Skrinning Fitokimia, Uji Aktivitas Antioksidan Dan Tabir Surya Pada Tanaman Jagung (Zea Mays L.)
Skrinning Fitokimia, Uji Aktivitas Antioksidan Dan Tabir Surya Pada Tanaman Jagung (Zea Mays L.)
Skrinning Fitokimia, Uji Aktivitas Antioksidan Dan Tabir Surya Pada Tanaman Jagung (Zea Mays L.)
ABSTRACT
Corn (Zea Mays L.) is widely developed in Indonesia. Corn kernels showed total phenolic and antioxidant
activity. Antioxidants have the potential as photoprotectors, therefore, plants containing phenolic
compounds can be used in the prevention of free radicals. For this reason, researcher is interested in further
researching the phytochemical screening, antioxidant activity and sunscreen testing from extracts of stems,
leaves, hair and leaf wrapping from corn (Zea mays L.). The samples used were corn plants (corn silk, corn
leaves, corn stalks and leaf wrapping corn) originating from Kauditan area, North Minahasa. The results of
the study showed that the leaf contained saponin and flavonoid compounds, the stem contained alkaloid and
saponin compounds, the hair contained alkaloid and flavonoid compounds, and the leaf wrapping only
contained alkaloid compounds. The highest to lowest total phenolic content values starting from the stem
were 46.93 μg / mL, the leaf wrapping 37.76 μg / mL, the leaf 26.63 μg / mL and hair 14.49 μg / mL. The leaf
has the highest antioxidant activity with a value of 72.81% followed by 62.87% stem then wrapping leaf
43.13% and finally hair 29.14%. The SPF value of the stem was included in the ultra protection with a value
of 16.117 followed by the leaves included in the maximum protection with an SPF value of 10.902. While the
hair with SPF value of 0.6 and wrapping leaf with SPF value of 0.222 are included in the minimum
protection.
ABSTRAK
Jagung (Zea Mays L.) banyak dikembangkan di Indonesia. Biji jagung menunjukkan kadar total fenolik dan
aktivitas antioksidan. Antioksidan memiliki potensi sebagai fotoprotektor, oleh karena itu, tanaman yang
mengandung senyawa fenolik dapat digunakan dalam pencegahan radikal bebas. Untuk itu peneliti tertarik
untuk meneliti lebih lanjut tentang skrining fitokimia, uji aktivitas antioksidan dan tabir surya dari ekstrak
batang, daun, rambut, dan daun pembungkus dari jagung (Zea mays L.). Sampel yang digunakan ialah
tanaman jagung (rambut jagung, daun jagung, batang jagung dan daun pembungkus jagung) yang berasal
dari daerah Kauditan, Minahasa Utara. Hasil dari penelitian menunjukkan daun mengandung senyawa
saponin dan flavonoid, batang mengandung senyawa alkaloid dan saponin, rambut mengandung senyawa
alkaloid dan flavonoid, dan daun pembungkus hanya mengandung senyawa alkaloid. Nilai kandungan total
fenolik yang paling tinggi sampai paling rendah dimulai dari batang sebesar 46.93 μg/mL, daun
pembungkus 37.76 μg/mL, daun 26.63 μg/mL dan rambut 14.49 μg/mL. Daun memiliki aktivitas antioksidan
yang paling tinggi dengan nilai 72.81% diikuti oleh batang 62.87% kemudian daun pembungkus 43.13% dan
yang terakhir adalah rambut 29.14%. Nilai SPF batang termasuk dalam proteksi ultra dengan nilai 16,117
diikuti oleh daun yang termasuk dalam proteksi maksimal dengan nilai SPF 10,902. Sedangkan rambut
dengan nilai SPF 0,6 dan daun pembungkus dengan nilai SPF 0,222 termasuk dalam proteksi minimal.
Kata Kunci : Jagung (Zea Mays L.), Tabir Surya, Antioksidan, Fenol
194
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 9 Nomor 2 Mei 2020
flavonoid (Prakash, 2001; Okawa et al., natrium karbonat 2%, reagen Folin-Ciocalteu
2001). Menurut Adom dan Liu (2002) jagung 50%).
menunjukkan potensi aktivitas antioksidan.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Prosedur Penelitian
Solihah et al., (2012), rambut jagung Pengambilan Sampel
mengandung senyawa fenol, flavonoid, tannin Bahan yang digunakan ialah tanaman
dan alkaloid. Penelitian Lumempow et al., jagung (rambut jagung, daun jagung , batang
2012) untuk tongkol jagung telah terbukti jagung dan daun pembungkus jagung) yang
mengandung senyawa fenolik yang sejalan berumur ± 90 hari berasal dari daerah
dengan nilai SPF. Dari uraian diatas dan Kauditan, Minahasa Utara.
kandungan fitokimia yang terdapat pada
rambut dan tongkol jagung maka peneliti Ekstraksi
tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang Ditimbang sampel sebanyak 50 g dan
skrining fitokimia, uji aktivitas antioksida dan diekstraksi menggunakan metode maserasi
tabir surya dari ekstrak batang, daun, rambut, dengan pelarut Etanol 80% sebanyak 500 mL
dan daun pembungkus dari jagung (Zea mays selama 1x24 jam kemudian disaring dengan
L.). menggunakan kertas saring dan diperoleh
filtrat serta endapan. Dilakukan 2x
METODOLOGI PENELITIAN penggulangan. Filtrat dipekatkan
Waktu dan Tempat Penelitian menggunakan rotary evaporator.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada
bulan Oktober 2018 – Oktober 2019 di Skrining Fitokimia
Laboratorium Unit Pelayanan Terpadu,
Universitas Sam Ratulangi Manado. Ektrak kental masing – masing bagian
tanaman dianalisis fitokimia yang meliputi uji
Alat dan Bahan alkaloid, triterpenoid dan steroid, saponin,
Alat dan flavonoid. Metode skrining yang
Peralatan yang digunakan dalam digunakan berdasarkan pada Harborne (1987).
penelitian yaitu alat-alat gelas tabung reaksi, a. Alkaloid
erlenmeyer, gelas kimia, gelas Arloji, gelas Sebanyak 0.1 g ekstrak kental
ukur (Pyrex Iwaki dan Schott Duran) labu ditambahkan dengan 2 mL pereaksi
bulat, rak tabung, mikropipet, mikro buret, alkaloid yaitu pereaksi dragendorff
aluminium foil, botol serum, ayakan 60 mesh, dan pereaksi meyer kemudian di
vortex, cawan porselin, spatula stainless steel, vortex. Hasil uji positif diperoleh bila
neraca analitik ER-180 A, rotary evaporator, terbentuk endapan merah dengan
Spektrofotometer UV-Vis pereaksi dragendorff dan endapan
putih kekuningan dengan pereaksi
Bahan meyer.
Bahan yang digunakan terdiri dari b. Triterpenoid dan steroid
Tanaman Jagung, akuades, Etanol 80%, Sebanyak 0.1 g ekstrak
Etanol 95%, Etanol p.a, larutan DPPH, ditambahkan dengan 1 mL pereaksi
Reagen uji fitokimia (Liebearmann-burchard, Libearmann Burchard kemudian
Pereaksi dragendorff, Pereaksi meyer, HCl dikocok. Reaksi positif ditunjukkan
pekat, NaOH, Serbuk magnesium, larutan dengan terbentuknya larutan berwarna
196
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 9 Nomor 2 Mei 2020
198
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 9 Nomor 2 Mei 2020
Dari hasil yang tertera pada tabel Tabel 3. Kandungan total fenolik dari masing-
dapat dilihat bahwa ekstrak daun mengandung masing bagian tanaman jagung
senyawa saponin dan flavonoid, ekstrak Manado kuning
batang mengandung senyawa alkaloid dan
Total fenolik
saponin, ekstrak rambut mengandung Sampel (μg/mL)
senyawa alkaloid dan flavonoid, dan ekstrak
Ekstrak daun 26.63±0.01b
daun pembungkus hanya mengandung
senyawa alkaloid. Ekstrak d. pembungkus 37.76±0.02bc
199
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 9 Nomor 2 Mei 2020
40
d
30
Aktivitas Antioksidan dengan DPPH
20
Metode yang digunakan dalam
10
pengujian aktivitas antioksidan adalah metode 0
serapan radikal DPPH (1,1-difenil-2- Batang Daun Rambut Daun. P
pikrilhidrazil) karena merupakan metode yang
sederhana, cepat, mudah, dan menggunakan
sampel dalam jumlah yang sedikit dengan
Gambar 1. Aktivitas antioksidan dari masing-
waktu yang singkat (Hanani, 2005). Selain itu
masing bagian tanaman jagung
metode ini terbukti akurat dan praktis
(Pratimasari, 2009). Senyawa DPPH
Hasil analisis penangkal radikal bebas
merupakan sebuah molekul yang
pada masing-masing bagian tanaman jagung
mengandung senyawa radikal bebas nitrogen
menunjukkan bahwa ekstrak daun memiliki
yang tidak stabil yang dapat mengikat ion
aktivitas antioksidan yang paling tinggi
hidrogen sehingga digunakan untuk pengujian
dengan nilai 72.81% diikuti oleh ekstrak
aktivitas antioksidan. Adanya senyawa
batang 62.87% kemudian ekstrak daun
antioksidan dari sampel mengakibatkan
pembungkus 43.13% dan yang terakhir adalah
perubahan warna pada larutan DPPH dalam
ekstrak rambut 29.14%. Dapat dilihat bahwa
etanol yang semula berwarna ungu pekat
hasil analisis tidak berbanding lurus dengan
menjadi kuning pucat (Permana et al, 2003).
kandungan total fenolik dari masing-masing
Ketika larutan DPPH dicampur dengan suatu
bagian tanaman jagung.
senyawa yang dapat mendonasikan atom
200
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 9 Nomor 2 Mei 2020
Pada kandungan total fenolik terlihat sinar matahari khususnya UV-B (290-320).
batang memiliki kandungan fenolik paling Menurut Wasitaadmatja (1997), pembagian
tinggi akan tetapi ekstrak daun yang memiliki tingkat kemampuan tabir surya sebagai
aktivitas antioksidan tertinggi. Hal ini berikut: minimal bila SPF antara 2-4; sedang
menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan bila SPF antara 4-6; ekstra bila SPF antara 6-
tidak selalu bergantung pada kadar total 8; maksimal bila SPF antara 8-15; ultra bila
fenolik, jenis komponen kimia pun dapat SPF lebih dari 15.
mempengaruhi besar aktivitas antioksidan
suatu senyawa (Martono et al., 2010). 18
Nilai SPF
10
(flavonoid yang tidak terikat dengan gula)
8
yang memiliki aktivitas antioksidan lebih
6
tinggi dibandingkan komponen glikon
4
(flavonoid yang terikat dengan gula) (Huang 2
et al.,1992), sehingga aktivitas antioksidan 0
ekstrak daun lebih tinggi dibanding ekstrak daun daun.p batang rambut
lainnya. Seusai dengan Parra et al. (2007),
yang menunjukkan bahwa senyawa fenolik Gambar 2. Nilai SPF dari masing-masing
terikat lebih tinggi nilainya dibandingkan bagian tanaman jagung
dengan fenolik bebas. Aktivitas antioksidan
pada senyawa fenolik terikat lebih rendah Dapat dilihat dari Gambar 2 bahwa
karena senyawa fenolik terikat merupakan ekstrak batang termasuk dalam proteksi ultra
flavonoid yang terikat dengan gula yang dengan nilai SPF yaitu 16,117 diikuti oleh
kekurangan 3 hidroksil bebas pada cincin C daun yang termasuk dalam proteksi maksimal
(karbon) sehingga kemampuan untuk dengan nilai SPF yaitu 10,902. Sedangkan
mendonorkan atom hidrogennya berkurang ektrak rambut dengan nilai SPF 0,6 dan
(Huang et al.,1992). ekstrak daun pembungkus dengan nilai SPF
Berdasarkan hasil analisis Duncan 0,222 termasuk dalam proteksi minimal.
menunjukkan bahwa ekstrak daun memiliki Hasil yang didapat menunjukkan
perbedaan yang nyata terhadap ekstrak bahwa semakin tinggi kandungan senyawa
batang, ekstrak daun pembungkus dan ekstrak fenolik semakin meningkat kemampuan
rambut. sebagai tabir surya yang terbukti mampu
melindungi kulit dari kerusakan akibat efek
Nilai SPF dengan In vitro induksi dari radiasi UV. Fenol merupakan
Analisis secara in vitro, dilakukan senyawa aromatik yang dapat memberikan
dengan menggunakan metode serapan didaerah spektrum UV karena adanya
spektrofotometri UV-Vis dengan cara ikatan rangkap tunggal terkonjugasi sehingga
menghitung nilai absorbansi sampel yang dapat berkhasiat sebagai tabir surya. Menurut
dibaca pada panjang gelombang 290-400 nm Lumempouw et al., (2012), senyawa yang
kemudian setiap interval 5 nm (290-320 nm). berfungsi sebagai antioksidan yaitu fenolik
Metode ini untuk mengindikasikan yang juga sejalan dengan nilai Sun Protection
kemampuan sebagai fotoproteksi terhadap Factor. Senyawa dalam tabir surya mampu
201
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 9 Nomor 2 Mei 2020
204