Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 20

DIAGNOSA: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Keperawatan

Vol.1, No. 3 Agustus 2023


e-ISSN: 2986-3597; p-ISSN: 2986-4488, Hal 74-91
DOI: https://doi.org/10.59581/diagnosa-widyakarya.v1i3.872

Hubungan Lokasi Insersi Pemasangan Infus Dan Kejadian Flebitis


(Systematic Literature Review)
Risha Gustiani Hamzah
1
Prodi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Indonesia Maju

Solehudin
2
Prodi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Indonesia Maju

Astrid Novita
3
Prodi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Indonesia Maju

Korespondensi penulis, email : [email protected]

Abstract. Introduction : Central Line Associated Blood Stream Infection (CLABSI) or


phlebitis is defined by the CDC as a bloodstream infection confirmed by laboratory results
that occurs within 48 hours before developing into bacteremia, and is not associated with
infection in other parts. Some research results conclude that several factors influence the
occurrence of phlebitis, one of which is the selection of the insertion site. Purpose: to
determine the effect of the insertion location of the infusion on the incidence of phlebitis.
Design: Literature review method using Google Scholar and the Portal Garuda as database
(2018-2022). Method : keywords "location of infusion and phlebitis incident". Results: From
14 reviewed articles, it was found that the incidence of phlebitis due to insertion site factors
was influenced by the selection of the vein, the distance between the infusion site and the joint
and the selection of the dominant extremity (which is often used for activities). Conclusion:
Infusion is done by selecting a good vein, choose a vein that is far from the joint (minimum >
3.5 cm distance from the joint), Avoid choosing a vein in the location or extremity dominant
to minimize the movement of the intravenous catheter when the patient moves.

Keywords: Phlebitis; Location of Infusion.

Abstrak. Pendahuluan : Central Line Associated Blood Stream Infection (CLABSI) atau
istilah medis lainnya dikenal dengan nama flebitis didefinisikan oleh CDC sebagai infeksi
aliran darah yang dikonfirmasi oleh hasil laboratorium yang terjadi dalam 48 jam sebelum
berkembang menjadi bakteremia, dan tidak terkait dengan infeksi di bagian lain. Beberapa
hasil penelitian menyimpulkan beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya flebitis salah
satunya ialah pemilihan tempat insersi. Tujuan : untuk mengetahui pengaruh lokasi insersi
pemasangan infus dengan tingkat kejadian flebitis. Desain penelitian: Metode literature
review dengan menggunakan data base Google Scholar dan Portal Garuda (2018-2022).
Metode : kata kunci "lokasi pemasangan infus dan kejadian flebitis". Hasil : Dari total 14
artikel yang direview didapatkan hasil bahwa kejadian flebitis akibat faktor lokasi insersi
dipengaruhi oleh pemilihan vena, jarak lokasi pemasangan infus dengan persendian dan
pemilihan ekstremitas dominan (yang sering digunakan beraktivitas). Kesimpulan :
Pemasangan infus dilakukan dengan cara memilih vena yang baik (yang besar, lurus, tidak
bercabang dan sesuai dengan ukuran jarum) pilihlah vena yang jauh dari persendian (minimal
>3,5 cm jaraknya dari persendian), Hindari pemilihan vena di lokasi atau ekstremitas
dominan untuk meminimalisir pergerakan kateter intravena saat pasien beraktivitas.

Kata kunci : Flebitis, Lokasi Pemasangan Infus

Received Mei 12, 2023; Revised Juni 25, 2023; Accepted Juli 10, 2023
Hubungan Lokasi Insersi Pemasangan Infus Dan Kejadian Flebitis
(Systematic Literature Review)

LATAR BELAKANG
Mutu pelayanan keperawatan merupakan penampilan/kinerja yang menunjuk pada
tingkat kesempurnaan pelayanan keperawatan yang disatu pihak dapat menimbulkan
kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta dipihak
lain dan tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar kode etik profesi yang telah
ditetapkan. (Butar-butar & Simamora, 2016). Komponen indikator mutu pelayanan
keperawatan ditetapkan dalam beberapa referensi. Menurut Kemenkes (2012) indikator mutu
pelayanan keperawatan yaitu: 1) keselamatan pasien (kejadian infeksi, dekubitus, pasien
jatuh); 2) kenyamanan pasien dalam perawatan (insiden pulang paksa, manajemen nyeri); 3)
pengetahuan pasien terhadap informasi perawatan yang diterima; 4) kepuasan pasien terhadap
perawatan dengan standar lebih dari 90%; 5) kemampuan pasien dalam perawatan diri; dan 6)
mengurangi kecemasan pasien. Indikator tersebut bersifat objektif, terukur berdasarkan
pengalaman pasien selama menerima perawatan. (Agritubella, Arif, and Afriyanti 2017)
Kejadian infeksi menjadi salah satu indikator mutu pelayanan keperawatan. Kejadian
infeksi yang dimaksud ialah kejadian infeksi nosokomial atau dikenal dengan istilah HAIs
(Healthcare Associated Infection) atau penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan, yang
dimana artinya infeksi tersebut terjadi pada pasien selama proses perawatan di rumah sakit
atau fasilitas kesehatan lain yang inkubasi penyakit tidak terjadi saat pasien pertama masuk
rumah sakit. HAIs merupakan salah satu masalah kesehatan diberbagai negara di dunia,
termasuk Indonesia. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, jenis HAIs
yang dapat terjadi di rumah sakit dibagi menjadi Infeksi Aliran Darah Terkait Saluran Sentral
(CLABSI), Infeksi Saluran Kemih terkait Kateter (CAUTI), Infeksi Situs Bedah (SSI), dan
Ventilator-related Pneumonia (VAP). (PKIP UNAIR 2021)
Central Line Associated Blood Stream Infection (CLABSI) atau istilah medis lainnya
dikenal dengan nama flebitis didefinisikan oleh CDC sebagai infeksi aliran darah yang
dikonfirmasi oleh hasil laboratorium yang terjadi dalam 48 jam sebelum berkembang menjadi
bakteremia, dan tidak terkait dengan infeksi di bagian lain (Haddadin & Regunath, 2017).
Dalam Permenkes RI (2017) CLABSI diartikan sebagai infeksi aliran arah yang terjadi pada
pasien yang menggunakan alat kateter vena sentral dalam 48 jam dan ditemukan tanda atau
gejala infeksi yang dibuktikan dengan hasil kultur positif bakteri patogen yang tidak
berhubungan dengan infeksi ada organ tubuh yan lain serta bukan infeksi sekunder. CIabsi
atau flebitis ini menjadi indikator mutu pelayanan minimal rumah sakit dengan standar
kejadian ≤1.5%. Namun pada prakteknya, angka kejadian flebitis selalu diatas angka standar
kejadian. Menurut data WHO, angka kejadian flebitis per tahun yaitu 5%. Survei prevalensi

75 DIAGNOSA. VOL. 1, NO. 3 AGUSTUS 2023


e-ISSN: 2986-3597; p-ISSN: 2986-4488, Hal 74-91

yang dilakukan dengan bantuan WHO pada 55 rumah sakit dari 14 negara yang mewakili 4
wilayah (Eropa, Mediteranian Timur, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat) menunjukkan rata-
rata 8,7% pasien rumah sakit mengalami flebitis. Angka kejadian flebitis pada empat region
yaitu Eropa (7,7%), Pasifik Barat (9%), Mediterania Timur (11,8%), dan Asia Tenggara
(10%). Adapun angka kejadian flebitis di beberapa negara berkembang seperti Iran (14,20%),
Malaysia (12,70%), Filipina (10,10%), Taiwan (13,8%), Nigeria (17,5%), dan Indonesia
(9,80%) (WHO, 2016).
Berdasarkan fenomena di atas, dengan masih tingginya angka kejadian flebitis yang
berada diatas angka standar yang telah ditetapkan oleh Depkes yaitu ≤ 1,5 % maka penulis
tertarik untuk melakukan studi literatur guna menganalisis faktor lokasi insersi pemasangan
infus dengan angka kejadian flebitis.

KAJIAN TEORITIS
Beberapa hasil penelitian dan studi literatur yang ditemukan, ada beberapa faktor
mempengaruhi kejadian flebitis. Penelitian yang dilakukan di RSUD Ungaran pada tahun
2018 menunjukan angka kejadian flebitis sebanyak 416 kasus (3,4%), dan tahun 2019 bulan
Januari sampai Juli sebanyak 130 kasus (3,34%) (Rara et al. 2020).
Penelitian lain yang dilakukan di RSUD Purbalingga menunjukan bahwa dari 74
pasien yang dipasang infus, 17 pasien mengalami flebitis (22,9%). (Asrin, Triyanto, and
Upoyo 2016). Kedua hasil penelitian diatas menyimpulkan adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya flebitis berupa jenis, ukuran dan bahan kateter; lama waktu
pemasangan; pemilihan tempat insersi; jenis penutup tempat penusukan (dressing); teknik
insersi/penusukan; sterilitas perawatan terapi intravena; cairan intravena; obat parenteral; dan
frekuensi perawatan terapi intravena.(Asrin et al. 2016)
Kurang tepatnya pemilihan lokasi insersi merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan terjadinya flebitis. Dampak dari lokasi pemasangan infus yang tidak sesuai,
misalnya infus yang dipasang pada tangan dominan atau diarea persendian, dapat
mengganggu aktifitas self care pasien. Hal ini terjadi karena tangan dominan lebih banyak
melakukan aktifitas dibanding tangan yang tidak dominan. Adanya pergerakan tangan yang
dipasang infus dapat menyebabkan terjadinya perubahan posisi kateter, jika fiksasi kateter
kurang kuat. Akibatnya dapat menimbulkan pergeseran kateter, kebocoran, atau timbulnya
sumbatan sehingga menyebabkan gangguan dalam pemberian terapi intravena dan akhirnya
meningkatkan risiko infeksi.(Wayunah, Nurachmah, and Mulyono 2013).
Hubungan Lokasi Insersi Pemasangan Infus Dan Kejadian Flebitis
(Systematic Literature Review)

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan literature review dengan menggunakan dua database yaitu
data base Google Scholar dan Portal Garuda. Kata kunci yang digunakan saat pencarian
ialah "lokasi pemasangan infus dan kejadian flebitis". Analisis masalah menggunakan
metode PICOT sebagai berikut :
Tabel 1 Analisis Masalah PICOT
Population Pasien yang dirawat di rumah sakit
Intervention Pemasangan infus
Comparation -
Output Kejadian Flebitis
Time 2018-2022

Penelitian ini juga menerapkan kriteria inklusi yaitu jenis penelitian observasional
(non eksperimen), subyek penelitian ialah pasien yang dirawat di rumah sakit dan terpasang
infus perifer, merupakan naskah fulltext, bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris dan literatur dengan tahun terbit 2018-2022. Sedangkan kriteria
eksklusinya ialah naskah dalam bentuk abstrak atau tidak dapat diakses, artikel yang tidak
sesuai topik penelitian, selanjutnya menyesuaikan tujuan penelitian.
Setelah melakukan pencarian dan melakukan screening penulis melakukan uji
kelayakan dengan menggunakan The Joanna Briggs Institute (JBI Critical Appraisal)
terhadap 14 jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi dan memiliki nilai diatas 50%. Setelah
itu dari hasil uji cohen's kappa yaitu sebuah metode statistik yang digunakan untuk mengukur
tingkat kesepakatan antara dua penilai dalam melakukan klasifikasi atau pengelompokan
pada suatu variabel, menunjukan hasil 0,758, yang artinya penilaian artikel-artikel antara dua
peneliti memiliki kesepakatan yang baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua artikel
diterima dan layak untuk jadikan sumber referensi yang peneliti lakukan dengan metode
literature review.

77 DIAGNOSA. VOL. 1, NO. 3 AGUSTUS 2023


e-ISSN: 2986-3597; p-ISSN: 2986-4488, Hal 74-91

Literatur yang peneliti cari melalui database Google Scholar dan Portal Garuda
dengan kata kunci dan tahun terbit di atas, didapatkan sebanyak 408 literatur yang berupa
jurnal literature review, laporan penelitian, laporan karya tulis ilmiah (laporan asuhan
keperawatan) dan buku pedoman elektronik (e-book). Dari 408 karya ilmiah yang ada,
penulis melakukan uji duplikasi, dan didapatkan 4 literatur yang merupakan data ganda.
Setelah itu peneliti melakukan seleksi jurnal sesuai dengan kriteria inklusi didapatkan 14
literatur yang sesuai dengan kriteria inklusi dan 390 literatur yang masuk kedalam kriteria
ekslusi, sehingga dari 14 jurnal yang dirangkum dalam tabel dibawah ini.

Jurnal diidentifikasi melalui


Identification

Jurnal diidentifikasi melalui


pencarian database Google Scholar pencarian database Portal Garuda
(n= 405) (n= 3)

Total (n)=408

Jumlah artikel setelah


Jumlah artikel yang duplikasi
pengecekan duplikasi
(n=4)
(n=404)
Screening

Jumlah artikel setelah dilakukan Jumlah artikel yang dieliminasi


skrining sesuai kriteria inklusi sesuai kriteria ekslusi
(n=14) (n=390)

Jumlah artikel yang


Eligibity

Jumlah artikel yang dieliminasi


sesuai uji kelayakan
(n=0)
(n=14)
Included

Jumlah artikel yang diterima


(n=14)

Tabel 2 Hasil Pencarian

Penulis
N Tipe
Judul dan Tujuan Hasil Simpulan
o. Penelitian
Tahun
1 Hubungan (Marlina Untuk Analitic Ada hubungan Distribusi
Cairan Silviawaty mengetahui Observatio lokasi frekuensi
Infus dan 2020) hubungan nal dengan pemasangan kelompok
Lokasi antara pendekatan infus kasus
Pemasanga penggunaan case (pv=0,002; (mengalami
n Infus cairan infus control OR=3,5) flebitis) pada
dengan dan lokasi dengan lokasi
Kejadian pemasangan kejadian pemasangan
Flebitis di infus dengan flebitis. berisiko
Hubungan Lokasi Insersi Pemasangan Infus Dan Kejadian Flebitis
(Systematic Literature Review)

Rumah kejadian Penelitian ini (65,5%).


Sakit DKT flebitis di RS menunjukkan Karena letak
Bandar DKT Bandar sebagian besar vena
Lampung Lampung lokasi metakarpal
Tahun 2020 pemasangan berada di
infus area tangan
responden yang sering
yang digerakkan
mengalami dan
flebitis yaitu mempunyai
pada vena ukuran yang
dorsalis (vena kecil, serta
metakarpal). posisinya
yang tidak
lurus
memungkink
an terjadinya
gesekan pada
dinding vena
dengan
kateter
intravena.
Pemasangan
infus pada
vena sefalika
lebih baik
digunakan.
2 Faktor (Sukadion Menganalisis Analitic Berdasarkan Penempatan
Prediktor o and pengaruh Observatio data penelitian, intravena di
Kejadian Aziz lokasi nal dengan sebagian besar vena
Plebitis Alimul pemasangan pendekatan lokasi metakarpal
Pada Anak Hidayat infus, cross penempatan memiliki
di RS 2020) intravena sectional kateter kelemahan
Swasta ukuran intravena diantaranya
Sidoarjo kateter, berada di vena bila pasien
Indonesia durasi infus, metakarpal aktif,
dan jenis lokasi terutama
pembalut, (69,44%). pada usia
pada Lokasi infus anak-anak
penelitian (IV) memiliki yang belum
flebitis pada pengaruh pada mampu
anak- anak kejadian bekerja sama
yang dirawat flebitis (p = dengan
di rumah 0,048). pemasangan
sakit antara infus karena
usia 1 dan 10 IV kateter
tahun bisa bergeser,
dan situs
tusukan vena
bisa macet

79 DIAGNOSA. VOL. 1, NO. 3 AGUSTUS 2023


e-ISSN: 2986-3597; p-ISSN: 2986-4488, Hal 74-91

jika pembatas
pergelangan
tangan
dipasang.
3 Analisis (Rusnawat Menganalisis Analitic Rata-rata jarak Jarak tempat
faktor risiko i, faktor risiko Observatio tempat insersi insersi yang
terjadinya Bachtiar, terjadinya nal dengan dengan terlalu dekat
flebitis di and flebitis pendekatan persendian dengan
RSUD Puri Deswita cross pada pasien persendian
Husada 2020) sectional yang dapat
Tembilahan mengalami mengakibatk
flebitis lebih an
dekat pergerakan
dibandingkan kateter
yang tidak intravena di
flebitis dalam
(3,588±0,7946 pembuluh
: darah yang
2,773±1,246c dapat
m) dengan p < meningkatka
0,000. n risiko
terjadinya
flebitis. Jarak
tempat
insersi dari
persendian 3
–7 cm akan
menurunkan
risiko
terjadinya
flebitis
4 Faktor- (Amrullah Mengetahui Analitic Tabel silang Pemilihan
Faktor yang , Muharni, faktor-faktor Observatio vena sefalika lokasi insersi
Mempengar and yang nal dengan dan tidak kanul
uhi Christya berhubungan pendekatan flebitis sebesar intravena
Kejadian Wardhani dengan cross 33.3%, tidak pada
Flebitis di 2020) kejadian sectional terdapat penelitian ini
RSUD flebitis di kejadian diutamakan
Encik RSUD Encik flebitis pada pada vena
Mariyam Mariyam pemasangan metakarpal
Tahun 2020 tahun 2020 vena di vena terlebih
sefalika; tabel dahulu
silang vena berdasarkan
metakarpal asas
dan tidak penggunaan
flebitis sebesar vena distal
48.7%; serta dalam
vena manipulasi
metakarpal pembuluh
dan flebitis darah.
Hubungan Lokasi Insersi Pemasangan Infus Dan Kejadian Flebitis
(Systematic Literature Review)

sebesar 17.9%. Namun


apabila vena
metakarpal
tidak
memungkink
an untuk
dilakukan
insersi kanul
intravena
(kecil,
bercabang,
kolaps dan
sebagainya)
atau pada
pasien lansia
dengan
pembuluh
darah yang
rawan pecah,
insersi kanul
intravena
dilakukan di
vena
cephalika.
5 The Risk (Farah, This study Analitic The results Risk factors
Factors of Sarwono, aims to Observatio showed that for insertion
Flebitis in and determine nal dengan flebitis was location do
The Supriyatn the risk pendekatan more common not affect the
Installation o 2021) factors for cohort in patients incidence of
of Intravent flebitis in whose flebitis due to
Catalysts intravenous insertion sites p-value>
catheter were not in the 0.05. Even
placement. joints, namely so, this factor
the metakarpal can be
vein of 5 supporting
respondents the incidence
(33%) out of of flebitis.
15 respondents
(100%).
Besides, based
on the
bivariate
analysis p-
value was
0.823 which
means that the
insertion
location had
no relationship
with flebitis (p-

81 DIAGNOSA. VOL. 1, NO. 3 AGUSTUS 2023


e-ISSN: 2986-3597; p-ISSN: 2986-4488, Hal 74-91

value> α
0.05).

6 Hubungan (Langingi Menentukan Analitic Dari 84 Lokasi


Lokasi et al. hubungan Observatioresponden, tempat
Pemasanga 2022) lokasi nal denganuntuk 41 penusukan
n dengan pemasangan pendekatanresponden merupakan
Kejadian dengan cross yang lokasi salah satu
Flebitis kejadian sectional pemasangan faktor
pada Pasien flebitis pada infus di lokasi penyebab
yang pasien yang dorsalis flebitis.
Terpasang terpasang metakarpal, 21 Lokasi
Infus di infus di responden pemasangan
Ruang Ruang Rawat (25%) infus yang
Rawat Inap Inap RSU mengalami dimaksud
Rumah GMIM flebitis dan 20 adalah daerah
Sakit Pancaran responden dorsalis dan
Umum Kasih (23,8%) tidak daerah
GMIM Manado. mengalami digitalis.
Pancaran flebitis. Pemasangan
Kasih Sedangkan infus pada
Manado dari 43 daerah yang
responden sering
yang lokasi digunakan
pemasangan untuk
infus di daerah beraktivitas
sefalika, dapat
terlihat bahwa meningkatka
36 responden n kejadian
(42,9%) tidak flebitis.
mengalami
flebitis dan 7
responden
(8,3%)
mengalami
flebitis.
7 Hubungan (Agustin Untuk Analitic Hasil Penempatan
Lokasi 2022) mengetahui Corelation penelitian katheter pada
Insersi hubungan al dengan menunjukkan area fleksi
Intravena lokasi insersi pendekatan bahwa dari lebih sering
Dengan intravena cross 13 yang menimbulkan
Hubungan Lokasi Insersi Pemasangan Infus Dan Kejadian Flebitis
(Systematic Literature Review)

Kejadian dengan sectional terpasang kejadian


Plebitis kejadian lokasi insersi flebitis, oleh
Pada Pasien plebitis pada intravena di karena pada
Rawat Inap pasien rawat metakarpal saat
Di Rumah inap di vein sebagian ekstremitas
Sakit RSUD besar digerakkan
Umum Sumberglaga mengalami kateter yang
Daerah h plebitis tingkat terpasang
Sumberglag 3 yaitu 9 ikut bergerak
ah responden dan
(69.2%). meyebabkan
trauma pada
dinding vena
8 Faktor- (Suswitha Untuk Cross- Kejadian Lokasi
Faktor yang 2019) mengetahui sectional plebitis dengan pemasangan
Behubunga faktor faktor dengan lokasi infus di vena
n dengan yang mengguna pemasangan metacarval
Kejadian berhubungan kan infus di vena lebih berisiko
Flebitis dengan accidentalsefalika 0,1 kali
Pada Pasien kejadian sampling sebanyak 5 kejadian
yang flebitis pada (12,5%) pasien flebitis
Terpasang Pasien yang dari 24 pasien dibandingkan
Kateter terpasang dan pasien lokasi
Intravena kateter dengan pemasangan
intravena di kejadian infus di vena
ruang transit flebitis dengan sefalika.
IGD Rumah lokasi
Sakit pemasangan
Palembang infus di vena
metacarva
berjumlah 16
(58,1%)
responden dari
31 pasien.
9 Faktor- (Herlina et Untuk Deskriptif Kejadian Pasien yang
Faktor al. 2018) menganalisa corelasi flebitis dengan terpasang
Yang adanya dengan lokasi infus dengan
Berhubunga hubungan pendekatan pemasangan lokasi
n Dengan antara faktor- cross infus pemasangan
Kejadian faktor sectional dilakukan di di vena
Plebitis penyebab area punggung metakarpal
Pada Pasien flebitis (metacarfal) sebagian
Yang dengan yaitu 89 orang besar
Terpasang kejadian (55,6%) dan mengalami
Infus Di flebitis minoritas area flebitis.
Rumah fleksi yaitu 71
Sakit orang (44,4%).
Imelda
Pekerja
Indonesia

83 DIAGNOSA. VOL. 1, NO. 3 AGUSTUS 2023


e-ISSN: 2986-3597; p-ISSN: 2986-4488, Hal 74-91

(RSU IPI)
Medan

10 Hubungan (Rizal Untuk DekskriptifLokasi Secara


Antara 2018) mengidentifi Korelatif pemasangan statistik tidak
Lokasi kasi dengan infus terletak ada
Penusukan Hubungan pendekatan pada vena hubungan
Dengan Antara cross sefalika dan yang
Kejadian Lokasi sectional tidak terjadi bermakna
Plebitis Penusukan plebitis antara lokasi
Pada Pasien Dengan sebanyak 11 penusukan
Di Ruang Kejadian responden(91, dengan
Flamboyan Plebitis Pada 7%). kejadian
RSUD Pasien Di Sedangkan plebitis pada
Abdul Ruang lokasi pasien di
Wahab Flamboyan pemasangan ruang
Sjahranie RSUD Abdul infus terletak flamboyan
Samarinda Wahab pada vena RSUD Abdul
Sjahranie metakarpal dan Wahab
Samarinda terjadi plebitis Sjahranie
sebanyak 20 Samarinda
responden
(41,7%).
11 Analisa (Anggita Menganalisa Analitic Responden Terdapat
Faktor 2018) faktor faktor Observatio yang terpasang hubungan
Faktor terhadap nal dengan infus pada antara tempat
Terhadap kejadian pendekatan vena pemasangan
Kejadian plebitis pada cross metakarpal 16 infus dengan
Plebitis pasien yang sectional responden kejadian
Pada Pasien mendapatkan (37%) terjadi plebitis di
Yang terapi cairan flebitis dan 5 RSUD
Mendapatk intravena di responden Bangil.
an Terapi ruang melati (12%) tidak
Cairan RSUD terjadi plebitis,
Intravena Bangil sedangkan
Pasuruan pada
responden
yang terpasang
infus di vena
sefalika 6
responden
(14%) terjadi
Hubungan Lokasi Insersi Pemasangan Infus Dan Kejadian Flebitis
(Systematic Literature Review)

plebitis dan 16
responden
(37%) tidak
terjadi plebitis.

12 Hubungan (Lubis and Untuk Deskriptif


Infus yang Semakin jauh
Faktor – Widiastuti mengetahui Korelatifdipasang letak
Faktor 2019) hubungan didekat pemasangan
Yang faktor- faktor persendian infus dari
Mempengar yang dapat mengalami persendian
uhi Flebitis mempengaru plebitis dengan maka
Terhadap hi flebitis persentase semakin kecil
Terjadinya terhadap kejadian kemungkinan
Flebitis terjadinya 65,2%, nya terkena
flebitis pada sedangkan flebitis.
pasien di yang dipasang
Ruang jauh dari
Anggrek persendian
RSUD mengalami
Tarakan plebitis dengan
Jakarta Pusat persentase
29,4%.
13 Faktor- (Yuniati Untuk Deskriptif Sebanyak 14 Sebagain
Faktor Fransiska mengetahui dengan orang (61 %) besar
Yang Demang faktor-faktor pendekatan responden responden
Berhubunga 2018) yang cross yang mengalami
n Dengan berhubungan sectional terpasangkan kejadian
Kejadian dengan infus pada flebitis ialah
Flebitis kejadian lokasi vena responden
Pada Pasien flebitis pada metakarpal yang
Rawat Inap pasin rawat mengalami terpasang
Di Ruang inap di flebitis, infus pada
Melati Ruang sedangkan daerah vena
BLUD Melati responden metakarpal.
RSUD Dr. BLUD yang
Ben Mboi RSUD dr. terpasangkan
Ruteng Ben Mboi infus pada
Ruteng lokasi vena
antebrakial
medial yang
mengalami
plebitis
sebanyak
sebanyak 9
orang (39%).

85 DIAGNOSA. VOL. 1, NO. 3 AGUSTUS 2023


e-ISSN: 2986-3597; p-ISSN: 2986-4488, Hal 74-91

14 Hubungan (Saragih Untuk Penelitian Proporsi Penempatan


antara and mengetahui korelasiona plebitis lebih kateter pada
Lokasi SiraitLusi adakah l tinggi pada area fleksi
Penusukan ana Lusia hubungan lokasi lebih sering
Kateter 2019) antara Lokasi penusukan menimbulkan
Intravena Penusukan kateter kejadian
dengan Kateter intravena pada flebitis oleh
Kejadian Intravena vena karena pada
Plebitis dengan metakarpal saat
Mekanik di Kejadian (59,3%) ekstremitas
Ruang Plebitis dibandingkan digerakkan
Rawat Inap dengan lokasi kateter yang
Cendana penusukan terpasang
RS. USU pada vena lain ikut bergerak
Medan (40.7%). dan
menyebabkan
trauma pada
dinding vena.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik umum literatur merupakan data yang meliputi tahun publikasi, desain
penelitian, sampling penelitian, instrumen penelitian dan analisis statistik penelitian. Semua
data ini dasajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Tabel 3 Karakteristik Umum Literarur

No Kategori n %
A. Tahun Publikasi
1. 2018 4 29
2. 2019 3 21
3. 2020 4 29
4. 2021 1 7
5. 2022 2 14
Total 14 100
B. Desain Penelitian
Cross Sectional 11 79
Case Control 2 14
Cohort Study 1 7
Total 14 100
Hubungan Lokasi Insersi Pemasangan Infus Dan Kejadian Flebitis
(Systematic Literature Review)

C. Sampling Penelitian
Purposive sampling 6 44
Total sampling 3 21
Accindental sampling 2 14
Consecutive sampling 2 14
Proportionate random sampling 1 7
Total 14 100
D. Instrumen Penelitian
Observasi 13 93
Kuisioner 1 7
Total 14 100
E. Analisis Statistik Penelitian
Chi square 10 72
Odd's Ration 2 14
Spearmen Rho 2 14
Total 14 100
Berdasarkan literatur review, sebanyak 29% dipublikasikan pada tahun 2018 dan
tahun 2020. Desain penelitian cross sectional paling banyak digunakan dengan
persentase 79%. Sampling penelitian menggunakan purposive sampling sebanyak 44%.
Sebanyak 93% menggunakan observasi sebagai instrumen penelitian dan menggunakan
analisis penelitian Chi square sebanyak 72%.

Tabel 4 Analisis Faktor Lokasi Insersi Yang Berhubungan Dengan Kejadian


Flebitis
Analisis faktor lokasi
No. insersi yang berhubungan n Sumber empiris utama
dengan kejadian flebitis
A. Faktor Pemilihan Vena 10 (Marlina Silviawaty 2020),
(Sukadiono and Aziz Alimul
Hidayat 2020), (Amrullah et al.
2020), (Langingi et al. 2022),
(Agustin 2022), (Suswitha 2019),
(Herlina et al. 2018), (Anggita

87 DIAGNOSA. VOL. 1, NO. 3 AGUSTUS 2023


e-ISSN: 2986-3597; p-ISSN: 2986-4488, Hal 74-91

2018), (Yuniati Fransiska


Demang 2018), (Saragih and
SiraitLusiana Lusia 2019)
B. Faktor jarak lokasi insersi 2 (Rusnawati et al., 2020),(Lubis
dengan persendian and Widiastuti 2019)
C. Faktor pemilihan tangan 2 (Langingi et al. 2022), (Suswitha,
dominan (lokasi yang 2019)
sering digunakan
beraktivitas)
D. Tidak ada hubungan antara 2 (Farah et al. 2021), (Rizal 2018)
lokasi insersi dengan
kejadian flebitis

Pada penelitian ini, penulis mendapatkan kesimpulan bahwa kejadian flebitis akibat
kesalahan lokasi insersi bukan hanya terletak dari faktor pemilihan venanya saja, namun jarak
lokasi pemasangan infus dengan persendian dan faktor pemilihan ekstremitas dominan (yang
sering digunakan beraktivitas) juga mempengaruhi terjadinya flebitis
1. Faktor Pemilihan Vena
Setelah penulis melakukan review pada 14 literatur, didapatkan sepuluh literatur yang
menyatakan bahwa faktor pemilihan vena sangat berpengaruh dengan kejadian flebitis.
Sepuluh penelitian menyatakan bahwa kejadian flebitis terjadi pada pasien yang terpasang
infus pada vena metakarpal.
Penelitian ini menunjukkan sebagian besar lokasi pemasangan infus responden
yang mengalami flebitis yaitu pada vena dorsalis (vena metakarpal). Karena letak vena
metakarpal berada di area tangan yang sering digerakkan dan mempunyai ukuran
yang kecil, serta posisinya yang tidak lurus memungkinkan terjadinya gesekan pada
dinding vena dengan kateter intravena. (Marlina Silviawaty, 2020)
Lokasi dari penempatan intravena di vena metakarpal memang memiliki
keuntungan dari memungkinkan gerakan lengan, dan mudah dilihat dan dipalpasi. Namun,
karena letak vena metakarpal berada di area tangan yang sering digerakkan dan
mempunyai ukuran yang kecil, serta posisinya yang tidak lurus, memungkinkan
terjadinya gesekan pada dinding vena dengan kateter intravena. (Sukadiono and Aziz
Alimul Hidayat 2020)
Hubungan Lokasi Insersi Pemasangan Infus Dan Kejadian Flebitis
(Systematic Literature Review)

Sehubungan dengan ukurannya yang kecil pula, penggunaan kanul intravena ukuran
besar (diatas 20G) tidak disarankan pada vena metakarpal karena kanul yang diinsersikan
akan selalu bergesekan dengan dinding vena. Selain itu karena posisi vena metakarpal
yang lebih distal, aliran darah pada vena metakarpal akan lebih lambat dari pada vena
sefalika. Hal ini perlu diperhatikan ketika memberikan infus dengan kecepatan tinggi,
hiper/hipotonisatau darah dan produk darah, aliran darah yang lebih lambat pada vena
metakarpal mengakibatkan cairan yang diinfuskan bertahan lebih lama di sekitaran area
infus yang dapat memicu peradangan vena. (Amrullah et al. 2020)
Sebagian besar pasien yang terpasang infus dalam penelitian ini terpasang pada vena
sefalika yang terletak pada lengan bagian bawah pada posisi radial lengan (ibu jari). Vena
ini berjalan ke atas sepanjang bagian luar dari lengan bawah dalam daerah antekubiti.
Vena ini lebih kecil dan biasanya lebih melengkung dari vena basilika. Sebagian besar
memilih lokasi vena sefalika dikarenakan pada lokasi vena ini dapat menggunakan
ukuran kateter ukuran besar untuk infus yang cepat, dan menjadi pilihan yang baik untuk
infus larutan yang mudah mengiritasi atau hipertonik. Namun sebagian besar juga pasien
terpasang infus di lokasi vena dorsalis metakarpal. Dorsalis metakarpal berasal dari
gabungan vena digitalis. Pemasangan infus di lokasi vena tersebut dikarenakan pasien
menginginkan pergerakan lengan yang bebas, tetapi ukuran venanya kecil untuk dilalui
larutan cairan yang hipertonik, sehingga ini tidak cocok untuk terapi jangka panjang.
(Langingi et al. 2022)
Teori pendukung dan penelitian terkait, peneliti berpendapat bahwa faktor lokasi
pemasangan infus mempengaruhi kejadian flebitis. Karena vena-vena yang biasa
dihindari adalah vena dibawah infiltrasi atau dibawah daerah plebitis, vena yang
sklerotik atau bertrombus, lengan yang menalami cidera infeksi bekuan darah atau
kerusakan kulit. (Suswitha 2019)
Seperti yang kita ketahui daerah metakarpal sangat gampang untuk berubah karena
daerah ini adalah bagian yang sangat mudah untuk bergerak dan sebagai ekstremitas
untuk motorik. Vena basilaris (vena pergelangan tangan dan lengan) sering diabaikan
karena posisinya yang tidak menarik perhatian yaitu pada perbatasan ulnaris dan lengan
bawah. (Herlina et al. 2018)
Pada vena yang lebih besar dan sedikit cabang akan memudahkan dalam
pemasangan cairan infus, menghindari resiko pecahnya pembuluh darah dan trauma/
injury. Trauma/injury pada pemasangan infus bisa dilakukan dengan cara memilih vena
yang besar dan lurus sesuai dengan ukuran jarum. Vena tangan lebih baik daripada vena

89 DIAGNOSA. VOL. 1, NO. 3 AGUSTUS 2023


e-ISSN: 2986-3597; p-ISSN: 2986-4488, Hal 74-91

lengan karena bila terjadi sesuatu dapat di pindahkan ke lengan dan vena lengan lebih
baik daripada vena kaki dan paha karena pemasangan divena kaki dan paha lebih
berisiko terjadinya inflamasi/ flebitis. (Anggita 2018)
Lokasi pemasangan keteter intravena pada area fleksi lebih sering menimbulkan
kejadian flebitis. Hal ini disebabkan oleh karena pada saat ekstremitas digerakan, maka
keteter intravena juga ikut bergerak sehingga menyebabkan trauma pada dinding vena.
Kondisi vena metakarpal yang sempit dan berada pada area tangan yang sering
digerakan memungkinkan keteter intravena ikut bergerak dan terlipat saat tangan
digerakan sehingga mengakibatkan terjadinya gesekan pada dinding vena. (Yuniati
Fransiska Demang 2018)
Hubungan Lokasi Insersi Pemasangan Infus Dan Kejadian Flebitis
(Systematic Literature Review)

2. Jarak Lokasi Insersi Dengan Persendian


Faktor lain yang meningkatkan resiko terjadinya flebitis ialah jarak tempat insersi
yang terlalu dekat dengan persendian. Seperti yang diungkapkan oleh (Rusnawati et al.
2020) dalam penelitiannya, jarak tempat insersi yang terlalu dekat dengan persendian
dapat mengakibatkan pergerakan kateter intravena di dalam pembuluh darah yang
dapat meningkatkan risiko terjadinya flebitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara jarak tempat insersi dengan risiko terjadinya flebitis. Pasien
yang tidak flebitis memiliki jarak tempat insersi lebih jauh dibandingkan dengan pasien
yang flebitis (3,588±0,7946 : 2,773±1,246cm). Sehingga disarankan untuk melakukan
insersi dengan jarak >3,5 cm dari persendian.
Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Lubis and Widiastuti
2019) yang menyatakan semakin jauh letak pemasangan infus dari persendian maka
semakin kecil kemungkinannya terkena flebitis.
3. Faktor pemilihan tangan dominan (lokasi yang sering digunakan beraktivitas)
Seperti yang kita ketahui sebagian besar manusia menggunakan tangan kanan sebagai
tangan dominan yang digunakan untuk melakukan berbagai aktifivas. Menghindari
pemasangan infus pada lokasi yang dominan juga salah satu cara untuk mengurangi
resiko terjadinya flebitis. Seperti yang dinyatakan (Langingi et al. 2022) dalam
penelitiannya, pemasangan infus pada daerah yang sering digunakan untuk beraktivitas
dapat meningkatkan kejadian flebitis. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh (Suswitha 2019) yang menyatakan pada saat akan memasang kateter
intravena lebih dahulu di inspeksi keadaan vena yang akan di pasang. Lebih dahulukan di
tangan sebelah kiri dan di cari vena yang besar dan lurus untuk mengurangi kejadian
flebitis.
4. Tidak Ada Hubungan Antara Lokasi Pemasangan Infus Dengan Kejadian Flebitis
Namun ada pula penelitian yang menyatakan bahwa lokasi pemasangan infus tidak
berhubungan dengan kejadian flebitis. Seperti yang diungkapkan oleh (Farah et al. 2021),
berdasarkan analisis bivariat nilai p sebesar 0,823 yang berarti lokasi insersi tidak
berhubungan dengan flebitis (nilai p > α 0,05).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Rizal 2018) yang menyatakan
bahwa hasil uji statistik Chi square dengan menggunakan yate’s correlation terlihat
bahwa nilai peluang (p) sebesar 1,000 lebih besar dari nilai tingkat signifikansi (α)
sebesar 0,05, sehingga H0 gagal ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa secara

91 DIAGNOSA. VOL. 1, NO. 3 AGUSTUS 2023


e-ISSN: 2986-3597; p-ISSN: 2986-4488, Hal 74-91

statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara lokasi penusukan dengan kejadian
plebitis.

KESIMPULAN DAN SARAN


Hasil review yang dilakukan oleh penulis terhadap 14 literatur terkait faktor lokasi
pemasangan infus yang berhubungan dengan flebitis, penulis mendapatkan beberapa
kesimpulan diantaranya faktor pemilihan vena sangat berpengaruh terhadap terjadinya flebitis,
semakin jauh letak pemasangan infus dari persendian maka semakin kecil resiko
terjadinya flebitis dan pemasangan infus pada daerah yang sering digunakan untuk
beraktivitas dapat meningkatkan kejadian flebitis. Dari kesimpulan yang didapat, penulis
menyarankan agar pemasangan infus dilakukan dengan cara memilih vena yang besar, lurus,
tidak bercabang dan sesuai dengan ukuran jarum. Selanjutnya penulis juga menyarankan
untuk memilih vena yang jauh dari persendian. Hindari pula pemilihan vena di lokasi atau
ekstremitas dominan. Selain menghindari pergerakan kateter intravena yang berlebih, hal ini
juga dapat meningkatkan kenyamanan pasien dalam beraktivitas

DAFTAR REFERENSI
Agritubella, Syafrisar Meri, Yulastri Arif, and Esi Afriyanti. 2017. “Karakteristik Individual
Perawat Terhadap Kenyamanan Dan Kepuasan Proses Interaksi Pelayanan Keperawatan
.” NERS: Jurnal Keperawatan 13(No. 2):15–33.
Agustin, Alefiah Ayu. 2022. “Hubungan Lokasi Insersi Intravena Dengan Kejadian Plebitis
Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Sumberglagah.”
Amrullah, Sri Muharni, and Utari Christya Wardhani. 2020. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kejadian Phlebitis Di RSUD Encik Mariyam Tahun 2020. Batam.
Anggita, Sevika Dwi. 2018. “Analisa Faktor Faktor Terhadap Kejadian Plebitis Pada Pasien
Yang Mendapatkan Terapi Cairan Intravena.”
Asrin, Endang Triyanto, and Arif Setyo Upoyo. 2016. “Analisis Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Kejadian Plebitis Di RSUD Purbalingga.” Jurnal Keperawatan
Sudirman Volume 1:43–54.
Farah, Hajar Acintya, Bambang Sarwono, and Heru Supriyatno. 2021. “The Risk Factors of
Phlebitis in The Installation of Intravent Catalysts.” MIDWIFERY AND NURSING
RESEARCH (MANR) JOURNAL 3.
Herlina, Meriani, Anggi S. Gandha Prasthyo Jafa Dosen Prodi, STIKes Imelda, and Jalan
Bilal Nomor. 2018. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Plebitis Pada
Pasien Yang Terpasang Infus Di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia (RSU IPI)
Medan. Vol. 4. Medan. doi: DOI: 10.2411/jikeperawatan.v4i2.298.
Hubungan Lokasi Insersi Pemasangan Infus Dan Kejadian Flebitis
(Systematic Literature Review)

Langingi, Ake Royke Calvin, Grace Irene Viodyta Watung, Siska Sibua, and Finni Fitria
Tumiwa. 2022. “Hubungan Lokasi Pemasangan Dengan Kejadian Flebitis Pada Pasien
Yang Terpasang Infus Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum X Manado.” Aksara:
Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 8(2):1367. doi: 10.37905/aksara.8.2.1367-
1376.2022.
Lubis, Erika, and Widiastuti. 2019. Hubungan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Phlebitis Terhadap Terjadinya Phlebitis.
Marlina Silviawaty, Dian Utama Pratiwi Putri. 2020. “Hubungan Cairan Infus Dan Lokasi
Pemasangan Infus Dengan Kejadian Flebitis Di Rumah Sakit DKT Bandar Lampung.”
MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL 2:515–24.
PKIP UNAIR. 2021. “Program Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Rumah Sakit.”
Retrieved September 15, 2022 (https://www.unair.ac.id/2021/05/01/program-
pencegahan-dan-pengendalian-infeksi-di-rumah-sakit/).
Rara, Dian Safitri, Defi 1, Arulita Ika Fibriana, and Info Artikel. 2020. “480 HIGEIA 4
(Special 3) (2020) HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND
DEVELOPMENT Kejadian Phlebitis Di Rumah Sakit Umum Daerah.” doi:
10.15294/higeia.v4iSpecial%203/34556.
Rizal, Alfi Ari Fakhrur. 2018. The Relationship Between The Injection Area Toward Phlebitis
Event Of The Patient In Flamboyan Room RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Vol. 6. Samarinda.
Rusnawati, Siti, Hafni Bachtiar, and Deswita Deswita. 2020. “Analisis Faktor Risiko
Terjadinya Phlebitis Di RSUD Puri Husada Tembilahan.” Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi 20(1):5. doi: 10.33087/jiubj.v20i1.846.
Saragih, Nurlela Petra, and SiraitLusiana Lusia. 2019. “Hubungan Antara Lokasi Penusukan
Kateter Intravena Dengan Kejadian Plebitis Mekanik Di Ruang Rawat Inap Cendana
RS. USU Medan.” Jurnal STIKes Siti Hajar 1(2):86–90.
Sukadiono, and A. Aziz Alimul Hidayat. 2020. “Faktor Prediktor Kejadian Plebitis Pada
Anak Di RS Swasta Sidoarjo Indonesia.”
Suswitha, Dessy. 2019. “Faktor-Faktor Yang Behubungan Dengan Kejadian Phlebitis Pada
Pasien Yang Terpasang Kateter Intravena.” Jurnal Aisyiah Medika 3:41–51.
Wayunah, Elly Nurachmah, and Sigit Mulyono. 2013. Pengetahuan Perawat Tentang Terapi
Infus Memengaruhi Kejadian Plebitis Dan Kenyamanan Pasien. Vol. 16.
Yuniati Fransiska Demang. 2018. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Flebitis Pada Pasien Rawat Inap Di Ruang Melati BLUD RSUD Dr. Ben Mboi Ruteng.”
Jurnal Wawasan Kesehatan 3(1):1–10.

93 DIAGNOSA. VOL. 1, NO. 3 AGUSTUS 2023

You might also like