Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jurnal Kesehatan Masyarakat (J-KESMAS) 136 | P a g e

Vol. 08, No. 2, November 2022, Halaman : 148-


e-ISSN: 2541-4542. DOI: 10.35329/jkesmas.v8i2.3706

PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT


(SIMRS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOT-FIT :
SYSTEMATIC REVIEW
Suchi Nur Dwi Septiyani1, Wachyu Sulistiadi1
1Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

Article Info ABSTRACT


In order to obtain precise and accurate information, the Hospital Management
Article history: Information System is a communication information technology system that
Received : 19 Oktober 2022 processes and integrates the entire flow of hospital service processes into a
Revised : 20 Oktober 2022 network of coordination, reporting, and administrative procedures. However,
in implementing the SIMRS implementation, It turns out that numerous
Accepted : 27 Oktober 2022 hospitals continue to struggle, due to lack of knowledge and skills from several
human, organizational, and technological factors. Therefore, it is necessary
to evaluate some of these factors in order to achieve activities and actions to
improve performance in the implementation of SIMRS. To determine the
Keywords: success in implementing SIMRS employing the Hot-Fit technique. The
Sistem Informasi research used is items that are preferred for Systematic Reviews and Meta
Metode Hot-Fit Analyses to Report on the data collection technique in this study is secondary
data. Google Scholar was used for the data search, ProQuest, and Science
Rumah Sakit
Direct, then the data was analyzed. This study states that the Hot-Fit approach
Evaluasi to SIMRS application is caused by human factors, specifically system usage
and user satisfaction. Organizational factors include facility conditions,
leadership support, project management, organizational environment
(Environment), and organizational structure.System quality (System Quality),
information quality (Information Quality), service quality (Service Quality),
and vendor support are all technological factors. Conclusion: based on the
findings of numerous studies indicating that there is an influence of several
factors, namely human factors (Human) which assess in terms of how they are
used, information systems, organizational factors (Organization) which assess
systems derived from elements of the environment and organizational
structure and technological factors. (Technology) which assesses information
systems based on information quality, service quality, and system quality.

Abstrak

Suatu sistem teknologi informasi komunikasi, Sistem Informasi Manajemen


Rumah Sakit mengolah dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan
rumah sakit dalam suatu jaringan koordinasi, pelaporan, dan prosedur
administrasi untuk memperoleh informasi yang akurat dan tepat. Namun pada
pelaksanaan penerapan SIMRS Ternyata masih banyak rumah sakit yang tidak
berfungsi, dikarenakan kurangnya pengetahuan dan keterampilan dari
beberapa faktor manusia, organisasi, dan teknologi. Maka dari itu perlunya
evaluasi dari beberapa faktor tersebut agar tercapai kegiatan dan tindakan
untuk memperbaiki kinerja pada penerapan SIMRS. Untuk mengetahui
keberhasilan dalam penerapan SIMRS menggunakan metode Hot-Fit. Metode
: Penelitian yang digunakan adalah Preferred Reporting Items for Systematic
Reviews and Meta Analyses. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini
adalah data sekunder. Pencarian data dilakukan dari Google Scholar,
ProQuest, dan Science Direct, kemudian data dianalisis. Pemanfaatan metode
Hot-Fit untuk SIMRS yang disebabkan karena adanya faktor manusia,
khususnya penggunaan sistem dan kepuasan pengguna (user satisfaction).
Faktor organisasi meliputi kondisi fasilitas, dukungan pimpinan, manajemen
proyek, lingkungan organisasi (Environment), dan struktur organisasi.
Kualitas sistem (System Quality), kualitas informasi (Information Quality),

Journal homepage: https://journal.lppm-unasman.ac.id/index.php/jikm/index


e-ISSN: 2541-4542 137 | P a g e

kualitas layanan (Service Quality), dan dukungan vendor adalah semua faktor
teknologi. Kesimpulan : berdasarkan temuan dari sejumlah penelitian yang
telah dilakukan bahwa adanya pengaruh dari beberapa faktor, yaitu faktor
manusia (Human) adalah evaluasi sistem informasi dari perspektif pengguna
sistem, faktor teknologi (Technology), yang mengevaluasi sistem informasi
berdasarkan kualitas sistem dan kualitas informasi, dan kualitas layanan dan
faktor organisasi (Organization), yang mengevaluasi sistem berdasarkan aspek
struktur dan lingkungan organisasi.

Corresponding Author:
Suchi Nur Dwi Septiyani
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
Email: [email protected]

1. PENDAHULUAN
Untuk membangun saluran komunikasi tunggal dalam suatu organisasi atau kelompok,
sistem informasi adalah kombinasi dari berbagai komponen teknologi informasi yang
berkolaborasi untuk menghasilkan informasi. [8]. Berdasarkan data Statista tahun Menurut
data tahun 2019, pengguna internet Indonesia meningkat 10,12 persen pada tahun 2018
dibandingkan tahun sebelumnya. Dari total penduduk 264,16 juta orang, 171,17 juta orang
menggunakan internet. [2] dan perluasan jaringan TIK di seluruh negeri. Perkembangan
sistem informasi secara signifikan diubah oleh teknologi modern. Karena sifatnya yang luas
dan kemudahan yang dapat diakses oleh siapa saja dengan cepat dan mudah dari mana saja,
sistem informasi berbasis web mulai menggantikan yang konvensional. Hal ini
memungkinkan input data dilakukan dari lokasi mana pun dan dapat dikontrol dari satu
lokasi sebagai Sistem Informasi Manajemen (SIM) terpusat. SIM adalah jaringan untuk
informasi formal pada suatu organisasi yang terintegrasi dan terorganisir guna
mengumpulkan data yang relevan, mengubahnya menjadi informasi yang tepat guna
pengambilan keputusan bisnis [8].

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 08, No. 2, 2022: 136-147


e-ISSN: 2541-4542 138 | P a g e

Sebuah kebijakan telah diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia tentang


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan No. 82 Tahun 2013
terkait hal ini merupakan peraturan yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu
pelayanan rumah sakit serta efisiensi, efektivitas, profesionalisme, dan kinerja yang
menegaskan bahwa pelaksanaan SIMRS memang sangat penting. Pengguna dapat
menggunakan informasi yang telah diperoleh dari data yang diolah dalam bentuk laporan
untuk membuat keputusan tentang bagaimana meningkatkan upaya pelayanan kesehatan.
Penyederhanaan layanan, estimasi manfaat dan kebutuhan, penelitian klinis, pendidikan, dan
perencanaan dan evaluasi program semuanya mungkin. penggunaan fungsi SIMRS untuk
kontrol kualitas layanan.
Berdasarkan Implementasi SIMRS Indonesia sangat bervariasi, informasi dari
Kementerian Kesehatan tahun 2017 menunjukkan bahwa hanya 48% rumah sakit yang telah
menggunakan SIMRS hingga akhir 2016, namun jumlah tersebut meningkat menjadi
52,05% pada September 2017 sebesar 4,05 persen. Sisanya rumah sakit belum memiliki
SIMRS, 16 persen tidak memiliki SIMRS, dan sisanya rumah sakit tidak melaporkan
menggunakan SIMRS. Saat ini, banyak rumah sakit yang tidak mengetahui betapa
pentingnya mengelola data dalam jumlah yang sangat besar dan tidak terstruktur dengan
baik sehingga menghambat efisiensi operasional pelayanan rumah sakit. informasi yang
telah dikumpulkan, diproses, dan didistribusikan, baik dengan tangan atau melalui teknologi.
Implementasi SIMRS didukung oleh lima komponen sumber daya manusia (SDM),
perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data, dan jaringan. SDM sebagai
pengguna SIMRS merupakan bagian besar dari seberapa cepat suatu teknologi baru
diadopsi. pelaksanaan SIMRS ditentukan oleh proses adopsi dalam aplikasi. Proses ini
merupakan bagian dari perilaku manusia. Setiap komponen perangkat teknologi dapat
menjadi masalah dan menimbulkan gangguan dalam implementasi SIMRS karena perangkat
teknologi berperan dalam tingkat kesulitan atau kemudahan implementasi serta manfaat bagi
individu dan organisasi [10].
Model yang cocok untuk Organisasi dan Teknologi Manusia (HOT) [11], menyatakan
bahwa setiap bagian dari sistem informasi dibuat jelas oleh model evaluasi ini. Ada tiga
elemen mendasar dalam model ini yang berdampak pada penerapan keberhasilan sistem
informasi. Secara umum diakui bahwa manusia (human), organisasi (organisasi) ), dan
komponen teknologi (teknologi) sangat penting untuk keberhasilan implementasi sistem
informasi.

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 08, No. 2, 2022: 136-147


e-ISSN: 2541-4542 139 | P a g e

Berdasarkan Penelitian [1], menyatakan bahwa menggunakan metode Hot-Fit dengan


variabel seperti kualitas sistem, kualitas informasi, layanan, penggunaan sistem, dan
kepuasan pengguna, struktur organisasi, kondisi fasilitas, dan dukungan pimpinan, dapat
diketahui bahwa aspek teknologi, manusia, dan organisasi yang dapat berdampak positif
terhadap manfaat menentukan keberhasilan penerapan SIMRS.
Penelitian yang dilakukan [4], menyatakan bahwa kurangnya pengembangan
keterampilan pada komponen manusia berupa pelatihan, sumber daya yang tidak ilmiah, dan
beban kerja yang tidak sesuai. Dari aspek organisasi, dukungan manajemen untuk
mengalokasikan dana untuk memenuhi kebutuhan pengembangan dan pemeliharaan SIMRS
kurang. Komponen teknologi belum berfungsi secara maksimal karena penyediaan jaringan
internet yang belum optimal, dan sistem yang tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Selain itu, belum ada evaluasi dan SOP dalam pelaksanaan SIMRS. Tidak ada penghargaan
sebagai bentuk apresiasi bagi petugas.
Hal ini serupa dengan penelitian [6], menyatakan bahwa terdapat kesesuaian faktor
human, faktor organization, dan faktor technology dalam menghasilkan manfaat di RSUD
Pariaman. Hal ini dikarenakan faktor human, faktor organization, dan faktor technology
sudah penggunaan sistem dan kepuasan pengguna dipengaruhi oleh kualitas informasi dan
layanan, kualitas sistem, dan kualitas layanan, baik secara individu maupun kolektif.
Kepuasan pengguna juga berbanding terbalik dengan penggunaan sistem.
Pengguna akan menggunakan sistem informasi lebih berhasil jika mereka mahir dan
memahaminya. Struktur organisasi mempunyai hubungan timbal balik dengan environment
dimana jika orang-orang yang terlibat dalam structure akan mempengaruhi lingkungan
pekerjaan. Akibatnya, tujuan dari tinjauan ini adalah untuk memperbarui literatur tentang
“Penerapan memanfaatkan metode Hot-Fit, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIMRS).

2. METODE PENELITIAN
Item pelapora nilihan untuk Tinjauan Sistematis dan Analisis Meta (PRISMA), yang
menggunakan metode berbasis bukti untuk melakukan tinjauan sistematis dengan mengikuti
langkah-langkah yang tepat melalui sejumlah tahapan, seperti Identifikasi, Penyaringan,
Kelayakan, dan Penyertaan, adalah metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
Adapun tahapan tinjauan sistematis adalah sebagai berikut: Nasional, Google Scholar,
Science Direct, dan ProQuest dengan kata kunci metode Hot-Fit, Implementasi SIMRS atau

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 08, No. 2, 2022: 136-147


e-ISSN: 2541-4542 140 | P a g e

faktor keberhasilan. Jurnal penelitian yang dimaksud memenuhi persyaratan kelayakan


pertanyaan penerapan SIMRS menggunakan metode Hot-Fit. Studi yang dimasukkan adalah
jurnal dirilis dari 2018 hingga 2022. Jika jurnal penelitian tidak memenuhi persyaratan yang
ditentukan, maka akan dikeluarkan dari penelitian atau dikeluarkan dari penelitian, dimulai
dengan jurnal internasional dan turun ke jurnal nasional.

Gambar 1. Diagram Alir PRISMA

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Nama jurnal,
Author Judul Metode Hasil
Volume, No
Prih Diantono Jurnal Ilmiah Evaluasi Dr. Kualitatif Pengaruh terhadap keberhasilan
Abda’u, et al., Teknologi Sudirman deskriptif implementasi SIMRS antara lain:
2018 Sistem Kebumen a. Penggunaan sistem (system use) dan
Informasi: terhadap kepuasan pengguna merupakan faktor
Riset dan aplikasi manusia.
Aplikasi, Vol. SIMRS 1) Dari segi cara penggunaan
2, No. 1 menggunakan sistem, misalnya SIMRS
Februari 2018 metode HotFit memudahkan dalam mencari
ISSN:2549- di RSUD informasi, membantu pekerjaan

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 08, No. 2, 2022: 136-147


e-ISSN: 2541-4542 141 | P a g e

6824 (online) / sehari-hari, dan mengambil


2580-409X keputusan.
(cetak) 2) Dari segi kepuasan pengguna,
seperti kepuasan terhadap
tampilan dan kemudahan
penggunaan SIMRS, serta
kepuasan terhadap fasilitas dan
fitur yang berfungsi sebagaimana
mestinya.
b. Faktor organisasi meliputi dukungan
kepemimpinan, kondisi fasilitas, dan
struktur organisasi.
1) Dari segi struktur organisasi,
misalnya: SIMRS dapat
membantu koordinasi unit dan
diimplementasikan sebagai
strategi peningkatan kinerja.
2) Dalam hal dukungan pimpinan,
misalnya top management
mendukung pelaksanaan SIMRS,
merekomendasikan SIMRS, dan
menganggap SIMRS penting dan
bermanfaat.
3) Dari segi kondisi fasilitas,
misalnya: Pelatihan SIMRS
diselenggarakan oleh organisasi,
begitu pula dengan sumber daya,
sarana, dan prasarana.
c. Kualitas sistem (system quality),
kualitas informasi (information quality),
dan kualitas layanan (service quality)
semuanya merupakan aspek dari faktor
teknologi.
1) Tentang kualitas sistem,
misalnya: Komunitas pengguna
SIMRS memiliki hak akses.
2) Dari segi kualitas informasi,
misalnya: Informasi yang
dihasilkan SIMRS adalah benar,
akurat, dan mudah dibaca.

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 08, No. 2, 2022: 136-147


e-ISSN: 2541-4542 142 | P a g e

3) Tingkat kualitas layanan,


misalnya: tersedianya panduan
penggunaan SIMRS, serta
layanan pengembang SIMRS
yang cepat dan tanggap.
Andi Jil. 1, No. 1 Evaluasi kualitatif Berdasarkan dari hasil pembahasan
Dermawan Jurnal Ilmiah Sistem dapat disimpulkan bahwa :
Putra, et al, Manusia dan Informasi a. Variabel human (manusia), pada
2020 Kesehatan1, Manajemen umumnya penggunaan aplikasi
eISSN 2614- Rumah Sakit SIMRS di RSUD Andi Makkasau
315 (Online), (SIMRS) Kota Parepare sudah berjalan lancar,
pISSN 2614- dengan dilihat dari sisi penggunaan sistem
5073 Metode Hot- dan kepuasan pengguna yang
Fit di RSUD berpendapat bahwa petugas atau
Andi operator dapat merasakan
Makkasau kemudahan dalam penginputan
Kota Parepare maupun pengolahan data.
b. Variabel organization (organisasi)
ditinjau dari aspek organisasi juga
sudah cukup baik karena di RSUD
Andi Makkasau Kota Parepare
bahwa disetiap unit itu selalu
dilakukan pengawasan SIMRS. Dari
pihak kader / rekan medik melakukan
pengawasan sehingga tidak terjadi
hambatan dalam pengumpulan data
SIMRS.
c. Variabel technology
(Teknologi)ditinjau dari sisi aspek
teknologi juga sudah cukup baik,
karena dari hasil wawancara di
RSUD Andi Makkasau Kota Parepare
bahwa pihak manajemen SIM RS
sudah menggunakan jaringan yang
lebih cepat.
d. Variable Net Benefit, manfaat ditinjau
dari aspek manfaat juga cukup
bermanfaat untuk pengguna SIM
karena dari hasil wawancara di

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 08, No. 2, 2022: 136-147


e-ISSN: 2541-4542 143 | P a g e

RSUD Andi Makkasau Kota


Parepare.

Farhan Fajar Jurnal Evaluasi Kualitatif Berdasarkan dari analisis dan telaah dapat
Imani, et al., Kesehatan Implementasi deskriptif ditarik bahwa :
2022 Hesti Wira Sistem a. Elemen manusia hilang
Sakti, Volume Informasi peningkatan keterampilan
10 Nomor 01, untuk melalui pelatihan, beban kerja
ISSN 2580- Manajemen yang tidak sesuai, dan sumber
9571 (online) Rumah Sakit daya yang tidak sesuai dengan
dan ISSN (SIMRS) ilmu pengetahuan.
2302-4283 Menggunakan b. organisasi komponen, dukungan
(cetak) Hot-Method manajemen untuk
Fit mengalokasikan dana untuk
memenuhi kebutuhan
pengembangan dan pemeliharaan
SIMRS kurang. Petugas tidak
diberi penghargaan, dan
implementasi SIMRS kurang
evaluasi dan prosedur operasi
standar.
c. Akibat jaringan internet yang
kurang memadai, komponen
teknologi belum berfungsi secara
optimal, dan sistem tidak
memenuhi kebutuhan pengguna.
Made Karma RS.Dr., Di RSUD deskriptif Berdasarkan metode HOT-FIT secara
Maha Yayasan Mangusada, dengan keseluruhan komponen dapat disimpulkan
Wirajaya, et Jurnal Metode HOT- rancangan bahwa :
al., 2022 Manajemen FIT digunakan cross a. elemen manusia, yang mencakup
KesehatanSoet untuk sectional pengguna sistem dan kepuasan
omo, Vol. 8, mengevaluasi pengguna didapat skor yaitu 3.1,
No. 1 (Cetak), Sistem yang menunjukkan bahwa dari
ISSN 2477- Informasi sisi sistem, pengguna telah dapat
0140 (Online) Manajemen mengoperasikan SIMRS secara
Rumah Sakit efektif di unitnya masing-masing.
Selain itu, kepuasan pengguna
sangat tinggi, menunjukkan
bahwa sebagian besar pengguna

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 08, No. 2, 2022: 136-147


e-ISSN: 2541-4542 144 | P a g e

SIMRS senang dengan


penggunaan layanan tersebut.
b. Komponen struktur organisasi,
dapat dilihat dari nilai yang
diperoleh yaitu 2,80 yang
menunjukkan bahwa penggunaan
struktur organisasi yang baik
untuk membantu pelaksanaan
SIMRS.
c. Ada tiga bagian komponen
teknologi : kualitas sistem,
kualitas informasi, dan kualitas
layanan., didapat skor 2,99 yang
menunjukkan bahwa dari dalam
hal kualitas sistem, informasi,
dan layanan SIMRS memiliki
kualitas yang sangat baik.
Dengan skor 3,03 pada komponen manfaat
bersih, SIMRS sangat meningkatkan
operasional pelayanan di RS Mangusada.
Skor ini menunjukkan bahwa SIMRS
memiliki banyak manfaat.
Rezi Kurnia Journal of SIMRS RS Kualitatif Keberhasilan dalam implementasi SIMRS
Putri, et al., Health and Pariaman, atau deskriptif dipengaruhi oleh:
2022 Medical Sistem a. Faktor manusia terhadap SIMRS yang
Science Informasi harus didukung dengan jumlah SDM
Volume Satu, Manajemen yang mencukupi, penempatan SDM
Nomor Dua Rumah Sakit, pada bagian-bagian rumah sakit harus
Model Hot-Fit sesuai dengan latar belakang
pendidikan dan kompetensi.
b. Faktor organization terhadap SIMRS
harus menyediakan buku pedoman
pengunaan SIMRS, mengadakan
pelatihan SIMRS setiap tahun sekali,
melakukan evaluasi SIMRS dan
penggunaan SIMRS setiap tahun
sekali.
c. Faktor technology terhadap SIMRS
harus memiliki kualitas jaringan yang

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 08, No. 2, 2022: 136-147


e-ISSN: 2541-4542 145 | P a g e

digunakan dalam mendukung


pelaksanaan SIMRS yang dibuat lebih
cepat, gangguan-ganguan terhadap
jaringan harus dapat diminimalisir dan
dapat diberikan solusi agar pelayanan
tidak terhenti.
Jadi dalam penelitian ini terdapat
kesesuaian faktor human, faktor
organization, dan faktor technology dalam
menghasilkan manfaat (net benefit) RSUD
Pariaman. Hal ini dikarenakan faktor
human, faktor organization, dan faktor
technology sudah saling mendukung.

Berdasarkan temuan lima jurnal relevan yang menjadi subjek tinjauan sistematis,
mayoritas Jurnal memanfaatkan penelitian kualitatif yang menyatakan bahwa penerapan
SIMRS dengan metode Hot-Fit sangat berpengaruh. Dilihat dari faktor manusia (Human)
memainkan peran penting dalam memastikan keberhasilan implementasi SIMRS, Namun
pada prakteknya masih banyak petugas yang belum mengetahui cara penggunaan SIMRS
dengan benar, yang berarti memasukkan data pasien ke dalam SIMRS masih salah atau tidak
lengkap.
Dilihat dari faktor organisasi (Organization) memiliki kendala yang membuat
penerapan SIMRS belum berjalan dengan lancar , dikarenakan belum mendapat dukungan
penuh manajemen, dan anggaran yang disediakan manajemen belum mencukupi kebutuhan
pengembangan SIMRS, sehingga beberapa pegawai Bahkan ada yang gagal memenuhi
tanggung jawabnya atau lalai. Dilihat dari faktor teknologi (Technology) memiliki kendala
sistem mengalami error pada bagian jaringan yang terkadang mengalami gangguan, dan
kualitas informasi yang dihasilkan tidak memenuhi kebutuhan, sehingga terdapat kualitas
pelayanan yang kurang optimal dan infrastruktur yang kurang memadai. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan [3], menyatakan bahwa ada 3 dimensi dalam penerapan SIMRS,
yaitu : (1) dimensi lingkungan dalam faktor organisasi yang berpengaruh penting dan positif
untuk manfaat bersih, (2) aspek kualitas layanan dan kualitas informasi dalam faktor
teknologi berpengaruh positif dan signifikan terhadap dimensi kepuasan pengguna faktor
manusia, dan (3) dimensi dalam faktor organisasi struktur dan lingkungan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap masing-masing lainnya. Faktor organisasi memiliki pengaruh

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 08, No. 2, 2022: 136-147


e-ISSN: 2541-4542 146 | P a g e

yang sangat kecil pada struktur di semua dimensi faktor teknologi. Sehingga faktor manusia
dan faktor organisasi merupakan kunci keberhasilan dalam teknologi di sebuah rumah sakit.
Dengan demikian untuk meningkatkan penerapan SIMRS yaitu dengan mengadakan
pelatihan cara penggunaan sistem, peningkatan infrastruktur pendukung SIMRS, evaluasi
SIMRS, dan peningkatan kualitas teknologi sehingga dapat memberikan hasil yang lebih
baik dan berhasil mengimplementasikan SIMRS dengan cara yang benar.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian yang telah dilakukan dalam pendekatan
Hot-Fit dalam implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Kualitas
sistem, pemanfaatan sistem, dan faktor manfaat bersih semuanya berdampak pada
keberhasilan implementasi SIMRS. Dalam Dalam contoh khusus ini, penerapan SIMRS di
negara tersebut dipengaruhi oleh kualitas sistem berbagai Rumah Sakit. Sedangkan
Pemanfaatan sistem memiliki dampak langsung pada keuntungan bersih. Dalam Hal ini
menunjukkan bahwa niat pengguna untuk menggunakan SIMRS sebanding dengan manfaat
yang dirasakan pengguna. Adapun faktor yang tidak tergantung satu sama lain dalam
penerapan menggunakan SIMRS, yaitu kualitas informasi, kualitas layanan, kepuasan
pengguna, struktur organisasi, dan lingkungan organisasi. Sehingga Untuk mencapai sistem
berkualitas tinggi yang dapat meningkatkan niat pengguna sistem untuk mendukung tugas-
tugas layanan, diperlukan perencanaan yang matang selama implementasi dan
pengembangan SIMRS. Dan perlunya penelitian tambahan mengenai faktor-faktor lain yang
mempengaruhi penerapan SIMRS dalam meningkatkan kualitas sistem informasi.
5. UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing akademik di Departemen Kebijakan
dan Administrasi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia untuk
dukungan mereka selama proses penelitian.

DAFTAR RUJUKAN
[1] P. D. Abda’u, W. W. Winarno, and H. Henderi, “Evaluasi Penerapan SIMRS
Menggunakan Metode HOT-Fit di RSUD dr. Soedirman Kebumen,” INTENSIF J.
Ilm. Penelit. dan Penerapan Teknol. Sist. Inf., vol. 2, no. 1, p. 46, 2018, doi:
10.29407/intensif.v2i1.11817.

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 08, No. 2, 2022: 136-147


e-ISSN: 2541-4542 147 | P a g e

[2] APJII, “Laporan survei internet APJII 2019 – 2020,” Asos. Penyelenggara Jasa
Internet Indones., vol. 2020, pp. 1–146, 2020, [Online]. Available:
https://apjii.or.id/survei
[3] L. M. Erlirianto, A. H. N. Ali, and A. Herdiyanti, “The Implementation of the
Human, Organization, and Technology-Fit (HOT-Fit) Framework to Evaluate the
Electronic Medical Record (EMR) System in a Hospital,” in Procedia Computer
Science, 2015, vol. 72, pp. 580–587. doi: 10.1016/j.procs.2015.12.166.
[4] Jurnal et al., “Literature Review Evaluasi Implementasi Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Dengan Metode Hot-Fit”, doi: 10.47794/jkhws.
[5] M. Karma, M. Wirajaya, I. Nyoman, and A. Nugraha, “Evaluasi Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit dengan Metode HOT-Fit di Rumah Sakit Daerah
Mangusada Evaluation of the Hospital Management Information System With The
HOT-Fit Method At The Mangusada Regional Hospital,” 2022.
[6] R. Kurnia Putri, A. Devi Fitriani, U. Muslim Nusantara Al Washliyah, and M.
Corresponding Author, “Hot-Fit Model pada Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit (SIMRS) di RSUD Pariaman,” 2022. [Online]. Available: https://pusdikra-
publishing.com/index.php/jkes/home
[7] Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, “Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 82 tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit,” Peratur. Menteri
Kesehat., no. 87, pp. 1–36, 2013.
[8] T. Lesmana and M. Silalahi, “Jurnal Comasie,” Comasie, vol. 3, no. 3, pp. 21–30,
2020.
[9] A. D. Putra, M. S. Dangnga, and M. Majid, “Evaluasi Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIMRS) dengan Metode HOT FIT di RSUD Andi Makkasau Kota
Parepare,” J. Ilm. Mns. dan Kesehat., vol. 1, no. 1, pp. 61–68, 2020, [Online].
Available: http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/makes
[10] S. Suyanto, H. Taufiq, and I. Indiati, “Faktor Penghambat Implementasi Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit di RSUD Blambangan Banyuwangi,” J. Kedokt.
Brawijaya, vol. 28, no. 2, pp. 141–147, 2015, doi: 10.21776/ub.jkb.2015.028.02.5.
[11] M. M. Yusof, R. J. Paul, and L. K. Stergioulas, “Towards a framework for Health
Information System Evaluation, School of Information System.,” Proc. 39th Hawaii
Int. Conf. Syst. Sci., vol. 00, no. C, pp. 1–10, 2006.

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 08, No. 2, 2022: 136-147

You might also like