Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Prosiding Farmasi http://dx.doi.org/10.29313/.v6i2.

23556

Formulasi Sediaan Pasta Gigi Dari Ekstrak Daun Bidara Arab


(Ziziphus Spina-Christi L.)
Meri Riani, Fitrianti Darusman & Anan Suparman
Prodi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung,
Bandung, Indonesia
email:[email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRACT: Dental caries is a disease of tissue damage on the surface of a tooth and develops up to the pulp.
Dental caries is caused by Streptococcus mutans. Bidara arab leaves (Ziziphus spina-christi L.) is a plant found
in the Qur'an and has various properties, one of which is antibacterial because it contains secondary
metabolites such as alkaloids, flavonoids, saponins, polyphenols, and tannins. The purpose of this study was to
make a preparation of bidara arab leaves extract with a variety of CMC Na concentrations as a binder. CMC
Na concentration used 1-6% and the best optimization formula is F5 which contains CMC Na of 5%. Testing
the antibacterial activity of water extracts and ethanol 70% bidara arab was carried out using agar diffusion
method and the results obtained by water extract did not produce clear zones and for ethanol 70% extract had
clear zones at concentrations of 3.5% and 4.5%. Ethanol 70% extract with a concentration of 4.5% is
formulated into a toothpaste preparation. Evaluation of preparations made included organoleptic, homogeneity,
dispersibility, pH, and high foam. The observations showed that the ethanol extract of 70% bidara arab leaves
for organoleptic test was brown, minty, spicy, semi-solid, homogeneous, the range of spread was 5-5,5 cm, the
pH value was 7, and the height range was foam 6-8 cm.
Keywords: Bidara arab leaves, toothpaste, Streptococcus mutans, CMC Na

ABSTRAK: Karies gigi adalah penyakit kerusakan jaringan pada permukaan gigi dan berkembang sampai ke
pulpa. Karies gigi disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutans. Daun bidara arab (Ziziphus spina-christi L.)
merupakan tumbuhan yang terdapat di dalam Al-Qur’an serta memiliki berbagai macam khasiat salah satunya
sebagai antibakteri karena mengandung metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, saponin, polifenolat,
dan tannin. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sediaan pasta gigi ekstrak daun bidara arab dengan
variasi konsentrasi CMC Na sebagai bahan pengikat. Konsentrasi CMC Na yang digunakan 1-6% dan formula
optimasi yang terbaik adalah F5 yang mengandung CMC Na sebesar 5%. Pengujian aktivitas antibakteri
ekstrak air dan etanol 70% bidara arab dilakukan dengan menggunakan metode difusi agar dan hasil yang
diperoleh ekstrak air tidak menghasilkan zona bening dan untuk ekstrak etanol 70% memiliki zona bening
pada konsentrasi 3,5% dan 4,5%. Ekstrak etanol 70% dengan konsentrasi 4,5% diformulasikan ke dalam
sediaan pasta gigi. Evaluasi sediaan yang dilakukan meliputi organoleptik, homogenitas, daya sebar, pH, dan
tinggi busa. Hasil pengamatan menunjukan sediaan pasta gigi ekstrak etanol 70% daun bidara arab untuk uji
organoleptik berwarna coklat, beraroma mint, rasa pedas, berbentuk semi solid, homogen, rentang daya sebar
5-5,5 cm, nilai pH 7, dan rentang tinggi busa 6-8 cm.
Kata Kunci: Daun bidara arab, pasta gigi, Streptococcus mutans, CMC Na.

636
Formulasi Sediaan Pasta Gigi Dari Ekstrak Daun Bidara Arab… | 637
1 PENDAHULUAN yang memiliki aktivitas antibakteri serta
Karies gigi terjadi karena ketidakseimbangan mengetahui formulasi sediaan pasta gigi yang
ekologi bakteri di dalam mulut sehingga akan mengandung ekstrak daun bidara arab.
bersarang membentuk kompleks biofilm dan
menjadi plak di permukaan gigi (Struzycka, 2 LANDASAN TEORI
2014). Bakteri yang dapat menyebabkan
Klasifikasi tanaman bidara arab menurut
terjadinya karies gigi adalah streptococcus mutans
Tjitrosoepomo (2010) adalah sebagai berikut:
(Forssten, et al., 2010). Berdasarkan Riskesdas
(Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018, presentase Kerajaan : Plantae
penduduk indonesia yang mempunyai masalah Divisi : Magnoliophyta
gigi dan mulut berupa gigi rusak, berlubang, dan
sakit sebesar 45,3% (Balitbangkes, 2019). Kelas : Magnoliopsida
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk Bangsa : Rosales
mencegah terjadinya karies gigi adalah dengan
bersiwak. Bersiwak (menyikat gigi) termasuk Suku : Rhamnaceae
sunnah yang paling senang dilakukan oleh Marga : Ziziphus
rasulullah dalam menjaga kesehatan mulut.
Jenis : Ziziphus spina-christi L.
Pasta gigi dapat digunakan untuk mencegah
Tanaman bidara (Zizhipus spina-christi l.)
terjadinya karies gigi. Secara umum formulasi
Memiliki kandungan kimia seperti alkaloid,
pasta gigi yaitu bahan aktif dan bahan tambahan
flavonoid, triterpenoid, saponin, lipid, protein,
berupa abrasif, surfaktan, bahan pengikat,
gula, dan lendir bebas (Abalaka et al, 2003).
humektan, perasa, pemanis, dan bahan pengawet
Secara anatomi penyusun gigi terdiri dari
(Butler, 2000). Bahan aktif kimia yang sering
mahkota dan akar gigi. Lapisan gigi yang paling
digunakan adalah fluoride. Penggunaan fluoride
luar dan memiliki sifat sangat keras disebut email.
dengan kadar berlebihan dalam jangka waktu yang
Email merupakan pelindung gigi yang menutupi
panjang dapat menyebabkan flourosis email serta
permukaan mahkota gigi dan tidak mempunyai
tidak dapat membunuh bakteri dengan efektif
kemampuan untuk kembali tumbuh. Lapisan di
(Strassler, 2013). Sedangkan bahan alami yang
bawah email disebut dentin. Dentin bersifat lebih
yang memiliki potensi untuk digunakan sebagai
lunak dibandingkan email dan miliki kemampuan
bahan aktif pada sediaan pasta gigi salah satunya
untuk tumbuh. Dentin di dalamnya terdapat
adalah bidara arab.
saluran-saluran mikroskopis yang disebut tubulus
Bidara arab (Ziziphus spina-christi L.)
dentin. Tubulus dentin berisi cairan yang mengalir
Merupakan tanaman istimewa yang disebutkan di
dari permukaan rongga pulpa menuju email dan
dalam Al-Qur’an salah satunya di dalam QS. An-
sementum. Bagian dalamnya lagi terdapat jaringan
Najm (53) ayat 14 yaitu pohon bidara yang berada
ringan lunak yang berisi jaringan ikat, limfe,
di langit ke-7. Penelitian ekstrak etanol daun
pembuluh darah dan saraf yang disebut pulpa
bidara arab memiliki aktivitas antibakteri terhadap
(Rahmadhan, 2010:4-6)
beberapa bakteri patogen yaitu Escherichia coli,
Karies gigi merupakan penyakit kerusakan
Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typi,
jaringan pada permukaan gigi dan berlanjut ke
Streptococcus epidermidis, Streptococcus mutans,
dentin. Karies ditandai dengan terjadinya
dan Vibrio sp. Serta mengandung senyawa
demineralisasi pada jaringan keras gigi yang
metabolit sekunder yaitu saponin, alkaloid,
terjadi karena menempelnya makanan yang
flavonoid, fenol, dan tanin (Ashri, 2016). Dengan
mengandung karbohidrat pada permukaan gigi
melihat potensi yang dimiliki oleh ekstrak daun
berupa hidrat arang kemudian oleh bakteri diubah
bidara arab, sehingga pada penelitian ini akan
menjadi asam. Asam tersebut menyebabkan
melakukan formulasi sediaan pasta gigi yang
kerusakan gigi. Bakteri yang paling umum
mengandung ekstrak bidara arab sebagai zat aktif
menyebabkan karies gigi adalah streptococcus
alami sehingga dapat menjadi alternatif dalam
mutans dan lactobacilli, jika dibiarkan akan
permasalahan karies gigi.
menyebabkan rasa sakit, infeksi, bahkan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
kehilangan gigi (Chemiawan, dkk., 2004). Faktor
menentukan konsentrasi ekstrak daun bidara arab
Farmasi
638 | Meri Riani, et al.
yang mempengaruhi terjadinya karies gigi pelarut air dan etanol 70%. Selanjutnya uji
meliputi gigi dan saliva, mikroorganisme, substrat aktivitas antibakteri ekstrak dengan metode difusi
serta faktor waktu (Chemiawan, dkk., 2004). agar cara sumuran menggunakan media agar
Untuk menghambat atau membunuh bakteri darah. Kemudian dilakukan optimasi basis.
penyebab karies gigi tersebut dibutuhkan suatu Formulasi sediaan pasta gigi, dan evaluasi sediaan
antibakteri. Antibakteri adalah senyawa alami meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji
maupun sintetik yang memiliki sifat menekan atau daya sebar, uji ph, dan uji tinggi busa.
menghentikan proses biokimia di dalam Pembuatan optimasi basis dilakukan dengan
organisme, khususnya dalam proses infeksi mengembangkan cmc na dengan aquadest panas
bakteri. Proses tersebut terjadi dengan dan didiamkan sampai mengembang, diaduk
menghambat sintesis dinding sel, sintesis protein, hingga homogen, selanjutnya di wadah berbeda
sintesis asam nukleat, dan menghambat jalur campurkan kalsium karbonat, gliserin, metil
metabolisme sehingga struktur membran sel paraben, dan propil paraben, kemudian dimasukan
bakteri dapat dihancurkan (Tenover, 2006). ke wadah cmc na aduk dengan stirrer hingga
Senyawa yang digunakan sebagai antibakteri homogen. Minyak pippermint diteteskan dan
harus memiliki toksisitas yang selektif. Untuk ditambahkan sisa aquadest aduk hingga homogen.
menentukan kepekaan bakteri terhadap antibakteri Formulasi optimasi basis ditunjukkan pada Tabel
dapat dilakukan dengan metode pokok yaitu 2.
metode difusi maupun dilusi.
Sediaan farmasi yang dapat digunakan untuk
Formula (% )
mencegah terjadinya karies gigi adalah pasta gigi. Bahan
1 2 3 4 5 6
Menurut Badan Standarisasi Nasional (1995), CMC Na 1 2 3 4 5 6
syarat mutu sediaan pasta gigi adalah sebagai Kalsium karbonat 47 47 47 47 47 47
Gliserin 15 15 15 15 15 15
berikut: Metil paraben 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18
Propil paraben 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
Minyak Pippermint 5 tetes 5 tetes 5 tetes 5 tetes 5 tetes 5 tetes
Aquadest ad 100 100 100 100 100 100
No Jenis Uji Satuan Syarat

1
Sukrosa atau karbohidrat lain
˗ Negatif
Tabel 2. Susunan formulasi basis
yang terfermentasi
2 pH ˗ 4,5-10,5
Cemaran logam
a. Pb ppm Maksimal 5,0
3
b. Hg ppm Maksimal 0,02
3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
c. As ppm Maksimal 2,0
Cemaran mikroba Determinasi Dan Preparasi Bahan
4 a. Angka lempeng total ˗ ˂105
b. E.coli ˗ Negatif Pada penelitian ini simplisia yang digunakan
5 Zat pengawet ˗ Sesuai dengan yang diijinkan Depkes
Foemaldehida maksimal sebagai
adalah daun bidara arab (Ziziphus spina-christi L.)
6 % 0,01
formaldehida bebas yang diperoleh dari kebuk Qur’an, Kec Cihideung,
7 Flour bebas ppm 800-1500
8 Zat warna ˗ Sesuai dengan yang diijinkan Depkes Kab Bandung Barat, Jawa Barat. Daun bidara arab
Organoleptis
a. Keadaan ˗ Harus lembut, serba sama (homogen) tidak
di determinasi di Herbarium Jatinangor
9 terlihat adanya gelembung udara, gumpalan, Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Departemen
b. Benda asing ˗
dan partikel yang terpisah
Tidak tampak
Biologi, FMIPA Unpad. Determinasi ini bertujuan
untuk memastikan kebenaran bahan yang
Tabel 1. Syarat mutu pasta gigi (SNI, 1995) digunakan. Hasil determinasi menyatakan bahwa
simplisia yang digunakan adalah daun bidara arab
dari suku Rhamnaceae.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk menguji Penetapan Parameter Standar
aktivitas antibakteri dari ekstrak daun bidara arab Penetapan parameter standar dibagi menjadi
yang akan dijadikan sebagai bahan aktif dalam dua yaitu penetapan parameter spesifik dan non
sediaan pasta gigi. Pada penelitian ini dilakukan spesifik. Penetapan parameter spesifik dilakukan
tahapan, yaitu determinasi dan preparasi bahan, untuk menjamin mutu dari simplisia meliputi
penapisan fitokimia, penetapan parameter standar, kadar sari larut air dan etanol, sedangkan
kemudian dilakukan ekstraksi maserasi dengan penetapan parameter non spesifik dilakukan untuk
Volume 6, No. 2, Tahun 2020 ISSN: 2460-647
Formulasi Sediaan Pasta Gigi Dari Ekstrak Daun Bidara Arab… | 639
menjamin keamanan simplisia terhadap cemaran untuk menguapkan sisa pelarut yang masih
meliputi kadar air, susut pengeringan, kadar abu terdapat di dalam ekstrak. Ektrak air daun bidara
total, dan kadar abu tidak larut asam. Hasil uji arab yang diperoleh sebesar 20,6866% sedangkan
Penetapan parameter ditunjukkan pada Tabel 3. untuk ekstrak etanol 70% sebesar 20,02%.

Penapisan Fitokimia
Parameter Uji Has il % Penapisan fitokimia dilakukan untuk
Kadar s ari larut air 18,18 mengetahui atau mengidentifiasi kandungan
Kadar s ari larut etanol 15,69
metabolit sekunder yang terkandung di dalam
Kadar air 6,6
Sus ut pengeringan 7,41 simplisia dan ekstrak daun bidara arab. Metode
Kadar abu total 9,97 yang digunakan adalah dengan melihat reaksi
Kadar abu tidak larut as am 0,71
warna yang terbentuk menggunakan suatu
Tabel 3. Hasil Uji parameter standar pereaksi warna tertentu. Hasil dari penapisan
fitokimia dapat dilihat pada Tabel 4.

Ekstraksi Tabel 4. Hasil skrining fitokimia simplisia dan


Ekstraksi yang dilakukan menggunakan cara
dingin yaitu maserasi. Ekstraksi ini bertujuan Golongan Senyawa Simplisia Ekstrak Air Ekstrak Etanol 70%
untuk menarik senyawa-senyawa metabolit Alkaloid (+) (+) (+)
sekunder yang terkandung di dalam simplisia Flavonoid (+) (+) (+)
dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Pada Saponin (+) (+) (+)
Polifenolat (+) (+) (+)
penelitian ini daun bidara arab yang telah
Tanin (+) (+) (+)
dikeringkan tersebut dilakukan maserasi
menggunakan dua pelarut yaitu pelarut air dan ekstrak daun bidara arab
pelarut etanol 70%. Maserasi menggunakan dua Keterangan: (+) = terdeteksi
pelarut tersebut bertujuan untuk membandingkan
rendemen ekstrak yang diperoleh, kandungan Hasil Pengujian Aktivitas Antibakteri
senyawa metabolit sekunder, serta Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol
membandingkan aktivitas antibakteri yang terbaik 70% dan air dilakukan terhadap bakteri
dari kedua ekstrak tersebut. Etanol 70% Streptococcus mutans dengan konsentrasi 1,5%,
merupakan pelarut universal yang dapat menarik 2,5%, 3,5%, dan 4,5%. Kontrol negatif yang
senyawa-senyawa yang bersifat polar, semi polar, digunakan adalah aquadest steril dan kontrol
dan non polar sedangkan air adalah pelarut yang positif yang digunakan adalah klorhexidine 0,2%.
mudah didapatkan dan dapat menarik senyawa Pengujian ini dilakukan dengan metode difusi agar
yang bersifat polar. cara sumuran dengan menggunakan media agar
Maserasi menggunakan pelarut air dilakukan darah. Media agar darah adalah media
selama 1x24 jam sedangkan maserasi pertumbuhan bakteri yang mampu membedakan
menggunakan pelarut etanol 70% dilakukan bakteri pathogen berdasarkan efek exotoksin
selama 3x24 jam dengan dilakukan 3 kali hemolitik pada sel darah merah. Streptococcus
penggantian pelarut untuk mencegah kejenuhan mutans merupakan bakteri α-hemolitik yang dapat
pelarut. Maserat yang diperoleh kemudian menghemolisis eritrosit. Penggunaan agar darah
dipekatkan menggunakan rotary vacuum untuk memastikan bakteri ini menghemolisis
o
evaporator pada suhu 40 C. Pemekatan ini eritrosit yang ditandai dengan terjadinya
bertujuan untuk menguapkan pelarut yang terdapat penghijauan di sekitar koloni (Anggraini, dkk,
pada maserat sampai dihasilkan ekstrak agak 2017). Hasil pengujian aktivitas antibakteri
kental. Suhu yang digunakan pada proses ditunjukan pada Tabel 5.
pemekatan relatif rendah yang bertujuan untuk
mencegah rusaknya senyawa metabolit sekunder
yang bersifat termolabil yang terdapat di dalam
ekstrak. Ekstrak agak kental kemudian dipekatkan
lagi menggunakan waterbath pada suhu 50oC
Farmasi
640 | Meri Riani, et al.
Tabel 5. Hasil pengujian aktivitas antibakteri
Zona Hambat (mm)
Konsentrasi (% ) Kontrol Negatif Kontrol Positif
Ekstrak air Ekstak etanol 70%
(Aquadest steril) (Klorheksidin 0,2% )

1,5 0 0
2,5 0 0
0 7,9
3,5 0 3
4,5 0 4

Berdasarkan tabel di atas hasil pengujian


aktivitas antibakteri pada ekstrak air belum Daya Sebar Viskositas
memberikan zona bening yang menandakan tidak Formula Bentuk Warna Bau Rasa Homogenitas pH
(cm) (cPs)
adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak tersebut.
1 Cair Putih Mint Pedas Homogen 6,5 8 540
Ekstrak air daun bidara arab tidak menunjukan
2 Cair Putih Mint Pedas Homogen 6,5 8 1060
adanya zona bening meskipun ketika penapisan
3 Agak semi solid Putih Mint Pedas Homogen 6 8 5260
fitokimia menunjukan positif adanya senyawa
4 Agak semi solid Putih Mint Pedas Homogen 6 8 6160
metabolit sekunder yang diduga memiliki aktivitas
5 Semi solid Putih Mint Pedas Homogen 5 8 13800
sebagai antibkateri. Hal ini dapat terjadi karena
6 Semi solid Putih Mint Pedas Homogen 5 8 18220
beberapa faktor, menurut Pelczar dan Chan (1988)
konsentrasi senyawa uji yang digunakan Tabel 6. Hasil uji evaluasi optimasi basis
berpengaruh terhadap daya antibakterinya. Berdasarkan tabel di atas, konsentrasi CMC
Semakin tinggi konsentrasi maka akan semakin Na mempengaruhi nila viskositas yang dihasilkan.
tinggi pula aktivitasnya. Pada penelitian ini Dimana semakin tinggi konsentrasi CMC Na
mungkin saja konsentrasi yang digunakan terlalu maka semakin tinggi pula nilai viskositasnya. Hal
kecil sehingga tidak memberikan aktivitas ini disebabkan karena CMC Na bersifat mampu
antibakteri (Pelczar dan Chan, 1988). Sedangkan menyerap air yang ada disediaan sehingga dengan
ekstrak etanol 70% pada konsentrasi 3,5% meningkatnya CMC Na maka akan meningkatkan
memiliki zona bening sebesar 3 mm dan viskositasnya (Rowe et al, 2009). Nilai viskositas
konsentrasi 4,5% sebesar 4 mm. Kontrol positif yang untuk sediaan semisolid yaitu 2000-50000
memiliki zona bening sebesar 7,9 mm. cPs ( SNI, 1996). Dari ke-6 formula basis, basis
Merujuk pada respon zona hambat menurut terpilih yaitu pada formula 5 karena memiliki nilai
Davis (1971), respon zona hambat diklasifikasikan viskositas yang memenuhi persyaratan dan
ke dalam 4 kelompok yaitu respon lemah membentuk pasta yang konsisten pada sikat gigi.
(diameter <5 mm), sedang (diameter 5-10 mm),
kuat (diameter 10-20 mm), dan sangat kuat Formulasi dan Evaluasi Sediaan Pasta Gigi
(diameter >20 mm). Berdasarkan hasil pengujian Basis yang terpilih selanjutnya diformulasikan
pada penelitian ini, zona hambat yang dihasilkan menjadi sediaan pasta gigi dengan konsentrasi
pada konsentrasi 3,5% dan 4,5% masuk ke dalam ekstrak etanol 70% dari hasil pengujian aktivitas
kelompok respon lemah dan kontrol positif antibakteri yaitu 4,5%. Formulasi sediaan pasta
memiliki respon zona hambat yang masuk ke gigi dapat dilihat pada Tabel 7.
kelompok sedang.

Optimasi Basis dan Evaluasi Tabel 7. Formulasi sediaan pasta gigi


Sebelum dilakukan formulasi sediaan
dilakukan optimasi basis terlebih dahulu untuk
menentukan konsentrasi basis yang dapat
membentuk sediaan pasta gigi yang paling baik.
Basis yang digunakan adalah CMC Na yang
berfungsi sebagai bahan pengikat. Optimasi ini
dilakukan terhadap enam konsentrasi yang
berbeda, yaitu 1% (formula 1), 2% (formula 2),
3% (formula 3), 4% (formula 4), 5% (formula 5),
6% (formula 6). Hasil optimasi basis dapat dilihat
pada Tabel 6.
Volume 6, No. 2, Tahun 2020 ISSN: 2460-647
Formulasi Sediaan Pasta Gigi Dari Ekstrak Daun Bidara Arab… | 641
Uji Organoleptik Sediaan Tabel 9. Hasil uji daya sebar sediaan
Uji organoleptik dilakukan secara visual
menggunakan panca indera untuk mengetahui Hari Ke- Diameter (cm)
tampilan luar dari sediaan pasta gigi yang
dihasilkan memenuhi syarat estetika atau tidak. 1 5,5
Pengujian organoleptis yang dilakukan meliputi 7 5
bentuk, warna, bau, dan rasa. Hasil pengujian Dari hasil pengujian daya sebar pada hari ke-1
organoleptik dapat dilihat pada Tabel 8. dan ke-7, sediaan pasta gigi yang dibuat memiliki
nilai daya sebar 5-5,5 cm. Syarat nilai daya sebar
Tabel 8. Hasil uji organoleptik sediaan untuk sediaan semisolid semistiff yaitu 3-5 cm
(Garg, 2002). Dari pengujian yang dilakukan,
Hari Ke- Bentuk Warna Bau Rasa sediaan tersebut memenuhi rentang persyaratan
1 Semi solid Coklat Mint Pedas daya sebar.
7 Semi solid Coklat Mint Pedas
Uji pH Sediaan
Pasta gigi yang dihasilkan memiliki
Pengujian pH dilakukan menggunakan pH
karakteristik organoleptik yang sama antara
universal. Uji ini untuk mengetahui tingkat
pengujian pada hari ke-1 dan ke-7 yaitu berbentuk
keasaman atau kebasaan dari sediaan yang dibuat
semi solid, berwarna coklat yang dipengaruhi oleh
serta menjamin sediaan tersebut tidak mengiritasi
ekstrak daun bidara arab yang berwarna hijau
mukosa mulut. Berdasarkan pengujian yang
kecoklatan, bau mint dan rasa pedas yang
dilakukan pada hari ke-1 dan ke-7 sediaan
disebabkan karena adanya minyak pippermint
memiliki nila pH 7. Hasil yang diperoleh masuk
pada sediaan. Dengan demikian, dapat
ke dalam rentang persyaratan yang baik untuk
disimpulkan sediaan yang dihasilkan stabil pada
sediaan pasta gigi yaitu 4,5–10,5 (SNI, 1995).
suhu kamar secara organoleptik.
Uji Tinggi Busa
Uji Homogenitas Sediaan Uji pembentukan busa bertujuan untuk
Uji homogenitas dilakukan secara visual. Uji
mengetahui seberapa kuat kandungan saponin
homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah
yang ada di dalam ekstrak etanol daun bidara arab
sediaan yang dibuat memiliki warna yang merata
yang dapat menggantikan fungsi dari sodium
dan terdapat butiran-butiran kasar atau tidak. Hasil
lauril sulfat. Dimana tinggi busa menunjukan
pengujian homogenitas pada hari ke-1 dan ke-7
kemampuan untuk mengangkat kotoran pada gigi.
menunjukan sediaan yang dibuat homogen dengan
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
tidak ditemukannya partikel kasar dan warna tidak
aquadest atau air suling untuk mengetahui
merata. Menurut Badan SNI (1995) sediaan pasta
banyaknya busa yang dihasilkan pada sediaan
gigi yang homogen yaitu tidak terlihat adanya
pasta gigi. Hasil uji tinggi busa dapat dilihat pada
gelembung udara, gumpalan, dan partikel yang
Tabel 10.
terpisah. Maka dari hasil yang diperoleh sediaan
yang dibuat dapat disimpulkan homogen.
Tabel 10. Hasil uji tinggi busa sediaan
Uji Daya Sebar Sediaan
Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui Hari Ke- Tinggi busa (cm)
kemampuan sediaan untuk menyebar saat
diaplikasikan. Kemampuan menyebar 1 6
mempengaruhi transfer bahan aktif yang 7 8
digunakan pada daerah target dengan dosis yang
tepat, kemudahan penggunaan, tekanan yang Berdasarkan tabel di atas, tinggi busa yang
diperlukan agar dapat keluar dari kemasan, dan dihasilkan berkisar 6-8 cm. Tinggi busa pada
penerimaan oleh konsumen (Garg, 2002). Hasil sediaan pasta gigi tidak ada persyaratan yang
pengujian daya sebar dapat dilihat pada Tabel 9. ditentukan. Hal ini tergantung dengan tingkat
kesukaan konsumen (Daud, Desi, dan Ifaya,
2016).
Farmasi
642 | Meri Riani, et al.
Standarisasi Nasional, Jakarta.
Butler, H. (2000). Poucher’s Perfumes, Cosmetics,
4 KESIMPULAN and Soap. Edisi X, Kluwer Academic
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Publisher, Netherland.
dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 70% daun Chemiawan, E., dkk, (2004). Perbedaan
bidara arab (ziziphus spina christi l.) Memiliki Prevalensi Karies Pada Anak Sekolah
aktivitas antibakteri pada konsentrasi 3,5% dan Dasar dengan Program UKGS dan Tanpa
4,5% dengan diameter zona bening masing- UKGS Tahun 2004, Universitas Padjajaran
masing sebesar 3 dan 4 mm yang dikategorikan Bandung, Bandung.
memiliki aktivitas antibakteri kelompok lemah. Daud, N.S., Desi, S.A., dan Ifaya, M. (2016).
Sediaan pasta gigi yang mengandung ekstrak Formulasi Pasta Gigi Infusa Daun Jambu
etanol 70% daun bidara arab dengan konsentrasi Biji (Psidium guajava Linn.) dengan
4,5% memiliki karakteristik yang baik dalam hal Variasi Konsentrasi Na. CMC sebagai
organoleptik, homogenitas, ph, daya sebar, dan Bahan Pengikat. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1
tinggi busa. (1), 42-49.
Davis, W. W., dan Stout, T. R. (1971). Disc Plate
Method of Microbiological Antibiotic
SARAN
Assay, Applied Microbiology.
Perlu dilakukan pengujian aktivitas antibakteri Forssent, S. D., Bjorklund, M. and Ouwehand; A.
terhadap Streptococcus mutans pada media lain C. (2010). Streptococcus mutans caries and
dan dibandingkan dengan media agar darah. Serta simulation models. Journal Nutrien.
perlu dilakukan uji evaluasi viskositas dan Dansico Finland. (2) : 290-298.
aktivitas antibakteri pada sediaan untuk Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., Sigla, A.K.
membuktikan bahwa sediaan yang dibuat (2002). Spreading of Semisolid
memiliki aktivitas antibakteri yang dapat Formulation: An Update. Pharmaceutical
menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans. Technology.
Kemenkes RI. (2019). Situasi Kesehatan Gigi dan
DAFTAR PUSTAKA Mulut, Lembaga Penerbit Badan Penelitian
Al-Qur’an dan Pengembangan Kesehatan (LPB),
Abalaka, M.E., Daniyan, S.Y., Mann, A. (2010). Jakarta.
Evaluation of the antimicrobial activities of Pelczar, M. J., dan Chan, E. (2005). Dasar-Dasar
two Ziziphus species (Ziziphus mauritiana Mikrobiologi, UI Press, Jakarta.
L. and Ziziphus spina-christi L.) on some Rahmadhan, Ardyan Gilang. (2010). Seba Serbi
microbial pathogens, Afr J pharm Kesehatan Gigi dan Mulut, Bukune,
pharmacol, Vol. 4, No. 1, Hlm. 135-9. Jakarta.
Anggraini, R., Umi H., Gilang N., Dwi L.P. Rowe, Raymond et all. (2009). Handbook of
(2017). Pengaruh Normal Flora Pharmaceutical Exipients Ed 6th,
Streptococcus Sp. Karang Gigi Terhadap Pharmaceutical Press, London.
Pemeriksaan Darah Lengkap Pada Strassler, Howard, E. (2013). Toothpaste
Mahasiswa Universitas Nahdatul Ulama Ingridients Make a Difference: Patient-
Surabaya, Medical Technology and Public Specific Recommendation. Department of
Health Journal. Vol. 1 No.1. Endodontics, Prosthodontics and Operative
Ashri, Nurul H. (2016). Uji Aktivitas dan Dentistry University of Maryland Dental
Identifikasi Senyawa Kimia Antibakteri School.
Ekstrak Etanol Daun Bidara Arab (Ziziphus Struzycka, I. (2014). The oral microbiome in dental
spina-christi L.) terhadap Beberapa Bakteri caries. Polish Journal of Microbiology,
Patogen [Skripsi], Program Studi Farmasi, 63(2), pp. 127-135.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Tjitrosoepomo, Gembong. (2010). Taksonomi
UIN Alaudin Makasar, Makasar. Tumbuhan (Spermatophyta), Gadjah Mada
Badan Standarisasi Nasional. (1995). Standarisasi University Press, Yogyakarta.
Nasional Indonesia Pasta Gigi, Badan
Volume 6, No. 2, Tahun 2020 ISSN: 2460-647

You might also like