Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Eksekutor Pelaksanaan Sanksi Pidana Tindakan

Kebiri Kimia

Mayang Puspitasari Rohimanto


Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura
[email protected]

ABSTRACT
This issue has been started of a court ruling Number 69 / Pid.sus / 2019 /
PN.Mjk, which provides chemical castration sentence , while PERPPU No. 1 of
2016 which is used as the legal basis for the penalty has no implementing rules or
regulations. That resulted in the occurrence of pros and cons among the experts
and the community of who are the authorized executors of the chemical castration.
The research in this thesis is a normative research, using the Law approach and
conceptual approach. The formulation of the problem in this study are: Who has
the authority to carry out chemical castration sentence imposed by the Judge on
sex offenders against children? The results showed that, normatively in the
criminal justice system in Indonesia, the executor of the criminal decision should
be the Prosecutor, but in the case of the of chemical castration the Prosecutor did
not have the competence to carry out the execution. However, there are several
criminal acts, related to limited competence in the executions, Prosecutor's Office
coordinates with other institutions for example the execution of capital punishment.
Therefore, in related to the chemical castration the Prosecutor's Office is able
cooperate with health institutions / medical personnel or other relevant institutions
as has been done by several countries that implement castration against sexual
offenders.

Keywords: Prosecutor's Office; Executors; chemical castration; Medical


Personnel
ABSTRAK

Permasalahan bermula dari adanya putusan pengadilan Nomor


69/Pid.sus/2019/PN.Mjk, yang memberikan sanksi kebiri kimia, sementara
PERPPU No 1 Tahun 2016 yang dijadikan dasar hukum atas sanksi tersebut
belum ada peraturan pelaksanaannya atau aturan turunannya. Hal itu
mengakibatkan terjadinya pro dan kotra dikalangan para ahli dan masyarakat
terhadap siapa eksekutor kebiri kimia. Penelitian dalam skripsi ini merupakan
penelitian normatif, dengan menggunakan pendekatan Undang-Undang,
pendekatan konseptual. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Siapakah
yang berwenang melakukan pelaksanaan eksekusi sanksi kebiri kimia yang dijatuhkan oleh
Hakim terhadap pelaku kejahatan seksual terhadap anak? . Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara normatif dalam sistem peradilan pidana di Indonesia Jaksa
merupakan eksekutor putusan pidana, namun dalam hal pelaksanaan kebiri kimia
Jaksa tidak memiliki kompetensi untuk melaksanakan eksekusi kebiri kimia.
Namun demikian, dalam beberapa tindak pidana berkaitan dengan keterbatasan
kompetensi dalam pelaksanaan eksekusi, ada beberapa tindak pidana yang dalam
eksekusinya Kejaksaan berkoordinasi dengan lembaga lain seperti eksekusi pidana
mati . Oleh karena itu berkaitan dengan pelaksanaan kebiri kimia Kejaksaan dapat
bekerjasama dengan Instansi kesehatan/ Tenaga Medis atau lembaga lain yang
relevan sebagaimana telah dilakukan oleh beberapa negara yang menerapkan
kebiri kima terhadap pelaku kejahatan seksual.

Kata Kunci : Kejaksaan; Eksekutor ; Kebiri Kimia ; Tenaga Medis


Pendahuluan telah terjadi sebanyak 236 kasus.
Kejahatan seksual yang terjadi (Nasional Tempo, 25 September
pada Indonesia yang begitu merjalela 2019).
sehingga mengakibatkan bermacam- Kementrian Pemberdayaan
macam jenis kejahatan dimulai dari Perempuan dan Perlindungan Anak
sodomi, dan pemerkosaan, namun (KPPA) mecatat laporan kejahatan
tidak sedikit kejahatan seksual yang seksual terhadap anak meliputi
dialami oleh anak seperti pedofilia sodomi, pemerkosaan, pencabulan,
yang mngakibatkan pembunuhan pedofolia dan sebagainya,
terhadap anakpun semakin marak menggunakan sistem Online telah
setiap tahunnya. “Pedofilia terjadi kurang lebihnya sektiar 1500
merupakan kepuasan seks yang laporan pada bulan Januari sampai
didapatkan oleh seseorang dari bulan Juni 2019. (News Detik, 15
hubungan seks terhadap anak-anak”. September 2019).
(Koes Irianto, 2010: 101). Dalam banyak hal kekerasan
LPSK atau yang di sebut (Lembaga seksual yang semakin marak terjadi
Perlindungan Saksi Dan Korban) mengakibatkan pemerintah
mencatat bahwa kejahatan seksual mengamandemen undang-undang
yang korbannya adalah anak semakin perlindungan anak. Akhirnya
meningkat setiap tahunnya, bahkan Presiden Joko Widodo mengesahkan
dalam setiap minggu LPSK mencatat hukuman kebiri kimia dengan
setidaknya terjadi 4 kasus yang di pemasangan cip atau pendeteksi
tangani, hal ini dikawatirkan karena elektronik serta pengungkapan
fakta dilapangan jauh lebih besar identitas yang tertuang didalam
yang tidak sampai ke LPSK. (News Perppu (Peraturan Pemerintah
Detik, 2 Oktober 2019). Pengganti Undang-Undang) No 1
Markas Besar Polri mendata Thn 2016 sebagai perubahan kedua
kejahatan seksual terhadap anak pada atas UU No 23 Thn 2002 Tentang
bulan Januari sampai bulan Juni 2019 Perlindungan Anak.
Pengesahan mengenai Perppu dikarenakan menimbulkan efek
tersebut memunculkan pro serta samping yang mengakibatkan terjadi
kontra pada masyarakat Indonesia gangguan kesehatan dan bahkan
dan juga pakar kesehatan. Ikatan melanggar Hak Asasi Manusia
Dokter Indonesia menolak terhadap (HAM).
tindakan pidana tambahan tersebut, Dalam beberapa tahun setelah
dikarenakan menimbulkan efek di sahkannya UU tersebut,
samping yang mengakibatkan terjadi berdasarkan putusan Pengadilan
gangguan kesehatan dan bahkan Negeri Mojokerto Nomor
melanggar Hak Asasi Manusia 69/Pid.sus/2019/PN.Mjk kepada Muh
(HAM). Wakil Presiden Indonesia Aris pemuda asal Dusun Mangelo,
Bapak Jusuf Kala pun berkomentar Desa Sooko, Kecamatan Sooko,
atas pendapat IDI tersebut bahwa Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur di
orang yang melakukan pemerkosaan putus bersalah dan melanggar pasal
terhadap anak juga melanggar HAM. 76 D juncto Pasal 81 ayat (2) UU No
(CNN, 2 Oktober 2019) 23 Thn 2002 tentang Perlindungan
Akhirnya Presiden Joko Anak dan di hukum penjara selama 12
Widodo mengesahkan hukuman tahun, denda Rp 100 juta subsider 6
kebiri kimia dengan pemasangan cip bulan kurungan dan hukuman
atau pendeteksi elektronik serta tambahan berupa kebiri kimia.
pengungkapan identitas yang tertuang Landasan hakim memutus kebiri
didalam Perppu (Peraturan kimia dikarekana Muh Aris terbukti
Pemerintah Pengganti Undang- melakukan 9 kali pemerkosaan dan
Undang) No 1 Thn 2016 sebagai korbannya anak anak. (Kompasiana,
perubahan kedua atas UU No 23 Thn 24 September 2019)
2002 Tentang Perlindungan Anak. Setelah diputuskan oleh
Pengesahan mengenai Perppu majelis hakim, maka timbulah pro
tersebut memunculkan pro serta kontra kembali dikalangan
kontra pada masyarakat Indonesia masyarakat mengenai penerapan
dan juga pakar kesehatan. Ikatan tahap pelaksanaan eksekusi pidana
Dokter Indonesia menolak terhadap tambahan kebiri kimia tersebut.
tindakan pidana tambahan tersebut,
Tujuan Penelitian penolakan dari berbagai pihak. Hal
Tujuan penelitian ini agar tersebut dikarenakan ketiadaan
menemukan dan menganalisa peraturan pemerintah maupun surat
lembaga / institusi yang berwenang keputusan Jaksa Agung
melaksanakan eksekusi kebiri kimia melaksanakan sanksi pidana tindakan
yang dijatuhkan oleh Hakim terhadap itu.
pelaku kejahatan seksual terhadap Didunia keberadaan sanksi
anak. pidana tindakan kebiri kimia
Metode Penelitian sebenarnya bukanlah hal yang baru,
Penulis memakai jenis ada beberapa negara yang telah
penelitian normatif sehingga melaksanakan hukuman tindakan
bersumber dari kepustakaan. kebiri kimia. Penjelasan tersebut
(Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, hanya mempertegas atau memberi
2007: 23). Dalam penelitian ini gambaran bahwa beberapa negara
bertujuan untuk menelaah terhadap telah melaksanakannya. Berikut
siapa eksekutor yang berwenang beberapa negara yang telah
menjadi pelaksana dan siapa saja melaksanakan hukuman tindakan
yang terlibat didalam pelaksanaan kebiri kimia beserta siapa eksekutor
kebiri kimia yang tertuang didalam pelaksanaanya.
perppu, sehingga penelitian yang 1) Negara Moldova, Eksekutor
dikaji berisfat deksriptif pelaksanaanya adalah pihak
menggunakan data sekunder atau kepolisian. (Health Detik, 21
bahan pustaka. Januari 2020
Hasil dan Pembahasan 2) Negara Inggris, Ekesekutor
Eksekutor Pelaksanaan Sanksi
pelaksanaannya adalah pihak
Pidana Tindakan Kebiri Kimia
kepolisian.(Health Detik, 21
Dikarenakan pengaturan
Januari 2020).
kebiri kimia ini merupakan hal yang
3) Negara Alabama, Prosedur
baru di Indonesia. Dan baru satu
hukuman kebiri kimia dijalani oleh
putusan Hakim yang menjatuhkan
tenaga medis dan diawasi oleh
sanksi tersebut, yang dalam praktik
Departemen Kesehatan
eksekusinya sampai saat ini masih
belum dilaksanakan karena terdapat
Masyarakat Alabama. (Health Medis/Paramedis. Dalam Undang-
Detik, 21 Januari 2020). Undang Kesehatan Kesehatan No 36
4) Negara Kazakhstan, Tenaga medis Thn 2014, Tim Medis/Paramedis
yang diawasi langsung oleh termasuk dalam Tenaga Kesehatan,
Kementrian Kesehatan berdasarkan Pasal 1 Ayat (1)
Khazakhstan. (Health Detik, 21 menerangkan bahwa “Tenaga
Januari 2020). Kesehatan adalah setiap orang yang
Contoh diatas menerangkan bahwa mengabdikan diri dalam bidang
apa yang dilakukan oleh beberapa kesehatan serta memiliki
negara sepatutnya bisa dirujuk oleh pengetahuan dan/atau keterampilan
pemerintah Indonesia untuk segera melalui pendidikan di bidang
membuat aturan turunan baik kesehatan yang untuk jenis tertentu
peraturan pemerintah atau peraturan memerlukan kewenangan untuk
Menteri atau peraturan Jaksa Agung, melakukan upaya kesehatan”.
artinya Kejaksaan bisa bekerja sama Mengenai pengertian Tenaga
atau berkoordinasi dengan instansi Medis tertuang pada Pasal 11 Ayat
lain sebagai mana eksekusi dalam (2) “tenaga medis sebagaimana
tindak pidana bidang perikanan dan dimaksud pada ayat (1) huruf a
pidana mati. terdiri atas dokter, dokter gigi, dokter
Pentingnya Keterlibatan Tenaga spesialis, dan dokter gigi spesialis”,
Medis/Paramedis Dalam Tindakan
sedangkan Paramedis adalah seorang
Kebiri Kimia
professional dalam bidang kesehatan
Merujuk pada definisi kebiri
yang bertugas untuk membantu
kimia adalah menyuntikkan obat-
dokter menagani dan merawat
obatan yang mengandung
pasien. Contoh : paramedis adalah :
anafrodisiak yang berfungsi
Bidang, Perawat, Mantri, hingga
menurunkan hasrat seksual dan
Teknisi Ambulan. (Definisi Menurut
libido. Sehingga dapat dimaknai
Para Ahli, 8 Maret 2020).
bahwa mereka yang bisa melakukan
Kehadiran Tenaga
ini adalah Tenaga Medis/Para Medis
Medis/Paramedis selain Jaksa dalam
karena ini merupakan tindakan
eksekutor kebiri kimia dinilai sangat
medis. Tindakan medis hanya bisa
diperlukan. Menginat eksekutor
dilakukan oleh Tenga
kebiri kimia memerlukan keahlian pasien/keluarganya dan hanya
tertentu baik dalam menentukan diberikan untuk kepentingan dan
dosis, menentukan cara pelaksanaan kebaikan pasien tersebut.” Hal ini
tindakan medis tertentu dan menerangkan bahwa selain
kompetensi itu hanya bisa dimiliki melemahkan fisik serta psikis pasien
oleh Tenaga Medis/Paramedis. juga bertentangan dengan kodrat ilmu
Terkait dengan adanya putusan kedokteran kecuali terdapat alasan
Hakim yang menimbulkan pembenar dari tindakan tersebut,
kontroversi dari berbagai pihak dan seperti halnya prosedur penghilangan
penolakan IDI (Ikatan Dokter fungsi saraf yang dilakukan untuk
Indonesia) untuk menjadi eksekutor pembiusan prabedah dan pemberian
hukuman kebiri bagi pelaku kejahatan obat anti nyeri pada pasien dengan
seksual pada anak. (Benar News, 18 nyeri yang tak tertahankan.
Januari 2020) Selain efektivitas Tenaga Medis yang berpegang
kebiri, berbagai alasan lainnya turut pada prinsip kedokteran berbasis
mendasari penolakan IDI tersebut, bukti menilai bahwa efektivitas kebiri
seperti berbagai efek samping yang kimia sejatinya masih menjadi
tidak diinginkan dari kebiri, pertanyaan karena belum adanya
kemungkinan permasalahan kejiwaan study double blind. Pengertian
(psikis) yang menyebabkan kejahatan penelitian double-blind merupakan
seksual, dan kesempatan bagi tidak terdapatnya tempat atau alokasi
terpidana untuk melakukan tindak peneliti dan pasien untuk
kriminal yang lebih ekstrem. membuktikan efektivitasnya.
(Nasional Kompas, 18 Desember Keterlibatan dokter sebagai eksekutor
2019). dirasa telah mencederai sumpah
Dalam Kode Etik Kedokteran profesi kedokteran pada Nomor 10
(KODEKI) Tahun 2012 Pasal 5 yang berisi “Sekalipun diancam, saya
menyatakan bahwa “setiap tidak akan mempergunakan
perbuatan/nasihat dokter yang pengetahuan kedokteran saya untuk
mungkin melemahkan daya tahan sesuatu yang bertentangan dengan
psikis maupun fisik, wajib hukum perikemanusiaan”.
memperoleh persetujuan
Hal ini kemudian menjadi berwenang sebagai eksekutor
landasan sikap IDI yang menolak seperti pada lazimnya.
keterlibatan dokter sebagai eksekutor Menganggapi berbagai kontroversi
kebiri. Penolakan IDI tersebut yang dikemukakan oleh IDI, jika
disampaikan melalui fatwa Majelis dilihat dalam bidang keilmuan dapat
Kedokteran Etik Kedokteran dipastikan bahwa eksekutor
(MKEK) No 1 Tahun 2016 tentang pelaksana kebiri kimia harus tetaplah
menyatakan bahwa: dokter, hal ini diperkuat oleh salah
1) Tugas yang bertentangan dengan satu pendapat Dr. Wayan Maha Putra
penyembuhan adalah bukan tugas Kolonel Laut (K) Sp. Rad. ONK. Rad,
profesi dokter. Rumikal Dr.Ramelan, yang
2) Ini merupakan tugas yang mengatakan bahwa “Setiap tindakan
bertentangan dengan profesi yang membutuhkan kompetensi
dokter yang seharusnya seorang dokter maka tetap harus
menyembuhkan pasien. dilaksanakan, meskipun kolegiumnya
3) Prisip kedokteran dalam yaitu IDI menolak, apabila bukan
mempraktikan keilmuannya dinilai dokter maka sama halnya menyalahi
sangat memuliakan kesehatan aturan kompetensi”.
sipapun sebagai HAM, karena Lantas IDI bisa apa jika yang
profesi kedokteran harus memerintahkan adalah UU ?
menyadari tugasnya untuk “Negara Indonesia adalah negara
mengobati penyakit, mencegah hukum” Pasal 1 ayat (3) UUD NRI 45
serta mendiagnosis. .Menurut Utrecht, hukum adalah
4) Untuk itu profesi kedokteran himpunan petunjuk hidup (yang
menghormati setiap keputusan biasanya disebut norma atau kaidah)
hukum yang ada tanpa harus perintah-perintah dan larangan yang
mencederai sumpah profesinya. mengatur tata tertib dalam suatu
5) Bila Hakim benar-benar masyarakat, dan seharusnya ditaati
memutuskan hukuman tambahan oleh anggota masyarakat yang
berupa kebiri kimia, maka tugas bersangkutan, oleh karena
tersebut agar diperankan pelanggaran petunjuk hidup tersebut
eksekusinya oleh pihak yang dapat menimbulkan tindakan oleh
pemerintah atau penguasa masyarakat Bahwa sanksi pidana tindakan
itu. Agar sesuatu petunjuk hidup itu berupa kebiri kimia harus tetap
harus dilengkapi, atau diperkuat, dilaksanakan, diperlukan kerjasama
dengan anasir yang memaksa antara Jaksa harus dan Tenaga
(element van dwang). Kaedah adalah Medis/Paramedis. Maka hal ini tidak
petunjuk hidup yang memaksa. bertentangan dengan hukum justru
(Kusumaatmadja Mochtar, 1986: 11- hal tersebut sedang melaksanakan
15) perintah undang-undang.
Dokter di anggap profesi yang Urgensi Pelaksanaan Sanksi Kebiri
Kimia Untuk Menjamin Kepastian
tepat untuk dijadikan eksekutor kebiri
Hukum
kimia dikarenakan prosedur kebiri Untuk menjamin kepastian
kimia yang melibatkan beberapa hukum, maka sanksi pidana tambahan
resiko kesehatan dan tindakan medik, berupa kebiri kimia harus tetap
sehingga kompetensi yang dimiliki dilaksanakan, mengingat ini adalah
dokter lebih akurat dibandingkan putusan Hakim yang memiliki
dengan profesi lainnya. kekuatan hukum yang tetap. Jika kita
Jika menurut IDI kebiri kimia terus menanggapi berbagai
bertentangan dengan hukum kontroversi yang terjadi maka
perikemanusiaan, lantas bagaimana pelaksaan putusan hakim akan
tindakan aborsi yang dilakukan oleh menjadi tertunda. Maka keterlibatan
dokter. Dalam Pasal 31 sampai Jaksa dan Tenaga Medis/Paramedis
dengan Pasal 39 Peraturan ini penting untuk menjamin kepastian
Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 hukum.
tentang Kesehatan Jika dikatakan tidak
Reproduksi menjelaskan tentang berperikemanusiaan, setiap sanksi
indikasi kedaruratan medis dan pidana dapat dikatakan memberikan
perkosaan sebagai pengecualian atas penderitaan dan nestapa, hal ini sesuai
larangan aborsi atau dengan kata lain dengan teori Roeslan Saleh yaitu:
memperbolehkan aborsi berdasarkan 1) Pidana itu pada hakikatnya
indikasi kedaruratan medis atau merupakan suatu pengenaan
akibat dari korban pemerkosaan. penderitaan atau nestapa atau
akibat-akibat lain yang tidak kebiri kimia, maka teori kepastian
menyenangkan. hukum sangat diperlukan untuk
2) Pidana itu diberikan dengan menjamin ketentraman dan ketertiban
sengaja oleh orang atau badan dalam masyarakat karepa kepastian
yang mempunyai kekuasaan (oleh hukum mempunyai sifat sebagai
yang berwenang). berikut: 1). Adanya paksaan dari luar
Pidana itu dikenakan kepada (sanksi) dari penguasa yang bertugas
seseorang atau Badan Hukum mempertahankan dan membina tata
(korporasi) yang telah melakukan tertib masyarakat dengan perantara
tindak pidana menurut undang- alat-alatnya. 2). Sifat undang-undang
undang. (Muladi dan Barda Nawawi, yang berlaku bagi siapa saja.
1984: 2) Dalam kepastian hukum dirujuk
Teori pembalasan menyebutkan pada sikap lahiriah manusia yang
bahwa tujuan pidana bukanlah untuk tidak mempersoalkan mengenai sikap
memperbaiki penjahat, namun batin seseorang yang baik ataupun
kejahatan tersebutlah yang buruk, yang di persoalkan mengenai
mengandung unsur-unsur untuk bagaimana sperbuatan lahiriahnya.
dijatuhkannya pidana. Karena Kepastian hukum itu tidak membagi
dilakukannya suatu kejahatan maka sanksi kepada seseorang yang
secara mutlak pidana itu ada. Setiap mempunya sikap batin yang buruk,
kejahatan harus berakhir pada namun sanksi tersebut diberikan pada
penjatuhan pidana oleh pelanggar, perwujudan dari sikap batin yang
maka tidak perlu apabila berfikir buruk sehingga menjadikan perbuatan
mengenai kemanfaatan menjatuhkan tersebut lebih konkrit. Utrecht
pidana tersebut. Maka dari itu teori ini memaparkan dua pengertian
dikatakan sebagai teori absolut yang mengenai kepastian hukum, yaitu
merupakan tunttan muklak yang yang pertama adalah aturan yang
bukan hanya sesuatu yang harus bersifat umum menjadikan seseorang
dijatuhkan tetapi menjadi keharusan. mengetahui perbuatan apa yang boleh
(A.Hamzah, 2005: 31) serta tidak boleh dilakukan. Yang
Dengan tidak ada pengaturan kedua terhadap keamanan hukum
mengenai pelaksanaan eksekusi bagi seseorang dari kesewenangan
pemerintah dikarenakan terdapat Fungsi dari hukum juga menjamin
aturan yang bersifat umum, yakni terdapatnya kepastian hukum didalam
seseorang dapat mengetahui apa saja hubungan yang terdapat
yang boleh dibebankan ataupun dimasyarakat. Jika tidak terdapat
dilakukan oleh negara terdapat kepastian hukum yang jelas maka
perseorangan. (Riduan Syahrani, masyarakat akan betindak sewenang-
1999: 23) wenang terhadap sesama, karena akan
Bila dianalisis dengan teori menimbulkan anggapan bahwa
kepastian hukum menurut Gustav hukum itu tidak jelas dan tidak pasti.
Radbuch terdapat dua macam Hal ini menjadi dasar bahwa
kepastian hukum yaitu kepastian kepastian hukum adalah bentuk dari
hukum oleh karena kepastian hukum perwujudan dari asas legalitas.
dalam atau dari hukum. Hukum yang Maka pelaksanaan tindakan
berhasil menjamin banyak kepastian tambahan kebiri kimia harus
hukum dalam atau dari hukum. dilaksanakan, sehingga Kejaksaan
Hukum yang berhasil menjamin harus bersama dengan instansi yang
banyak kepastian hukum dalam berkompetensi untuk melakukan
masyarakat adalah hukum yang tindakan medik mengingat kebiri
berguna. (E.Utrecht, 1959: 26) kimia membutuhkan profesi keahlian
Terhadap kepastian hukum karena perintah Undang-Undang,
didalam masyarakat adalah hukum eksekutor tetaplah Jaksa tetapi
yang berguna. Terdapat dua tugas lain Tenaga Medis/Paramedis bisa
mengenai kepastian hukum oleh melaksanakan eksekusi atas perintah
hukum, yakni hukum harus berguna Kejasksaan, dan inilah yang paling
dan menjamin keadilan hukum. tepat dibanding dengan instansi
Sehingga kepastian hukum tercapai lainnya. Artinya Kejaksaan tidak bisa
apabila hukum dibuat sebanyak- melaksanakannya sendiri
banyaknya undang-undang. Dapat sebagaimana tindak pidana lain yang
disimpulkan mengenai kepastian eksekutornya bisa bekerjasama
hukum dalam eksekutor kebiri kimia dengan lembaga lain.
belumlah memenuhi unnsur kepastian
hukum itu sendiri.
Simpulan namun pelaksanaannya memerlukan
Sebagaimana diatur dalam kerjasama/ koordinasi dengan
Pasal 270 KUHAP dan Pasal 1 Ayat lembaga/ institusi lain yang memiliki
(1) UU Kejaksaan Jaksa merupakan kompetensi untuk itu, misalnya
eksekutor didalam perkara pidana. Tenaga Medis/Paramedis. Oleh
Namun dalam beberapa peraturan, karena itu untuk eksekusi kebiri kimia
mengenai pelaksanaan eksekusi ada harus ada pengaturan mengenai
beberapa tindak pidana untuk pelaksanaanya selain Kejaksaan yang
eksekusi putusan Hakim, Kejaksaan melibatkan instansi lain. Oleh karena
berkoordinasi dengan lembaga lain itu untuk menjamin terlaksananya
seperti eksekusi pidana mati dan sanksi kebiri kimia dan menjamin
eksekusi pidana pencurian ikan secara kepastian hukum hal tersebut harus
ilegal / illegal fishing. Berkenaan di atur lebih lanjut dalam bentuk
dengan Kebiri kimia yang merupakan aturan sebagai peraturan pelaksana
salah satu tindakan medis, Kejaksaan tau aturan turunan dari Perppu No 16
tidak dapat melaksanakannya sendiri, Thn 2016.
Daftar Pustaka Utrecht, E, 1959, Pengertian dalam
Hukum Indonesia Cet. Ke-6,
Buku.
Jakatra: Balai Buku Ichtiar
Irianto, Koes, 2010, Memahami
Sosiologi, Bandung: Sinar Baru Webside Tanpa Author
Algensindo. Pengertian Para Medis, (2010) [di
Mamudji, Sri dkk, 2007, Penelitian akses pada tanggal 8-3-2020 09.00
Hukum Normatif Suatu wib]
Tinjauan Singkat, Jakarta: PT http://www.definisimenurutparaahli.c
Rajagrafindo Persada. om/pengertian-tim-medis-dan-
Mochtar, Kusumaatmadja, paramedis/
Masyarakat dan Pembinaan Berita Benar, (2019) [di akses pada
Hukum Nasional, Bina, tanggal 18-1-2020 10.00 wib]
Bandung Cipta, 1986. https://www.benarnews.org/indonesi
Arief, Barda Nawawi dkk, 1984, an/berita/idi-tolak-hukumkebiri-
Teori-Teori Kebijakan Pidana, 06102016111236.html
Bandung: Alumni. Webside Dengan Author
Hamzah, A, 2005, Pemberantasan Matius Alfons (2019) [di akses pada
Korupsi Melalui Hukum Pidana tanggal 2 Oktober 2019 pada jam
Nan sional dan Internasional, 09.50 wib]
Jakarta: Raja Grafindo Persada. https://news.detik.com/berita/d-
Syahrani, Riduan, 1999, Rangkuman 4637744/lpsk-kasus-kekerasan-
Intisari Ilmu Hukum, Bandung: seksual-pada-anak-meningkat-tiap-
Citra Aditya Bakti. tahun
Syailendra Persada (2019) [diakses (Lembaran Negara Republik
pada tanggal 25 September 2019, Indonesia Tahun 2002 Nomor 109,
pada jam 19.45 wib] Tambahan Lembaran Negara
https://nasional.tempo.co/read/12317 Republik Indonesia Nomor 4235)
80/ada-236-kasus-pelecehan-seksual-
anak-sepanjang-2019/full&view=ok Undang-Undang Nomor 35 Tahun
Eva Safitri (2019) [di akses pada 2014 tentang Perubahan atas Undang-
tanggal 25 September 2019, pada jam Undang Nomor 23 Tahun 2002
19.20 wib] tentang Perlindungan Anak
https://news.detik.com/berita/d- (Lembaran Negara Republik
4694561/kementerian-pppa-catat- Indonesia Tahun 2014 Nomor 297,
1500-laporan-kekerasan-seksual- Tambahan Lembaran Negara
pada- Republik Indonesia Nomor 5606)
anak?_ga=2.102654401.1326814099
.1569412230%201055691799.15673 Peraturan Pemerintah Pengganti
04883 Undang-Undang Republik Indonesia
Aulia Bintang Pratama [di akses pada Nomor 1 Tahun 2016 Tentang
tanggal 2 oktober 2019 pada jam Perubahan Kedua Atas Undang-
12.15 wib] Undang Nomor 23 Tahun 2002
https://www.cnnindonesia.com/nasio Tentang Perlindungan Anak
nal/20160527154614-12-133905/jk- (Tambahan Lembar Negara Republik
pelaku-pemerkosaan-terhadap-anak- Indonesia Nomor 5882)
melanggar-ham
Robby Khadafi (2019) [di akses pada
tanggal 24 September 2019 19.30]
https://www.kompasiana.com/robbik
hadafi/5d6338860d823037e24389c2/
cabut-pasal-hukuman-kebiri-pada-
pelaku-kejahatan-seksual
Sarah Oktaviani Alam (2019) [di
akses pada tanggal 21-1-2020 20.30
wib]
https://health.detik.com/berita-
detikhealth/d-4681910/eksekusi-
alan-turing-di-inggris-dan-kebiri-
kimia-di-berbagai-belahan-dunia
Ayu Rachmaningtyas (2016) [di
akses pada tanggal 18-12-2019
20.30 wib]
https://nasional.kompas.com/read/20
16/06/14/12395231/tugas.dokter.men
yembuhkan.alasan.idi.tolak.hukuman
.kebiri.dinilai.wajar

Undang- Undang

Undang-Undang Nomor 23 Tahun


2002 tentang Perlindungan Anak

You might also like