasi kepala sekolah dengan warga sekolah yang baik, komite
sekolah yang mendukung proses kegiatan sekolah, masyarakat yang mampu
bekerja sama, penjagaan sekolah baik dari security dan polisi setempat.
Pelaksanaan yang diterapkan yaitu dengan media pembelajaran PAKEM,
pelayanan yang optimal dari segi adminstrasi, guru yang kreatif dan inovaif,
kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan keagamaan, perlombaan akademik, maupun
non akademik, mutu lulusan, bekerja sama dengan beberapa perusahaan dan
perguruan tinggi. Evaluasi setiap tahun sekolah mengadakan rapat dengan dengan
orang tua murid, setiap awal semester rapat dengan warga sekolah untuk
memajukan dan mengevaluasi manajemen mutu dalam pelayanan pendidikan.

Kata Kunci: Manajemen, Mutu Pendidikan, Pelayanan

Copyright © 2019 Eduprof : Islamic Education Journal


Journal Email : [email protected] / jurnaleduprof.bungabangsacirebon.ac.id

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 1, Maret 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19
212 | Model Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pelayanan Pendidikan (210-
233)
Available at : https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/19

PENDAHULUAN
Madrasah telah lama menjadi lembaga pendidikan yang memiliki
kontribusi penting dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Hal ini dapat
terlihat dari banyaknya jumlah madrasah di Indonesia, serta banyaknya
jumlah siswa pada tiap-tiap madrasah. Lembaga pendidikan madrasah
layak diperhitungkan dalam pembangunan bangsa dan negara baik di
bidang pendidikan, etika dan moral warga negaranya. Perbaikan-
perbaikan yang secara terus menerus dilakukan di lembaga pendidikan
madrasah, baik fisik maupun non fisik seperti manajemen, kurikulum
maupun SDM. Hal ini akan menjadikan lembaga pendidikan madrasah
tidak terkesan kolot dan tradisional yang selama ini disandangnya, bahkan
beberapa madrasah terpercaya memiliki mutu yang tinggi dan telah
menjadi model untuk lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Mutu
pendidikan di lembaga ini dapat ditunjukkan dengan adanya fenomena
madrasah-madrasah yang memiliki keunggulan dan kompetitif. Salah satu
indikasi madrasah yang memiliki keunggulan dan kompetitif adalah
adanya tampilan fisik bangunan, manajemen yang unggul, sikap dan
perilaku kepala madrasah, guru, karyawan serta siswa yang disiplin dan
sesuai dengan norma yang berlaku, serta adanya peningkatan prestasi
siswa di tingkat nasional maupun intrnasional.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab 1.
Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan
nasional di bidang pendidikan dan merupakan bagian integral dari upaya
peningkatan kualitas manusia Indonesia seutuhnya. Pemerintah, dalam hal

1
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 2, September 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19
213 | Model Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pelayanan Pendidikan (210-
233)
Available at : https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/19

ini Menteri Agama telah mencanangkan “Gerakan Peningkatan Mutu


Madrasah”. Madrasah sebagai suatu lembaga pendidikan dimaksudkan
untuk mempertahankan nilai-niali keimanan dan ketaqwaan juga berusaha
untuk mendidik siswa agar dapat menjadi orang-orang yang mendalam
pengetahuan keagamaan juga ilmu pengetahuan dan teknologinya.
Madrasah selalu berusaha menghidupkan fungsi-fungsi sebagai berikut: 1)
Madrasah sebagai lembaga pendidikan melakukan transfer ilmu-ilmu
agama (tafaqquh fi al- din) dan nilai-nilai Islam (Islamic vaues); 2)
Madrasah sebagai lembaga keagamaan yang melakukan kontrol sosial;
dan 3) Madrasah sebagai lembaga keagamaan yang melakukan rekayasa
sosial (social engineering) atau perkembangan masyarakat (community
development).
Keberhasilan tujuan pendidikan madrasah tergantung pada sumber
daya manusia di madrasah itu sendiri seperti kepala madrasah, guru,
siswa, pegawai tata usaha, dan tenaga kependidikan lainnya. Hal ini
dikarenakan madrasah merupakan suatu organisasi yang terdiri dari
berbagai elemen yang membentuk suatu sistem kerjasama dalam
penyelenggaraannya. Adapun komponen yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan adalah kepala
madrasah sebagai pemimpin dan guru sebagai taenaga pengajar.
Kepala madrasah adalah orang yang memimpin sekolah, berwenang
dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan sekolah baik kegiatan
pembelajaran atau kegiatan lain yang berkaitan dengan upaya memajukan
dan mengembangkan madrasah. Kepala madrasah bertanggung jawab
penuh terhadap keberhasilan pelaksanaan dan pencapaian hasil
pendidikan dan pembelajaran2. Kepala sekolah/madrasah adalah seorang
tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu
sekolah/madrasah, yaitu tempat diselenggarakannya proses belajar
mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi
pelajaran dan murid yang menerima pelajaran3. Kepala madrasah sebagai

2
Daryanto, Administrasi Pendidikan. (Jakarta: Rineka cipta, 2010), 81.
3
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya. (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), 83.

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 2, September 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19
214 | Model Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pelayanan Pendidikan (210-
233)
Available at : https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/19

pemimpin harus memiliki kemampuan yang memadai untuk


mengorganisasi lembaga yang dipimpinnya. Untuk mencapai efektivitas
kepemimpinannya, seorang kepala madrasah perlu memiliki apa yang
menjadi dimensi kepemimpinan. Kepala sekolah/madrasah harus mampu
berfungsi sebagai educator, administrator, supervisor, inovator dan
motivator4.
Guru merupakan salah satu komponen yang menempati posisi sentral
dan sangat strategi dalam sistem pendidikan. Guru merupakan faktor
yang dominan dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas
pendidikan, karena guru merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem pendidikan secara keseluruhan yang terlibat langsung dalam proses
belajar mengajar. Dengan demikian maka guru harus mampu
menyelenggarakan tiga kegiatan utamanya yakni: (1) menyusun program
pengajaran, yaitu (a) program tahunan pelaksanaan kurikulum; (b)
program semester; (c) program satuan pelajaran; (d) perencanaan program
mengajar, (2) menyajikan atau melaksanakan pengajaran, yaitu: (a)
menyampaikan materi; (b) menggunakan metode mengajar; (c)
menggunakan media/sumber ajar; (d) mengelola kelas atau mengelola
interaksi dalam belajar mengajar, (3) melaksanakan evaluasi belajar, yang
meliputi: (a) menganalisis hasil evaluasi belajar; (b) melaporkan hasil
evaluasi belajar; (c) melaksanakan program perbaikan/pengayaan5. Guru
akan bekerja dengan baik apabila memiliki motivasi yang baik pula, ia
akan memperlihatkan minat, mempunyai perhatian, dan ingin ikut serta
dalam suatu tugas atau kegiatan 6 . Guru yang kurang berhasil dalam
mengajar berati guru kurang termotivasi untuk bekerja, hal ini akan
berdampak terhadap menurunnya kinerja guru atau prestasi belajar
siswa.Untuk itu diperlukan peran kepala madrasah untuk selalu

4
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, dalam Konteks Menyukseskan MBS
dan KBK.
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 98.
5
Rahun Junaidy Eulogius & Kailola Gracia Lisa, Hubungan Kepemimpinan. (Vol. 5
No. 1, 2016), 39.
6
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi.
(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004), 120.

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 2, September 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19
215 | Model Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pelayanan Pendidikan (210-
233)
Available at : https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/19

memberikan motivasi kepada guru dalam meningkatkan kinerjanya.


Fungsi motivasi bagi manusia sebagai makhluk sosial adalah sebagai
penggerak ibarat bahan bakar pada kendaraan. Motivasi menentukan
arah perbuatan, yakni ke arah perwujudan suatu tujuan dan cita-cita,
motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk
mencapai tujuan. Dari penjelasan ini, tujuan serta jalan yang ditempuh
menjadi jelas untuk motivasi evaluasi diri. Maksudnya menentukan
perbuatan mana yang harus dilakukan, yang sesuai guna mencapai tujuan
dengan meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu7.
Berdasarkan pandangan dan pengertian dari para ahli di atas yang
memberikan definisi motivasi, ada tiga faktor yang sangat penting dari
motivasi yaitu; upaya, tujuan organisasi (tujuan madrasah), dan
kebutuhan. Faktor upaya merupakan ukuran intensitas, yang dimaksud
adalah bila seseorang termotivasi dalam melakukan tugasnya, maka ia
akan mencoba sekuat tenaga agar upaya yang tinggi tersebut
mengahasilkan kinerja yang tinggi pula. faktor selanjutnya yakni tujuan
organisasi, faktor ini sangat penting karena segala upaya yang dilakukan
seseorang atau sekelompok orang semuanya diarahkan pada pencapaian
tujuan. Tujuan dalam organisasi ataupun tujuan madrasah harus
ditetapkan secara jelas, sehingga dapat mengarahkan segala aktivitas
personal untuk pancapaian tujuan. Faktor yang terakhir adalah kebutuhan.
Kebutuhan adalah suatu keadaan internal yang tidak terpuaskan akan
menciptakan keinginan yang merangsang dorongan-dorongan dalam diri
individu untuk mencapainya.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atasa ada kontradiktif yaitu
antar teori dengan kenyataan yang ada. Hal ini berdasar pada data
pengawas RA/MI/DIN Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon tahun 2017
tentang hasil supervisi terhadap kepala madrasah dan guru sebagai berikut :
1) Kualifikasi khusus kepala madrasah memperoleh nilai rata-rata 5
dengan sebutan predikat sanagat baik; 2) Kualifikasi umum kepala
madrasah memperoleh nilai rata-rata 2,2 dengan sebutan predikat cukup; 3)
7
M. Ngalim Purwanto,. Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1999), 71

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 2, September 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19
216 | Model Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pelayanan Pendidikan (210-
233)
Available at : https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/19

Kompetensi pedagogik guru memperoleh nilai rata-rata 2 dengan sebutan


predikat kurang; 4) Kompetensi keperibadian guru memperoleh nilai rata-
rata 2 dengan sebutan predikat kurang; 5) Kompetensi sosial guru
memperoleh nilai rata- rata 2 dengan sebutan predikat kurang; 6)
Kompetensi profesional guru memperoleh nilai rata-rata 2,5 dengan
sebutan predikat cukup8. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di
atas, maka penulis melakukan penelitian denganjudul: “Hubungan
Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Motivasi Kerja Guru dengan
Kinerja Guru MI di Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon”.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Perencanaan Mutu Pelayanan Pendidikan di SMAN 1
Astanajapura Cirebon
Rencana dan strategi SMAN 1 Astanajapura Cirebon, disusun
untuk melihat hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 8 tahun
kedepan dari tahun 2016-2023. Penyusunan berdasarkan kemampuan
dan kondisi sekolah dengan memperhitungkan potensi, peluang dan
kendala yang ada, yang mungkin timbul dalam pelaksanaan program
sekolah.
Adapun rencana dalam kurun 8 tahun tersebut adalah sebagai berikut
a. Tahun 2016
Rencana pada tahun 2016 yaitu: a) Membangun ruang
laboratorium Biologi, termasuk seperangkat alat; b) Pemagaran
lingkungan sekolah; c) Pembangunan lapangan olah raga terpusat
dan penambahan alat-alat olah raga; d) Pembangunan instalasi air
dengan menyediakan 2 bak penampung, berkapasitas 5000 liter; e)
Pemasangan AC ruang laboratorium komputer dan pemasangan
karpet; f) pemasangan karpet masjid sekolah “Nurul Ilmi”; g)
Pengadaan inventaris motor sekolah (Vespa); h) Pengadaan buku-
buku perpustakaan; dan i) Peningkatan kesejahteraan guru.
b. Tahun 2017

8
Data Pengawas RA/MI/DIN Kec. Losari Kab. Cirebon tahun 2017.

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 2, September 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19
217 | Model Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pelayanan Pendidikan (210-
233)
Available at : https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/19

Rencana pada tahun 2017 yaitu: a) Peningkatan mutu


pendidikan dengan diadakan kelas khusus bagi siswa yang
berprestasi; b) Membuka kursus praktik komputer; c)
Pengembangan Agama pada hari juma’at bekerja sama dengan
Ponpes Khusnul Khotimah Kuningan dan Yabinu / Satelit Cirebon;
d) Pengembangan olah raga unggulan; e) Pengembangan siswa
dalam bahasa inggris dengan dibentuk “English Club”; f)
Pengadaan multi media pembelajaran; g) Tidak menerima pilihan 2
pada penerimaan siswa baru tahun 2017, dalam rangka
mengembangkan kultur sekolah
c. Tahun 2018
Rencana pada tahun 2018 yaitu : a) Pembuatan gerbang utama
sekolah;
b) Penataan lingkungan kelas yang menyenangkan; c) Penataan
lingkungan di sekitar sarana olah raga: d) Pengecatan seluruh kelas
dengan warna yang menyengangkan; e)Membuat sanggar seni.
d. Tahun 2019
Rencana pada tahun 2019 yaitu : a) Penambahan AC untuk
ruang komputer; b) Pengadaan alat-alat kesenian berupa
seperangkat alat band dan music tradisional; c) Penambahan buku
perpustakaan; d) Pengadaan multi media pembelajaran.
e. Tahun 2020
Rencana pada tahun 2020 yaitu: a) Pembangunan dan
rehabilitasi toilet siswa; b) Pengadaan alat kesehatan bagi siswa dan
guru; c) Pengadaan AC untuk ruang balai pengobatan: d) Penataan
lingkungan yang Asri, baik diluar lingkungan sekolah maupun
didalam kelas, ruang TU, ruang guru, sarana ibadah, labolatorium
computer dan Ipa, lingkungan sarana olah raga, sarana parker yang
rapih, ruang tamu, ruang kepala sekolah, kanti, dan koperasi siswa;
e) Pengadaan audio visual untuk menunjang proses pembelajaran,
agar siswa lebih mengenal pembelajaran dengan media IT; f)
Pengerasan jalan dilingkungan sekolah dengan paving blok; g)
Peningkatan kesejahteraan pegawai, dengan pegawai yang sejahtera

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 2, September 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19
218 | Model Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pelayanan Pendidikan (210-
233)
Available at : https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/19

diharapkan dapat bekerja dengan maksimal dalam meberikan


pelayanan baik dalam pelayanan pengajaran, administrasi dan
pelayanan sarana yang lainnya.
f. Tahun 2021
Rencana pada tahun 2021 yaitu: a) Pengataan lingkungan yang
Asri; b) Pengadaan audio visual untuk menunjang proses
pembelajaran; c) Pengerasan jalan dilingkungan sekolah dengan
paving blok; d)Pembuatan ruang wakil kepala sekolah; e) Perluasan
ruang laboratorium komputer.
g. Tahun 2022
Rencana pada tahun 2022 yaitu: a) Penambahan 10 unit
komputer pentium IV; b) Pembuatan koridor penghubung antar
kelas, agar memudahkan siswa dan guru mengakses jalan antar
kelas, dari penelitian yang sudah dilaksanakan bahwasannya antar
kelas sangkat jauh dan masih tergolong becek; c) Pembuatan tempat
parkir kendaraan guru, parker mobil maupun motor untuk para
pegawai masih belum tertata; d) Membangun ruang baiai
pengobatan siswa untuk mengatasi izin pulang; e) Membangun
ruang kegiatan belajar (RKB); f) Pembuatan hutan buatan sebagai
sarana pembelajaran siswa.
h. Tahun 2023
Rencana pada tahun 2023 yaitu: a) Pembuatan sumur artesis
untuk mengatasi air pada musim kemara; b) Pemagaran sebelah
selatan sekolah sepanjang 50 meter; c) Pembangunan gedung serba
guna; d) Melengkapi sarana keagamaan (masjid) dan tempat wudhu;
e) Pengadaan audio pembelajaran tiap kelas.
Peneltian perencanaan dalam jangka waktu 8 tahun ini
berkaitan dengan kajian teori yang ditulis oleh penulis pada teori
mutu sekolah dalam bukunya Kosasih yang berjudul Implementasi
Manajemen Strategipada tahun 2010 yang berisikan Peningkatan
mutu pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan
proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. menyadari
pentingnya proses peningkatan sumber daya manusia maka

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 2, September 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19
219 | Model Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pelayanan Pendidikan (210-
233)
Available at : https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/19

pemerintah bersama kalangan swasta berupaya mewujudkan amanat


tersebut melalui berbagai usaha.12
Wawancara yang dilaksanakan di ruang guru SMAN 1
Astanajapura Cirebon, dijelaskan oleh Wakil kepala sekolah bidang
kurikulum dalam perencanaan pengembangan mutu dalam
memberikan pelayanan pendidikan. hal tersebut seperti dikutip dari
petikan wawancara dengan responden yaitu bapak Wakasek kurikulum
menjelaskan ada beberapa poin dalam merencanakan sekolah yang
bermutu dalam memberian pelayanan yang terbaik yaitu:
a. Pertama Salah satu peningkatan mutu pelayanan disekolah ini yang
pertama adalah ketika ujian peserta diwajibkan untuk memiliki
kartu ujian, dimana kartu ujian didapat harus dengan melunasi biaya
administrasi, sekolah memberikan kemudahan jika siswa dan siswi
belum melunasi administrasi bisa tetap ikut ujian dengan
mendapatkan kartu ujian dari sekolah karena itu hak anak.
b. Kedua sekolah memberikan fasiitas penyediaan ekstrakulikuler
untuk penyaluran bakat seperti Paskibra, Basket, Bola voly, PMR,
Kerohanian, Kesenian, Pramuka untuk meningkatkan fasilitas dan
meberikan sarana dan prasarana agar siswa lebih kreatif dan inovatif
dalam mengembangkan bakatnya. Selanjutnya.
c. Ketiga yaitu program akademik khusus untuk kelas XII ada
program pengayaan tambahan pelajaran diluar jam yang ada bekerja
sama dengan lembaga Bimbel (Neutron).
d. Keempat selain siswa Guru-guru harus ada kesamaan Visi dan Misi
untuk mencapai harapan sekolah melalui kegiatan semacam IHT ( in
house training), Guru-guru melakukan pelatihan / Workshop
dibandung salah satu untuk meningkatkan kualitas mutu guru agar
dapat memberikan pelayanan pendidikan yang baik.
Keterangan tersebut, dapat diartikan bahwa ada 5 langkah yang
diambil yaitu yang pertama siswa dimudahkan dalam segala
administrasi baik dari biaya maupun dalam ujian, seperti ujian tengah
semseter, ujian akhir semester bahkan sampai ujian nasional sekolah
tidak membebani jika memang keluarga tersebut benar-benar tidak

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 2, September 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19
220 | Model Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pelayanan Pendidikan (210-
233)
Available at : https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/19

mampu dalam hal keuangan. Akan tetapi bisa dilakukan dengan


mencicil biaya. Yang kedua kegiatan ekstrakulikuler harus difasilitasi
dan diberi dukungan agar bakat yang dimiliki siswa dapat berkembang
baik dari segi olah raga, seni, PASKIBRA, PRAMUKA, PMR dan
ekstrakulikuler di bidang akademik. Yang ketiga sekolah memberikan
pelayanan pendidikan lebih dimana pembelajaran ini diluar kegiatan
belajar mengajar yaitu kegiatan pengayaan bekerja sama dengan
bimbel neutron agar siswa dapat dengan mudah mengerjakan Ujian
Nasional dan mendapatkan hasil yang maksimal. Selain siswa dan
siswi sekolah selalu memfasilitasi pelatihan untuk guru dan staf
administrasi agar guru dan TU lebih berinovasi dan kreatif khususnya
dalam pelayanan berbasis teknologi, dengan itu semua akan
memberikan kualitas mutu pada sekolah untuk memberikan pelayanan
pendidikan yang prima kepada pelanggan.
Selajutnya untuk kendala-kendala yang terjadi dalam proses
perencanaan ini terdapat dari lingkungan masyarakat di dalam sekolah
itu sendiri dimana guru yang mempunyai karakter masing-masing
sehingga dalam memberikan apresiasi visi dan misi mempunyai
langkah yang berbeda, selain dari dalam juga kendala dari lingkungan
luar sekolah yang masing kurang termotivasi dalam segala hal, yang
ketiga terjadinya ke tidak selarasan antara guru, setiap guru
mempunyai grup masing-masing didalam lingkungan sekolah.
Solusi yang diberikan oleh Wakil kepala sekolah bagian Kurikulum
yaitu sekolah selalu berusaha mengompakan dan mempersatukan
warga sekolah dengan cara melakukan arisan, jalan-jalan untuk
meningkatkan kesejahteraan antar warga sekolah.

2. Pengorganisasian Mutu Pelayanan Pendidikan di SMAN 1


Astanajapura Cirebon
Peningkatan kualitas suatu sekolah dapat dicapai manakala adanya
program pengorganisasian dan pengembangan yang merupakan bagian
terpenting dalam penglolaan sekolah. Hal ini dilatar belakangi karena
beberapa alasan seperti perkembangan masyarakat serta ilmu

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 2, September 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19
221 | Model Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pelayanan Pendidikan (210-
233)
Available at : https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/19

pengetahuan dan teknologi yang berorientasi pada masa depan, yang


disesuaikan dengan perkembangan dan pertumbuhan masyarakat.
Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar
disekolah, sangat dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu :
a. Faktor masukan internal yang berupa antara lain siswa, kurikulum,
tenaga pendidik, dana, sarana dan prasarana.
b. Faktor proses yaitu kegiatan belajar mengajar dikelas yang
berlangsung sehari-hari, dan
c. Out put yaitu hasil berupa lulusan/ tamatan, disamping itu terdapat
lingkungan sosial dan lingkungan alamiah yang ikut berpengaruh
terhadap kegiatan belajar mengajar sehari-hari disekolah.
Apabila ketiga faktor tersebut bermutu dan sinergi yang optimal,
maka diharapkan proses belajar mengajar disekolah juga akan bermutu
dan lebih bermakna. Dari proses belajar mengajar yang bermutu dan
bermakna, akan dihasilkan pencapaian prestasi belajar yang baik dan
optimal, sehingga pada gilirannya akan dapat dihasilkan lulusan yang
bermutu pula.
Pengorganisasian peningkatan mutu menurut Dr. Wahyudin Arif,
S.Pd, M.Pd selaku Wakasek kurikulum yang diwawancarai pada
tanggal 29 Oktober 2018 bertempat di ruang guru SMAN 1
Astanajapura Cirebon yaitu : Pengorganisasian pelayanan peningkatan
mutu pendidikan di SMAN 1 Astanajapura saya mempunyai rencana
untuk mengikuti perkembangan zaman harus disusun dalam
perencanaan yang pertama meningkatkan fasilitas seperti infokus,
setiap kelas harus mempunyai infokus masing-masing sehingga
pembelajaran berbasi digital untuk rencana kedepannya. Kedua
mengaktifkan kembali website SMA sebelumnya sudah ada akan tetapi
pasif diharapkan ada admin khusus yang mengelola website SMA.
Sekolah harus berbasis IT jika ingin maju tidak bisa tidak, penambahan
laptop untuk memberikan fasilitas pelayanan. Untuk sarana kelas
sudah mencukupi karena target awal sekolah sebanyak 30 kelas. Selain
itu juga sekolah harus memasang CCTV dan mengaktifkan kembali
untuk keamanan dan kenyamanan sekolah.

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 2, September 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19
222 | Model Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pelayanan Pendidikan (210-
233)
Available at : https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/19

Keterangan tersebut, dijelaskan bahwa sekolah berusaha


memberikan fasilitas yang terbaik khusus nya dibidang teknologi
untuk dapat bersaing dengan sekolah lain dan lulusan SMAN 1
Astanajapura memiliki keahlian untuk bekerja atau melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi.
Tenaga ahli yang ada di SMAN 1 Astanajapura Cirebon baik
guru maupun staf mampu bekerja demi mengembangkan manajemen
mutu layanan pendidikan dengan cara saling bekerjasama dan tidak
mementingkan keegosian satu sama lain agar terciptanya layanan mutu
yang prima untuk semua pelanggan di SMAN 1 Astanajapura Cirebon.
Menurut kepala sekolah Drs. H. Iman Setiawan, M.Ag yang
diwawancarai oleh peneniti pada tanggal 12 November 2018 bertempat
di ruang kepala sekolah SMAN 1 Astanajapura Cirebon, menuturkan
bahwa dalam pengorganisasian peningkatan mutu dalam pelayanan ada
beberapa aspek yang harus dilakukan, hasil wawancara dari responden
yaitu :
a. Ada beberapa aspek dipertimbangkan dalam sistem penilaian
pembelajaran di SMAN 1 Astanajapura yaitu aspek kehadiran,
aspek akhlak dan nilai, sekarang sedang dijalankan karakteristik
akhlak.
b. Guru dan staf turut dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
Kepala sekolah memberikan dan meminta saran kepada warga
sekolah. Baik wakasek, walikelas, guru dan staf. Dalam rapat/
musyawarah yang melibatkan guru maupun staf, peserta rapat
diberikan kesempatan yang menyampaikan pendapat atau saran.
c. Di SMAN 1 Astanajapura ini juga dilakukan upaya pembinaan dan
pengembangan terhadap guru maupun staf. Pelatihan yang
dilakukan seperti IHT, workshop, MGMP pelatihan yang dilakukan
setiap hari sabtu berbagai mata pelajaran, staf / operator melakukan
pelatihan dibandung khusus untuk mengangani data-data siswa.
d. Pengembangan model pelayanan pendidikan di SMAN 1
Astanajapura lebih pada memberikan pelayanan yang prima untuk
pelanggan. Baik dipelayanan di TU maupun di KBM. Model-model

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 2, September 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19
223 | Model Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pelayanan Pendidikan (210-
233)
Available at : https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/19

seperti ini diharapkan bisa menjadikan sekolah yang lebih baik lagi.
Menurut kepala sekolah.
e. Adapun upaya untuk menumbuhkan kualitas layanan mutu di
SMAN 1 Astanajapura yaitu dengan melalukan pengorganisasian
dalam peningkatan mutu pelayanan pendididkan yaitu dengan cara
Melaksanakan pemberdayaan guru dan TU, meningkatkan
kemampuan mereka, contoh kita memberangkatkan guru dan staf
untuk melakukan pelatihan tentang desain pembelajaran berbasis IT
di Bandung. Mengadakan MOU dengan beberapa instnsi
perusahaan dan perguruan tinggi didalam negeri dan luar negeri.
Peneliti memberikan pertanyaan perihal visi dan misi yang
terbentuk disekolah.
f. Sedangkan upaya untuk mewujudkan visi dan misi di SMAN 1
Astanajapura yaitu dengan menyatukan presepsi antar guru dan
warga sekolah agar kita seia sekata untuk bareng memajukan
sekolah ini. Peneliti menenanyakan mengenai komunikasi dengan
komunikasi yang baik akan menimbulkan efek yang baik pula untuk
kerukunan antar warga sekolah, pertanyaan yang diajukan ialah :
Bagaimana mengembangkan komunikasi yang baik antar warga
sekolah ? kepala sekolahmenjawab Disini karena kita dengan iklim
kekeluargaan, kita selalu mengadakan jalan-jalan / Family
Gatehering, makan bersama, arisan untuk menjaga dan mengenal
satu sama lain agar lebih dekat mengetahui karakter masing-masing
pegawai.
Hasil dari wawancara menunjukan menurut kepala sekolah, dalam
mewujudkan dalam proses pengembangan peningkatan mutu dalam
pelayanan pendidikan tidak hanya dari segi fasilitas yang menunjang
akan tetapi guru dan staf dalam membrikan arahan dan pengajaran
yang baik akan berimbas baik kepada respon pelanggan, pelanggan
disini yaitu orang tua siswa dan siswa maupun siswi. Diharapkan untuk
kesejahteraan guru kepala sekolah juga memberikan pelayanan yang
prima tidak hanya mementingkan kepuasan pelanggan kepala sekolah
juga harus mementingkan kepuasan guru dan staf memalui dengan

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 2, September 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19
224 | Model Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pelayanan Pendidikan (210-
233)
Available at : https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/19

melakukan jalan-jalan bersama agar terciptanya kekeluargaan yang


harmonis.

3. Pelaksanaan Mutu Pelayanan Pendidikan di SMAN 1


Astanajapura Cirebon
Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah yang bertempat di
ruangan kepala sekolah mengenai pelaksanaan dalam meningkatkan
mutu pelayanan pendidikan di sekolah tentang gambaran umum
karaktersitik iklim di SMAN 1 Astanajapura. Hasilnya bahwa: a)
Suasana di sekolah ini kekeluargaan, kemudian iklim cuaca karena
disini termasuk pantura jadi panas, jadi mempengaruhi karekateristik
guru dan siswa sebisa mungkin kita selalu bisa menjaga agar terjalin
hubungan yang harmonis; b) Keberadaan iklim sekolah dianggap
berperan penting dalam mendukung proses pembelajaran di SMAN 1
Astanajapura; c) Tindakaan yang dilakukan agar pembelajaran dikelas
berlangsung efektif yaitu dengan menerapkan jadwal dengan keadaan
kurikulum, untuk para pengajar diharapkan masuk tepat agar waktu
tidak terlalu banyak main dan siswa gaduh dikelas; d) Upaya yang
dilakukan untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang aman dan tertib
dengan mengaktifkan petugas satpam, mengaktifkan petugas malam,
saya ingin segera membangun pagar belakang sekolah karena belum
ada jadi siswa dapat bebas untuk bisa bolos sekolah; e) Upaya kita
meminta bantuan kepada komite dan masyarakat untuk meminta
bntuan pemagaran area belakang sekolah, meminta bantuan kepada
pihak kepolisan untuk menjaga; f) Upaya-upaya yang dilakukan oleh
kepala sekolah dalam menumbuh kembangkan partisipasi warga
sekolah agar terciptanya kekompakan supaya menjadi sekolah yang
bermutu dalam memberikan pelayanan yang prima yaitu dengan
menumbuhkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat.
Hasil dari wawancara dengan kepala sekolah menunjukan bahwa
perencanaan yang terbaik harus bisa memerikan apa yang dibutuhkan,
komunikasi antar warga sekolah itu sangat penting dimana dengan
adanya komunikasi dan informasi bisa saling sharing dan berbagi

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 2, September 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19
225 | Model Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pelayanan Pendidikan (210-
233)
Available at : https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/19

keluh kesah antar warga sekolah untuk melaksanakan semua kegiatan


baik dari kegiatan belajar mengajar, administrasi sekolah, kegiatan
ekstrakulikuler sehingga menemukan bakat-bakat siswa yang akan
membawa nama baik sekolah baik secara tingkat kabupaten, provinsi,
nasional bahkan yang sekolah harapkan bisa bersaing dikanca
internasional. Sekolah selalu berusaha memberikan pelayanan yang
terbaik untuk para pelanggan.
Pendapat dari guru Bimbingan konseling menyangkut pelaksanaan
peningkatan mutu ialah sebagai berikut: Aspek yang dipertimbangkan
dalam sistem penilaian pembelajaran di SMAN 1 Astanajapura yaitu
memberikan kemudahan untuk para siswa dan siswi dalam melilih
jurusan baik IPA maupun IPS, bagaimana minat masing-masing
peserta didik. Selain itu juga kita mengadakan seleksi diantaranya kita
melakukan psikotes, melihat nilai, kemauan peserta didik, melihat
perilaku dan dukungan dari orang tua anak tersebut ingin masuk
jurusan apa dengan cara penyebaran angket. Agar kedepannya tidak
menjadi beban dalam proses belajar dan agar terjalin komunikasi yang
baik antar masyarakat dan sekolah.
Guru dan staf turut dilibatkan dalam pengambilan keputusan, akan
tetapi tidak semuanya hanya lini-lini tertentu seperti guru diwakilkan
oleh Wakasek, atau bendahara. Kalau semua dilibatkan semua akan
terjadi adu argumen bahwasannya setiap manusia mempunyai
pendapat dan harapan untuk kemajuan sekolah ini. Dalam rapat/
musyawarah yang melibatkan guru maupun staf, peserta rapat
diberikan kesempatan yang menyampaikan pendapat atau saran. Selain
itu adanya upaya pembinaan dan pengembangan terhadap guru
maupun staf dengan melakukan IHT, Workshop untuk guru, sedangkan
untuk TU dilakukan pelatihan semacam operator pertanyaa ini dijuga
dilontarkan oleh peneliti untuk guru bertujuan ingin mengetahui respon
dari guru atau pengwai disekolah tersebut. Pengembangan model
pelayanan pendidikan di SMAN 1 Astanajapura biasanya terpaku dan
mengikuti kepada kurikulum, untuk pelayanan kepada peserta didik,
untuk kelas XII masih menggunakan KTSP akan tetapi X dan XII

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 2, September 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19
226 | Model Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pelayanan Pendidikan (210-
233)
Available at : https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/19

menggunakan Kurtilas semua. Kebutuhan yang kurang kita selalu


berusaha memenuhi, dalam kurikulum kurtilas lebih mengutamakan
pelayanan yang terbaik untuk peserta didik.
Respon pelanggan jasa pendidikan terhadap pelayanan pendidikan
di SMAN
1 Astanajapura tergolong positif terhadap sekolah. Adapun upaya
untuk menumbuhkan kualitas layanan mutu di SMAN 1 Astanajapura
dengan cara memberikan layanan yang terbaik, menyediakan fasilitas
sarana dan prasarana, memberikan pelayanan pembelajaran dikelas
yang menyenangkan, selalu berkomunikasi dengan warga sekolah dan
masyarakat sekitar. Upaya untuk menumbuhkan partisipasi warga
sekolah dan masyarakat dengan sering melakukan kumpulan, piknik
keluarga besar SMA, arisan untuk ibu-ibu (dharma wanita sekolah).
Upaya yang dilakukan untuk mengelola pendidik dan tenaga
kependidikan secara efektif dengan membuat tupoksinya masing-
masing, kepala sekolah untuk memenej sekolah, guru melakukan
pembelajaran kepada siswa, TU mengurus segala administrasi sekolah
Dapodik, biaya dll, dan bendahara mengenai keuangan sekolah.
Model dalam meningkatkan manajemen mutu dalam pelayanan
pendidikan disekolah ini, guru sangat berusaha keras untuk selalu
menjalankan semua tugas- tugas sesuai dengan tupoksi, memberikan
kemudahan proses pembelajaran , memberi motivasi belajar kepada
siswa, memberikan arahan orang tua setiap hasil rapat dengan warga
sekolah, memberikan perhatian yang lebih dengan, selalu mengawasi
murid, merajia barang-barang yang tidak sesuai dibawa ke lingkungan
sekolah, memberikan peringatan kepada siswa untuk tidak membawa
kendaraan pribadi jika membawa harus menggunakan helm berstandar
SNI demi keselamatan pengguna kendaraan tersebut. yang paling
utama disekolah menengah atas siswa diwajibkan untuk memilih
jurusan baik IPA dan IPS jurusan itu harus dipilih dan disukai dengan
kemampuan dan kesengangan para pelajar. Disekolah memberikan
arahan dan memberikan kebebasan untuk memilih, tidak ada paksaan.
Siswa memilih minatnya kemudian pihak sekolah memberikan tes

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 2, September 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19
227 | Model Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pelayanan Pendidikan (210-
233)
Available at : https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/19

psikotes dan melihat nilah rapot, nilai perilaku. Sekolah memberikan


semua yang diharapkan oleh siswa dengan berusaha semaksimal
mungkin walau sekolah masih dalam proses perubahan menjadi
sekolah yang lebih maju lagi.
Hasil dari wawancara dengan salah satu siswi kelas XII IPA 4
menunjukan bahwa banyaknya kekurangan fasilitas dalam pelayanan
yang diberikan oleh sekolah, siswi berharap sekolah selalu bisa
meningkatakan fasilitas seperti sarana dan prasarana untuk
pembelajaran, ekstrakulikuler, kantin, toilet, lahan parkir. Dan juga
jika ada siswa yang suka malas dan suka bolos harap ditindak dengan
baik dan tegas.
Sekolah sangat berupaya untuk memberikan pelayanan yang
terbaik untuk para pelajar diSMAN 1 Astanajapura Cirebon, sekolah
selalu beriinovasi mengikuti pesaing sekolah-sekolah menengah atas
lainnya dengan memberikan guru-guru yang masih fress dalam arti
muda akan tetapi berbakat disetiap pengampu mata pelajaran masing-
masing. Perekrutan guru-guru honorer juga tidak sembarangan dengan
melalui tahapan seleksi terdahulu.
Pelayanan yang khas disekolah ini yaitu guru memberikan
pelajaran dalam pengembangan mutu pendidikan dengan cara
memberikan metode atau model pendekatan kepada siswa yang kita
kenal dengan model pembelajaran PAKEM (pembelajaran aktif,
efektif, dan menyenangkan) agar siswa dan siswi lebih mudah dalam
menangkap dan menerapkan pelajaran yang guru berikan.
Selain itu juga siswa dan siswi diberikan siraman rohani setiap
pagi, dimana diwarga sekolah melaksanakan dzikir bersama dan
membaca asmahul husna setiap pagi sebelum melakukan kegiatan
belajar mengajar. Tujuan ini dimaksudkan untuk memberikan
ketenangan hati, keselamatan, kecerdasan dan kerukunan untuk para
warga sekolah.
Setiap hari jumat juga dijadwalkan untuk kegiatan jumat sehat dan
bersih. Kegiatan ini dilakukan kegiatan olah raga seperti senam, olah
raga, dan bersih- bersih yang dipimpin oleh bapak Andrew kusuma,

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 2, September 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19
228 | Model Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pelayanan Pendidikan (210-
233)
Available at : https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/19

S.Pd dan bapak Yudi Budiawan, S.Pd. setiap jumat diberikan jadwal
untuk setiap kelasnya. Jadwal kegiatan jumat sehat dan bersih
dikeluarkan pada tanggal 23 Juli 2018 oleh kepala sekolah dan
wakasek bagian kesiswaan. Jadwal terlampir dilampiran 10.

4. Pengawasan Mutu Pelayanan Pendidikan di SMAN 1


Astanajapura Cirebon
Pengawasan peningkatan mutu dalam pelayanan pendidikan,
sekolah selalu memberikan dan memfasilitasi pegawai yang handal.
Bekerjasama dengan pengawas pembina sekolah, komite sekolah,
warga lingkungan sekolah. Menurut bapak wahyudin arif selaku
wakasek kurikulum mengatakan : Pengawasaan untuk faktor
pengelolaan sekolah yaitu kepala sekolah, dengan bendahara BOS,
pengawas wakasek selalu mengawasi dimana mengawasi disini selalu
melakukan diskusi untuk melakukan apa yang diharapkan oleh kepala
sekolah dan kebutuhan para warga sekolah, pengawas pembina
bertugas membina sekolah khusus, dimana jika warga sekolah ada
keluhan pengawas pembina lah tempat untuk mengeluh, meminat
saran jika ada masalah disekolah ini. Karena kedudukan nya lebih
tinggi pengawas pembina tersebut. jika terjadi gesekan antar internal
kita menyelesaikan semua masalah didalam internal sekolah dulu jika
memang tidak bisa maka kita libatkan atau adukan kepada pengawas
pembina.
Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan lingkungan sekolah
yang aman dan tertib dengan mengaktifkan petugas satpam,
mengaktifkan petugas malam, saya ingin segera membangun pagar
belakang sekolah karena belum ada jadi siswa dapat bebas untuk bisa
bolos sekolah. Upaya kita meminta bantuan kepada komite dan
masyarakat untuk meminta bntuan pemagaran area belakang sekolah,
meminta bantuan kepada pihak kepolisan untuk menjaga. Karena
semua harus dilindungi demi keamanan dan kenyamanan.
Adapun peran guru sangat dituntut untuk mengawasi semua siswa,
dimana sekolah sudah membuat aturan demi kelangsungan ketertiban

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 2, September 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19
229 | Model Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pelayanan Pendidikan (210-
233)
Available at : https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/19

disekolah, guru bimbingan konseling tidak selalu fokus selalu


mengawasi karena dalam bidang studi hanya beberapa jam saja untuk
mengisi mata pelajaran Bimbingan konseling, untuk itu diharpapkan
untuk mengawasan dan menjagaan dilakukan dengan ketat meminta
bantuan kepada satpam dan penjaga malam demi keamanan dan
kenyaman disekolah agar terpeliharan dengan baik.

5. Evaluasi Mutu Pelayanan pendidikan di SMAN 1 Astanajapura


Cirebon
Sekolah harus mampu membuat perencanaan pengembangan
sekolah dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Untuk itu
sekolah harus mampu melakukan evaluasi diri agar perencanaan yang
telah disusun benar-benar berdasarkan kondisi konkrit dan atas dasar
data yang akurat tentang potensi dan keadaan sekolah. Selain itu,
sekolah juga harus siap untuk dinilai oleh pihak lain seperti akreditasi,
oleh badan akreditasi sekolah, oleh peneliti dari mahasiswa.
Dimasa otonomi pendidikan ini, sekolah bukan lagi sebagai
lembaga yang menekankan birokrasi, tetapi sebagai wahana pemberian
jasa pelayanan pendidikan. orang tua siswa mempercayakan putra-
putrinya kepada sekolah untuk mendapatkan pelayanan pendidikan
yang sebaik-baiknya.
Sekolah dituntut untuk dapat memberikan informasi kepada
masyarakat stakeholder sebagai bentuk akuntabilitas sekolah. Sekolah
juga harus dapat melakukan monitoring mengenai proses pendidikan
dan pembelajaran yang terjadi disekolah dan evaluasi program serta
hasil belajar siswa. Sekolah sebagai lembaga pelayanan jasa
pendidikan harus mampu memberikan kepuasan kepada stakeholder-
nya, yaitu orang tua, siswa dan masyarakat penyandang dan
pendidikan.
Program tahunan SMAN 1 Astanajapura Cirebon ini dikukuhkan
serta ditetapkan bersama kepala sekolah dan komite sekolah, dalam
perkembangannya, akan dievaluasi setiap tahun sebagai acuan untuk
pelaksanaan program selanjutnya.

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 2, September 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19
230 | Model Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pelayanan Pendidikan (210-
233)
Available at : https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/19

Selain wawancara dilapangan dengan warga sekolah peneliti juga


membagikan angket untuk orang tua siswa dan siswi kelas XII IPA 1
dan XII IPS 1 agar peneliti mengetahui apa yang dirasakan orang tua
atau customers, penyebaran angket kepada orang tua ini bertujuan
untuk memberikan motivasi dan bahan evaluasi untuk sekolah agar
dapat memberikan pelayanan pendidikan yang lebih baik lagi untuk
pelanggan sekolah. Pertanyaan yang diajukan untuk orang tua murid
sebanyak 30 pertanyaan yang diajukan dengan cara pengisian sangat
setuju, setuju, cukup setuju, kurang setuju, dan tidak setuju yaitu
sebagai berikut:
a. Durasi waktu belajar disekolah saat ini sudah sesuai dengan
kebutuhan Peserta Didik.
b. Kebijakan dan Aturan sekolah memperhatikan kepentingan Peserta
Didik.
c. Setiap aturan atau kebijakan yang dikeluarkan oleh sekolah
dikomunikasikan dengan baik ke Pesera Didik.
d. Fasilitas yang ada disekolah mendukung pencapaian hasil belajar
setiap Peserta Didik.
e. Penguasaan materi pengajaran oleh Guru membantu
meningkatkan pemahaman Peserta Didik.
f. Guru memberikan metode yang bervariasi dalam pembelajaran (
Seperti : belajar kelompok, mendatangkan ahli/ pembicara,
pembelajaran diluar kelas).
g. Guru Menyiapkan media pembelajaran yang membantu
meningkatkan pemahahaman Peserta Didik.
h. Guru memberitahukan setiap hasil penilaian yang anak saya peroleh
dengan cepat.
i. Guru memberitahukan secara lisan/ tertulis kekurangan yang harus
diperbaiki untuk meningkatkan hasil belajar anak saya.
j. Wali kelas memberi perhatian dan berkomunikasi aktif dengan anak
wali. 11.Guru menggunakan fasilitas teknologi ICT dalam
pembelajaran dikelas
(Seperti : Infokus, Video, Musik, Internet dan Kamera).
12. Wali kelas memotivasi Peserta Didik agar selalu giat belajar dan
berupaya maksimal dalam pembelajaran.
13. Wali kelas selalu berdiskusi dengan peserta didik bagaimana belajar

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 2, September 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19
231 | Model Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pelayanan Pendidikan (210-
233)
Available at : https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/19

yang baik dan memecahkan masalah.


14. Kepala Sekolah/ Wakil kepala sekolah memanggil orang tua untuk
berkomunikasi aturan dan kebijakan sekolah.
15. Sekolah memacu Peserta Didik belajar giat agar mencapai prestasi
maksimal. 16.Lingkungan Sekolah yang aman.
17.Lingkungan Sekolah yang Rapih dan
Bersih. 18.Kebersihan ruang kelas/
ruangan belajar.
19.Kebersihan Toilet / WC.
20.Kebersihan Kantin Sekolah.
21.Fasilitas Ibadah seperti masjid dan
kelengkapannya 22.Datang sekolah tepat
waktu.
23. Menyelesaikan tugas-tugas sekolah tepat waktu.
24. Sarana prasarana olah raga. Basket, voli, lempar lembing, bola
sepak dan futsal, matras, dll.
25. Sekolah menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar
menjadi seorang pemimpin.
26. Fasilitas sarana perpustakaan memadai buku-buku yang lengkap
dan terbaru. 27.Peserta Didik diberi kesempatan memilih kegiatan
ekstrakulikuler sesuai
minat dan bakatnya.
28. Peserta Didik diberi kesempatan memilih program pengembangan
bakat pada jalur lomba akademik (Seperti : lomba Olimpiade
Matematika, IPA, IT dan Bahasa Inggris.
29. Pelayanan petugas Administrasi Sekolah (Tata Usaha).
30. Secara keseluruhan Kualitas pelayanan Pendidikan SMAN 1
Astanajapura Cirebon.

KESIMPULAN
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh SMAN 1
Astanajapura dalam pengembangan model manajemen mutu pelayanan
pendidikan dimasa yang akan datang, dengan penelitian yang dilakukan
dengan penelitian studi kasus. Hasil penelitian menunjukan, perencanaan
peningkatan mutu dalam pelayanan pendidikan, sekolah harus memiliki

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 2, September 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19
232 | Model Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pelayanan Pendidikan (210-
233)
Available at : https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/19

sarana dan prasarana, sarana dan prasarana masih belum memadai akan
tetapi sekolah berusaha untuk melengkapi kebutuhan proses pembelajaran
demi kelangsungan belajar yang nyaman asri, belajar berbasi IT agar bisa
mengikuti perkembanan zaman, setiap kelas harus dilengkapi infokus
sehingga pembelajaran berbasis digital untuk kedepannya, sarana olah
raga masih banyak yang harus dilengkapi, kondisi kelas harus bersih
karena dengan kebersihan sekolah menjadi sehat, proses belajara setiap
waktu selalu ditingkatkan oleh para tenaga pendidik agar siswa dapat
menerima semua mata pelajaran dengan mudah, administrasi dari pihak
tata usaha juga memberikan peringanan untuk pembiayaan jika ada orang
tua siswa yang tidak mampu.
Pengorganisasian peningkatan mutu dalam pelayanan pendidikan
yaitu Peningkatan kualitas suatu sekolah dapat dicapai manakala adanya
program pengembangan yang merupakan bagian terpenting dalam
pengelolaan sekolah. Hal ini dilatar belakangi karena beberapa alasan
seperti perkembangan masyarakat serta ilmu pengetahuan dan teknologi
yang berorientasi pada masa depan, yang disesuaikan dengan
perkembangan dan pertumbuhan masyarakat. Keberhasilan program
pendidikan melalui proses belajar mengajar disekolah, sangat dipengaruhi
oleh tiga faktor utama, yaitu faktor masukan internal, faktor proses yaitu
kegiatan belajar mengajar dikelas yang berlangsung sehari-hari, dan Out
put yaitu hasil berupa lulusan/ tamatan, disamping itu terdapat lingkungan
sosial dan lingkungan alamiah yang ikut berpengaruh terhadap kegiatan
belajar mengajar sehari-hari disekolah.
Pelaksanaan peningkatan mutu dalam pelayanan pendidikan yaitu,
tersedianya semua fasilitas yang mendukung dalam proses belajar
mengajar. Dalam pengembangan model untuk meningkatkan mutu
pelayanan pendidikan di SMAN 1 Astanajapura Cirebon pada intinya
semua didasari oleh adanya anggaran dari dinas pendidikan pemerintah
provinsi Jawa Barat untuk terpenuhinya segala fasilitas dan kesejahteraan
semua guru dan staf dalam memberikan pelayanan yang baik kepada
pelanggan.
Pengawasan peningkatan mutu dalam pelayanan pendidikan

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 2, September 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19
233 | Model Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pelayanan Pendidikan (210-
233)
Available at : https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/19

Pengawasaan untuk faktor pengelolaan sekolah yaitu kepala sekolah,


dengan bendahara BOS, pengawas wakasek selalu mengawasi dimana
mengawasi yang dimaksud adalah selalu melakukan diskusi untuk
melakukan apa yang diharapkan oleh kepala sekolah dan kebutuhan para
warga sekolah, pengawas pembina bertugas membina sekolah khusus,
dimana jika warga sekolah ada keluhan pengawas pembinalah tempat
untuk mengeluh, meminat saran jika ada masalah disekolah ini.
Evaluasi peningkatan mutu dalam pelayanan pendidikan biasanya
saya menanyakan kepada seluruh siswa setiap akhir semester, bagaimana
kesan- kesannya pelajaran yang diberikan oleh guru contoh pelajaran
Fisika bagaimana guru cara memberikan metode pembelajaran, apakah
guru aktif didalam kelas, apakah cara pengajaran guru kreatif sehingga
siswa dan siswi dapat menerima pelajaran dengan mudah dan dapat
diingat.

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta, 2010.


Data Pengawas RA/MI/DIN Kec. Losari Kab. Cirebon tahun 2017.
Eulogius Junaidy Rahun & Lisa Gracia Kailola. Hubungan Kepemimpinan.
Vol. 5 No. 1. 2016
Kosasih, Engkos. Implementasi Manajemen Strategis. Bandung, PT. Setia
Purna Inves, 2010.
Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan
Implementasi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004.
Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, dalam Konteks
Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya. Jakarta: Rajawali Pers, 2008.

Eduprof : Islamic Education Journal


Volume 1 Nomor 2, September 2019 | P-ISSN : 2723-2034
DOI: https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.19

You might also like