1084-Article Text-8631-1-10-20220504
1084-Article Text-8631-1-10-20220504
P-ISSN: 2614-3038 Volume 06, No. 02, Juli 2022, pp. 1568-1583
Abstract
This reseach is development research aimed at produces a product of module materials in relation and function
based guided discoverie approach for eighth grades students in junior high school to valid and practical.
Development is made based on the ADDIE model stages which include analysis, design, development,
implementation, and evaluation. Methods of data collection used include documentation, document study,
interviews, and instruments. The research instrument is validator assessments’ sheets (material and design experts)
for measuring the validity materials, the questionnaires response of student and teacher for measuring the
practicality materials. The research is carried out in Citra Bakti junior high school. Quantitative data is analysed
in a descriptive way by experts’ advice, and the qualitative data is analyzed after the data is collected by calculating
the individual’s average and overal average and then converting the average by the likert scale. Based on data
analysis obtained assessment of module material from the validator good with score 4, 16 and the results of the
module’s materials assessments are very good with score 4, 68. Therefore, the module materials in relation and
function based guided discoverie approach developed meet valid and practical criteria.
Keywords: module materials, relation, and function, and guided discoverie approach
Abstrak
Penelitian ini ialah penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa modul
pada materi relasi dan fungsi berbasis pendekatan penemuan terbimbing untuk siswa kelas VIII SMP yang valid
dan praktis. Pengembangan bahan ajar dilakukan berdasarkan tahapan model ADDIE yang meliputi analysis,
design, development, implementation, dan evaluation. Metode pengumpulan data yang digunakan antara lain
dokumentasi, telaah dokumen, wawancara dan angket/ instrumen. Instrumen penelitiannya ialah lembar penilaian
validator (ahli materi dan ahli desain) untuk mengukur kevalidan bahan ajar, serta angket respon siswa dan guru
untuk mengukur kepraktisan bahan ajar. Penelitian dilaksanakan di SMP Citra Bakti. Data kuantitatif dianalisis
secara deskriptif berdasarkan saran para ahli, sedangkan data kualitatif dianalisis setelah data terkumpul dengan
menghitung rata-rata perorangan serta rata-rata keseluruhan dan selanjutnya mengkonversi rerata berdasarkan
skala likert. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh penilaian bahan ajar dari validator berkriteria ‘baik’ dengan
skor 4, 16 dan hasil kepraktisan bahan ajar berdasarkan penilaian guru dan siswa mendapat kriteria ‘sangat baik’
dengan skor 4, 68. Oleh karena itu, bahan ajar modul pada materi relasi dan fungsi berbasis pendekatan penemuan
terbimbing yang dikembangkan memenuhi kriteria valid dan praktis.
Kata-kata Kunci: bahan ajar, relasi dan fungsi, pendekatan penemuan terbimbing
Copyright (c) 2022 Anastasia Ndelos Jawa, Maria Editha Bela, Wilibaldus Bhoke
Corresponding author: Anastasia Ndelos Jawa
Email Address: [email protected] (Jl. Trans Bajawa-Ende, Desa Malanuza, Kec. Golewa)
Received 14 October 2021, Accepted 08 December 2021, Published 05 May 2022
PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan, matematika menempati posisi yang sangat penting karena merupakan
dasar perkembangan IPTEK (Bhoke, 2020). Matematika juga merupakan salah satu pembelajaran yang
dapat menciptakan suatu masyarakat modern, sosial serta dapat meningkatkan sumber daya manusia
(Yudha, 2019). Adapun tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam National
Council of Teacher of Mathematics (NCTM) antara lain belajar untuk berinteraksi, belajar untuk
berpikir, belajar untuk menyelesaikan masalah, belajar untuk menghubungkan gagasan dan belajar
1568
Pengembangan Bahan Ajar pada Materi Relasi dan Fungsi Berbasis Pendekatan Penemuan Terbimbing untuk Siswa
Kelas VIII SMP, Anastasia Ndelos Jawa, Maria Editha Bela, Wilibaldus Bhoke 1569
untuk merealisasikan ide-ide (NCTM, 2000). Sedangkan penekanan tujuan umum pembelajaran
matematika di sekolah ialah pembentukan nalar, pembentukan karakter siswa dan kecakapan dalam
mengimplementasikan ilmu matematika (Bela, 2018).
Seperti halnya permasalahan pembelajaran matematika pada umumnya dimana siswa cenderung
tidak memahami konsep materi matematika yang dipelajari. Dalam hal ini siswa hanya mengenal materi
tetapi tidak mengerti maksud dari materi tersebut (Suharti, 2016). Pemahaman setiap siswa tentunya
berbeda-beda tergantung pada kemampuannya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika serta adanya telaah dokumen di SMP
tempat penelitian diketahui bahwa siswa kesulitan dalam memahami konsep-konsep dasar matematika.
Hal ini diketahui dari jumlah siswa kelas VIII sebanyak 28 orang, hanya 10 orang siswa yang tingkat
pemahamannya baik atau 35,72%, sedangkan 18 orang yang lainnya masih pada tingkat pemahaman
sedang dan rendah. Sebanyak 13 orang siswa atau 46,43% pada tingkat pemahaman sedang dan
sebanyak 5 orang siswa atau 17,86% yang tingkat pemahamannya rendah. Kesulitan dalam memahami
konsep matematika ini juga terjadi pada materi relasi dan fungsi.
Hal ini disebabkan oleh anggapan siswa yang mengatakan bahwa matematika itu sulit sehingga
siswa menjadi malas belajar serta malas mencaritahu sendiri, dimana siswa mau belajar hanya pada saat
ada pendampingan dari guru. Di sisi lain kondisi yang terjadi sekarang akibat pandemi covid-19 kurang
memungkinkan guru untuk selalu mendampingi siswa pada saat belajar, dimana waktu guru dalam
menyampaikan materi menjadi sangat terbatas sehingga materi hanya dijelaskan secara garis besar saja.
Hal lain juga disebabkan oleh sarana/ prasarana pendukung pembelajaran yang belum memadai seperti
buku pelajaran.
Oleh karena itu, keberadaan bahan ajar modul di SMP tempat penelitian sangat penting karena
modul menjadi salah satu sumber belajar utama dalam proses pembelajaran akibat ketersediaan buku
yang terbatas. Namun, modul yang dibuat masih sederhana, kurang menarik dan belum menggunakan
pendekatan pembelajaran. Materi yang disajikan dalam modul juga hanya secara garis besar saja,
sehingga tugas yang diberikan sebagian besar tidak dikerjakan oleh siswa. Hal ini yang memotivasi
peneliti untuk mengembangkan bahan ajar modul yang diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu
sumber belajar di SMP tempat penelitian. Peneliti juga mengembangkan modul yang menyajikan materi
secara lengkap serta menarik sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi.
Modul sangat diperlukan dalam proses pembelajaran di tengah masa pandemi, dimana modul
membantu siswa serta guru dalam mengatasi kondisi pembelajaran yang dibatasi oleh ruang dan waktu.
Ketiadaan modul di tengah masa pandemi sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran, yang
mana tidak bisa berjalan sebagiman mestinya. Modul juga memungkinkan siswa dapat mengukur atau
mengevaluasi sendiri hasil belajarnya dan siswa lebih aktif belajar (Bela, Wewe, & Lengi, 2021).
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengembangkan modul yang diusahakan dapat menyajikan
materi secara lengkap serta penggunaan pendekatan pembelajaran yang diharapkan menarik serta
mampu memenuhi kebutuhan siswa dalam pembelajaran matematika. Bahan ajar yang dibuat
1570 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 06, No. 02, Juli 2022, hal. 1568-1583
diharapkan sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Hal ini disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku
di SMP tempat penelitian, yang mana peneliti ketahui setelah melakukan wawancara serta telaah
dokumen. Di sisi lain, peneliti juga berharap bahan ajar berupa modul dikembangkan berbasis
pendekatan yang sesuai dengan proses pembelajaran pada kurikulum 2013 (Rawa, Bela, & Pegi, 2021).
Dalam hal ini dibutuhkan penggunaan pendekatan pembelajaran yang bisa membantu siswa memahami
konsep.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam membantu siswa memahami konsep
matematika adalah pendekatan penemuan terbimbing (Mardati, 2018). Penggunaan pendekatan
penemuan terbimbing terbukti efektif dalam pembelajaran matematika dimana pembelajaran
matematika dengan pendekatan penemuan terbimbing secara signifikan lebih baik dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman dan penalaran matematik siswa dari pada pembelajaran dengan pendekatan
konvensional. Hal ini dilihat dalam penelitian yang dilakukan oleh Asmar Bani yang mana kemampuan
pemahaman matematik memberikan pengertian bahwa materi-materi yang dijabarkan kepada siswa
bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan
konsep materi itu sendiri.
Menurut Herman Hudojo (Hudojo, 2003) pendekatan penemuan terbimbing merupakan
pelaksanaan pembelajaran yang mana teknik penyampaian topik-topik matematika memungkinkan
siswa menemukan konsep matematika secara mandiri. Adapun langkah-langkahnya menurut Kurniasih
dkk antara lain; pemberian rangsangan (stimulation), pernyataan masalah (problem statement),
pengumpulan data (data collection), pengolahan data (data processing), pembuktian (verification) dan
penarikan kesimpulan (generalization).
Penyajian materi dalam modul yang akan peneliti kembangkan didasarkan pada langkah-langkah
pendekatan penemuan terbimbing. Langkah-langkah penemuan terbimbing dibuat menjadi bentuk yang
lebih sederhana sehingga sesuai dengan tingkat pemahaman siswa SMP yang akan peneliti sajikan pada
petunjuk/ deskripsi modul. Selain itu, modul yang peneliti kembangkan juga menampilkan gambar,
diagram, tabel serta ilustrasi menarik tentang relasi dan fungsi. Hal ini menjadikan modul ini berbeda
dari bahan ajar yang lain karena memiliki keunikan sendiri.
Modul ini juga diusahakan dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam menemukan konsep sendiri
sehingga dapat meningkatkan pemahaman. Dalam hal ini peneliti menyajikan pernyataan dan
permasalahan yang memberikan siswa kesempatan seluas-luasnya untuk dapat menuangkan konsep
sendiri. Tujuan penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan modul pada materi relasi dan
fungsi berbasis pendekatan penemuan terbimbing untuk siswa kelas VIII SMP yang memenuhi kriteria
valid dan praktis.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, dimana penelitian pengembangan merupakan
metode penelitian dalam menciptakan suatu produk yang berguna dengan mengukur tingkat kepatutan
Pengembangan Bahan Ajar pada Materi Relasi dan Fungsi Berbasis Pendekatan Penemuan Terbimbing untuk Siswa
Kelas VIII SMP, Anastasia Ndelos Jawa, Maria Editha Bela, Wilibaldus Bhoke 1571
serta keefektifan produk (Sugiyono, 2015). Dalam penelitian ini produk yang dikembangkan ialah
bahan ajar berupa modul pada materi relasi dan fungsi dengan pendekatan penemuan terbimbing untuk
siswa kelas VIII SMP. Dalam pengembangan ini peneliti menggunakan model pengembangan ADDIE.
Analysis
Development
Menurut Anglada (2007) model ini terdiri atas lima langkah yaitu, (1) analysis, pada tahap
analisis dilakukan analisis kebutuhan, analisis kurikulum dan analisis siswa, (2) design, pada tahap ini
dilakukan perancangan, serta pengumpulan referensi pendukung dan instrumen penilaian bahan ajar,
(3) development, tahap pengembangan ini berkaitan dengan pembuatan produk dan pengujian produk,
(4) implementation, tahap ini adalah tahap penggunaan produk yang disudah dikembangkan dan diuji
di sekolah tempat penelitian, dan evaluation, pada tahap evaluasi peneliti melakukan revisi terakhir
terhadap bahan ajar berdasarkan masukan yang didapat dari angket respon siswa, sehingga dihasilkan
bahan ajar yang benar-benar sesuai dan dapat digunakan di sekolah yang lebih luas.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur kevalidan produk ialah instrumen
penilaian untuk ahli materi dan ahli desain. Aspek penilaian ahli materi ditinjau dari tingkat kelayakan
isi, sedangkan ahli desain pada kelayakan desain. Selain itu, untuk mengukur tingkat kepraktisan produk
dilakukan dengan memberikan angket respon kepada guru dan siswa. Guru yang dimaksud ialah guru
mata pelajaran matematika di SMP tempat penelitian serta lima orang siswa (kelompok kecil) selaku
subjek penelitian. Data yang akan diperoleh dari penelitian ini antara lain; 1) data kuantitatif yang
diperoleh dari hasil penilaian bahan ajar oleh ahli materi dan ahli desain serta angket respon siswa dan
guru, 2) data kualitatif yang diperoleh dari masukan atau saran dari ahli materi dan ahli desain.
Metode pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian ini antara lain; 1) metode
dokumentasi, 2) metode wawancara, 3) metode kuisioner atau angket dan 4) telaah dokumen. Instrumen
penelitian ini berupa angket yang mengacu pada penilaian Badan Standarisasi Nasional Pendidikan
(BNSP) dan data yang diperoleh adalah untuk mengukur kevalidan diperoleh dari guru matematika
sebagai ahli konten, dosen sebagai ahli media dan ahli desain dan untuk mengukur kepraktisan bahan
ajar diperoleh dari angket respon guru dan angket respon siswa. Data mengenai kualitas bahan ajar
1572 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 06, No. 02, Juli 2022, hal. 1568-1583
relasi dan fungsi berbasis pendekatan penemuan terbimbing hasil uji coba produk dianalisis dengan
langkah-langkahnya dijabarkan berikut: 1) Tabulasi data skor hasil penilaian bahan ajar dengan
mengelompokkan butir-butir pernyataan yang sesuai dengan aspek-aspek yang diamati. Patokan
penskoran terhadap hasil penilaian menggunakan skala likert 1-5 dengan kriteria Sangat Kurang (SK),
Kurang (K), Cukup (C), Baik (B) dan Sangat Baik (SB); 2) Menghitung rata-rata skor tiap aspek dan
keseluruhan; 3) mengkonversi skor berdasarkan tabel dibawah ini.
Tahap Development
Tahap pengembangan ialah tahap dimana peneliti membuat modul dari awal hingga akhir. Adapun
hasil pengembangan modul terdiri dari pendahuluan, inti dan penutup. Bagian pendahuluan antara lain;
cover; kata pengantar; daftar isi; daftar gambar. Bagian inti modul memuat kompetensi dasar, indikator
pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, peta konsep, deskripsi singkat isi modul, serta kegiatan
belajar1, 2 dan 3 yang mana setiap kegiatan memuat dua IPK dan penyajian materinya didasarkan pada
langkah-langkah pendekatan penemuan terbimbing antara lain pemberian rangsangan (ayo mengamati),
pernyataan masalah (ayo berpikir), pengumpulan data (ayo mencari), pengolahan data (ayo selesaikan),
pembuktian (ayo buktikan) dan penarikan kesimpulan (ayo simpulkan) serta latihan (ayo berlatih).
Sedangkan bagian penutup memuat daftar pustaka dan kunci jawaban.
Setelah melakukan pembuatan produk dari awal hingga akhir, selanjutnya peneliti melakukan
pengujian produk. Produk berupa modul materi relasi dan fungsi berbasis pendekatan penemuan
terbimbing ini diuji oleh ahli materi dan desain selaku validator. Pengujian dilakukan dengan cara
memberikan modul yang sudah diprint kepada ahli. Validasi produk ini bertujuan untuk mengetahui
saran/ masukan dari para ahli terhadap modul yang dikembangkan sehingga layak untuk digunakan.
Masukan/ komentar yang diberikan oleh ahli materi atas modul relasi dan fungsi yang peneliti
kembangkan antara lain; penambahan komponen degree pada tujuan pembelajaran serta perbaikan soal
latihan. Berdasarkan saran/ masukan dari ahli materi tersebut peneliti sudah menambahkan komponen
degree pada tujuan pembelajaran serta sudah melakukan perbaikan pada soal latihan. Berikut ialah
tampilan perbaikan oleh ahli materi.
Sedangkan komentar yang diberikan oleh ahli desain antara lain; memindahkan penyajian
materi dari tahap pembuktian ke tahap pengumpulan data, adanya hipotesis pada tahap pernyataan
masalah, serta menambahkan keterangan gambar. Berdasarkan saran/ masukan tersebut, peneliti sudah
menyajikan materi pada tahap pengumpulan data, adanya hipotesis pada tahap pernyataan masalah,
serta adanya keterangan gambar. Berikut tampilan revisi ahli desain.
Menambahkan keterangan
gambar
Hasil validasi produk yang dimaksud ialah hasil skor para validator terhadap modul relasi dan
fungsi berbasis pendekatan penemuan terbimbing. Penilaian dilakukan dengan memberikan instrumen
kepada kedua validator. Hasil skor berdasarkan instrumen yang diberikan kepada ahli materi bisa
diamati di tabel 4 di bawah ini.
Rerata 4, 18
Kriteria Baik
Sedangkan hasil skor berdasarkan instrumen yang diberikan kepada ahli desain bisa diamati di
tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5. Hasil Skor Penilaian Ahli Desain
No. Butir Penilaian Skor Penilaian
5 4 3 2 1
1. Desain sampul menarik 4
2. Kesesuaian layout pengetikan 4
3. Konsisten dalam menggunakan huruf, judul, sub judul dan 5
mengetik materi
4. Deskripsi bahan ajar lengkap 4
5. Kejelasan tulisan/ pengetikan 4
6. Kesesuaian dalam menempatkan gambar, tabel, diagram 4
dan ilustrasi
7. Pengorganisaian materi ajar ditinjau dari sistematika 4
penyajian materi
8. Pengorganisasian materi ditinjau dari Pemberian 4
Rangsangan (Ayo Mengamati)
9. Penyajian materi ditinjau dari Pernyataan Masalah (Ayo 4
Berpikir)
10. Penyajian materi ditinjau dari Pengumpulan Data (Ayo 4
Mencari)
11. Pengorganisasian ditinjau dari Pengolahan Data (Ayo 4
Selesaikan)
12. Pengorganisasian ditinjau dari Pembuktian (Ayo 4
Buktikan)
13. Pengorganisasian ditinjau dari Penarikan Kesimpulan 4
(Ayo Simpulkan)
14. Kesesuaian materi dengan ‘Ayo Berlatih’ 5
Jumlah skor 58
Rerata 4, 14
Kriteria Baik
Berdasarkan skor dari kedua ahli terhadap modul, maka hasil analisis kevalidan produk ialah sebagai
berikut.
Tabel 6. Analisis Kevalidan Produk
No. Subjek Rata-rata Kriteria
1. Ahli Materi 4, 18 Baik
2. Ahli Desain 4, 14 Baik
Pengembangan Bahan Ajar pada Materi Relasi dan Fungsi Berbasis Pendekatan Penemuan Terbimbing untuk Siswa
Kelas VIII SMP, Anastasia Ndelos Jawa, Maria Editha Bela, Wilibaldus Bhoke 1577
Untuk menghitung rata-rata secara keseluruhan dari kedua ahli di atas peneliti menggunakan rumus
berikut.
jumlah rata−rata tiap validator 4,18+4,14
Rata-rata skor keseluruhan= banyak validator
= 2
= 4, 16
Rata-rata skor secara keseluruhan ialah 4, 16, maka tingkat kevalidan modul relasi dan fungsi berbasis
pendekatan penemuan terbimbing yang peneliti kembangkan berkriteria baik.
Tahap Implementation
Pada tahap implementasi, peneliti melakukan uji coba produk kelompok kecil yakni sebanyak
5 orang siswa kelas VIII SMP. Angket respon guru bertujuan untuk mengetahui tingkat kepraktisan
modul relasi dan fungsi berbasis pendekatan penemuan terbimbing yang peneliti kembangkan. Hasil
penilaian guru dalam angket respon terhadap modul relasi dan fungsi dapat dilihat pada tabel 7 berikut.
Berdasarkan penilaian dari kedua angket respon di atas, maka analisis kepraktisan modul ialah sebagai
berikut.
Pengembangan Bahan Ajar pada Materi Relasi dan Fungsi Berbasis Pendekatan Penemuan Terbimbing untuk Siswa
Kelas VIII SMP, Anastasia Ndelos Jawa, Maria Editha Bela, Wilibaldus Bhoke 1579
Untuk menghitung rata-rata secara keseluruhan dari guru dan siswa di atas peneliti menggunakan rumus
berikut.
jumlah rata−rata tiap responden 4,58+4,81+4,81+4,69+4,62+4,56
Rata-rata skor keseluruhan= banyak responden
= 6
= 4, 68
Rata-rata skor secara keseluruhan ialah 4, 68, maka tingkat kepraktisan modul relasi dan fungsi berbasis
pendekatan penemuan terbimbing yang peneliti kembangkan berkriteria sangat baik.
Tahap Evaluation
Tahap evaluation (evaluasi) merupakan tahap kelima dari tahapan model ADDIE. Pada tahap ini,
peneliti melakukan revisi terakhir dari bahan ajar modul berdasarkan masukan dari para ahli. Hal ini
bertujuan agar modul yang dihasilkan benar-benar sesuai dan layak digunakan. Penilaian yang
diberikan oleh ahli konten pada modul yang peneliti kembangkan ialah berkriteria baik. Adapun
beberapa masukan/ komentar telah dilakukan perbaikan/ revisi. Jadi, modul yang dikembangkan layak
digunakan. Selain itu, penilaian yang diberikan oleh ahli desain terhadap modul relasi dan fungsi
berbasis pendekatan penemuan terbimbing yang peneliti kembangkan ialah berkriteria baik. Adapun
beberapa masukan dari ahli desain telah direvisi, maka dari itu modul layak digunakan. Berikut tampilan
modul secara garis besar dari cover, deskripsi, serta kegiatan belajar (1, 2, 3).
Penggunaan pendekatan penemuan terbimbing terbukti efektif untuk mengatasi masalah siswa
dalam memahami konsep. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Betyka dkk (Betyka,
Putra, & Erita, 2019) yang menunjukkan bahwa produk berupa lembar aktivitas siswa berbasis
penemuan terbimbing dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Kegiatan penemuan yang dilakukan
berbantuan LKM mengarahkan mahasiswa untuk menemukan konsep sendiri dimana penemuan konsep
secara mandiri menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Hal ini sejalan dengan Bhoke yang
menyatakan bahwa dalam proses belajar mengajar, guru dituntut untuk dapat mewujudkan dan
menciptakan situasi yang memungkinkan siswa untuk aktif dan kreatif (Bhoke, 2021).
1582 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 06, No. 02, Juli 2022, hal. 1568-1583
Menurut Tsauri (Tsauri, 2020) dengan penelitian “Pengembangan Modul Untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Pada Materi Relasi dan Fungsi”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa modul pada materi relasi dan fungsi mampu meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis siswa sehingga siswa bisa menyampaikan/ menuangkan ide matematikanya.
Dengan demikian penelitian yang peneliti lakukan yakni ‘Pengembangan Produk Bahan Ajar Modul
pada Materi Relasi dan Fungsi Berbasis Pendekatan Penemuan Terbimbing untuk Siswa Kelas VIII
SMP mampu mengatasi masalah siswa dalam memahami konsep serta menemukan konsep materi
secara mandiri.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan bahan ajar modul pada materi relasi dan fungsi berbasis
pendekatan penemuan terbimbing untuk siswa kelas VIII SMP pada tahap sebelumnya, diperoleh hasil
penilaian dari validator (ahli materi dan ahli desain), kriteria bahan ajar yang dikembangkan ialah ‘baik’
dengan skor 4, 16. Sedangkan hasil kepraktisan bahan ajar berdasarkan penilaian guru dan siswa
mendapat kriteria ‘sangat baik’ dengan skor 4, 68. Oleh karena itu, bahan ajar modul pada materi relasi
dan fungsi berbasis pendekatan penemuan terbimbing yang peneliti kembangkan memenuhi kriteria
valid dan paktis, hal ini didasarkan pada aspek analisis data yakni produk yang dikembangkan dikatakan
valid dan praktis jika minimal kriteria validitas dan praktikalitas yang dicapai adalah baik. Jadi, dapat
disimpulkan bahan ajar modul yang peneliti kembangkan telah valid dan praktis sehingga layak
digunakan.
REFERENSI
Anglada, D. (2007). An introduction to instructional design: utilizing a basic design model.
Bela, M. . (2018). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kontekstual untuk materi Sistem Persamaan
Linear di kelas X siswa SMK. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti, 5(1), 56–75.
Bela, M. ., Wewe, M., & Lengi, S. (2021). Pengembangan Modul Matematika Materi Aritmatika Sosial
Pengembangan Bahan Ajar pada Materi Relasi dan Fungsi Berbasis Pendekatan Penemuan Terbimbing untuk Siswa
Kelas VIII SMP, Anastasia Ndelos Jawa, Maria Editha Bela, Wilibaldus Bhoke 1583
Berbasis Pendekatan Saintifik untuk Siswa kelas VII SMP. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan
Matematika, 5(1).
Betyka, F., Putra, A., & Erita, S. (2019). Pengembangan Lembar Aktifitas Siswa Berbasis Penemuan
Terbimbing pada Materi Segitiga. Juring (Journal for Research in Mathematics Learning), 2(2),
179–189.
Bhoke, W. (2020). Teori dan Implementasi Pembelajaran Matematika dengan Media LKS. Makassar:
Yayasan Barcode.
Bhoke, W. (2021). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Penemuan
Terbimbing Berbantuan Geogebra untuk Membelajarkan Materi Trigonometri pada Siswa kelas
X SMA. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3), 10429–10443.
Hudojo, H. (2001). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Dirjen Dikti.
Mardati, A. (2008). Pendekatan Penemuan Terbimbing dalam Pembelajaran Matematika untuk
Menghadapi Tantangan Abad 21. Jurnal Kompetensi Pendidik, 183–192.
NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. United States of Amerika: The
National Council of Teachers of Mathematics, Inc.
Rawa, N. R., Bela, M. E., & Pegi, M. J. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Geometri Datar Berbasis
Model Learning Cycle 7e untuk Siswa SMP. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti, 8(1), 25–37.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.
Suharti. (2016). Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Materi Relasi dan Fungsi di kelas X MAN 3
Banda Aceh. Jurnal Serambi PTK, 3(1), 107–112.
Tsauri, M. S. A. (2020). Pengembangan Modul untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa pada Materi Relasi dan Fungsi. Universitas Muhammadiyah Malang.
Yudha, F. (2019). Peran Pendidikan Matematika dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia Guna
Membangun Masyarakat Islam Modern. Jurnal Pendidikan Matematika, 5(2), 87–94.