Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

ASUHAN KEPERAWATAN KOMPLEMENTER PADA TN.

U
DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BATU
SANGKAR TAHUN 2023

Elin Rayen Erlinda1), Ratna Dewi2)


12
Program Studi Keperawatan & Pendidikan Ners Universitas Fort De Kock Bukittinggi,
Kelurahan Manggis Ganting, Kecematan Mandiangin Koto Selayan
Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatra Barat
[email protected]

ABSTRACT
Elderly nursing care aims to provide assistance, guidance, supervision, protection and assistance to elderly
individuals individually using an approach that includes assessment, formulating nursing diagnoses, planning
nursing actions, carrying out nursing actions, and carrying out evaluations. The aim of this writing is that the
researcher is able to apply gerontic nursing care to Mr. U through the implementation of complementary therapy at
the Tresna Werdha Batu Sangkar Social Home in 2023. The research method used was descriptive research using a
case study design to explore the problem of nursing care for Mr. U with hypertension through complementary
acupressure therapy by comparing the response to the results of each action given to Mr. U then carried out an
analysis based on theory and previous research. The results showed that there was a decrease in the pain scale in
Mr. U with hypertension after acupressure for 3 days. The pain scale decreased from scale 5 (moderate pain) to
scale 3 (mild pain). So it can be concluded that complementary acupressure therapy has an effect on reducing the
pain scale in Mr. U. It is hoped that Mr. You can maintain or control your health to avoid various disease
complications and other health problems. For this reason, it is hoped that hypertensive patients who experience the
main problem of chronic pain can utilize complementary acupressure therapy independently to reduce the scale of
pain in sufferers.
Keywords : Acupressure, Hypertension, Chronic Pain

ABSTRAK
Asuhan keperawatan Lansia bertujuan untuk memberikan bantuan, bimbingan, pengawasan, perlindungan dan
pertolongan kepada lanjut usia secara individu menggunakan pendekatan yang meliputi pengkajian, merumuskan
diagnosa keperawatan, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan, dan melakukan
evaluasi. Tujuan penulisan ini peneliti mampu menerapkan asuhan keperawatan gerontik pada Tn. U melalui
penerapan terapi komplementer di Panti Sosial Tresna Werdha Batu Sangkar tahun 2023. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan rancangan studi kasus untuk mengeksplorasi masalah
asuhan keperawatan pada Tn. U dengan hipertensi melalui terapi komplementer akupresur dengan membandingkan
respon hasil dari setiap tindakan yang diberikan pada Tn. U kemudian melakukan analisa berdasarkan teori dan
penelitian sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan skala nyeri pada Tn. U dengan
hipertensi setelah dilakukan tindakan akupresur selama 3 hari. Skala nyeri menurun dari skala 5 (nyeri sedang)
menjadi skala 3 (nyeri ringan). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi komplementer akupresur berpengaruh
terhadap penurunan skala nyeri pada Tn. U. Diharapkan Tn. U dapat menjaga atau mengontrol kesehatannya agar
terhindar dari berbagai komplikasi penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Untuk itu, diharapkan pasien hipertensi
yang mengalami masalah utama nyeri kronis dapat memanfaatkan terapi komplementer akupresur secara mandiri
untuk menurunkan skala nyeri pada penderita.
Kata Kunci : Akupresur, Hipertensi, Nyeri Kronis
PENDAHULUAN serangan jantung, penyakit ginjal kronik
Permasalahan kesehatan akan bahkan kebutaan jika tidak dikontrol dan
meningkat seiring bertambahnya usia. dikendalikan dengan baik (Kemenkes,
Dalam perawatan kesahatan beberapa 2021).
kelompok individu sering disebut Berdasarkan data WHO pada tahun
sebagai kelompok rentan, salah satunya 2022, jumlah orang dewasa berusia 30-79
adalah kelompok lansia (Yanti, 2022). tahun dengan hipertensi diperkirakan
Hal ini dikarenakan lansia mudah sekali meningkat dua kali lipat dari sekitar 650
terkena penyakit menular maupun tidak juta menjadi 1,28 miliar antara tahun 1990
menular, terkait oleh proses menua pada dan 2019. Diperkirakan 46% orang dewasa
Lansia dengan bertambahnya usia dengan hipertensi tidak menyadari bahwa
seseorang akan mengalami penurunan mereka memiliki kondisi tersebut. Kurang
atau perubahan fungsi seperti fisik, dari setengah orang dewasa (42%) dengan
psikis, biologis, spiritual, dan hubungan hipertensi didiagnosis dan diobati. Sekitar 1
sosialnya, serta hal ini memberikan dari 5 orang dewasa (21%) dengan
dampak pada berbagai aspek kehidupan hipertensi dapat mengontrolnya. Hipertensi
Lansia salah satunya yaitu kondisi merupakan penyebab utama kematian dini
kesehatan (Fitrianti & Putri, 2018). di seluruh dunia. Salah satu target global
Proses menua pada lansia dapat penyakit tidak menular adalah menurunkan
memperlambat keseimbangan proses prevalensi hipertensi sebesar 33% antara
fisiologis, psikologis, sosial lansia tahun 2010 dan 2030 (WHO, 2022).
sehingga meningkatkan kerentanan Data Badan Penyelenggara Jaminan
terhadap kondisi kesakitan dan faktor Sosial (BPJS) kesehatan menyebutkan
risiko lainya, dan masalah yang bahwa biaya pelayanan hipertensi
berhubungan dengan Lansia mengalami peningkatan setiap tahunnya
mempengaruhi kualitas hidup atau yaitu pada tahun 2016 sebesar 2,8 Triliun
aktivitas sehari-harinya (Miller, 2012). rupiah, tahun 2017 dan tahun 2018 sebesar 3
Seiring dengan proses penuaan fungsi Triliun rupiah (BPJS, 2018). Sementara itu
organ tubuh juga mengalami penurunan, berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi
sistem kardiovaskuler Lansia pun rentan hipertensi berdasarkan hasil pengukuran
mengalami gangguan. Gangguan sistem pada penduduk usia 18 tahun sebesar
kardiovaskuler pada Lansia dapat terjadi 34,1%, prevalensi tertinggi terdapat di
pada jantung dan pembuluh darah, salah Provinsi Kalimantan Selatan (44.1%),
satu gangguan yang sering dialami sedangkan prevalensi terendah terdapat di
Lansia pada sistem organ ini adalah Provinsi Papua sebesar (22,2%). Hipertensi
hipertensi (Pratiwi & Mumpuni 2017). terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun
Hipertensi didefinisikan sebagai (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), dan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 umur 55-64 tahun (55,2%) (Riskesdas,
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih 2018).
dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran Berdasarkan data Dirjen P2M
dengan selang waktu lima menit dalam Kemenkes RI Rakerkesda Provinsi
keadaan cukup istirahat/ tenang. Sumatera Barat Tahun 2019, kejadian
Hipertensi sering disebut pembunuh hipertensi mencapai 25,1% dengan total
diam-diam (silent killer) karena tidak 12.650 kasus. Kejadian hipertensi ini terus
memberikan gejala yang khas, tetapi mengalami peningkatan dari tahun 2017
bisa meningkatkan kejadian stroke, sebesar 23,0%. Prevalensi hipertensi
tertinggi per Kabupaten/ Kota di resiko penurunan curah jantung, intoleransi
Provinsi Sumatera Barat terdapat di aktivitas, resiko jatuh, dan defisit
Kabupaten Sawahlunto sebesar (33,3%), pengetahuan (Putri Anugrah Heni Fajarnia,
diikuti Kabupaten Tanah Datar sebesar 2021). Nyeri merupakan gejala yang
(31,6%), Kota Solok sebesar (31,4%) menjadi salah satu manifestasi klinis oleh
dan Kota Bukittinggi sebesar (31,2%) penderita hipertensi. Nyeri merupakan
yang berada pada urutan ke empat. pengalaman sensorik dan emosional dimana
Prevalensi terendah terdapat di seseorang yang mengalami nyeri merasa
Kepulauan Mentawai sebesar (17,7%) tidak nyaman dan nyeri hanya dapat
(Dirjen P2P Kemenkes RI Rakerkesda dirasakan oleh penderita tersebut atau
Prov Sumatera Barat, 2019). bersifat subjektif, untuk itu pasien dan
Pada Lansia, hipertensi keluarga pasien perlu mendapatkan
disebabkan oleh perubahan pada informasi dari perawat mengenai terapi non
penurunan elastisitas dinding aorta, farmakologi yang dapat membantu
katup jantung menebal serta menjadi mengurangi skala nyeri akibat hipertensi.
kaku, kemampuan jantung memompa Pasien diharuskan memodifikasi gaya
untuk darah, hilangnya elastisitas hidup, seperti penurunan berat badan,
pembuluh darah dan meningkatnya mengatur jadwal olahraga dan diet
resistensi pembuluh darah perifer hipertensi (Haryani & Misniarti, 2020).
(Fitrianti & Putri, 2018). Gejala yang Salah satu pengobatan yang dapat
dirasakan oleh penderita hipertensi dilakukan oleh pasien selain pengobatan
antara lain: sakit kepala, pandangan medis yaitu dengan melakukan terapi
mata kabur, mudah marah, suit tidur, modalitas yang berkembang saat ini
nyeri dada, pusing, tengkuk terasa pegal, mencakup terapi psikofarmakologi, terapi
denyut jantung kuat dan cepat. Tanda perubahan perilaku dan kognitif, terapi
dan gejala yang muncul ini dapat manajemen agresi, terapi somatik, terapi
mengakibatkan perubahan secara fisik, komplementer dan alternative, terapi
psikologis, mental, sosial maupun kelompok terapeutik dan terapi keluarga
spiritual yang terjadi pada lansia dan (Astuti, 2017). Pengobatan komplementer
mempengaruhi kualitas hidup Lansia bertindak sebagai pilihan terapi yang baik
(Pratiwi & Mumpuni, 2017). (Widiana untuk mengobati berbagai penyakit dan
& Ani, 2017). dapat meningkatkan kualitas hidup dengan
Tekanan darah tinggi merupakan mempertimbangkan aspek ekonomi
faktor resiko utama penyakit jantung. (Haryani & Misniarti, 2020).
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah Akupresur merupakan salah satu
kondisi medis yang terjadi saat tekanan therapi non farmakologis dapat menurunkan
darah di arteri dan pembuluh darah tekanan darah pada pasien hipertensi dan
lainnya terlalu tinggi. Menurunkan dapat dimasukkan dalam rencana asuhan
tekanan darah dengan perubahan gaya keperawatan untuk hipertensi (Hon etc,
hidup atau dengan pengobatan bisa 2016). Terapi akupresur yang dilakukan
mengurangi resiko penyakit jantung dan akan menstimulasi sel saraf sensorik
serangan jantung (AHA, 2014). disekitar titik akupresur akan diteruskan ke
Pada Lansia hipertensi dapat medula spinalis, kemudian ke mesensefalon
muncul masalah keperawatan antara dan komplek pituitari hipothalamus yang
lain: nyeri, gangguan pola tidur, perfusi ketiganya diaktifkan untuk melepaskan
perifer tidak efektif, hipervolemia, hormon endorfin yang dapat memberikan
rasa tenang dan nyaman. Akupresur juga METODE PENELITIAN
menstimulasi pelepasan histamin yang Studi kasus ini mengikuti tahapan
berpengaruh pada vasodilatasi pembuluh berdasarkan Polit dan Beck (2012) tentang
darah, kedua manfaat akupresur tersebut implementasi EBN pada praktik
dapat menurunkan tekanan darah lansia keperawatan. Untuk tahap pertama,
(Majid dkk, 2016). pertanyaan yang dimunculkan berdasarkan
Terapi akupresur memiliki PICO (Problem, intervention, comparison
banyak fungsi bagi kesehatan tubuh dan outcome), yaitu “apakah yang dapat
salah satunya adalah menurunkan nyeri dilakukan pada Tn. U dengan penyakit
akut maupun kronis. Nyeri terjadi Hipertensi dengan diagnosa utama nyeri
karena adanya ketidakseimbangan aliran kronik?”. Setelah pertanyaan dirumuskan,
energi “qi” di dalam tubuh. Akupresur tahap kedua dilaksanakan dengan pencarian
akan menyeimbangkan aliran energi EBN menggunakan data base elektronik
“qi” tubuh sehingga akan yaitu, Elsevier, Proquest, google scholar,
menghilangkan rasa nyeri sekaligus Perpustakaan Nasional. Hasil penilaian
menyembuhkan penyakit yang diderita terhadap artikel yang ditemukan pada tahap
(Kurniyawan, 2016). Penelitian Priyo ketiga merekomendasikan aplikasi teknik
(2018) menyatakan adanya penurunan akupresur terhadap perubahan nyeri kronik
tekanan darah maupun nyeri pada klien pada Tn. U dengan Hipertensi. Untuk tahap
lansia hipertensi dengan akupresure. selanjutnya, penerapan EBN dilakukan
Berdasarkan pengkajian yang terhadap seorang pasien Hipertensi di Panti
dilakukan Penulis pada Tanggal 28 Juli Sosial Tresna Werdha Batu Sangkar.
2023, Tn. U mengeluhkan sesak nafas, Sebelum intervensi dilaksanakan, prosedur
pegal-pegal pada bagian kaki, sering dijelaskan kepada pasien. Kesediaan pasien
sakit kepala dan tidak nyaman pada area diberikan melalui persetujuan verbal.
tengkuk. Tn. U mengatakan memiliki Sebelum EBN diimplementasikan,
riwayat penyakit hipertensi dan dilakukan pengkajian secara komprehensif
megalami komplikasi penyakit jantung. terhadap pasien. Intervensi akupresur
Tanda-tanda vital dengan tekanan darah tersebut dilaksanakan selama 3 hari dengan
160/90 mmHg, nadi 98x/i, frekuensi frekuensi 3 kali dalam 1 hari. Tahap terakhir
napas 20x/i dan suhu 36,70C. adalah evaluasi terhadap implementasi
Berdasarkan wawancara lebih lanjut, Tn. EBN. Penilaian nyeri kronik dilakukan
U mengatakan sering sulit tidur di setiap sebelum dan sesudah diberikan terapi
malam hari dengan durasi tidur ± 6 jam. komplementer (Nabila & Mardison, 2020).
Tn. U juga mengatakan bahwa kakinya
terkadang gemetar saat berjalan dan HASIL DAN PEMBAHASAN
tampak menggunakan tongkat dalam Berdasarkan pengkajian yang
aktivitasnya sehari-hari. dilakukan pada Tanggal 28 Juli 2023, Tn. U
Berdasarkan uraian tersebut mengeluhkan sesak nafas, pegal-pegal pada
penulis tertarik untuk mengangkat pada bagian kaki, sering sakit kepala dan
masalah tersebut dalam suatu karya tidak nyaman pada area tengkuk. Tanda-
ilmiah dengan judul “Asuhan tanda vital didapatkan TD: 160/90 mmHg,
Keperawatan Komplementer Pada Tn. U N: 110x/i, RR: 20x/i, dan S: 36,7 0C.
Dengan Penyakit Hipertensi di Panti Penyebab terjadinya nyeri kepala pada Tn.
Sosial Tresna Werdha Kabupaten Batu U disebabkan oleh adanya gangguan
Sangkar Tahun 2023”. sirkulasi darah yang menyebabkan
hambatan aliran darah meningkat dan akupresure dengan ibu jari dengan kekuatan
mengakibatkan tekanan intravaskuler tekanan yang memadai selama 15-20 detik,
otak meningkat. dan melakukan terapi acupressure setiap
Diagnosa utama pada Tn. U hari sebanyak 3 kali sehari selama 3 hari
adalah nyeri kronis berhubungan dengan berturut-turut untuk mengatasi nyeri dan
kerusakan sistem saraf ditandai dengan menganjurkan Tn. U untuk rileks.
tekanan darah meningkat, mengeluh Melakukan edukasi proses penyakit
nyeri. Diagnosa ini muncul pada Tn. U dengan mengidentifikasi kesiapan dan
berdasarkan hasil pengkajian bahwa kemampuan menerima informasi,
klien mengeluh nyeri kepala dan menyediakan materi dan media pendidikan
tengkuk terasa berat, klien tampak kesehatan (leaflet), berikan kesempatan
meringis dan memegangi tengkuk, skala untuk bertanya, jelaskan penyebab dan
nyeri 5, nyeri seperti ditusuk-tusuk dan faktor resiko penyakit, jelaskan proses
hilang timbul. Tn. U mengatakan nyeri patofisiologi munculnya penyakit, jelaskan
bisa berlangsung lama jika tidak tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh
mengkonsumsi obat pereda nyeri dan penyakit, jelaskan kemungkinan terjadinya
Tn. U mendapatkan analgetik komplikasi, dan ajarkan cara meredakan
amlodipine tablet 10 mg 1x1. atau mengatasi gejala yang dirasakan.
Implementasi komplementer Melakukan pemantauan nyeri
untuk mengatasi keluhan nyeri kronik dengan mengidentifikasi faktor pencetus
pada Tn. U dilakukan sebanyak 3 kali dan pereda nyeri, monitor kualitas nyeri
sehari selama 3 hari berturut-turut (misal: terasa tajam, tumpul, diremas-remas,
dengan pemberian intervensi terapi ditimpa beban berat, monitor lokasi dan
akupresur. Pada hari pertama, dilakukan penyebaran nyeri, intensitas nyeri dengan
manajemen nyeri dengan menggunakan skala (visual analque scale),
mengidentifikasi lokasi, karakteristik, monitor durasi dan frekuensi nyeri, atur
durasi, frekuensi, intensitas nyeri, interval waktu pemantauan sesuai kondisi
mengidentifikasi skala nyeri pasien, dan jelaskan tujuan dan prosedur
menggunakan Visual Analoque Scale, pemantauan.
mengidentifikasi faktor yang Implementasi manajemen nyeri
memperberat nyeri, mengidentifikasi melalui intervensi pendukung terapi
pengetahuan dan keyakinan tentang akupresur dilanjutkan sampai hari ke 3
nyeri, mengidentifikasi pengaruh nyeri diikuti dengan pemantauan nyeri setiap
pada kualitas hidup, berikan teknik non- sebelum dan setelah melakukan terapi
farmakologis untuk mengurangi rasa akupresur.
nyeri (dengan terapi acupressure), Hasil evaluasi ditemukan masalah
kontrol lingkungan yang memperberat teratasi dengan hasil subjektif Tn. U
rasa nyeri (misal: suhu ruangan, mengatakan nyeri kepalanya sudah
pencahayaan, dan kebisingan), edukasi berkurang dan tengkuk tidak terasa berat
manajemen nyeri, jelaskan penyebab lagi, sudah bisa melakukan aktivitas seperti
dan pemicu nyeri. biasa, nyeri hanya timbul jika melakukan
Intervensi pendukung terapi aktivitas berat secara terus menerus. Tn. U
akupresur dilakukan dengan menentukan mengatakan lebih baik dan nyaman setelah
titik akupresure (titik akupressure yang melakukan terapi akupresur secara teratur
dilakukan adalah pada titik GB 20, Li04, selama 3 hari, dan Tn. U juga mengatakan
Lv3, Li 11, PC 6, rangsang titik sudah mengurangi konsumsi obat pereda
nyeri. Berdasarkan observasi penulis Tn. diastolik dengan nilai sig 0,003 artinya ada
U tampak nyaman dan rileks, skala nyeri pengaruh terapi akupresur terhadap tekanan
3 (nyeri ringan), Tn. U ikut mengetahui darah sistolik dan diastolic baik hari
letak titik penekanan yang dapat pertama, kedua maupun ketiga.
menurunkan nyeri, Tn. U tampak
mengerti tujuan dan prosedur dari KESIMPULAN
pemantauan tekanan darahnya, TD: Terapi komplementer akupresur
145/88 mmHg. berpengaruh terhadap penurunan skala nyeri
pada Tn. U. Diharapkan Tn. U dapat
Grafik 5.1 menjaga atau mengontrol kesehatannya agar
Pengukuran Nyeri Menggunakan terhindar dari berbagai komplikasi penyakit
Skala VAS Hari ke 1, 2, dan 3 dan masalah kesehatan lainnya. Untuk itu,
diharapkan pasien hipertensi yang
mengalami masalah utama nyeri kronis
Tingkat Nyeri dapat memanfaatkan terapi komplementer
6 akupresur secara mandiri untuk menurunkan
4 skala nyeri pada penderita.
Skor VAS

2 Tingkat Nyeri UCAPAN TERIMAKASIH


0
1 2 3 Penulis mengucapkan terimakasih
e- e- e-
ei K ri K ri K kepada Allah SWT dan semua pihak yang
Ha Ha Ha
telah membantu sehingga karya ilmiah akhir
Terapi Akupresur
ners (KIAN) ini dapat selesai dengan baik.

REFERENSI
Dari grafik diatas terlihat
terjadinya penurunan skala nyeri pada Astuti, R. T. (2017). Penggunaan Terapi
Tn. U sejak hari pertama dilakukan Modalitas Dan Komplementer Dalam
terapi akupresur. Skala nyeri yang Praktek Keperawatan Berbasis
diukur menggunakan visual analoque Evidence Based. Diunduh Dari
scale pada hari pertama pengkajian Https://Www.Researchgate.Net/Public
adalah 5 (nyeri sedang). Pada hari ke 2 ation/319929971_Penggunaan_Terapi_
menurun menjadi skala nyeri 4 (nyeri Modalitas_Dan_Komplementer_Dalam
sedang) dan pada hari ketiga menurun _Praktek_Keperawatan_Berbasis_Evid
menjadi skala nyeri 3 (nyeri ringan). ence_Based. Diakses Tanggal 26
Hasil ini sesuai dengan jurnal yang Desember 2018.
diaplikasikan menunjukkan bahwa
Haryani, S., & Misniarti, M. (2020).
setelah diberikan terapi akupresur dalam
Efektifitas Akupresure Dalam
satu kali intervensi didapatkan tekanan
Menurunkan Skala Nyeri Pasien
darah sistole dengan nilai sig 0,003 dan
Hipertensi Diwilayah Kerja Puskesmas
diastolik dengan nilai sig 0,014. Pada
Perumnas. Jurnal Keperawatan
intervensi hari kedua, didapatkan
Raflesia, 2(1), 21–30.
tekanan darah sistole dengan nilai sig
Https://Doi.Org/10.33088/Jkr.V2i1.491
0,003 dan diastolik dengan nilai sig
0,002. Pada intervensi ketiga tekanan
darah sistole dengan nilai sig 0,046 dan
Kemenkes. RI. (2014). Pusdatin
Hipertensi. Infodatin, Hipertensi,
1–7.
Https://Doi.Org/10.1177/10901981
7400200403

Miller, C. A. (2012). Nursing For


Wellnes In Older Adults (6th Ed.).
Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins.

PPNI. (2017). Standar Diagnosis


Keperawatan Indonesia. Dewan
Pengurus Ppni.

Priyo, Margono, Hidayah, Nurul.


(2018). Efektifitas Relaksasi
Autogenik & Akupresur
Menurunkan Sakit Kepala &
Tekanan Darah Pada Lansia
Hipertensi. Profesi (Profesional
Islam): Media Publikasi
Peenelitian, 15(2).

Putri Anugrah Heni Fajarnia. (2021).


Asuhan Keperawatan Pada Ny. M
Dengan Gangguan Pola Tidur Pada
Diagnosa Medis Hipertensi Di Desa
Gedangklutuk Beji. Jurnal
Kesehatan Cendekia, 1(1), 1–100.

Riskesdas. (2018). Laporan Provinsi


Jawa Tengah Riskesdas 2018. In
Kementerian Kesehatan Ri.

WHO. (2022). Hypertension.


Https://Www.Who.Int/News-
Room/Fact-Sheets/Detail/Hyperten
sion

Yanti, H. S. (2022). Asuhan


Keperawatan Gerontik Pada Tn. S
Dengan Masalah Keperawatan
Utama Gngguan Pola Tidur Dan
Masalah Kesehatan Hipertensi Di
Uptd Griya Wredajambangan
Surabaya. 1.

You might also like