Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Bulletin of Counseling and Psychotherapy

Fear of Missing Out (FOMO) dengan


Kecanduan Media Sosial pada Mahasiswa
Linda Kusuma Dewi Rahardjo*, Christiana Hari Soetjiningsih
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Indonesia
[email protected]

Submitted:
2022-08-05 ABSTRACT: This study is a quantitative study that aims to
Revised: determine the relationship between Fear of Missing Out and social
2022-08-19
media addiction in college students. The participants in this study
Accepted:
2022-09-17 were 67 active students of the Satya Wacana Christian University
Copyright holder: Faculty of Psychology, class of 2018-2020 who used social media
© Rahardjo, L. K. D., & Soetjiningsih, C. H. (2022)
for a minimum of 5 hours. The research instrument uses 2
This article is under:
measuring instruments, namely the Bergen Social Media Addiction
Scale (BMAS) Indonesian version modified by Maheswari and
How to cite: Dwiutami (2013) and the Indonesian Fear of missing Out Scale
Rahardjo, L. K. D., & Soetjiningsih, C. H. (2022). Fear of Missing
Out (FOMO) dengan Kecanduan Media Sosial pada (FoMOS) modified by Kaloeti, Kurnia, and Tahamata (2021). Based
Mahasiswa. Bulletin of Counseling and Psychotherapy, 4(2).
https://doi.org/10.51214/bocp.v4i3.328 on the results of data analysis using the Pearson product moment
Published by: correlation test, there is a significant positive relationship between
Kuras Institute
Fear of Missing Out and social media addiction with a correlation
Journal website:
https://journal.kurasinstitute.com/index.php/bocp coefficient of 0.564 with a significance value of 0.000 (p < 0. 05)
E-ISSN: which means that the higher the level of Fear of Missing Out, the
2656-1050
higher the level of addiction to social media, and conversely the
lower the level of Fear of Missing Out, the lower the level of
addiction to social media. The results of this study can be used as
a basis for making activities to reduce the level of addiction to
social media.

KEYWORDS: Fear of Missing Out, Social Media Addiction

PENDAHULUAN
Media sosial adalah situs jaringan sosial berbasis web yang memungkinkan bagi setiap individu
untuk membangun profil dalam sistem publik dan melihat serta mengetahui data koneksi mereka
yang dibuat oleh orang lain dengan suatu sistem (Cahyono, 2016). Selain itu juga menurut Mayfield
(2008) bahwa media sosial adalah media yang penggunaannya mudah untuk bergabung, berbagi dan
menciptakan sebuah peran dalam media. Seperti blog, jejaring sosial wikipedia atau ensiklopedia
online, forum online, dan virtual worlds seperti karakter 3D. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
media sosial ini merupakan perantara antara individu dengan individu lainnya. Dalam media sosial
juga memungkinkan untuk individu mempresentasikan diri, berinteraksi, bekerja sama, serta
berkomunikasi dengan individu lainnya. Dalam hal ini dapat menjadi sebuah kegelisahan jika individu
selalu memiliki keinginan untuk mengecek akun media sosialnya dan tidak bisa untuk berhenti
memantau kegiatan atau aktivitas apa saja yang dilakukan oleh individu lain di media sosial. Keadaan
seperti itu merupakan salah satu bentuk dari kecanduan media sosial.
Internet dalam era digital sekarang ini memiliki hubungan yang sangat erat dalam kehidupan
sehari-hari. Individu menggunakan internet sebagai salah satu media bantu dalam mengerjakan dan
menghubungkan berbagai aktivitas yang dapat dilakukan secara efisien dan efektif. Hasil survei

Bulletin of Counseling and Psychotherapy / Vol 4, No 2, (2022) / 460


Rahardjo, L. K. D., & Soetjiningsih, C. H. – Fear of Missing Out (FOMO)…

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pengguna internet di Indonesia tahun 2019 –
2020 naik menjadi 73,7 persen dari populasi atau setara 196,7 juta pengguna. Survei ini
menggambarkan ada kenaikan jumlah pengguna internet Indonesia sebesar 8,9 persen atau 25.5 juta
pengguna (Jamal, 2020). Selain itu penelitian We Are Social 2020 menemukan rata-rata waktu yang
dihabiskan pengguna Indonesia usia 16-64 dalam mengakses media sosial mencapai 3 jam 26 menit
per hari.
Kecanduan media sosial banyak terjadi di kalangan mahasiswa. Dalam Aziz (2020) menyatakan
bahwa mahasiswa merupakan salah satu kelompok pengguna aktif media sosial, hal ini karena
mahasiswa sedang berada pada masa transisi dari remaja akhir ke dewasa awal dan sedang
mengalami dinamika psikologi. Dengan bermain media sosial dapat membuat mahasiswa aktif dalam
bersosialisasi, mengembangkan identitas diri, dan keterbukaan diri yang dapat diperlihatkan dengan
media sosial (Artvianti, 2016). Dalam hasil riset Komunikasi Diploma IPB terdapat 70% mahasiswa
yang mengatakan bahwa media sosial memengaruhi aktivitas sehari-hari. Mahasiswa yang bermain
media sosial secara intensif dan berlebihan akan menyebabkan kecanduan sehingga menimbulkan
berbagai dampak negatif seperti tidak dapat menyelesaikan pekerjaan atau tugas dengan baik,
mengalami penurunan nilai, tidak masuk kelas, hilangnya hubungan sosial secara langsung, dan tidur
pada saat jam kuliah (Kim et al., 2009).
Menurut Eijnden, Lemmens, & Valkenburg (2016) kecanduan media sosial adalah suatu
gangguan perilaku dalam pemakaian media sosial yang melampaui batas dan mengarah pada
kecenderungan untuk selalu menggunakan media sosial. Penggunaan media sosial yang berlebihan
atau kecanduan media sosial juga terjadi pada beberapa mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Kristen Satya Wacana (Timbung, 2018). Peneliti melakukan pra-penelitian kepada 9 subjek yang
merupakan mahasiswa Fakultas Psikologi aktif Universitas Kristen Satya Wacana angkatan 2018–2020
dengan menggunakan kuesioner melalui google form dan juga melakukan wawancara. Hasil pra-
penelitian menunjukan 9 mahasiswa merasa bosan dan tidak nyaman jika tidak bermain sosial media
serta 6 mahasiswa merasa dengan sosial media mereka dapat berekspresi sesuai mood mereka dan
juga dapat update kehidupan teman-teman dan juga berita.
Ada berbagai faktor yang memengaruhi kecanduan media sosial yaitu kecemasan sosial (Azka,
Firdaus, & Kurniadewi 2018), kesepian (Miftaburrahmah & Harabap, 2020), dan Fear of Missing Out
(Fathadika & Afriani, 2018). Menurut Przybylski, Murayama, DeHaan, & Gladwell (2013) bahwa setiap
individu yang mengalami FoMO dapat memungkinkan dirinya terikat dengan media sosial.
Karakteristik individu yang mengalami FoMO yaitu adanya dorongan untuk terus menggunakan
media sosial. Przybylski et al (2013) menyatakan FoMO adalah keinginan yang besar untuk tetap
terhubung dengan aktivitas orang lain melalui media sosial. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
organisasi profesi psikologi Australia (Australian Psychological Society) menyatakan apabila remaja
rata-rata bermain media sosial selama 2,7 jam per hari dinyatakan mengalami FoMO. Dari penelitian
ini juga didapati bahwa, usia remaja secara signifikan lebih besar (50 %) mengalami FoMO
dibandingkan usia dewasa (25 %).
Dalam penelitian Putri (2019) ada hubungan positif antara FoMO kecanduan media sosial pada
mahasiswa pengguna Instagram di Universitas Islam Bandung. Jadi semakin kuat tingkat FoMO yang
dirasakan mahasiswa maka bertambah tinggi kecenderungan mahasiswa mengalami adiksi media
sosial. Sejalan juga dengan hasil penelitian Fathadhika (2018) yang menunjukkan bahwa ada
hubungan langsung antara FoMO dengan kecanduan media sosial. Selain itu hasil penelitian Pratiwi

Bulletin of Counseling and Psychotherapy / Vol 4, No 2 (2022) / 461


Rahardjo, L. K. D., & Soetjiningsih, C. H. – Fear of Missing Out (FOMO)…

(2020) mengenai hubungan antara FoMO dengan kecanduan media sosial pada remaja pengguna
media sosial terdapat 168 remaja di SMA Negeri 14 Tangerang adalah 119 partisipan yang berusia 16
tahun (70.8%). Wegmann et.al (2017) mengemukakan bahwa keinginan untuk terus menggunakan
media sosial yang disebabkan oleh FoMO dapat menyebabkan tingginya intensitas penggunaan
media sosial sehingga mengarah kepada kecanduan media sosial pada individu. Diperkuat juga
dengan penelitian Baker et.al (2016) di mana penelitian ini menyatakan bahwa adanya hubungan
positif antara FoMO dengan waktu yang dihabiskan individu dalam bermain media sosial.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka peneliti ingin kembali melakukan penelitian
terhadap FoMO dengan kecanduan media dengan lokasi penelitian yang berbeda. Selain itu, terdapat
hasil yang kontradiktif pada penelitian sebelumnya. Dimana dalam penelitian Stead & Bibby (2017)
menyatakan bahwa ada beberapa orang yang memiliki hubungan negatif pada FoMO dan kecanduan
media sosial.

METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional
untuk menguji hubungan antara FoMO dengan kecanduan media sosial. Partisipan dalam penelitian
ini memiliki karakteristik yaitu mahasiswa/i aktif Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana
angkatan 2018-2020, memiliki smartphone serta bermain media sosial minimal 5 jam per hari
(Syamsoedin, Bidjuni & Wowiling, 2015) dan diperoleh dengan teknik sampling insidental, yaitu suatu
metode pemilihan sampel dengan mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu
tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010). Partisipan berjumlah 67 mahasiswa
yang diperoleh dari jumlah mahasiswa yang mengisi kuesioner melalui google form dari tanggal 1 Juni
2022 sampai 9 Juni 2022, dapat dilihat pada tabel 1.
Skala pada penelitian ini menggunakan skala model Likert dengan 4 pilihan jawaban (sangat
tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS)). Skala kecanduan media sosial
yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Griffiths (2005).
Alat ukur yang dipakai untuk mengukur kecanduan media sosial adalah Bergen Social Media Addiction
Scale (BMAS) versi bahasa Indonesia yang telah dimodifikasi oleh Maheswari dan Dwiutami (2013)
dengan jumlah aitem sebanyak 18 item dan cronbach’s alpha sebesar 0.857. Sedangkan skala Fear of
Missing Out yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan aspek-aspek Fear of Missing Out yang
dikemukakan oleh Przybylski (2013). Alat ukur yang dipakai untuk mengukur Fear of Missing Out
adalah Fear of missing Out Scale (FoMOS) Indonesia dengan jumlah aitem sebanyak 16 item dan
cronbach’s alpha sebesar 0.930. Dimana diketahui pada skala kecanduan media sosial memiliki item

Tabel 1. Partisipan Penelitian


Angkatan Jumlah Presentase
2018 37 55.2%
2019 22 32.8%
2020 8 12%
Total 67 100%

Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Variabel FoMO dan Kecanduan Media Sosial
Cronbach’s Alpha N of Items
Fear of Missing Out .863 12
Kecanduan Media Sosial .888 11

Bulletin of Counseling and Psychotherapy / Vol 4, No 2 (2022) / 462


Rahardjo, L. K. D., & Soetjiningsih, C. H. – Fear of Missing Out (FOMO)…

dengan daya diskriminasi yang baik berjumlah 11 item dan 7 item tidak memiliki daya diskriminasi
yang baik serta pada skala Fear of Missing Out memiliki item dengan daya diskriminasi baik berjumlah
12 Item dan 4 item tidak memiliki daya diskriminasi baik.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan koefisien alpha (Cronbach
alpha) dan hasil perhitungan dengan menggunakan program statistik SPSS for windows release 21.
Hair et al (2014) menyatakan bahwa sebuah instrument dapat dipercaya apabila instrument tersebut
mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan dalam waktu yang berbeda-beda. Koefisien
reliabilitas terdapat dalam angka 0 sampai 1,00. Semakin koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00
maka pengukuran semakin reliabel. Sehingga dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
instrument yang digunakan adalah reliabel. Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrument penelitian
dalam penelitian ini diperoleh nilai Cronbach alpha setiap variabel, dapat dilihat pada tabel 2. Pada
penelitian ini, untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan teknik korelasi Pearson Product
Moment. Sebelum melakukan analisis data, maka perlu melakukan uji asumsi terlebih dahulu. Uji
asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji linieritas. Dalam melakukan
uji asumsi menggunakan program statistik SPSS for windows release 21.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pembahasan dalam penelitian ini melihat pada tujuan penelitian dan rumusan masalah dimana
peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara FoMO dengan kecanduan media sosial pada
mahasiswa Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. Pada tanggal 1 Juni 2022 sampai 9 Juni 2022
peneliti menyebarkan kuesioner secara online menggunakan bantuan google form dan mendapatkan
partisipan sebanyak 67 orang. Hasil dari kuesioner yang peneliti dapatkan kemudian dilakukan olah
data dan uji korelasi terhadap variabel x dan y. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya hubungan
positif antara FoMO dengan kecanduan media sosial pada mahasiswa Psikologi Universitas Kristen
Satya Wacana dengan koefisien korelasi r = 0.564 dengan nilai signifikansi 0.000 (p < 0.05), dapat
dilihat pada tabel 5. Dengan kata lain semakin tinggi tingkat FoMO maka akan semakin tinggi pula
tingkat kecenderungan kecanduan media sosial, dan sebaliknya semakin rendah tingkat FoMO maka
akan semakin rendah pula tingkat kecenderungan kecanduan media sosial.
Hal ini sejalan dengan penelitian Putri (2019) dimana dalam penelitiannya terdapat hubungan
positif antara FoMO dengan adiksi media sosial pada mahasiswa pengguna Instagram di Universitas
Islam Bandung. Jadi semakin kuat tingkat FoMO yang dirasakan mahasiswa maka bertambah tinggi
kecenderungan mahasiswa mengalami adiksi media sosial. Sejalan juga dengan hasil penelitian
Fathadhika (2018) yang menunjukkan bahwa ada hubungan langsung FoMO dengan kecanduan
media sosial. Menurut Przybylski dkk (2013) FoMO adalah kekuatan pendorong dibalik individu
menggunakan media sosial dan suatu variabel yang mempunyai hubungan positif dengan

Tabel 3. Hasil Uji Korelasi


Fear of Missing Out Kecanduan Media Sosial
Fear of Missing Out Pearson Correlation 1 .564**
Sig. (1-tailed) .000
N 67 67
Kecanduan Media Sosial Pearson Correlation .564** 1
Sig. (1-tailed) .000
N 67 67

Bulletin of Counseling and Psychotherapy / Vol 4, No 2 (2022) / 463


Rahardjo, L. K. D., & Soetjiningsih, C. H. – Fear of Missing Out (FOMO)…

penggunaan media sosial. FoMO dapat digunakan sebagai media untuk menghubungkan kekurangan
dalam kebutuhan psikologis dengan kegiatan sosial. Dalam Przybylski et al (2013) FoMO diartikan
sebagai perasaan takut yang dimiliki individu ketika kehilangan momen yang berharga dari individu
atau kelompok lain melalui sosial media, dimana dapat ditandai dengan keinginan untuk tetap terus
terkoneksi dengan orang lain dalam media sosial untuk melihat segala aktivitas yang mereka lakukan.
Hal ini membuat individu merasa cemas, tidak nyaman jika tidak mengakses media sosial atau melihat
postingan terbaru dari orang lain.
Individu yang mengalami FoMO akan sering membuka media sosial sehingga menghasilkan
pengalaman menyenangkan serta meningkatkan interaksi sosial individu (Young et al., 2011). Hasil
dalam penelitian ini, terdapat 46 mahasiswa (68.66%) yang memiliki FoMO dan kecanduan media
sosial dalam kategori sedang. Hal ini sejalan dengan penelitian Maheswari (2013) dan Fitri (2020)
dimana dalam penelitiannya mayoritas partisipan berada pada kategori FoMO sedang dan kecanduan
media sosial sedang. Menurut penelitian Fathadika (2018) FoMO menjadi salah satu faktor yang
dapat memengaruhi kecanduan media sosial. Namun FoMO bukan satu-satunya faktor yang
membuat individu kecanduan media sosial, faktor lain yang memeengaruhi individu mengalami
kecanduan media sosial yang tidak diteliti pada penelitian ini adalah kecemasan sosial dan kesepian.

KESIMPULAN
Berdasarkan pada penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif
antara FoMO dengan kecanduan media sosial pada mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana.
Dimana semakin tinggi tingkat FoMO maka akan semakin tinggi pula tingkat kecenderungan
kecanduan media sosial dan sebaliknya semakin rendah tingkat FoMO maka akan semakin rendah
pula tingkat kecenderungan kecanduan media sosial. Oleh karena itu, hipotesis dari penelitian ini
diterima. Dalam penelitian ini juga mendapatkan bahwa sebagian besar partisipan memiliki FoMO
dan kecanduan media sosial dalam kategori sedang.

DAFTAR PUSTAKA
Andi, R. (2020). Hootsuite (we are social): indonesian digital report 2020. Google
APJJI. (2020). penetrasi dan perilaku pengguna internet di indonesia. Google Scholar
Artvianti, E. I. D. (2016). Identitas diri mahasiswa heavy user media sosial. Journal Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Padjadjaran. Google Scholar
Aziz, A. A. A. (2020). Hubungan antara intensitas penggunaan media sosial dan tingkat depresi pada
mahasiswa. Acta Psychologia, 2(2), 92-107. https://doi.org/10.21831/ap.v2i2.35100
Azka, F., Firdaus, D. F., & Kurniadewi, E. (2018). Kecemasan sosial dan ketergantungan media sosial
pada mahasiswa. Jurnal Ilmiah Psikologi, 5 (2), 201-210.
https://doi.org/10.15575/psy.v5i2.3315
Baker, Z. G., Krieger, H., & LeRoy, A. S. (2016). Fear of missing out: Relationships with depression,
mindfulness, and physical symptoms. Translational Issues in Psychological Science, 2(3), 275.
Google Scholar
Cahyono, A. S. (2016). Pengaruh media sosial terhadap perubahan sosial masyarakat di
Indonesia. Publiciana, 9(1), 140-157. https://doi.org/10.36563/publiciana.v9i1.79
Eijnden, R. J. J. M. Lemmens, J. S. & Valkenburg, P. M. (2016). The social media disorder scale.
Computers in Human Behavior, 61, 478-487. https://doi.org/10.1016/j.chb.2016.03.038

Bulletin of Counseling and Psychotherapy / Vol 4, No 2 (2022) / 464


Rahardjo, L. K. D., & Soetjiningsih, C. H. – Fear of Missing Out (FOMO)…

Fathadhika, S. (2018). Social media engagement sebagai mediator antara fear of missing out dengan
kecanduan media sosial pada remaja. Journal of Psychological Science and Profession, 2(3),
208-215. https://doi.org/10.24198/jpsp.v2i3.18741
Fitri, A. A. (2020). Pengaruh fear of missing out (fomo) terhadap kecanduan media sosial instagram
pada remaja di dki jakarta. Thesis. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Google Scholar
Griffiths, M. (2005). A ‘components’ model of addiction within a biopsychosocial framework. Journal
of Substance use, 10(4), 191-197. https://doi.org/10.1080/14659890500114359
Hair, J. J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2014). Multivariate data analysis (7 ed).
London: Pearson Education Limited. Google Scholar
Maheswari, J., & Dwiutami, L. (2013). Pola perilaku dewasa muda yang kecenderungan kecanduan
situs jejaring sosial. JPPP-Jurnal Penelitian Dan Pengukuran Psikologi, 2(1), 51-62.
https://doi.org/10.21009/JPPP.021.08
Mayfield, A. (2008). What is social media? London: iCrossing. Google Scholar
Miftahurrahmah, H., & Harahap, F. (2020). Hubungan Kecanduan Sosial Media dengan Kesepian pada
Mahasiswa. Acta Psychologia, 2(2), 153-160. https://doi.org/10.21831/ap.v2i2.34544
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Google Scholar
Pratiwi, A. & Fazriani, A. (2020). hubungan antara fear of missing out (fomo) dengan kecanduan media
sosial pada remaja pengguna media sosial. Jurnal Kesehatan, 9(1), 97-108.
https://doi.org/10.37048/kesehatan.v9i1.123
Przybylski, A. K., Murayama, K., DeHaan, C. R., & Gladwell, V. (2013). Motivational, emotional, and
behavioral correlates of fear of missing out. Computers in human behavior, 29(4), 1841-1848.
https://doi.org/10.1016/j.chb.2013.02.014
Putri, A. I. D., & Halimah, L. (2019). Hubungan FoMO dengan Adiksi Media Sosial pada Mahasiswa
Pengguna Instagram di Universitas Islam Bandung. Prosiding Psikologi, 525-532.
http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.17131
Stead, H., & Bibby, P. A. (2017). Personality, fear of missing out and problematic internet use and
their relationship to subjective well-being. Computers in Human Behavior, 76, 534-540.
https://doi.org/10.1016/j.chb.2017.08.016
Syamsoedin, W. K. P., Bidjuni, H., & Wowiling, F. (2015). Hubungan durasi penggunaan media sosial
dengan kejadian insomnia pada remaja di SMA negeri 9 manado. Jurnal Keperawatan, 3(1), 1-
10. https://doi.org/10.35790/jkp.v3i1.6691
Timbung, A. A. P. (2018). Hubungan antara fear of missing out dengan intensitas penggunaan media
sosial instagram pada mahasiswa di universitas kristen satya wacana. Skripsi. Salatiga: Fakultas
Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. Google Scholar
Wegmann, E., Oberst, U., Stodt, B., & Brand, M. (2017). Negative consequences from heavy social
networking in adolescent: the mediating role of fear of missing out. Journal of Adolescence, 55,
51-60. https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2016.12.008
Young, K. S., & Abreu, C. N. (2011). Internet addiction: A handbook and gulide to evaluation and
treatment. John Wiley & Sons, Inc. Google Scholar

Bulletin of Counseling and Psychotherapy / Vol 4, No 2 (2022) / 465

You might also like