Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Jurnal Forum Kesehatan : Media Publikasi Kesehatan Ilmiah Volume 10, Nomor 2

p-ISSN : 2087-9105 | e-ISSN : 2715-2464 Bulan Agustus, Tahun 2020


Ilmiah

ANALISIS DAYA TERIMA TERHADAP VARIASI MENU MAKANAN LENGKAP PADA


ANAK USIA 1 – 6 TAHUN

Munifa1, Dhini2
1
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
2
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
Email: [email protected]), [email protected])

Abstract
Difficulty eating in children often occurs in preschool children by > 20%. Difficulty eating in
children is a complex problem. Factors causing malnutrition are nutrition imbalances, factors for
providing and serving nutritious food. Acceptance is the level of individual liking or disliking of a
type of food. Acceptance test was conducted to determine whether the variation of the food menu
was acceptable or not. With the variation of recipe standards on quality and quality standards,
among others, by changing the taste of food and the appearance of the food, but still maintaining
the nutritional value, it is expected to increase acceptability. This study was conducted to analyze
the variation of a complete diet on the acceptance of preschool children in daycare. Experimental
research design method is posttest-only control group design. The trial was carried out for 3 days.
When this stage is complete, the researcher evaluates its implementation. The intervention given is
in the form of 1 toddler lunch cycle. 1 lunch cycle is given for 2 weeks. At the age of 1-3 years,
staple foods showed differences in the average intake of 5 types of staple foods and vegetables with
a p value of 0.002, animal side dishes 0.003, vegetable side dishes 0.737, and fruit 0.0005. At the
age of 4-6 years, staple foods showed differences in the average intake of 5 types of staple foods
with a p value of 0.107, animal foods 0.043, plant foods 0.351, vegetables 0.809, and fruit 0.01

Keywords: adequace of nutrients; acceptability of children's meals; variation of the menu

Abstrak
Kesulitan makan pada anak sering terjadi pada anak prasekolah sebesar >20%. Kesulitan makan
pada anak merupakan masalah yang kompleks. Faktor penyebab kekurangan gizi adalah
ketidakseimbangan gizi, faktor penyediaan dan penyajian makanan yang bergizi. Daya terima
merupakan tingkat kesukaan atau ketidaksukaan individu terhadap suatu jenis makanan. Uji daya
terima dilakukan untuk mengetahui apakah variasi menu makanan dapat diterima atau tidak.
Dengan adanya variasi standar resep pada standar mutu dan kualitas, antara lain dengan
mengubah rasa makanan dan penampilan makanan, tetapi tetap mempertahankan nilai gizi
diharapkan dapat meningkatkan daya terima. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis variasi
menu makanan lengkap terhadap daya terima anak usia prasekolah di tempat penitipan anak.
Desain penelitian eksperimen metode posttest-only control group design. Uji coba dilaksanakan
selama 3 hari. Ketika tahap ini selesai dilakukan peneliti melakukan evaluasi pada pelaksanannya.
Intervensi yang diberikan berupa 1 siklus makan siang balita. 1 siklus makan siang diberikan
selama 2 minggu. Pada usia1-3 tahun makanan pokok menunjukan perbedaan rata-rata asupan
pada 5 jenis makanan pokok dan sayur dengan p value 0,002, lauk hewani 0,003, lauk nabati
0,737, dan buah 0,0005. Pada usia 4-6 tahun makanan pokok menunjukan perbedaan rata-rata
asupan pada 5 jenis makanan pokok dengan p value 0,107, makanan hewani 0,043, makanan
nabati 0,351, sayuran 0,809, dan buah 0,01.

Kata Kunci: kecukupan zat gizi; penerimaan makan anak; variasi menu
Jurnal Forum Kesehatan : Media Publikasi Kesehatan Ilmiah Volume 10, Nomor 2
p-ISSN : 2087-9105 | e-ISSN : 2715-2464 Bulan Agustus, Tahun 2020
Ilmiah

PENDAHULUAN penyediaan dan penyajian makanan yang bergizi


Anak usia 0-6 tahun adalah masa periode dapat mempengaruhi status gizi anak (Lazzeri et
emas (golden period) dan masa kritis (critical al, 2013). Daya terima atau preferensi makanan
period). Masa ini merupakan masa peka, sensitif, dapat didefinisikan sebagai tingkat kesukaan atau
masa pertumbuhan dan perkembangan yang cepat ketidaksukaan individu terhadap suatu jenis
dan penting serta memerlukan zat gizi yang makanan. Uji daya terima menyangkut penilauan
cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya. seseorang akan suatu sifat atau kualitas suatu
Apabila pada masa ini anak mendapat stimulus bahan yang menyebabkan orang menyenangi.
yang tepat, gizi yang baik menjadi modal penting Tujuan uji penerimaan adalah untuk mengetahui
bagi pertumbuhan dan perkembangannya di apakah suatu komoditi dapat diterima oleh anak.
kemudian hari (Almatsier, 2011) Suatu komoditi walaupun memiliki kandungan
Kesulitan makan pada anak sering terjadi gizi yang banyak, akan tetapi jika tidak disukai
pada anak prasekolah sebesar >20%. Prevalensi dan tidak diterima, makanan tersebut tetap saja
masalah kesulitan makan menurut klinik tidak memiliki nilai (Yunita et al, 2014).
perkembanganan anak dari Affiliated Program Hasil penelitian Sari et al, 2014 dengan
for Children Development di University George judul Hubungan Daya Terima Makanan Dengan
Town mengatakan 6 jenis kesulitan makan pada Status Gizi Anak di Panti Asuhan Darunajah
anak yaitu hanya mau makan makanan cair atau Semarang menunjukkan bahwa ada hubungan
lumat: 27,3%, kesulitan menghisap, mengunyah bermakna antara daya terima makanan dengan
atau menelan: 24,1%, kebiasaan makan yang status gizi anak (p value <0,05). Terdapat
aneh dan ganjil: 23,4%, tidak menyukai variasi hubungan negative antara daya terima makanan
banyak makanan: 11,1%, keterlambatan makan dengan status gizi anak, yang artinya jika daya
sendiri: 8,0%, mealing time tantrum: 6,1% terima rendah makan status gizi akan menurun
(Judarwanto, 2011). Angka kejadian masalah (Sari et al, 2014). Semakin baik daya terima anak
kesulitan makan di beberapa negara cukup tinggi. terhadap hidangan yang disajikan maka
Sebuah penelitian oleh The Gateshead Millenium kebutuhan akan zat gizi akan terpenuhi sehingga
Baby Study pada tahun 2006 di Inggris status gizinya pun akan optimal.
menyebutkan 20% orangtua mengatakan anaknya Manajemen penyelenggaraan makanan
mengalami masalah makan, dengan prevalensi institusi adalah serangkaian kegiatan yang
tertinggi anak hanya mau makan makanan dimulai dari perencanaan menu, pengvariasi
tertentu. Survei lain di Amerika Serikat tahun sampai dengan evaluasi dalam rangka penyediaan
2004 menyebutkan 19-50% orang tua makan untuk masyarakat di sebuah institusi.
mengeluhkan anaknya sangat pemilih dalam Tujuannya adalah untuk menyediakan makanan
makan sehingga terjadi defisiensi zat gizi tertentu yang sesuai dengan kebutuhan warga, baik dari
(Waugh, 2006). segi mutu, jenis maupun jumlahnya sehingga
Menurut Judarwanto (2004) kesulitan dapat meningkatkan status gizi dan kesehatan
makan pada anak dibedakan menjadi tiga faktor warga (Depkes, 2006). Salah satu institusi
yaitu hilang nafsu makan, gangguan proses penyelenggaraan makanan adalah tempat
makan dimulut dan pengaruh psikologis. Sulit penitipan anak, yang bertujuan untuk mengatur
makan merupakan pada anak merupakan dan memberikan makanan bergizi seimbang
fenomena umum di masyarakat, sehingga akan untuk memenuhi kebutuhan gizi. Tujuan dari
menyebabkan masalah kurang gizi akibat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
sulit makan tersebut (Atmarita, 2004). Kesulitan variasi menu lengkap terhadap daya terima anak
makan pada anak merupakan masalah yang usia 1-6 tahun di TPA (Tempat Penitipan Anak)
sifatnya kompleks dan diperlukan kecermatan House of Love.
untuk mengetahui faktor penyebabnya. Penanganan sulit makan pada anak secara
Faktor yang menyebabkan terjadinya optimal diharapkan akan mencegah timbulnya
kekurangan gizi adalah ketidakseimbangan gizi masalah gizi, terutama masalah kurang gizi
yang dikonsumsi (Pahlevi AE, 2012) serta faktor sehingga dapat meningkatkan kualitas anak
Jurnal Forum Kesehatan : Media Publikasi Kesehatan Ilmiah Volume 10, Nomor 2
p-ISSN : 2087-9105 | e-ISSN : 2715-2464 Bulan Agustus, Tahun 2020
Ilmiah

Indonesia. Dengan adanya variasi standar resep sumber karbohidrat, protein hewani dan nabati,
yang penekanannya pada standar mutu/kualitas, sayuran serta buah-buahan yang digunakan di
antara lain dengan mengubah rasa makanan dan TPA. Selanjutnya, peneliti membuat rancangan
penampilan makanan, tetapi tetap variasi menu lengkap yang disesuaikan dengan
menpertahankan nilai gizi diharapkan dapat Angka Kecukupan Gizi (AKG) kelompok anak
meningkatkan daya terima. Penelitian ini usia pra-sekolah dan melakukan uji coba menu
bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya lengkap selama 3 hari hingga menu tersebut
terima terhadap variasi menu makanan lengkap dapat dijadikan sebagai intervensi. Intervensi
pada anak usia 1 – 6 tahun. yang diberikan berupa 1 siklus makan siang
balita yang diberikan selama 2 minggu.
METODE Varibel independen pada penelitian ini adalah
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis variasi lauk hewani, variasi lauk nabati, variasi
variasi menu makanan lengkap terhadap daya makanan pokok, sayur dan buah. Sedangkan
terima anak usia prasekolah (3-5 tahun) di tempat variabel dependen adalah daya terima makanan.
penitipan anak. Peneliti memberikan intervensi Besar sampel pada penelitian ini
dengan desain penelitian eksperimen metode menggunakan rumus perhitungan besar sampel
posttest-only control group design. untuk uji hipotesis beda proporsi, dengan
Peneliti melakukan uji coba intervensi referensi “Pengaruh Penambahan Tepung Daun
variasi menu lengkap balita. Adapun tahapan Kelor Terhadap Daya Terima dan Kadar Protein
yang dilakukan yaitu, mengidentifikasi makanan Mie Basah (Zakaria, et al. 2016) sebagai berikut :

Keterangan: : Proporsi kesukaan terhadap makanan


n : Besar Sampel dengan variasi A 23%
α : Probabilitas kesalahan menolak Ho : Proporsi kesukaan terhadap makanan
yang benar, ditetapkan 0.05 dengan variasi B 75%
: 1,96, tabel 2 arah
: Kesalahan gagal menolak Ho yang
salah, ditetapkan 5% atau 0,5

−β : Power (kekuatan) studi, yaitu 90%

Jadi, diperlukan 18 sampel untuk menjawab kuisioner yang diisi oleh enumerator terlatih serta
hipotesis pada penelitian ini. lembar untuk menulis hasil pengukuran -
Teknik pengumpulan data pada penelitian pengukuran variabel penelitian lainnya. Alat
ini dilakukan dengan observasi langsung pola yang digunakan untuk mengukur daya terima
makan anak di TPA House of Love Palangka adalah food weighing. Analisis akan
Raya Tahun 2018. Peneliti menggunakan lembar menggunakan ANOVA.
Jurnal Forum Kesehatan : Media Publikasi Kesehatan Ilmiah Volume 10, Nomor 2
p-ISSN : 2087-9105 | e-ISSN : 2715-2464 Bulan Agustus, Tahun 2020
Ilmiah

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Analisis Univariat
1. Karakteristik sampel
Tabel 1
Distribusi karakteristik sampel di TPA House of Love

Variabel Frekuensi
Usia n %
1-3 tahun 15 71,4%
4-6 tahun 6 28,5%
Jenis Kelamin
Laki – laki 9 42,8%
Perempuan 12 57,1%
Kecukupan zat gizi antar anak-anak berbeda. Hal
Distribusi usia anak di TPA menunjukkan ini dipengaruhi oleh ukuran dan komposisi tubuh,
sebanyak 71,4% anak berusia 1-3 tahun dan pola aktivitas, dan kecepatan tumbuh.
sebanyak 28,5% anak berusia 4-6 tahun. Ketersediaan dan diterimanya makanan oleh anak
Berdasarkan jenis kelamin, terdapat 42,8% anak tidak hanya ditentukan oleh pilihan makanan
berjenis kelamin laki-laki dan 57,1% anak orang tua, tetapi juga oleh keadaan lingkungan
berjenis kelamin perempuan. pada waktu makan, pengaruh teman sebaya, iklan
Pada penilitian ini memberikan intervensi dan pengalaman anak tentang makanan
untuk menu makan siang dengan persentase 30% sebelumnya. Bila mendapat dukungan
dari total kecukupan gizi dalam sehari, sehingga sepenuhnya dari orang tua, pola makan yang
diketahui untuk kecukupan zat gizi untuk menu mendukung pertumbuhan normal dalam hal
makan siang usia 1-3 tahun yaitu energi 337,5 tinggi dan berat badan, yang memungkinkan
kkal, protein 7,8 gram, lemak 13,2 gram, dan pemeliharaan kebersihan gigi yang baik, yang
karbohidrat 46,5 gram. Sedangkan untuk usia 4-6 dapat mencegah terjadinya keadaan gizi kurang
tahun yaitu energi 480 kkal, protein 10,5 gram, pun akan terbentuk (Almatsier, 2011).
lemak 18,6 gram dan karbohidrat 66 gram.

Jenis Variasi Menu Lengkap yang Disajikan

Tabel 2
Jenis Variasi menu Lengkap Yang Disajikan di TPA House of Love
Hari Ke- Menu
Makanan Pokok
I Nasi onigiri
II Nasi putih
III Nasi uduk
IV Nasi kuning
V Nasi casava
Lauk Hewani
I Bakso ayam
II Nuget ikan
III Semur ayam
IV Semur telur puyuh
V Rolade ayam
Lauk Nabati
I Bola-bola tempe
Jurnal Forum Kesehatan : Media Publikasi Kesehatan Ilmiah Volume 10, Nomor 2
p-ISSN : 2087-9105 | e-ISSN : 2715-2464 Bulan Agustus, Tahun 2020
Ilmiah

Hari Ke- Menu


Makanan Pokok
II Schotel tahu kukus
III Tempe bacem
IV Tahu krispy
V Burger tempe
Sayuran
I Nuget sayur
II Cah bayam jagung
III Cah wortel brokoli
IV Capcay
V Sop sayuran
Buah
I Setup pepaya melon
II Jelly jeruk
III Puding pepaya
IV Sate buah
V Smoothie pepaya

Makanan yang diberikan selama 5 hari 5 menu untuk makanan nabati, 5 menu untuk
terdiri dari makanan pokok, makanan hewani, sayur dan 5 menu untuk buah. Setiap anak
makanan nabati, sayur dan buah. Setiap jenis mendapatkan jenis, porsi dan kandungan gizi
makanan diberikan dengan menu berbeda setiap yang mana untuk setiap menu sesuai dengan
harinya sehingga menghasilkan 5 menu untuk standar asupan gizi untuk anak usia 1-3 tahun dan
makanan pokok, 5 menu untuk makanan hewani, 4-6 tahun.

Rata-rata Daya Terima Anak Usia 1-3 tahun dan 4 – 6 tahun terhadap Variasi Makanan

Tabel 3
Rata – Rata Daya Terima Anak Berdasarkan Kelompok Usia terhdap Variasi Makanan
Kelompok usia
1 – 3 tahun 4 – 6 tahun
Jenis Variasi Mean Mean
(%) SD Min. Max. (%) SD Min. Max.

Makanan Pokok
(I) Nasi Onigiri 75,55 39,15 0 100
84,26 8,79 75 94.4
9
(II) Nasi putih 73,89 28,21 27 100 65,76 26,21 34,4 97,8
(III) Nasi uduk 64,12 34,28 0 100 64,16 31,8 25 95
(IV) Nasi Kuning 53,35 39,41 0 100 46,86 23,71 30,9 87,8
(V) Nasi casava 16,79 32,88 0 100 35,34 25,7 5,6 60
Lauk Hewani
(I)Bakso Ayam 74,76 41,68 0 100 45,56 5,6 91,1
(II)Nuget Ikan 64,17 42,17 0 100 36,68 0 85,20
(III)Semur Ayam 42,29 40,42 0 100 68,41 0 100
(IV)Semur telur 90,72 21,64 24 100 91,36 70,3 100
puyuh
(V)Rolade ayam 65,86 23,5 30 100 61,26 50,6 73
Lauk Nabati
(I)Bola-bola tempe 49,26 43,9 0 100 41,8 9,1 100
(II)Schotel tahu 57,11 27,7 20 100 32,76 0 61,1
Jurnal Forum Kesehatan : Media Publikasi Kesehatan Ilmiah Volume 10, Nomor 2
p-ISSN : 2087-9105 | e-ISSN : 2715-2464 Bulan Agustus, Tahun 2020
Ilmiah
Kelompok usia
1 – 3 tahun 4 – 6 tahun
Jenis Variasi Mean Mean
(%) SD Min. Max. (%) SD Min. Max.

kukus
(III)Tempe bacem 40,01 41,37 0 100 66,21 0 100
(IV)Tahu crispy 43,78 36,13 6 100 26,34 9,5 60,3
(V)Burger tempe 41 39,89 0 100 41,06 10,7 87,5
Sayuran
(I)Nuget Sayur 58,08 13 100 32,8 0 100
(II)Cah Bayam 46,5 8 100 26,48 2,6 56,4
Jagung
(III)Cah Wortel 42,59 0 100 36,3 3,3 100
Brokoli
(IV)Cah Sayuran 29,02 0 71 18,44 0 25,6
(V)Sop sayuran 10,67 0 64 17,64 0 85,3
Buah
(I)Setup Pepaya 42,02 0 100 74 50 100
Melon
(II)Jelly Jeruk 70,66 0 100 57,48 0 100
(III)Puding papaya 73,41 0 100 76,23 26,5 100
(IV)Sate buah 94,88 61 100 95,5 86,8 100
(V)Smoothie 37,44 7 100 6,4 0 20
pepaya

Makanan pokok yang disajikan kepada disukai karena mempunyai rasa manis dan gurih.
anak setiap hari selama 5 hari terdiri dari nasi Serta cara penyajian yang unik disusun
onogiri, nasi putih, nasi uduk, nasi kuning dan menyerupai telinga sehingga menarik perhatian
nasi casava. Rata-rata daya terima anak untuk anak – anak. Daya terima pada anak kelompok
setiap variasi makanan pokok berada pada usia 1 – 3 tahun 90,72% dan 91,36% pada
rentang 0-100%. Berdasarkan data tersebut kelompok usia 4 – 6 tahun.
diketahui daya terima yang paling disukai oleh Makanan nabati yang diberikan kepada
anak pada kedua kelompok usia adalah nasi anak setiap hari berurut selama 5 hari terdiri dari
onigiri dengan persentase daya terima sebanyak bole-bola tempe, schotel tahu kukus, tempe
75,55% pada kelompok usia 1 – 3 tahun dan bacem, tahu crispy dan burger tempe. Rata-rata
sebanyak 84,26% pada kelompok usia 4 – 6 daya terima anak untuk setiap variasi makanan
tahun. Menu nasi onigiri disukai anak-anak nabati berada pada rentang 0-100%. Berdasarkan
karena penambahan garam saat proses pembuatan data tersebut diketahui daya terima yang paling
sehingga menghasilkan rasa gurih. Selain itu, disukai oleh anak-anak kelompok usia 1 – 3
bentuk penyajian nasi onigiri dibuat menyerupai tahun adalah schotel tahu kukus dengan
orang agar terlihat lebih menarik. persentase 57,11%. Menu schotel tahu kukus
Makanan hewani yang diberikan kepada disukai oleh anak-anak dikarenakan schotel tahu
anak setiap hari berurut selama 5 hari terdiri dari kukus memiliki tekstur yang lembut dan rasa
bakso ayam, nuget ikan, semur ayam, semur telur yang gurih. Selain itu bentuk penyajian schotel
puyuh dan rolade ayam. Rata-rata daya terima tahu kukus dicetak dengan berbagai bentuk
anak untuk setiap variasi makanan hewani berada seperti bentuk bulan dan bintang. Sedangkan
pada rentang 0-100%. Berdasarkan data tersebut pada anak kelompok usia 4 – 6 tahun lebih
diketahui daya terima yang paling disukai oleh menyukai menu tempe bacem dengan presentase
anak-anak pada kedua kelompok adalah semur 66,21%. Menu tempe bacem yang dipotong
telur puyuh. Menu semur telur puyuh sangat menyerupai bentuk segitiga memiliki tekstur
Jurnal Forum Kesehatan : Media Publikasi Kesehatan Ilmiah Volume 10, Nomor 2
p-ISSN : 2087-9105 | e-ISSN : 2715-2464 Bulan Agustus, Tahun 2020
Ilmiah
lunak dan rasa manis gurih yang disukai anak –
anak. dari warna yang cerah dan potongan wortel yang
Variasi sayuran yang diberikan kepada menyerupai bunga,
anak setiap hari berurut selama 5 hari terdiri dari Variasi buah yang diberikan kepada anak
setiap hari berurut selama 5 hari terdiri dari setup
nuget sayur, cah bayam jagung, cah wortel pepaya melon, jelly jeruk, puding pepaya, sate
brokoli, sah sayuran dan sop sayuran. Rata-rata buah dan smoothie pepaya. Rata-rata daya terima
daya terima anak untuk setiap variasi sayur anak untuk setiap variasi buah berada pada
berada pada rentang 0-100%. Berdasarkan data rentang 0-100%. Berdasarkan data tersebut
tersebut diketahui daya terima yang paling diketahui daya terima yang paling disukai oleh
disukai oleh anak kelompok usia 1 – 3 tahun anak-anak pada kedua kelompok usia adalah sate
adalah nuget sayur dengan persentase 58,08%. buah dengan persentase daya terima sebanyak
Menu ini disukai oleh anak-anak karena memiliki 94,88% pada kelompok usia 1 – 3 tahun dan
rasa gurih dan tekstur krispi karena menggunakan 95,5% pada kelompok usia 4 – 6 tahun. Menu
tepung roti untuk balutan. Selain itu bentuk sate buah disukai oleh anak-anak karena rasa
penyajian nuget sayur dicetak berbagai bentuk yang manis. Selain itu, bentuk penyajian sate
seperti bintang, bulan dan bunga. Sedangkan buah dipotong berbentuk dadu dan segitiga.
anak – anak pada kelompok usia 4 – 6 tahun
lebih menyukai menu cah wortel brokoli dengan
presentase 58,08%. Hal ini dapat terjadi karena
visual dari menu tersebut yang menarik baik itu
Asupan Zat Gizi (Energi, Protein,
Lemak dan Asupan Zat Gizi Karbohidrat) Pada
Variasi Menu Selama Usia Energi Protein Lemak Karbohidrat 1 Siklus
(kkal) (gram) (gram) (gram)
Tabel 4 1-3 224,9 6,7 10,1 27,7
Asupan Zat Gizi tahun (Energi, Protein,
Lemak, 4-6 388,8 13,5 15,4 49,9 Karbohidrat) Pada
Variasi Menu Selama tahun 1 Siklus

Berdasarkan tabel 5 tersebut diketahui rata-rata dimakan oleh anak dengan cara menimbang
asupan anak selama 5 hari berturut-turut. Nilai berat sisa makanan kemudian dikurangi dengan
gizi makanan dapat dihitung dengan cara berat awal, setelah itu berat yang didapatkan
menghitung asupan nilai gizi makanan yang dikonversikan ke berat masak mentah.
Selanjutnya dianalisis menggunakan jika tersedia pangan kemudian akan secara pasti
program nutrisurvey. Kemudian rata-rata asupan setiap orang akan tercukup konsumsi makanan,
gizi energi, protein, lemak dan karbohidrat yang karena kecukupan gizi seseorang tergantung dari
didapat dari jumlah seluruh asupan zat gizi yang makanan yang dikonsumsinya. Selama masa
dibagi dengan jumlah anak berdasarkan umur 1-3 pertumbuhan balita memerlukan asupan energi
tahun dan 4-6 tahun. dan protein. Protein diperlukan oleh anak balita
Asupan zat gizi yang dikonsumsi dalam untuk pemeliharaan jaringan, perubahan
bentuk makanan akan mempengaruhi komposisi tubuh dan pertumbuhan jaringan baru
pertumbuhan anak. Asupan makanan terkait (Robert, et al 2000).
dengan ketersediaan pangan namun tidak berarti
Jurnal Forum Kesehatan : Media Publikasi Kesehatan Ilmiah Volume 10, Nomor 2
p-ISSN : 2087-9105 | e-ISSN : 2715-2464 Bulan Agustus, Tahun 2020
Ilmiah

Analisis Bivariat
Tabel 5
Analisis Perbedaan Rata – Rata Menggunakan Uji ANOVA dan Kruskal Wallis
Kelompok usia
1 – 3 tahun 4 – 6 tahun
Variabel
Homogenity p Homogenity p
ANOVA ANOVA
of Variance value of Variance value
Makanan Pokok
(I)Nasi Onigiri
(II)Nasi Putih
(III)Nasi uduk
0,421 4,93 0,002 0,171 2,16 0,107
(IV)Nasi
kuning
(V)Nasi casava
Makanan Hewani
(I)Bakso Ayam 38,89*
(II)Nuget Ikan 33,22*
(III)Semur
22,29*
Ayam
0,005 0,030 0,105 2,94 0,043
(IV)Semur
43,15*
telur puyuh
(V)Rolade
29,11*
ayam
Makanan Nabati
(I)Bola-bola
tempe
(II)Schotel
tahu kukus
(III)Tempe
0,13 0,498 0,737 0,120 1,17 0,351
bacem
(IV)Tahu
crispy
(V)Burger
tempe
Sayuran
(I)Nuget Sayur 44,86*
(II)Cah Bayam 37,47*
Jagung
(III)Cah 34,79*
Wortel Brokoli 0,015 0,02 0,367 0,397 0,809
(IV)Cah 29,15*
Sayuran
(V)Sop 13,06*
sayuran
Buah
Jurnal Forum Kesehatan : Media Publikasi Kesehatan Ilmiah Volume 10, Nomor 2
p-ISSN : 2087-9105 | e-ISSN : 2715-2464 Bulan Agustus, Tahun 2020
Ilmiah
(I)Setup 21,75*
14,70*
Pepaya Melon
(II)Jelly Jeruk 35,9* 13,08*
(III)Puding 36,64* 0,01
0,017 0,0005 0,000 17,25*
pepaya
(IV)Sate buah 48,46* 20,7*
(V)Smoothie 21*
3,8*
pepaya

*tabel kruskall walis

Uji homogenitas variabel makanan pokok menunjukkan ada hubungan antara sisa makanan
menunjukkan varians antar data adalah sama, dengan cita rasa makanan karena nilai p < 0,05.
dengan nilai p value 0,421 (α>0,05). Oleh karena Pada variabel makanan hewani, uji
itu uji statistik yang digunakan adalah uji homogenitas kelompok usia 1 – 3 tahun
ANOVA. Hasil uji ANOVA menunjukkan menunjukkan varians antar data tidak sama,
adanya perbedaan rata-rata asupan pada 5 jenis dengan nilai p value 0,005 (α<0,05), sehingga uji
makanan pokok dengan p value 0,002. Anak usia statistik yang digunakan adalah uji Kruskal
1-3 tahun menyukai nasi onigiri dibandingkan Wallis. Hasil uji statistik menunjukkan p value
jenis makanan lainnya dengan rata-rata asupan 0,003. Anak usia 1-3 tahun menyukai semur telur
75,55%. Peringkat rata-rata menunjukkan urutan puyuh dibandingkan jenis makanan lainnya
makanan pokok yang disukai anak adalah nasi dengan rata-rata asupan 90,72%. Mean rank
onigiri, nasi putih, nasi uduk, nasi kuning dan menunjukkan peringkat makanan yang disukai
nasi casava. Berdasarkan data tersebut nasi mulai dari semur telur puyuh, bakso ayam, rolade
onigiri lebih disukai oleh anak-anak usia 1-3 ayam, nuget ikan dan semur ayam. Berdasarkan
tahun dikarenakan memiliki rasa yang gurih dan data tersebut semur telur puyuh lebih disukai
bentuk penyajian yang menarik. Hasil ini sesuai anak karena memiliki rasa yang manis dan gurih
dengan teori yang menjelaskan bahwa daya serta bentuk penyajian semur telur puyuh yang
terima terhadap suatu makanan ditentukan oleh menggunakan mangkok gambar anak. Hasil
rangsangan dan indera penglihatan, penciuman, penelitian ini sependapat dengan penelitian oleh
pencicip, pendengaran (Uyami dkk, 2012). Khairun Nida yang menyatakan ada hubungan
Begitu pula pada kelompok usia 4 – 6 antara cita rasa makanan yang memuaskan
tahun, uji homogenitas variable makanan pokok dengan terjadinya sisa makanan memuaskan.
menunjukkan varians antar data adalah sama, Pada kelompok usia 4 – 6 tahun, hasil uji
dengan nilai p value 0,171 (α>0,05). Hasil uji homogenitas menunjukkan varians antar data
ANOVA menunjukkan tidak adanya perbedaan adalah sama, dengan nilai p value adalah 0,105
rata-rata asupan pada 5 jenis makanan pokok (α>0,05). Hasil uji ANOVA menunjukkan
dengan p value 0,107. Meskipun tidak ada adanya perbedaan rata-rata asupan pada 5 jenis
perbedaan signifikan, dapat terlihat rata rata makanan hewani dengan p value 0,043. Dapat
asupan anak untuk nasi onigiri lebih tinggi terlihat rata rata asupan anak untuk semur telur
dibandingkan jenis lainnya yaitu 84,26%. Urutan puyuh lebih tinggi dibandingkan jenis lainnya
rata-rata asupan makanan pokok mulai dari yang yaitu 90,72%. Urutan rata-rata asupan makanan
tertinggi diasup adalah nasi onigiri, nasi putih, hewani mulai dari yang tertinggi diasup adalah
nasi uduk, nasi kuning dan nasi casava. semur telur puyuh, bakso ayam, rolade ayam,
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa nasi nuget ikan, dan semur ayam. Berdasarkan data
onigiri memiliki rasa yang gurih dan bentuk tersebut diketahui bahwa semur telur puyuh
penyajian yang dicetak menyerupai orang. paling disukai anak-anak karena memiliki rasa
Berdasarkan hasil penelitian Yuliana 2014 yang manis dan bentuk penyajian yang menarik.
Berdasarkan penelitian menurut Yuliana 2014
Jurnal Forum Kesehatan : Media Publikasi Kesehatan Ilmiah Volume 10, Nomor 2
p-ISSN : 2087-9105 | e-ISSN : 2715-2464 Bulan Agustus, Tahun 2020
Ilmiah
diketahui bahwa tidak ada hubungan antara oleh anak-anak karena memiliki rasa yang manis
penampilan makanan dengan terjadinya sisa dan gurih serta bentuk penyajian yang menarik.
makanan pasien. Hal ini disebabkan karena cita Hal ini sejalan dengan penelitian Yuliana 2014
rasa makanan lebih mempengaruhi selera makan yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara
pasien dibandingkan dengan penampilan cita rasa makanan.
makanan. Hal ini didukung oleh penelitian Analisa statistik kruskall wallis dilakukan
Moehyi ,1992 cita rasa makan dapat dilihat dari pada asupan variasi buah pada kelompok usia 1 –
dua aspek yaitu penampilan dan rasa makanan. 3 tahun karena data tidak homogen antar
Cita rasa yang baik adalah makanan yang kelompok (p value 0,015). Terdapat perbedaan
disajikan dengan menarik, menyebarkan bau rata-rata asupan sayur diantara 5 jenis menu
yang sedap dan memberikan rasa yang lezat sayuran yang diberikan kepada anak usia 1-3
sehingga memuaskan bagi yang memakannya. tahun. Hasil uji statistik menunjukkan p value
Pada variabel lauk nabati, uji homogenitas 0,002. Anak usia 1-3 tahun menyukai nuget sayur
menunjukkan varians antar data sama p value dibandingkan jenis makanan lainnya dengan rata-
0,13 (α>0,05). Hasil uji ANOVA menunjukkan rata asupan 58,08%. Mean rank menunjukkan
tidak adanya perbedaan rata-rata asupan pada 5 peringkat makanan yang disukai mulai dari nuget
jenis makanan variasi nabati dengan p value sayur, cah bayam jagung, cah wortel brokoli, cah
0,737. Rata-rata seluruh asupan kurang dari 75% sayuran dan sop sayuran. Berdasarkan data
untuk semua jenis variasi nabati. Meskipun tersebut diketahui bahwa nuget sayur lebih
asupan kurang dari 75%, jika diurutkan asupan disukai anak-anak karena memiliki rasa yang
terbanyak dimulai dari schotel tahu kukus, bola gurih dan crispy. Faktor utama yang dinilai dari
tempe, tahu crispy, burger tempe dan tempe cita rasa diantaranya ialah rupa yang meliputi
bacem. Berdasarkan data tersebut diketahui warna, bentuk, ukuran, aroma, tekstur, dan rasa
bahwa schotel tahu kukus memiliki urutan (Uyami dkk,2012).
pertama variasi lauk nabati yang banyak Pada kelompok usia 4 – 6 tahun, uji
dikonsumsi anak-anak karena memiliki tekstur homogenitas menunjukkan hasil p value 0,367
lembut dan rasa yang gurih. Hal ini sesuai dengan (α>0,05) sehingga uji statistic yang digunakan
teori yang menjelaskan bahwa salah satu adalah ANOVA. Hasil uji menunjukkan tidak
komponen yang berperan menentukan rasa adanya perbedaan rata-rata asupan pada 5 jenis
makanan adalah tekstur makanan. Tekstur adalah makanan variasi sayuran dengan p value 0,809.
hal yang berkaitan dengan struktur makanan yang Rata-rata seluruh asupan kurang dari 75% untuk
dirasakan dalam mulut yang ditentukan oleh semua jenis variasi sayuran. Meskipun asupan
mutu bahan makanan yang digunakan dan cara kurang dari 75%, jika diurutkan asupan terbanyak
memasaknya (Moehyi, S, 1992 didalam Uyami dimulai dari cah wortel brokoli, nuget sayur, cah
dkk,2012). bayam jagung, cah sayuran dan sop sayuran.
Pada kelompok usia 4 – 6 tahun, diketahui Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa cah
uji homogentias menunjukkan hasil varians antar wortel brokoli masuk urutan pertama jenis variasi
data adalah sama dengan nil p value 0,120 sayuran yang banyak dikonsumsi anak-anak
(α>0,05). Hasil uji ANOVA menunjukkan tidak karena memiliki rasa yang gurih serta bentuk
adanya perbedaan rata-rata asupan pada 5 jenis potongan sayur menarik selain itu warna sayur
makanan variasi nabati dengan p value 0,351. yang menarik seperti warna oren dan
Rata-rata seluruh asupan kurang dari 75% untuk hijau.Berdasarkan penelitian Sri, 2011 Bentuk
semua jenis variasi nabati. Meskipun asupan makanan yang serasi akan memberikan daya tarik
kurang dari 75%, jika diurutkan asupan terbanyak tersendiri bagi setiap makanan yang disajikan.
dimulai dari tempe bacem, bola tempe, burger Sifat fisik hidangan akan menarik dipandang
tempe, schotel tahu dan tahu crispy. Berdasarkan mata jika memiliki bentuk keseluruhan yang
data tersebut diketahui bahwa tempe bacem serasi (meliputi bentuk potongan lauk dan sayur
urutan pertama yang paling banyak dikonsumsi atau besar porsi), warna atau rupa yang bervariasi
Jurnal Forum Kesehatan : Media Publikasi Kesehatan Ilmiah Volume 10, Nomor 2
p-ISSN : 2087-9105 | e-ISSN : 2715-2464 Bulan Agustus, Tahun 2020
Ilmiah
(tidak didominasi oleh satu jenis warna), teknik tertentu. Bentuk makanan yang menarik
kesesuaian tekstur masakan, kesesuaian porsi, juga akan meningkatkan selera makan.
cara menghidangkan, dan kebersihan hidangan
tersebut (tidak terkontaminasi oleh barang lain KESIMPULAN
yang bersifat fisik). Usia 1-3 tahun
Analisa statistik kruskall wallis dilakukan Makanan pokok: Hasil uji ANOVA
pada variabel variasi buah pada kelompok usia 1 menunjukkan adanya perbedaan rata-rata asupan
– 3 tahun karena data tidak homogen antar pada 5 jenis makanan pokok dengan p value
kelompok (p value 0,017). Terdapat perbedaan 0,002. Jenis yang paling disukai adalah nasi
rata-rata asupan buah diantara 5 jenis menu buah onigiri dengan rata-rata asupan 75,55%. Lauk
yang diberikan kepada anak usia 1-3 tahun. Hasil Hewani : Analisa statistik kruskall wallis (p value
uji statistik menunjukkan p value 0,0005. Anak 0,003) menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata
usia 1-3 tahun menyukai sate buah dibandingkan asupan makanan hewani diantara 5 jenis menu
jenis makanan lainnya dengan rata-rata asupan makanan hewani yang diberikan Jenis yang
94,88%. Mean rank menunjukkan peringkat paling disukai adalah semur telur puyuh dengan
makanan yang disukai mulai dari sate buah, rata-rata asupan 90,72%.
puding pepaya, jelly jeruk, setup pepaya melon Lauk Nabati: hasil uji ANOVA
dan smoothie pepaya. Berdasarkan data tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan rata-rata
diketahui bahwa sate buah paling disukai anak- asupan pada 5 jenis makanan variasi nabati
anak karena rasa buah yang manis dan bentuk dengan p value 0,737. Rata-rata seluruh asupan
penyajian sate buah dipotong dadu dan segitiga. kurang dari 75%. Sayur: hasil Analisa statistik
Berdasarkan penelitian Yuliana dkk 2014 kruskall wallis menunjukkan ada perbedaan rata-
mengatakan bahwa cara memotong bahan rata asupan sayur diantara 5 jenis menu sayuran.
makanan atau membentuk makanan yang sudah Hasil uji statistik menunjukkan p value 0,002.
jadi, dengan membuat bentuk makanan yang Jenis yang paling disukai adalah nuget sayur
semenarik mungkin maka dapat meningkatkan dengan rata-rata asupan 58,08%. Buah:hasil
penampilan makanan dan meningkatkan selera analisis statistik kruskall wallis menunjukkan ada
makan. perbedaan rata-rata asupan buah diantara 5 jenis
Analisa statistik kruskall wallis dilakukan menu buah. Hasil uji statistik menunjukkan p
karena data tidak homogen antar kelompok (p value 0,0005. Jenis yang paling disukai adalah
value 0,0000). Terdapat perbedaan rata-rata sate buah dengan rata-rata asupan 94,88%.
asupan buah diantara 5 jenis menu buah yang
diberikan kepada anak usia 4-6 tahun. Hasil uji Usia 4-6 Tahun
statistik menunjukkan p value 0,01. Anak usia 4- Makanan pokok: Hasil uji ANOVA
6 tahun menyukai sate buah dibandingkan jenis menunjukkan tidak adanya perbedaan rata-rata
makanan lainnya dengan rata-rata asupan 95,5%. asupan pada 5 jenis makanan pokok dengan p
Mean rank menunjukkan peringkat makanan value 0,107. Rata rata asupan anak untuk nasi
yang disukai mulai dari sate buah, puding onigiri lebih tinggi dibandingkan jenis lainnya
pepaya, setup pepaya melon, jelly jeruk dan yaitu 84,26%. Makanan hewani: Hasil uji
smoothie pepaya. Berdasarkan data tersebut ANOVA menunjukkan adanya perbedaan rata-
diketahui bahwa sate buah paling disukai anak- rata asupan pada 5 jenis makanan hewani dengan
anak karena memiliki rasa yang manis dan p value 0,043. Dapat terlihat rata rata asupan
potongan buah yang menarik. Berdasarkan anak untuk semur telur puyuh lebih tinggi
penelitian Sri, dkk 2011 mengatakan bahwa dibandingkan jenis lainnya yaitu 90,72%.
bentuk makanan akan lebih menarik bila Makanan nabati: Hasil uji ANOVA
disajikan dalam bentuk-bentuk tertentu sesuai menunjukkan tidak adanya perbedaan rata-rata
dengan standar potongan bahan makanan dengan asupan pada 5 jenis makanan variasi nabati
dengan p value 0,351. Rata-rata seluruh asupan
Jurnal Forum Kesehatan : Media Publikasi Kesehatan Ilmiah Volume 10, Nomor 2
p-ISSN : 2087-9105 | e-ISSN : 2715-2464 Bulan Agustus, Tahun 2020
Ilmiah
kurang dari 75%. Sayuran: Hasil uji ANOVA
menunjukkan tidak adanya perbedaan rata-rata Pahlevi, A.E. 2012. Determinan Status Gizi Pada
asupan pada 5 jenis makanan variasi sayuran Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Kesehatan
dengan p value 0,809. Rata-rata seluruh asupan Masyarakat 2 : 122-126.
kurang dari 75% untuk semua jenis variasi
sayuran. Robert B.W Wiliams, S.R.(2000). Nutritroo
Buah: hasil analisa statistik kruskall wallis throughout the life cycle (4thed) Mc
menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata asupan Singapore:Graw-Hill Book companies, Inc.
buah diantara 5 jenis menu buah yang diberikan.
Hasil uji statistik menunjukkan p value 0,01. Sari L.P., Sartono A., Mufnaetty. 2014.
Jenis yang paling disukai adalah sate buah Hubungan Daya Terima Makanan Dengan
dengan rata-rata asupan 95,5%. Status Gizi Anak di Panti Asuhan Darunajah
Semarang. Program Studi Gizi Universitas
UCAPAN TERIMA KASIH Muhammadiyah Semarang.
Terima kasih kepada seluruh responden
yang telah membantu penelitian ini. Sri dkk. 2011. Menu pilihan diit nasi yang
disajikan berpengaruh terhadap tingkat
DAFTAR PUSTAKA kepuasan pasien VIP di Rumah Sakit Umum
Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. Rumah
Almatsier, S. dkk. 2011. Gizi Seimbang Dalam Sakit Umum Daerah Provinsi Sulawesi
Daur Kehidupan. Gramedia Pustaka Tenggara. Sulawesi Tenggara
Utama. Jakarta.
Uyami Dkk. 2012. Perbedaan Daya Terima, Sisa
Atmarita, Fallah T.S. 2004. Analisis Situasi Dan Asupan Makanan Pada Pasien Dengan
Pangan dan Kesehatan Masyarakat. Di Menu Pilihan Dan Menu Standar Di Rsud
Dalam Widakarya Pangan dan Gizi VII, Sunan Kalijaga Demak. Politeknik
Jakarta 18-19 Mei 2004. Jakarta : Lembaga Kemenkes Semarang. Semarang
Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Yunita O., Sirajuddin S., Najamuddin U 2014.
Judarwanto W. 2004. Mengatasi Kesulitan Analisis Daya Terima Bubur Bekatul Instan
Makan Pada Anak. Jakarta : Puspa Swara. Pada Anak Obesitas Usia Sekolah Dasar Di
Makassar Tahun 2014. Program Studi Ilmu
Lazzeri G, Pammolli A, Azzolini E, Simi R, Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Meoni V, de Wet DR, & Giacchi MV. 2013. Universitas Hasanuddin.
Association between fruits and vegetables
intake and frequency of breakfast and snacks Yuliana. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
consumption: a cross study. Nutrition denganTerjadinya Sisa Makanan Pasien
Journal, 12, 123 Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Moehyi, S. 1992. Penyelenggaraan Makanan Banjarmasin. Stikes Husada Borneo.
Institusi dan Jasa Boga, Bharata, Jakarta. Banjarmasin

Nida, Khairun. 2011. Faktor-Faktor yang Zakaria, Nursalim, Tamrin A. 2016. Pengaruh
Berhubungan dengan Sisa Makanan Pasien Penambahan Tepung Daun Kelor Terhadap
Rawat Inap di Rumah Sakit Jiwa Sambang Daya Terima dan Kadar Protein Mie Basah.
Lihum. Skripsi, Program S1 Gizi Sekolah Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar.
Tinggi Ilmu Kesehatan Husada Borneo,
Banjarbaru
Jurnal Forum Kesehatan : Media Publikasi Kesehatan Ilmiah Volume 10, Nomor 2
p-ISSN : 2087-9105 | e-ISSN : 2715-2464 Bulan Agustus, Tahun 2020
Ilmiah

You might also like