Professional Documents
Culture Documents
Filosofi Manajemen Pendidikan Islam Dalam Perspektif Al-Qur'An
Filosofi Manajemen Pendidikan Islam Dalam Perspektif Al-Qur'An
Pendahuluan
Manusia telah diberikan oleh sang pencipta dengan memiliki sebuah naluri
yang berbeda dari makhluk lainnya. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang begitu
tinggi. Hal ini diwujudkan dengan adanya berbagai upaya untuk memperoleh ilmu
pengetahuan. Untuk memperoleh hal yang sedemikian rupa, manusia memerlukan
cara dengan mengkaji ajaran-ajaran agama melalui filsafat.
Akhir abad ke-19 muncullah sebuah pandangan yang berkaitan dengan
kelemahan positivisme, hal ini untuk upaya untuk mengungkap fenomena berupa
sosial budaya masyarakat. Kebenaran dalam filsafat begitu dianggap penting. Hal
ini dikarenakan filsafat diartikan sebagai pemikiran yang bijaksana dan cinta akan
lingkungan. Aritoteles seorang tokoh filsuf yunani yang termahsyur begitu
menghormati seorang gurunya yakni Plato. Filsafat dikatakan sebuah pemikiran
yakni ilmu praktis dalam mendorong supaya akal manusia diharapkan dapat
berpikir secara kebenaran atas peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Kajian filosofis tidak akan terlepas dengan kaitanya akan istilah ontologi,
epistemologis, dan aksiologi. Karena katiganya merupakan hakikat dari sebuah
kemunculan istilah riset. Riset memiliki peran kontribusi dengan pemahaman
terhadap suatu kejadian serta proses yang dialami. Sebuah riset akan
memunculkan sikap kritisi didalam diri manusia terhadap apa yang menjadi saran
dalam meningkatkan kualitas individu.
Seiring dengan berjalannya peradaban dunia dalam kajian filsafat ilmu,
maka hal ini berpengaruh dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Kondisi ini
menjadi sorotan penuh bagi cendikiawan terutama umat Islam. Ilmu yang saat ini
sedang pesatnya diperbincangkan yakni ilmu manajemen pendidikan. Kajian ilmu
ini membahas sebuah materi yang didalamnya menyebutkan mengenai
perencanaan, pengkoordinasian, pengorganisasian, pengaktualisasian,
pengawasan. Beberapa hal tersebut penting perannya dalam pengelolaan sebuah
lembaga, terutama lembaga pendidikan Islam.
Dinamika ilmu manajemen pendidikan senantiasa berkembang dengan
peradaban dunia yang semakin terukir. Ilmu manajemen pendidikan merupakan
sebuah ilmu yang diciptakan, dikembangkan serta dimanfaatkan guna untuk
memajukan pendidikan, khususnya lembaga pendidikan Islam. Dalam ilmu
1 │Al-Idaroh - Volume 5 Nomer 1 Maret 2021
Mira
Marisa
ميحر٣ ٞ ُ
روف غ
Artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging
babi, dan (daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah,
yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang
diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan
(diharamkan pula) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan
pula) mengundi nasib dengan azlam (anak panah) karena itu suatu
perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk
(mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada
mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah sempurnakan
agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan
telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Tetapi barang siapa terpaksa
karena lapar bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh Allah
maha pengampun maha penyayang”. (Q.S. Al-Maidah: 3).
Dari ayat diatas, Allah SWT. telah memberitahukan kepada para hambanya
Al-Idaroh - ISSN: 2549-8339 EISSN: 2579-3683│2
Filosofi Manajemen Pendidikan Islam dalam Perspektif Al-
melalui
Qur’ankalimat yang didalmnya menjelaskan larangan memakan bangkai-
bangkai yang diharamkan. Diantaranya, yaitu hewan yang mati dengan sendirinya
tanpa melalui proses penyembelihan ataupun pemburuan. Hal ini diharamkan
karena mengandung mudarat. Namun, diantara bangkai tersebut dikecualikan
untuk ikan, hal ini dikarenakan ikan tetap halal baik mati disembelih ataupun
penyebab lainnya.
Pembahasan
A. Konsep Dasar Filsafat Manajemen Pendidikan Islam
Filosofi berasal dari kata “philoshopia” bahasa Yunani, diartikan sebagai
“mencintai kebijaksanaan”. Dalam bahasa Inggris kata filsafat disebut dengan
istilah “philosophy” sedangkan dalam bahasa Arab diistilahkan dengan kata
“falsafah” yang artinya “cinta kearifan”1. Dari uraian ini, dapat disimpulkan
bahwa makna dari filosofi cinta akan kebijaksanaan. Sedangkan orang-orang
yang berusaha mencari akan kebijaksanaan disebut sebagai filsuf atau filosof.
Sebuah kebenaran hanya bisa didapat dengan dua cara, yakni secara
ilmiah dan non ilmiah3. Berkaitan dengan ini, maka sebuah penelitian dan ilmu
pengetahuan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. hal ini disebabkan karena
pengetahuan berasal dari upaya mencari kebenaran yang dilakukan dengan
pendekatan epistemologi dan harus dipertanggungjawabkan hasil dari
kebenaran tersebut.
Menurut Maufur, pengetahuan merupakan sesuatu yang diketahui dan
dipahami atas dasar kemampuan berpikir. Maufur juga mengatakan bahwa
pengetahuan merupakan keseluruhan ide yang terkandung dalam pernyataan-
pernyataan yang dibuat mengenai suatu gejala atau peristiwa, baik itu yang
bersifat alamiah, sosial, ataupun individual. Artinya, untuk ini pengetahuan
secara dasarnya merupakan keseluruhan penjelasan dan gagasan yang
terkandung pada sebuah pernyataan yang erat kaitannya dengan sebuah
peristiwa disertai fakta didalamnya. Dari sisi perspektif sains, kebenaran
diperoleh melalui proses penyelidikan dengan menggunakan metode ilmiah4.
Dengan kata lain bahwa kebenaran menurut sains diperoleh dari hasil
pencarian dan penemuannya dilakukan dengan cara empiris untuk menarik
sebuah kesimpulan. Pada intinya bahwa kebenaran itu dapat ditemukan dengan
logis dan empiris.
Manusia pada akhirnya harus tunduk pada pola-pola pengetahuan yang
sifatnya universal, karena manusia akan terus dipengaruhi oleh lingkungan.
Logika dari sebuah pemikiran yang ilmiah mencakup garis besar ide ataupun
gagasan secara ketat dengan menerapkan prinsip nomotetik dan menggunakan
pola edukatif. Pola dari nomotetik sendiri dimaksudkan ketarkitan antara suatu
gejala sosial dengan gejalan sosial lainnya. Sedangkan, jika dari pola edukatif
bahwa pemikiran dikembangkan dalam sebuah penelitian didasari pola yang
sifatnya universal mengarah pada pola spesifik atau khusus.
Dalam penemuan ilmiah, hal ini didasarkan pada karakteristik keilmuan
yang terdiri dari rasionalitas, empiris, dan sistematis.
3 Gde Indra Bhaskara, “Penggunaan Metedologi Studi Kasus; Filosofi, Metodelogi Dan Metode,” t.t.,
karena itu seharusnyalah hal ini dapat mengindahkan islamisasi dari ilmu
pengetahuan.
Namun demikian, manajemen pendidikan dalam perspektif Islam
mengakui bahwa hal itu sebagai bagian dari ilmu pengetahuan barat. Dengan
catatan asal tidak bertentangan serta tidak melemahkan aqidah Islam, maka hal
ini bisa untuk dipergunakan dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Ada
sebuah kutipan dari Ibnu Rushd yang mengatakan, yaitu:
Seandainya bangsa asing sudah menguasai ilmu tersebut (filsafat),
maka sudah menjadi kewajiban yang jelas terhadap kita (muslim)
agar mempelajari dan mengambil manfaat dari apa yang sudah
mereka kuasai, terlepas apakah bangsa tersebut beragama Islam
ataupun tidak. Kita harus membaca buku-buku mereka, meneliti dan
menilai apa saja yang dapat dijadikan teori. Seandainya apa yang
dijelaskan itu benar, kita menerimanya, dan sebaliknya apabila keliru
kita menolak6.
Manajemen pendidikan dengan sebuah pendekatan sistem serta proses
yang saat dipelajari pada prinsipnya sama, namun ada beberapa bagian dari itu
menjadi sebuah perbedaan yang terletak dalam konsep manajemen itu sendiri.
Kromkowski mengatakan bahwa manajemen merupakan rangkaian proses
dalam sebuah pencapaian dengan tujuan organisasi yang dilakukan melalui
empat tahap penting dalam manajemen yakni perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan.
George dan Jones mengatakan bahwa manajemen merupakan proses
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber
daya dari organisasi tersebut dengan tujuan tercapainya sebuah organisasi yang
efektif dan efisien. Kemudian, Stoner dan Wankel menjelaskan bahwa
manajemen merupakan bagian dari proses perencanaan, pengorganisasian,
memimpin, serta mengontrol dengan maksud agar anggota organisasi dapat
memanfaatkan sumber sumber organisasi kemudian merealisasikannya sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan dan dengan harapan dapat mencapai
maksimal yang lebih baik7.
Namun demikian, ada juga yang menjelaskan bahwa manajemen sebagai
konsep bagian dari seni yang bekerja melalui peran yang dimainkannya dan
juga orang lain yang ikut andil dalam memainkan peran tersebut. Mengenai
6 Siti
Baroroh Barried, Pengantar Teori filologi, (Yogyakarta: Badan Penelitian dan Publikasi
Fakutas, 1994), 89.
7 R Terry George, Prinsip-Prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 23.
pengetahuan dari interpretasi yang berlandaskan ideologi, atau hal yang bisa
dikatakan bersfiat sekuler.
Berpacu dari pernyataan Al-Attas diatas artinya penting bagi muslim
untuk memiliki ilmu pengetahuan khususnya konsep dan ilmu manajemen
yang selaras dengan aturan Islam, yakni sebuah sains yang didasari atas
prinsip Islam. Meskipun ada saja pendapat yang akan mengatakan bahwa
ilmu pengetahuan bersifat netral yang tidak memihak suatu organisasi etnik
(budaya) tertentu.
Lepas dari sebuah konsep manajemen pendidikan yang bersifat
sekuler, maka yang terjadi adalah munculnya kritikan dari para pakar
mengenai konsep dan ilmu manajemen pendidikan. Manajemen pendidikan
yang secara tidak sadar berlandaskan sekularisme hanya akan berorientasi
pada persoalan dunia. Beberapa hal yang berkaitan dengan ruang lingkup
pendidikan akan mempertimbangkan nilai-nilai kehidupan yang ilahiyah
serta non-ilahiyah.
Adanya pemisahan antara praktik dan teori dalam manajemen
pendidikan hal ini berkaitan dengan teori Weber yang menjelaskan adanya
pengaturan, hierarki serta pembagian prosedur yang didasari dasar birokrasi.
Sedangkan dalam konsep konvensional, bahwa manajemen hal yang
bersangkutan dengan perencanaan, pengorganisasi, motivasi dan
pengawasan terlebih dalam lembaga pendidikan yang ekspektasi ataupun
bentuk implementasinya adalah upaya pengoptimalan bagi kepuasan
seorang konsumen yakni peserta didik dengan harapan peserta didik meraih
keberhasilan pendidikannya yang bersih dan diridhai oleh Allah.
Kemudian, terlepas dari hal diatas bahwa manajemen konvensional
dijadikan sebagai patokan untuk mengimplementasikan kemanfaatan materi.
Hal tersebut, tentu akan membuat semuanya tidak terkendali. Karena,
manajemen pendidikan dikatakan sebagai sebuah alat dan kegiatan.
Dikatakan sebagai alat karena dapat membantu untuk berjalannya
keberlangsungan hidup setiap individu. Selanjutnya dikatakan sebagai
bentuk kegiatan, karena hal ini sebagai bentuk garis besar dari manfaatnya
yang bersifat materi dan tidak didasari atas dasar syariah.
Al-Idaroh - ISSN: 2549-8339 EISSN: 2579-3683│4
Filosofi Manajemen Pendidikan Islam dalam Perspektif Al-
Qur’an
2. Implisitas
Didasari faktor analisa yang sifatnya kritis maka pokok para gagasan
konsep dan ilmu manajemen pendidikan, hakikatnya mempunyai makna
adanya prinsip dan nilai Islam. Misalnya, pokok pemikiran yang
menejalaskan bahwa bentuk produktivitas akan meningkat yang mana
sebuah organisasi lebih memperhatikan kepentingan pegawai atau anggota
dari organisasi itu sendiri. Hal ini sejalan dengan sebuah prinsip
kemaslahatan. Seperti contoh, pokok pemikiran yang menjelaskan sebuah
pekerjaan harus dilandasi oleh ilmu dan sebagainya. Hal ini perlu dimiliki
dan dipahami serta diaplikasikan. Dalam firman Allah, yaitu.
ََ َ َّ َّ َ ْ َ ََ َ َ َ
َُ ّ َ َ ُ َ َ ْ َ َ ْـ
ه ِّـلب ق نـم ني ِّّل ا ان ت ف دق لو
ِّ ِّيـّبِـذَكلا نم لع لۡ و اوقد ص ني ِّّل ا ّلل ا نم لعي لف ْۖم
Artinya: “Dan perumpamaan-perumpamaan ini kami buat untuk
manusia, dan tidak ada yang akan mamahaminya kecuali
mereka yang berilmu”.
( Q.S. Al - Ankab ut : 3). ُ ُّ
ْ ْ َ َ
ح سف ي َ ُّلل َ َ
ِّ لا َ سفاف س لاج اـ او ا ا ه يأاي ّيِـق اذ ِّـإ اون مآ ن ي َ ّل مكل
َ ُ ِّ ُ ُ اوح حس ف ت
َ َـ َّـ ِّ ُ َّ َ ُ ُ
ل ُـ ُ َـ َـ ْ ُ َـ
ْ
او مكنم اونمآ ني َ ّل اوتوأ ني َ ّل ا لل ّاَ ِّع فري او ُشناف او ُشنا لّيِـق اذ َوِإ ْۖمكل
ْـ ْـ َ ُ
)ت اجرَ د مَ ِّلعلا ُ َ
ِۚ ( ّۡيِـبخ نولم عت ام ِّـب َ ّلل او١١
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan
kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,
“maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu “maka
berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-
orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha
mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-
Mujadilah: 11).
Hal ini telah jelas bahwa Allah akan mengangkat derajat seorang
hambanya bagi ia yang beriman dan berilmu. Dengan demikian, bahwa ilmu
pengetahuan telah memberi pengaruh kontribusi bagi pemikiran setiap
individu terutama dalam hal mengelola sebuah lembaga. Pokok bagian dari
sebuah pemikiran tersebut diilustrasikan dengan keterlibatan seorang
individu dalam sebuah lembaga yang perannya adalah seorang pegawai.
Kemudian, ketika seorang pegawai memiliki prestasi, hal ini bentuk secara
5 │Al-Idaroh - Volume 5 Nomer 1 Maret 2021
Mira
Marisa
implisitnya akan diberikan sebuah reward. Secara implisit terdapat beberapa
hal prinsip yang diterapkan dalam manajemen pendidikan salah satunya
yakni as-syura yang maknanya adalah musyawarah.
12 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Surabaya: CV. Haji Masagung, 2000), 78.
13 M. Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer, (Jakarta: Amzah, 2006), 58.
seorang Umar bin Khattab yang menjadi pemimpin negara begitu sulit untuk
menemukan lawannya dan Khalid bin Walid yang juga menjadi seorang
panglima perang.
Dengan demikian, artinya begitu besar pengaruh Rasulullah dengan
segala sikap baiknya yang mampu dicontoh dalam banyak segi kehidupan.
Rasulullah merupakan seorang anak yatim yang tidak memperoleh pendidikan
formal yang mengajarkannya bagaimana cara membaca, menulis dan
sebagainya. Namun, beliau sangat memfokuskan dirinya bagaimana pentingnya
sebuah pendidikan agar mampu meningkat mutu yang ada pada setiap diri
manusia. Sosok beliau pun ternyata tidak pernah sama sekali menerima sebuah
pendidikan dari lembaga- lembaga pendidikan Yunani yang diperankan oleh
filsuf-filsuf, akan tetapi pemikirannya mampu menangkap dan merespon
banyak hal persoalan dari setiap manusia.
Namun, setiap manusia tidak ada yang seperti beliau. Hal ini karena
begitu banyak sifat mulia yang ada pada diri Rasulullah. Selain itu, Rasulullah
SAW pun mengalami berbagai macam problematika di kehidupannya. Terlebih
beliau pernah mengalami begitu banyak harta kekayaan, yang sedemikian itu
bahwa Rasulullah mengemban amanah pada dirinya untuk mampu
memanfaatkan harta yang ia miliki dengan baik. Beliau pun menjadi seorang
pemimpin pada berbagai bidang, oleh karena itu apa salahnya kita belajar
untuk dapat mencontoh beliau.
Model manajemen pendidikan yang diperankan oleh Rasulullah SAW
memiliki empat unsur, yakni tauhid (ibadah), amal shaleh, khalifah dan
kesuksesan. Hal ini diupayakan agar manusia mampu memainkan perannya
sebagai khalifah. Dari segi kepemimpinan dalam Islam, ada beberapa hal yang
menjadi fokus penting mengemban tugas diantaranya adalah as-syura,
keadilan, serta hak kebebasan dalam menyampaikan pendapat. Pada dasarnya
bahwa dalam menjalankan ataupun melakasanakan tugas harus sejalan dengan
nilai-nilai Islam, yakni diantaranya kewibawaan diri, peningkatan hubungan,
efektifitas kepemimpinan, peningkatan moral dan cara pengelolaan yang
beretika.
Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya untuk merealisasikan manajemen
13 │Al-Idaroh - Volume 5 Nomer 1 Maret
2021
Mira
pendidikan Islam dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini, Marisa
berdasarkan
paradigma tauhid yang dijadikan sebagai filsafat manajemen pendidikan atas
dasar prinsip
Islam, maka dalam menjalankan fungsi manajemen organisasi itu sendiri yakni
seharusnya berasaskan pada amal ibadah serta bentuk kekhalifahan yang
berpacu pada prinsip ajaran Islam. Yang sedemikian itu, sistem manajemen
pendidikan harus bersifat komprehensif. Maksudnya adalah terintegrasi antara
proses dan prinsip-prinsip ajaran Islam yang tidak merubah makna dari
Islamisasi manajemen pendidikan.
Manajemen yang baik merupakan manajemen yang memenuhi syarat
kriteria yakni ciri, falsafah, serta profesionalisme. Untuk mewujudkannya,
maka ketiga dimensi yang dijadikan sebagai syarat kriteria tersebut menjadi
sebuah perhatian khusus. Konsep dasar filsafat serta nilai yang ada pada
manajemen pendidikan Islam tidak cukup menjadi sumber ataupun bagian
dalam mempertimbangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan manajemen.
Namun, Al-Qur’an dan As- Sunnah tetap menjadi bahan kajian dalam
manajemen pendidikan Islam. Hal ini didasari atas adanya nilai
kemasyarakatan maupun kemanusiaan yang terintegritas dalam satu kaitan
yang tidak bisa ditumpang tindihkan dengan yang lainnya.
Kembali pada dasar model manajemen pendidikan bahwa konsep dari
model tersebut menjadi pemicu dalam meningkatkan semangat Islamisasi ilmu
pengetahuan dan terealisasinya paradigma dari barat mengenai konsep
manajemen pendidikan. Oleh karena itu, perlu adanya pembahasan dalam
memaknai konsep dari manajemen pendidikan Islam yang dari masa ke masa
dunia barat terus berdatangan untuk memberi pengaruhnya14. Yang menjadi
pokok utama dalam proses mengkaji hal tersebut yaitu aqidah, kepentingan
manusia, kepentingan peradaban, dan kepentingan ilmiah. Empat kepentingan
ini menjadi satu bagian yang erat dalam konsep manajemen pendidikan Islam.
Konsep manajemen pendidikan Islam dalam Al-Qur’an bahwa
manajemen dikatakan sebagai bagian yang bersifat fleksibel, efektif, efisien,
terbuka, kooperatif dan partisipatif. Mengenai hal ini, maka diuraikan sebagai
berikut15.
a. Fleksibel
14Asep Kurniawan, “Filsafat Ilmu Manajemen Pendidikan Islam Rekontruksi Kritis Islamisasi
15 │Al-Idaroh - Volume 5 Nomer 1 Maret
2021
Mira
Manajemen Pendidikan Islam Dalam Konteks Kekinian” 5, no. 1 (2019): 26. Marisa
15Amirudin, Manajemen Pendidikan Islam Perspektif Filsafat Ilmu dan Al-Qur’an, Program
Arti kata dari fleksibel yakni tidak kaku. Menurut Imam Suprayogo
bahwa berdasarkan pengamatan beliau walaupun sifatnya masih terbatas,
hal ini menunjukkan sebuah lembaga sekolah atau madrasah meraih prestasi
unggul dikarenakan pengelolaannya dalam menjalankan tugas. Kemudian,
dari pada itu hal ini memberikan sebuah penjelasan yang dalam terhadap
tata cara pengelolaannya sehingga memerlukan pengambilan keputusan
yang sifatnya tegas dan bijaksana. Firman Allah mengenai fleksibilitas
tercantum dalam Q.S Al-Hajj:78 “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah
dengan jihad yang sebenar- benarnya. Dia telah memilih kamu dan dia
sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan”.
Ayat tersebut telah menjelaskan bahwa Allah tidak akan menyempitkan
kamu dari segala sesuatu yang tidak bisa kau lewati. Oleh sebab itu, tetaplah
berpijak pada jalan kebenaran.
b. Efektif dan Efisien
Pekerjanan yang efektif adalah pekerjaan yang hasilnya
memberikan dampak yang sesuai dengan rencana. Sedangkan dari sisi
keefisiannya, pekerjaan yang mengeluarkan sebuah biaya namun tetap
berjalan sesuai dengan rencana. Kedua kata baik efektif maupun
efisien selalu bergandengan dalam manajemen pendidikan. Hal ini
dikarenakan manajemen yang efektif bisa saja akan terjadi
pemborosan. Sedangkan, manajemen yang sifatnya hanya efisien juga
akan berdampak tidak tercapainya tujuan. Penjelasan mengenai efektif
dan efisien terdapat dalam firman Allah Q.S Al-Kahf:26-27 yakni
“Katakanlah: Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang
orang-orang yang paling merugi perbuatannya. Yaitu orang-orang
yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini,
sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-
baiknya”. Dari ayat tersebut telah dijelaskan bahwa orang yang sangat
merugi kehidupannya didunia adalah mereka yang tidak
memanfaatkan perbuatannya dengan baik, yang hanya duduk santai
tanpa sebuah usaha. Dalam kaitan manajemen, hal ini menjelaskan
bahwa ketika apa yang telah direncakan namun tidak berjalan sesuai
17 │Al-Idaroh - Volume 5 Nomer 1 Maret
2021
Mira
Marisa
dengan apa yang diatur maka hal ini akan sangat merugikan dan
berdampak besar terkhusus lembaga pendidikan
Kesimpulan
Filosofi merupakan bagian dari kerangka berpikir yang memiliki arti
cinta akan kebijakasanaan. Filsafat dijumpai dengan pemikiran yang
berlandaskan dengan istilah ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ketiga
hal ini disinyalir dengan kaitannya dalam perkembangan sebuah riset dalam
bentuk pembenaran. Riset dikatakan ilmiah apabila secara bentuk teori dan
hasil telaahnya menghasilkan kesamaan. Perkembangan ilmu pengatahuan
dari masa ke masa akan semakin terukir. Hal ini karena terjadinya sebuah
peradaban. Saat ini dunia barat telah masuk ke ruang lingkup perkembangan
ilmu pengetahuan, terkhusus dalam ilmu manajemen pendidikan Islam.
Adanya pengaruh dunia barat dalam perkembanagan ilmu manajemen
pendidikan Islam, tidak akan memutus eksistensinya bagaimana ilmu
manajemen pendidikan akan tetap bertahan serta mampu merencanakan,
mengorganisir, menggerakkan, dan memberikan kontrol yang baik. Dalam
perspektif Al-Qur’an bahwa manajemen pendidikan Islam merupakan salah
satu bidang ilmu yang memberikan dampak besar bagi sebuah lembaga
dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Tentu dalam mencapai tujuan
tersebut diberlakukan kerjasama yang baik antar manajer atau pemimpin dan
orang-orang yang terlibat didalamnya. Dengan demikian, bahwa filosofi
manajemen pendidikan Islam dalam perspektif Al- Qur’an merupakan
bagian dari sebuah pemikiran setiap manusia dalam mewujudkan sesuatu
yang hendak dicapai. Namun, tetap berdasarkan pada aqidah keislamisasian
manajemen pendidikan yang bentuk perencanaannya sesuai dengan tujuan
21 │Al-Idaroh - Volume 5 Nomer 1 Maret
2021
Mira
pendidikan Islam. Marisa
Daftar Pusataka
Barried Siti Baroroh, Pengantar Teori filologi, Yogyakarta: Badan Penelitian dan
Publikasi Fakutas, 1994.
Penguin, 1966.