Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 21

ASUHAN KEPERAWATAN

PENYAKIT INFEKSI SALURAN KEMIH

DISUSUN OLEH:

NAMA: MARIA KARIRI HARA

KELAS: 1A

NIM:PO5303203230945

DOSEN PENGAMPU: LENI LANDUDJAMA, S.Kep.,Ns., M.Kep

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KEMENKES KUPANG

PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha esa karena telah memberikan
kekuatan dan kemampuan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah "asuhan keperawatan
tentang Infeksi saluran kemih"dengan baik.

Dalam penyusunan makalah ini, tentunya saya banyak mengalami hambatan.hal ini
disebabkan karena terbatasnya waktu.namun berkat bantuan dan kesediaan dari berbagai pihak
yang telah meluangkan waktunya untuk menyusun askep ini sehingga dapat saya jadikan acuan.

Penulis berterima kasih kepada pihak yang telah membantu dan mendukung dalam
pembuatan makalah ini.Penulis sadar askep ini belum sempurna dan memerlukan berbagai
perbaikan. Oleh kerena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun sangat
dibutuhkan. Akhir kata, semoga askep ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dansemua pihak

Waingapu, Senin 27,mei 2024

MARIA KARIRI HARA

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A Latar belakang .................................................................................................. 1
B Rumusan masalah ............................................................................................. 2
C Tujuan .................................................................................................... 2
E Manfaat .................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI DAN TINJAUAN KASUS
A Pengertian .................................................................................................... 4
B Etiologi .................................................................................................... 5
C Tanda dan gejala............................................................................................... 5
D Pathofisiologi ................................................................................................... 6
E Pathway .................................................................................................... 8
F Pemeriksaan penunjang .................................................................................... 9
G Penatalaksana medis ........................................................................................ 9
H Pendidikan Kesehatan ...................................................................................... 9
I pencegahan .................................................................................................... 10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A Pengkajian .................................................................................................... 11
B Diagnosa keperawatan..................................................................................... 11
C Intervensi .................................................................................................... 12
D Implementasi ................................................................................................... 15
E Evaluasi .................................................................................................... 16
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan .................................................................................................... 17
B Saran .................................................................................................... 17
DAFTARPUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Negara Indonesia merupakan Negara berkembang yang saat ini sedang dalam proses
pembangunan untuk menjadi negara yang makmur. Proses pembangunan yang di lakukan
diantaranya adalah pembangunan kesehatan yang bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Dimana kesehatan itu adalah keadaan sehat baik itu secara
fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. (Depkes RI, 2009).

Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang menunjukkan keberadaan
mikroorganisme dalam urin (Sukandar, 2009). Infeksi saluran kemih merupakan salah satu
penyakit infeksi yang sering ditemukan di kalangan masyarakat dan merupakan salah satu
penyakit infeksi yang paling sering muncul (Nerurka, 2012).

Pada infeksi saluran kemih ditemukan bakteriuria. Bakteriuria merupakan suatu keadaan
dimana ditemukan adanya bakteri dalam urin. Bakteriuria ini dikatakan bermakna jika
menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme murni lebih dari 105 cfu/ml (Sukandar, 2009).
Bakteri utama penyebab bakteriuria pada penyakit infeksi saluran kemih yang didapat di urin
adalah Escherichia coli yang diikuti oleh Klebsiella pneumoniae dan Streptococcus spp
kemudian beberapa bakteri lain seperti Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa
dan beberapa bakteri lainnya (Behzadi, 2010). Sesuai dengan penyebabnya yang merupakan
bakteriuria, maka pengobatan dari penyakit infeksi saluran kemih ini sendiri menggunakan
antibiotik (antimikroba) yang disesuaikan dengan bakteri penyebabnya. Dengan adanya indikasi
demikian pasien sering kali menerima pengobatan dengan menggunakan antibiotik jangka
panjang, sehingga sering ditemukan adanya beberapa bakteri resistan terhadap beberapa
antibiotik (Mardiastuti, 2007).

Menurut WHO sebanyak 25 juta kematian diseluruh dunia pada tahun, sepertiganya
disebabkan oleh penyakit infeksi (WHO, 2011). Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi
dengan keterlibatan bakteri tersering di komunitas dan hampir 10% orang pernah terkena ISK
selama hidupnya. Sekitar 150 juta penduduk di seluruh dunia tiap tahunnya terdiagnosis
menderita infeksi saluran kemih. Prevalensinya sangat bervariasi berdasar pada umur dan jenis
kelamin, dimana infeksi ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria yang oleh
karena perbedaan anatomis antara keduanya (Rajabnia, 2012). Berdasarkan data dari WHO pada
tahun 2011, infeksi saluran kemih termasuk kedalam kumpulan infeksi paling sering didapatkan
oleh pasien yang sedang mendapatkan perawatan di pelayanan kesehatan (Health care-
associatedinfection). Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan penyakit yang perlu mendapat
perhatian serius. Di Amerika dilaporkan bahwa setidaknya 6 juta pasien datang kedokter setiap

1
tahunnya dengan diagnosis ISK. Dengan adanya laporan terhadap peningkatan penderita Infeksi
saluran kemih, kini banyak penelitian terhadap terapi pada infeksi saluran kemih.

Dari catatan Rekam Medik RSUD Klungkung diperoleh data selama tiga bulan terakhir
(Januari – Maret 2016), dari total 1072 pasien yang berada di RSUD Klungkung di ruangan
(A,C,E,F). Pasien yang menderita penyakit perkemihan yaitu 64 pasien dengan persentase
5,97%. Pasien yang menderita penyakit infeksi saluran kemih adalah 34 pasien dengan
persentase 53,1% dan pada pasien penderita ckd yaitu berjumlah 30 pasien dengan persentase
46,8%. Sedangkan pasien yang dirawat inap di ruang Interna (C) selama 3 bulan terakhir
(Januari-Maret 2016) di dapatkan hasil sebagai berikut: jumlah keseluruhan pasien yang dirawat
di ruang Interna (C)sebanyak 140 pasien. Yang menderita infeksi saluran kemih sebanyak 2
pasien dengan persentase 1,7% sedangkan yang menderita ckd yaitu 6 pasien dengan persentase
4,1%. Infeksi saluran kemih adalah persentase tertinggi pada penyakit sistem perkemihan.
Penyebab terjadinya infeksi saluran kemih yaitu adanya bakteri yang bisa msuk ke kandung
kemih, kurang minum dan menahan kencing hal ini sering terjadi pada petani, penjahit dll,
komplikasi yang terjadi yaitu gangguan pada ginjal, infeksi darah, prostatis. Gangguan ginjal
terjadi saat seseorang terkena infeksi pada kandung kemih, bkteri dapat naik dan masuk ke
ginjal, infesi darah terjadi karena komplikasi yang terjadi ketika bakteri terdapat di dalam sistem
saluran kemih memasuki aliran darah dan pada akhirnya turut menyerang organ-organ tubuh
lainnya, prostatis komplikasi yang hanya dialami oleh pria ini terjadi ketika kelenjar prostat
mengalami peradangan.

B. RUMUSAN MASALAH

Pengobatan utama pada infeksi saluran kemih adalah penggunaan antibiotik. Pemahaman
tentang memakai antibiotik dengan tepat diperlukan dalam pemakaian antibiotik yang efektif dan
optimal. Pemilihan dapat dilihat berdasarkan ketepatan indikasi, cara dan lama pemberian, dosis
dan melakukan pengamatan efek antibiotik. Dampak negatif dapat terjadi pada penyimpangan
prinsip dalam menggunakan antibiotik, diantaranya peningkatan resistensi, efek samping obat,
serta pemborosan. Penggunaan antibiotik dengan tepat dan rasional penting dilakukan untuk
mencegah terjadinya kesalahan penggunaan antibiotik.

C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan infeksi saluran kemih
b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan infeksi saluran kemih
c. Menyusun perencanaan keperawatan pada pasien dengan infeksi saluran kemih
d. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan infeksi saluran kemih
e. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada pasien dengan infeksi saluran kemih

2
D. MANFAAT
• Mengetahui pengertian infeksi saluran kemih
• Mengetahui etiologi infeksi saluran kemih
• Mengetahui patofisiologi infeksi saluran kemih
• Mengetahui tanda dan gejala infeksi saluran kemih
• Mengetahui penatalaksanaan medis infeksi saluran kemih
• Mengetahui pencegahan infeksi saluran kemih
• Mengetahui pendidikan kesehatan infeksi saluran kemih

3
BAB II

TINJAUAN TEORI DAN TINJAUAN KASUS

A. PENGERTIAN
a. Konsep Dasar Teori Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme
di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus
atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih dapat terjadi baik di pria maupun wanita dari
semua umur, dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering menderita infeksi dari
pada pria (Aru dkk 2009, dalam Nanda NIC-NOC 2015).Infeksi saluran kemih adalah suatu
istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih
(Prabowo & Pranata, 2014).Infeksi saluran kemih umunya dibagi menjadi dua subkategori besar
berdasarkan lokasi anatominya, yaitu ISK bagian bawah (uretritis, sistitis, dan prostatitis dan ISK
bagian atas (pielonefritis) (Wilson, 2006).Jenis infeksi saluran kemih, antara lain:
1. Kandung kemih (sistitis)
2. Uretra (uretritis)
3. Prostat (prostatiti)
4. Ginjal (pielonefritis)
b. Klasifikasi menurut letaknya:
1. ISK bawah
a. Perempuan (sistitis: presentasi klinis infeksi kandung lemih disertai bakteriuria
bermakna)
b. Sindrom uretra akut (SUA): presentasi klinis sititis tanpa ditemukan mikroorganisme
(steril), sering dinamakan sistitis bakterialis.
c. Laki-laki (sistitis, prostatitis, epidimidis, dan uretritis).
2. ISK atas
a. Pielonefritis akut (PNA) proses infeksi parenkin ginjal yang disebabkan infeksi
bakteri
b. Pielonefritis kronis (PNK) kemungkinan akbat lanjut dari infeksi bakteri
berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil.Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia
lanjut, di bedakan menjadi:

4
1. ISK uncomplicated (simple) merupakan ISK sederhana yang terjadi pada penderita
dengan saluran kencing tak baik, anatomic maupun fungsional normal. ISK ini pada usia
lanjut terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa
superficial kandung kemih.
2. ISK complicated, sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman
penyebab sulit di berantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam
antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock. ISK ini terjadi bila terdapat
keadaan-keadaan sebagai berikut:
a. Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral obstruksi,
anatomi kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing menetap dan prostatitis.
b. Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK
c. Gangguan daya tahan tubuh
d. Infeksi yang di sebabkan karena organisme vurulen seperti prosteus spp yang
memproduksi urease.(Aru dkk 2009, dalam Nanda NIC-NOC 201
B. ETIOLOGI
ISK terjadi tergantung banyak faktor seperti: usia, gender, prevalensi bakteriuria, dan
faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal.
Berikut menurut jenis mikroorganisme dan usia: Jenis-jenis mikroorganisme yang
menyebabkan ISK, antara lain:Escherichia Coli: 90% penyebab ISK uncomplited(simple),
Pseudomonas, proteus, klebsiella: penyebab ISK complicated, Enterobacter,
staphylococcus epidemidis, enterococci, dan lain-lain
Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain: Sisa urin dalam kandung kemih
yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang kurang efektif, Mobilitas
menurun, Nutrisi yang sering kurang baik, Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun
humoral, Adanya hambatan pada aliran urin, Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
(Aru dkk 2009, dalam Nanda NIC-NOC 2015).Proses Terjadi Penyebab infeksi tersering
pada ISK adalah bakteri E.coli.bakteri ini bisa masuk ke kandung kemih dengan cara refluk
melalui uretra. Selain itu tipikal ini berada pada saluran kencing dari uretra luar samping ke
ginjal juga bisa melalui penyebaran hematogen dan lymphogen.Dengan kondisi koloni
bakteri penyebab infeksi yang terlalu banyak akan mempengaruhi sytem pertahanan tubuh
alami individu. Mekanisme pertahan tubuh merupakan faktor penentu terjadinya infeksi.
Dalam kondisi normal urine dan bakteri tidak mampu menembus dinding mukosa kandung
kemih. Lapisan mukosa kandung kemih tersusun dari sel-sel urotenial yang memproduksi
mucin yaitu unsur yang membantu mempertahankan integritas lapisan kandung kemih dan
mencegah kerusakan serta inflamasi kandung kemih. Dapat juga mencegah bakteri melekat
pada sel urotelial Selain itu tingkat keasaman pH urine dan kondisi peningkatan atau
penurunan cairan tubuh memiliki kontribusi terhadap produksi urine. Produksi urin yang
banyak berfungsi untuk mempertahankan integritas mukosa, beberapa bakteri dapat masuk
dan system urin akan mengeluarkannya. Urine merupakan produk yang steril, ihasilkan
dari ultrafiltrasi darah pada glumerolus dari nepron ginjal, dan dianggap sebagai system

5
tubuh yang steril. Akan tetapiuretra merupakan ported entry bagi kuman pathogen. Pada
wanita 1/3 bagian distal dari uretra disertai jaringan periuretral dan vestibula vaginalis
banyak dihuni bakteri dari usus. Hal ini dikarenakan letak anus tidak jauh dari tempat
tersebut. Selain itu,uretra wanita lebih pendek dibandingkan dengan pria dan posisi anus
yang dengan uretra. Oleh karena itu wanita lebih rentan terserang infeksi kandung kemih
dibandingkan dengan pria.Mikroorganisme naik ke bladder pada waktu miksi karena
tekanan urine. Dan selama miksi terjadi refluks ke dalam kandung kemih setelah
mengeluarkan urine.
Merupakan asending infection dari saluran perkemihan. Pada wanita biasanya berupa
sistitis akut karena jarak uretra ke vagina pendek (anatomi), kelainan periuretral, rektumm
(kontaminasi) feces, efek mekanik coitus, serta infeksi kabuhan organism gram negatif dari
saluran vagina, defek terhadap mukosa uretra, vagina dan genital eksternal memungkinkan
organisme masuk ke vesika perkemihan. Infeksi terjadi mendadak akibat flora (E.coli)
pada tubuh pasien. Pada lakilaki abnormal, sumbatan menyebabkan stiktur dan hiperplasi
(penyebab yang paling sering terjadi). Infeksi saluran kemih
C. TANDA GEJALA
Gejala yang dapat ditemukan apabila terkena penyakit hidronefrosis adalah nyeri pada perut
hingga ke genetalia karena terjadi distensi atau pelebaran dari saluran kemih. Nyeri dapat
muncul setiap saat maupun hanya buang air keil (BAK), tidak dapat kencing, kencing
menjadi sering terutama sering terjadi di malam hari sehingga tidur juga menjadi terganggu
dan sulit tidur, BAK menjadi lebih sering, urine tetap menetes-netes setelah selesai BAK,
pancaran urine saat BAK yang melemah, rasa yang tidak lega setelah BAK atau perlu
menunggu sebentar sebelum mulai BAK. Keluhan ini terutama dirasakan pada pembesaran
dari prostat, infeksi saluran kemih bisa berulang hingga kadang bersifat kronik dan bisa
menyebabkan gagal ginjal fungsi ginjal menjadi menurun dan bisa mengakibatkan edema
pada seluruh tubuh (Irianto,2015).Woc terlampir pada bagan 2.
D. PATHOFISIOLOGI
Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri (kuman) atau mikroroganisme masuk ke dalam
saluran kemih dan berkembang biak (Purnomo, 2014). Mikroorganisme memasuki saluran
kemih tersebut melalui empat cara, yaitu
a. Ascending, kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yangberasal dari flora
normal usus dan hidup secara komensal introitus vagina, preposium penis, kulit
perineum, dan sekitar anus. Infeksi secara ascending (naik) dapat terjadi melalui empat
tahapan, yaitu :
1) Kolonisasi mikroorganisme pada uretra dan daerah introitusvagina
2) Masuknya mikroorganisme ke dalam buli-buli
3) Mulitiplikasi dan penempelan mikroorganisme dalam kandungkemih
4) Naiknya mikroorganisme dari kandung kemih ke ginjal
b. Hematogen (descending) disebut demikian bila sebelumnya terjadiinfeksi pada ginjal
yang akhirnya menyebar sampai ke dalam salurankemih melalui peredaran darah.

6
c. Limfogen (jalur limfatik) jika masuknya mikroorganisme melaluisistem limfatik yang
menghubungkan kandung kemih dengan ginjalnamun ini jarang terjadi.
d. Langsung dari organ sekitar yang sebelumnya sudah terinfeksi ataueksogen sebagai
akibat dari pemakaian kateter Mikroorganisme penyebab ISK umumnya berasal dari
flora usus danhidup secara komensal dalam introitus vagina, preposium, penis, kulit
perinium, dan sekitar anus. Kuman yang berasal dari feses atau dubur masuk ke dalam
saluran kemih bagian bawah atau uretra, kemudian naik ke kandung kemih dan dapat
sampai ke ginjal.
Mikroorganisme tersebut tumbuh dan berkembangbiak didalam saluran kemih
yang pada akhirnya mengakibatkan peradangan pada saluran kemih. Dan terjadilah
infeksi saluran kemih yang mengakibatkan (Fitriani, 2013). ISK biasanya terjadi akibat
kolonisasi daerah periuretra oleh organisme virulen yang kemudian memperoleh akses
ke kandung kemih. Hanya pada 8 minggu pertama dari 12 minggu kehidupan, ISK
mungkin terjadi karena penyebaran hematogen. Selama 6 bulan pertama kehidupan,
bayi laki-laki berisiko lebih tinggi mengalami ISK, tetapi setelah itu ISK predominan
pada anak perempuan. Suatu faktor risiko penting pada anak perempuan adalah riwayat
pemberian antibiotik yang mengganggu flora normal dan mendorong pertumbuhan
bakteri uropatogenik (Bernstein, 2016

7
E. PATWAY

8
F. PEMERIKSAAN PENUJANG
Beberapa prosedur digunakan untuk mendiagnosa hidronefrosis :
1) Pemeriksan urine lengkap dapat menunjukan peningkatan leukosit atau sel darah
putih, eritrosit atau sel darah merah, maupun bakteri karena disebabkan oleh infeksi
atau batu pada saluran kemih dan untuk mengetahui peningkatan kadar ureum dan
kreatinin dalam darah terutama terjadi apabila sumbatan terbentuk di kedua ureter,
kiri dan kanan.
2) Pemeriksaan Rontgen pada ginjal dan saluran kemih dapat menunjukan adanya batu
atau sumbatan. Walaupun tidak tampak batu dalam pemeriksaan Rontgen ginjal dan
salurn kemih, kemungkinan terjadinya batu tidak dapat dihilangkan.
G. PENATALAKSAAN MEDIS
1) Pada hidronefrosis akut
a) Jika fungsi ginjal telah menurun, infeksi menetap atau nyeri yang hebat, maka air
kemih yang terkumpul diatas penyumbatan segera dikeluarkan (biasanya melalui
sebuah jarum yang dimasukkan melalui kulit).
b) Jika terjadi penyumbatan total, infeksi yang serius atau terdapat batu, maka bisa
dipasang kateter pada pelvis renalis untuk sementara waktu.
2) Pada hidronefrosis kronis Diatasi dengan mengobati penyebab dan mengurangi
penyumbatan air kemih. Ureter yang menyempit atau abnormal bisa diangkat melalui
pembedahan dan ujung-ujungnya disambungkan kembali. Kadang perlu dilakukan
pembedahan untuk membebaskan ureter dari jaringan fibrosa. Jika sambungan ureter
tersumbat maka pengobatannya melalui :
a) Terapi hormonal untuk kanker prostat
b) Pembedahan
c) Melebarkan uretra dengan dilator

Untuk mengurangi obstruksi, urin harus dialihkan melalui tindakan nefrostomi atau tipe
diversi lainnya. Infeksi ditangani dengan agent antimikrobial karena sisa urine dalam kaliks
menyebabkan infeksi dan pielonefritis. Pasien disiapkan untuk pembedahan untuk
mengangkat lesi obstruktif (batu, tumor, obstruksi ureter). Jika salah satu ginjal rusak parah
dan fungsinya hancur, nefroktomi (pengangkatan ginjal) dapat dilakukan (Irianto, 2016

H. PEDIDIKAN KESEHATAN

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk melihat ukuran dari ginjal dan kandung kemih,
bentuk dari saluran kemih. Karena sifat pemeriksaan yang tidak invasif sehingga pemeriksaan ini
sering lakukan dan baik di gunakan untuk mendiagnosis dari penyebab penyakit hidronefrosis
(Irianto, 2015di lakukan dan baik di gunakan untuk mendiagnosis dari penyebab penyakit
hidronefrosis (Irianto, 2015

9
I. PENCEGAHAN
• Infeksi saluran kemih dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal berikut ini:
• Selalu bersihkan area kemaluan terlebih dahulu sebelum membersihkan anus
setelah buang air besar atau berkemih, terutama pada wanita.
• Hindari menahan-nahan buang air kecil.
• Perbanyak minum air putih agar buang air kecil bisa teratur.
• Selalu usahakan untuk buang air kecil dan membersihkan area kemaluan setelah
berhubungan intim.
• Untuk wanita yang aktif secara seksual, hindari penggunaan alat kontrasepsi jenis
diafragma atau yang mengandung spermisida. Beri tahu pasangan untuk tidak
menggunakan kondom yang mengandung spermisida.
• Hindari memakai produk pembersih kewanitaan yang berpotensi menyebabkan
iritasi, misalnya yang mengandung parfum

10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada infeksi saluran kemih terdiri dari pengumpulan data,riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik. Pengumpulan data yang berupa nama,tempat tanggal lahir, jenis kelamin,
agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan,tanggal masuk rumah sakit.
1. Riwayat Keluhan Utama
Pada pasien infeksi saluran kemih ditemukan demam, mual atau muntah dan seringnya
berkemih pada anak.
2. Riwayat Kesehatan terdahulu
Riwayat kesehatan lalu yang pernah diderita yaitu Riwayat pernahmenderita infeksi
saluran kemih yang akan menyebabkan retensi urine.
3. Riwayat Imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan tubuh yang baik, maka kemungkinanakan timbulnya
komplikasi dapat dihindari.
4. Aktivitas atau istirahat dengan gejala keletihan, kelemahan ditandai dengankelemahan
otot, kehilangan tonus.
5. Sirkulasi dengan gejala hipotensi/hipertensi ditandai dengan perubahan tekanan darah,
takikardi, kulit panas, kering dan kemerahan.
6. Eliminasi dengan gejala seringnya berkemih, namun urinnya dalam jumlah sedikit
ditandai dengan perubahan warna urine.
7. Makanan atau cairan dengan gejala peningkatan/penurunan BB, mual, muntah ditandai
dengan perubahan turgor kulit
8. Neuro Sensori dengan gejala sakit kepala dan gelisah ditandai dengan Gangguan status
mental
9. Nyeri atau kenyamanan dengan gejala rasa nyeri pada uretra ditandai dengandistraksi.
10. Pernafasan dengan gejala nafas pendek ditandai dengan takipnea,
dispnea,peningkatan frekuensi, kedalaman.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya inflamasi pada saluran kemih.
2. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan kapasitas pada kandung
kemih sekunder akibat: infeksi saluran kemih
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor penyakit sekunder: nyeri.

11
C. INTERVENSI ( SLKI & SIKI )

Nama pasien

Ruangan

DIAGNOSA TUJUAN (SLKI) INTERVENSI RASIONAL Paraf


KEPERAWATAN (SIKI) mahasiswa
(SDKI)
1.NYERI IUARAN UTAMA Pemantauan nyeri 1. Untuk
AKUT(l.08066) NYERI : (08066) (08242) mengurangi rasa
Setelah diberikan Observasi: nyeri pasien
askep selama 3x24 -Indentifikasi faktor pencetus dan 2. Mengetahui
jam diharapkan nyeri perada nyeri skala nyeri pasien
pasien berkurang -monitor kualitas nyeri(mis.terasa 3. Dapat
sampai hilang dengan tajam,tumpul,di remas-remas,di mengalihkan rasa
kriteria hasil: timpa beban berat) nyeri pasiean
1. Tingkat Nyeri -monitor lokasi dan penyebaran 4. Posisi yang
2.GANGGUAN (Menurun) nyeri nyaman akan
ELMINASI 2. Keluhan Nyeri -monitor intensitas nyeri dengan membantu
URINE (menurunn) menggunakan skala dalammenurunkan
(0040) 3. Gelisah (menurun) -monitor durasi dan frekuensi nyeri dan rasa
4. Kesulitan tidur nyeri yang tidak
(menurun) Terapeutik nyaman
5. Pasien tidak -Atur interval waktu 5. Pantoprazole:
(meringis) pemamantuan sesuai dengan untuk mengatasi
kondisi pasien tukak perut dan
IURAN UTAMA -Dokumentasikan hasil usus, Asam
GANGUAN pemantauan tranexamat: obat
ELMINASI URINE Edukasi penghilang rasa
(04034) -jelaskan tujuan dan prosesedur nyeri.
Setelah di berikan pemantauan
askep selama3X24 -informasikan hasil
jam di harapkan nyeri pemantauan,jika perlu
pasien membaik
sampai hilang kriteria Manajemen eliminasi urine
hasil: (04152)
1.Elminasi urine Observasi a)Rasional: untuk
(Membaik) -indentifikasi tanda dan gejala mengukur
2. Sensasi berkemih retensi atau inkontinensia urine keseimbangan
(Menurun) -indentifikasi faktor yang cairan
3.Desakan berkemih menyebabkan retensi atau b) Kaji eliminasi
(Menurun) inkontinensia urine termasuk
4. Distensi kandung -monitor eliminasi frekuensi, bau,
kemih (Menurun) urine(mis.frekuensi,konsisten, dan warna
5.berkemih tidak aroma, volume,dan warna) c) Rasional: untuk
Terapeutik mengetahui
12
tuntas -catat waktu-waktu dan haluaran frekuensi urine
berkemih pasien
(Menurun)
-batasi asupan cairan,jika perlu d) Kaji pasien
6. Volume residu -ambil sampel urine tengah untuk terjadinya
(midstream)atau kultur inkontinensia
urine menetes
Edukasi e)Rasional: untuk
(Menurun) -ajarakan tanda dan gejala infeksi memantau
saluran kemih pengeluaran urine
7. Nokturia
-ajarkan mengukur asupan cairan pasien
(Menurun) dan haluaran urine
-ajarkan mengambil spesimen
8.Mengompol
urine midstream
(Menurun) - Ajarkan mengenai tanda
berkemih dan waktu yang tepat
9. Enuresis
untuk berkemih
(Menurun) -ajarkan terapi modalitas
penguatan otot-otot panggul/
berkemihan
- anjurkan minum yang cukup,
jika tidak ada kontraindikasi
- anjurkan mengurangi minum
menjelang tidur
Kolaborasi
- kolaborasi pemberian obat
supositoria tidur

3.INTOLERANSI IURAN UTAMA Manajemen energi 1.Untuk


AKTIFITAS INTOLERANSI (05178) mengetahui
AKTIVITAS Observasi tingkat
(05047) -Indentifikasi gangguan fungsi ketergantungan
Setelah diberikan tubuh yang mengkibat kelelahan pasien dalam
asuhan keperawatan -monitor kelelahan fisik dan memenuhi
selama 3 x 24 jam emosional kebutuhannya
diharapkan - monitor pola dan jam tidur 2. Nadi menurun
intoleransi aktivitas -monitor lokasi dan merupakan salah
pasien teratasi dengan ketidaknyaman selama melakukan satu indikasi
kriteria hasil: aktivitas adanya penurnan
1.Toleransi aktivitas Terapeutik aktivitas
( meningkat) -sediakan lingkungan nyaman dan 3. Memenuhi
2.keluhan lelah rendah stimulus(mis. ADL pasien
(Meningkat) Cahaya,suara, kunjungan)
3.Dispnea saat -lakukan latihan rentang gerak
aktivitas (Meningkat) pasif dan /atau aktif
4.Dispnea setelah - berikan aktivitas distraksi yang
aktivitas Aktivitas menenangkan
(Meningkat) -fasilitas duduk di sisi tempat
13
5.frekuensi nasi tidur,jikan tidak dapat berpindah
(Memburuk) atau berjalan
Edukasi
-anjurkan tirah baring
-anjurkan Melakukan aktivitas
secara bertahap
-anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
-ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
-kolabarasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan
4. IURAN UTAMA Dukungan tidur 1.Memberikan
GANGGGUAN GANGGUAN POLA (05174) situasi kondusif
POLA TIDUR TIDUR (05045) Observasi untuk tidur
Setelah diberikan -indentifikasi pola aktivitas dan 2. Untuk
askep selama 3x 24 tidur mengidentifikasi
jam diharapkan -indentifikasi pola aktivitas dan dan intervensi
kebutuhan istirahat tidur(fisik dan atau psikologis) yang tepat
tidur pasien terpenuhi -indentifikasi makanan dan 3. Meningkatkan
dengan minuman yang menganggu kenyamanan tidur
kriteria hasil: tidur(mis.kopi,teh, alkohol,makan pasien
1. Pola tidur mendekati,waktu tidur,minuman 4. Membantu
(Membaik) banyak air sebelum tidur) menginduksi tidur
2. Keluhan sulit tidur -indentifikasi obat tidur yang 5. Perubahan
(Menurun) konsumsi posisi mengubah
3.keluhan sering Terapeutik area tekanan dan
terjaga -modifikasi meningkatkan
(Menurun) linkungan(mis.percahayaan, istrahat
4.keluhan tidak puas kebisingan, suhu,matras,dan
tidur (Menurun) tempat tidur)batasi waktu tidur
5.keluhan pola tidur siang jika perlu
berubah (Menurun) -fasilitas menghilangkan slres
6. Keluhan istirahat sebelum tidur
tidak cukup -tetapkan jadwal tidur rutin
(Menurun) -lakukan prosedur untuk
meningkatkan
kenyamanan(mis.pijat, pengaturan
posisi,terapi akupresur)
-sesuaikan jadwal pemberian obat
dan /atau tindakan untuk
menunjang siklus tidur- terjaga
Edukasi
14
- jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
-anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
-anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
menganggu tidur
- anjurkan penggunaan obat tidur
yang tidak mengandung supresor
terhadap tidur REM
-ajarkan faktor- faktor yang
berkontribusi terhadap gangguan
pola tidur (mis. Psikologis, gaya
hidup, sering berubah shift
bekerja)-ajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara
nonfarmakologi lainya.

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Pelaksanaan merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dan merupakan realisasi
dari rencana yang telah dibuat. Dimana tujuan dari pelaksanaan ini adalah untuk memenuhi
kebutuhan pasien secara optimal. Dalam pelaksaan di ruangan sudah memperhatikan hal-hal
yang menjadi kebutuhan dasar dalam merawat pasien. Pada diagnosa keperawatan ansietas di
lakukan tindakan selama 1 x 30 menit. Pada pelaksaanaan penulis melakukan tindakan pada hari
senin 25 April 2016 selama 30 menit. Penyuluhan di lakukan dengan menggunakan leaflet.

Kesenjangan yang muncul pada pelaksanaan keperawatan pada diagnosa keperawatan


perubahan eliminasi urine, pada rencana keperawatan mencantumkan untuk melaksakan bladder
training, pada pelaksanaan penulis hanya bisa memberikan HE untuk mengotrol kencing pasien
oleh karena kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk di lakukan bladder training karena
pasien tampak lemah dan tidak bisa bangun dari tempat tidur. Sedangkan pada diagnosa
keperawatan perubahan eliminasi BAB pada perencanaan tidak mencantumkan mengobservasi
peristaltik usus namun pada pelaksaan penulis mencantumkannya karena untuk megetahui
berapa peristaltik usus pada pasien dengan perubahan eliminasi BAB.

15
E. EVALUASI

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang


menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi dan implementasi.
Tahap evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor “kealpaan” yang terjadi selama tahap
pengkajian, analisa, perencanaan, dan implementasi intervensi (Nursalam, 2008).Ada tahapan
yang perlu di evaluasi pada klien yaitu :

1) Nyeri tidak terjadi


2) Gangguan eliminasi urine membaik
3) Intoleransi aktivitas tidak terjadi
4) Gangguan pola tidur teratas

16
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penulis telah mendapatkan gambaran umum tentang Asuhan Keperawatan Pasien “NK”
dengan Infeksi Saluran Kemih, yang meliputi pengkajian mengenai alasan dirawat, riwayat
penyakit, data bio-psiko-sosial-spiritual, keadaan umum, keadaan fisik dan data laboratorium.
Dari pengkajian yang dilakukan ditemukan 7 masalah keperawatan. Tujuh masalah keperawatan
yang muncul yaitu kelebihan nyeri akut, Gangguan eliminasi urine, gangguan pola tidur,
intoleransi aktivitas, Dari masing-masing masalah keperawatan, penulis telah dapat membuat
prioritas masalah keperawatan menurut keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian dan
membuat rencana keperawatan yang mencakup rencana tujuan, rencana tindakan serta
rasionalnya. Dari pelaksanaan tersebut semua tindakan keperawatan yang penulis lakukan sesuai
dengan rencana keperawatan yang telah dibuat namun terdapat satu tambahan pada pelaksaan
diagnosa Penulis menemukan masalah saat melakukan pelaksanaan pada diagnosa pada
pelaksaan mencantumkan bladder trining namun penulis hanya bisa memberikan HE

kepada pasien “NK” di karenakan kondisi pasien yang tidak memungkinkan, sehingga
sedikit menghambat perawatan yang akan dilaksanakan. Evaluasi terhadap hasil dari pelaksanaan
tindakan keperawatan hanya ada satu diagnosa yang dapat teratasi sesuai dengan waktu yang
telah di tentukan yaitu ansietas. Sedangkan diagnosa nyeri akut, perubahan eliminasi urine, ,
intoleransi aktivitas, dan gangguan pola tidur belum teratasi dengan kriteria waktu yang telah di
tentukan.

B. SARAN

Kami selaku mahasiswa berharap dengan pembuatan makalah ini, dapat memberikan
manfaat Dan tetap mengharapkan bimbingan lebih dalam lagi dari para Dosen pembimbing
mengenai penyakit “Infeksi saluran kemih"

17
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.itekes-bali.ac.id/medias/journal/NI_PUTU_DIAH_SUANDEWI.pdf

https://www.alodokter.com/infeksi-saluran-kemih/pencegahan

18

You might also like