Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 51

Overview of Gram - negative rods

Enterobacteriaceae & other than


Enterobacteriaceae

Lecturer :
dr.Veronica Wiwing,SpMK
Departemen Microbiologi
Learning Objective
• Describe the typhical organism, culture, growth
characteristic, variation of Gram negative rods
• Discuss the antigenic structure and virulence factor of
Gram – negative rods
• To list the name of disease caused by the bacteria
Bakteri Gram Negatif
COCCUS DAN COCCOBACILLUS BACILLUS DAN COCCUS AEROB
* Neisseriaceae * Pseudomonadaceae
Genus : Neisseria Genus : Pseudomonas
Neisseria meningitidis Pseudomonas aeruginosa
Neisseria gonorrhoeae * Genera of uncertain affilation
Genus : Branhamella Genus : Brucella
Branhamella catarrhalis Brucella abortus
Genus : Moraxella Brucella melitensis
Moraxella lacunata Brucella suis
Genus : Acinetobacter Genus : Bordetella
Bordetella pertussis
COCCUS ANAEROB Genus : Francisella
* Veillonellaceae Francisella tularensis
Genus : Alcaligenes
Genus : Veillonella
Alcaligenes faecalis
Veillonella parvula
Genus : Acetobacter
Genus : Acidaminococcus
Acidaminococcus fermentana
BACILLUS ANAEROB FAKULTATIF

* Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia Genus : Enterobacter
Escheria coli Enterobacter aerogenes
Genus : Edwardsiella Genus : Serratia
Edwardsiella tarda Serratia marcescens
Genus : Citrobacter Genus : Hafnia
Citrobacter freundii Genus : Proteus
Genus : Salmonella Proteus mirabilis
Salmonella typhi Proteus vulgaris
Salmonella sp Genus : Yersinia
Genus : Shigella Yersinia enterocolitica
Shigella dysenteriae Yersinia pestis
Shigella flexneri Genus : Erwinia
Shigella sonnei
Genus : Klebsiella
Klebsiella pneumoniae
* Genera of uncertain affiliation * Vibrionaceae
Genus : Chromobacterium
Chromobacterium violaceum Genus : Vibrio
Genus : Flavobacterium Vibrio cholerae
Vibrio parahaemolyticus
Flavobacterium
meningosepticum Genus : Aeromonas
Genus : Haemophilus Aeromonas hydrophila
Haemophillus influenzae
Genus : Pasteurella Genus : Plesiomonas
Plesiomonas shigelloides
Pasteurella multocide
Genus : Actinobacillus
Actinobacillus lignieresii
Genus : Cardiobacterium
Cardiobacterium hominis
Genus : Streptobacillus
Streptobacillus moniliformis
Genus : Calymatobacterium
Calymatobacterium granulomatis
GRAM NEGATIVE CELL ENVELOPE

Outer Membrane
(Major permeability barrier) Lipopolysaccharide
Porin

Braun lipoprotein

Degradative enzyme

Periplasmic binding protein


Inner (cytoplasmic) membrane Permease

Cytoplasm
Outer Membrane Gram negative
• lipopolysaccharide
• phospholipids
• Proteins
– porins

• Braun lipoprotein
– binds cell wall to outer membrane
FLAGELLA
• Some bacteria are motile
• Locomotory organelles- flagella
• Taste environment
• Respond to food/poison
– chemotaxis

• Flagella
– embedded in cell membrane
– project as strand
– Flagellin (protein) subunits
– move cell by propeller like action
Capsules and slime layers
• outside cell envelope
• well defined: capsule
• not defined: slime layer or glycocalyx
• usually polysaccharide
• often lost on in vitro culture
• protective in vivo

Pili (fimbriae)
• hair-like projections of the cell
• sexual conjugation
• adhesion to host epithelium
Deteksi bakteri Enterobacteriaceae
Enterobacteriaceae
• The family Enterobacteriaceae is the lagerst , heterogen
• Batang Gram negative yang mempunyai peranan penting di
klinik.
• More than 40 genera, 150 species. 20 species responsible for
more than 95% of infections. Escheria coli , Salmonella
enterica, Shigella sonnei, Vibrio sp, Serratia sp, Proteus sp.
• The Enterobacteriaceae found in soil, water and vegetation,
part of the normal intestinal flora animal and human
• 30% – 35% causes septicemia, 70% causes UTI and many
intestinal infections.
• Factor virulence : plasmid, bakteriophaga,
Enterobacteriaceae
• Sized : 0.3 – 1.0 x 1.0 – 6.0 μm
• Gram - negative rods
• They share a common antigen , non motile , motile with
peritrichous flagella.
• The Enterobacteriaceae have
simple nutritional requirements,
reduce nitrate, catalase positive,
oxidase negative.
Peritrichious
Bordetella
• Diasingkan oleh BORDET & GENGOU (1906)
• Penyebab penyakit PERTUSIS = batuk rejang = kinkhus =
batuk 100 hari
• Ada 3 spesies:
1. BORDETELLA PERTUSIS
2. BORDETELLA PARA PERTUSIS
3. BORDETELLA BRONCHISEPTICA
Morfologi & Fisiologi

- Berbentuk coccobasil, gram (–)


Ф 0,2-0,3 x 0,5 – 1 µ
- Pada isolasi I bentuk uniform, tapi bila dibiak lanjut
bentuk pleiomorf
- Tidak bergerak, kecuali B. bronchiseptica
- Berkapsul yang dapat dilihat dengan pewarnaan
khusus, Quellung Θ
Morfologi & Fisiologi…….

Aerob obligat, tak perlu faktor X & V

Pembiakan : medium BORDET GENGOU yang


dimodifikasi  koloni Smooth, konvex,
mengkilap, hampir transparan, seperti mutiara

Koloni bisa mengalami modulasi kultural dari


FASE I (Smooth)  II III  IV (Rough)
Struktur Antigen, Patogenesis & Patologi

• PILI  melekatkan kuman pada sel epitel


• Bvg (Bordetella virulence gene) = vir  bvg A, bvg B, bvg
C
• Hemaglutinin filamentosa  memudahkan pelekatan
pada sel epitel
• Toksin pertusis  limfositosis
melekatkan kuman
~ toksin kolera
Struktur Antigen,
Patogenesis & Patologi

 Toksin adenilil siklase


 Toksin dermonekrotik
 Hemolisin
 Lipo polisakarida dinding sel  merusak sel
epital saluran napas
 Kuman tidak dapat hidup lama di luar inang
manusia
 Tak ada vektor
Epidemiologi

• Pertusis sangat menular  kuman disebarkan oleh


penderita pada proses aktif
• Tersebar di seluruh dunia
• Manusia merupakan satu-satunya sumber
Patogenesis

• Penularan melalui droplet inhalasi  kuman


berkembang biak dalam saluran pernapasan
• Masa inkubasi : 5-21 hari (rata-rata 10 hari)
Gejala Klinik :

Gejala klinik dibagi dalam 3 stadium:

1. Stadium prodromal / kataral : 1 -2 minggu


2. Stadium spasmodik / paroksisinal : 1 – 6 minggu 
batuk yang progresif & paroxismal
Khas : 1 X serangan tdd 5-20 X batuk kuat selama
± 20 detik & diakhiri pengeluaran mukus / muntah &
bunyi inspirasi yang khas karena glottin sempit.
Lekositosis : 12.000 – 200.000 / mm3, limfosit > 60%
3. Stadium konvalesen
- Batuk tetap ada selama beberapa bulan
- Gejala klinik tak berubah walau telah diberi Th/
antibiotika
Diagnosis laboratorium

• Kuman terutama didapat pada stadium kataral minggu I – IV


• Bahan pemeriksaan : - swab nasofaring
- cough plate
Bila swab tak dapat ditanam dalam 1 – 2 jam  masukkan dalam larutan
kasamino 0,25 – 0,5 cc dengan pH 7,2 supaya tidak kering
• Media biakan : - media STUART & MISHULOW
- media BORDET GENGOU
• Identifikasi dengan : - reaksi biokimia
- reaksi serologi
- pewarnaan dengan antigen fluoresensi
Pengobatan

• Drug of choice :ERYTHROMYCIN


• Bisa juga tetrasiklin, kloramfenicol, dsb
• Supportif : sedot sekret, O2, dsb

Pencegahan
 Imunisasi dengan vaksin Pertusis ( DPT)
 Mencegah kontak dengan penderita

Imunitas yang diperoleh (infeksi alamiah / vaksinasi)


tidak berlangsung seumur hidup
Bordetella
Brucella
• Diasingkan oleh Sir David Bruce ( 1887 )
dari penderita Demam Malta = Undulan Fever
• Mula- mula disebut : Micrococcus melitensis
• Brucella mrpkan parasit Obligat Intrasel pd
binatang dan manusia.
• Penyakit pada manusia disebut : Bruselosis
• Ada 6 spesies :
1. B. melitensis : kambing, domba
2. B. sius : babi
3. B. abortus : sapi
4. B. canis : anjing
5. B. neotomae : tikus
6. B. ovis : domba
Morfologi & Fisiologi

• bentuk kokobasil, Ø 0,5 – 0,7 x 0,6 – 1,5 µm


• Gram (-), Spora (-), gerak (-), aerob
• Kapsul (+), pada varian smooth & mucoid
• kebutuhan nutrisi sangat kompleks karena
adaptasi pd kehidupan intraseluler
• B. abortus perlu CO2 5 – 10%
• Media : agar serum – dextrose
agar trypticase
• bentuk koloni : smooth, basah, jernih/sdkt
keruh, konvex dalam 2 – 5 hari.
• Kuman virulen : koloni smooth, transparan
• Kuman avirulen : koloni rough, keruh
• Brucella sensitif thd panas & asam, † pd pasteurisasi
PATOGENESIS

• Kuman menginfeksi manusia mell :


Sal Pencernaan ( minum susu terinfeksi )
Sal Pernafasan ( droplet infection )
Kulit ( kontak dengan jar binatang yg terinfeksi )
• Dari tempat masuk menuju saluran & kel lymphe,
kmd menuju ductus thoracicus, masuk ke darah lalu
ke organ2 membentuk granulomaltosa shg terjadi
abses.
Tidak ada
penyebaran dari
orang ke orang
Gejala Klinik :

• Masa inkubasi : 1 – 6 minggu


• Gejala permulaan ; lesu, lemah, demam, berkeringat
• Demam biasanya tinggi pd waktu sore dan turun
pada waktu malam + keringat sampai basah kuyup
: UNDULAN FEVER
• Mungkin ada gejala gastrointestinal dan saraf
• Kelenjar lymphe membesar, limpha teraba
• Gejala akan berkurang dlm beberapa minggu/bulan,
tp gejala lokal berjalan terus.
• Stadium Khronik :
lemah, tampak sakit berat, gelisah
gejala psikoneurotik
• Brucella tidak dapat di isolasi pd stadium ini, tp titer
Ig G dapat tinggi.
Diagnosis Laboratorium :

• Brucella dapat dibiak pada fase aktif penyakit.


• Bahan : - darah, liquor
- biopsi kelenjar / sumsum tulang
• Dibiak pada : - kaldu triptikase kedele
- tionin-triptosa agar
Observasi & di subkultur selama 6 minggu
sebelumdinyatakan negatif.
• Serologi : IgM tinggi pd permulaan penyakit
IgG berarti infekti aktif (titer> 1/80)
• Test Kulit : tak dapat diandalkan
disuntik extract protein Brucella (Brucellargen)
scr intracutan, apabila timbul eritem, oedem,
indurasi stlh 24 jam

Kekebalan :

Ada antibodi setelah infeksi : mungkin resisten thd


serangan selanjutnya
Pengobatan :

• DOC : Tetrasiklin, Doxyciclin, Rifamycin


• dapat diberi : Ampisillin, Streptomycin
• Pd anak : Trimetroprim – Sulfa + Gentamycin
• penyembuhan terjadi dalam bbrp hari setelah terapi tapi
harus diperpanjang slm 15 hr, karena kuman intrasel.
Epidemiologi

• Brucella adlh kuman patogen pd binatang


• infeksi manusia adlh suatu kebetulan, krn kontak dgn
binatang terinfeksi/ hasil produk binatang ( daging,
susu, keju )
• Pd petani, peternak, dokter hewan, pekerja jagal.
• Pencegahan : imunisasi aktif sapi/hewan lain
• imunisasi pd manusia masih dlm percobaan.
Haemophilus
Haemophilus
Haemo = darah
Philos = mencintai / menyukai

• Kuman ini untuk pertumbuhannya memerlukan darah


• Semua spesies adalah parasit, tapi tak semua patogen bagi
manusia
• Spesies yang penting dalam klinik:
1. H. influenzaie = Bacillus Pfeiffer
2. H. aegypticus = Bacillus Koch Weeks
3. H. ducreyi = Bacillus Ducrey
4. H. suis = Bacillus Shope
Diferensiasi Spesies Haemophilus
Spesies Kebutuhan akan Haemo Asam dari
V X CO2↑ lisis D Xylosa
H. influenzae + + - - +
H. aegypticus + + - - -
H. haemolyticus + + - + +
H. ducreyi - + - + -
H. para influenzae + - - - -
H. para haemolyticus + - - + -
H. para prohaemolyticus + - + + -
H. aprophilus - + + - -
H. para prophilus + - + - -
H. segnis + - - - -
Faktor x = heme
Faktor v = NAD = co encyme I

Spesies para  hanya butuh faktor v


Spesies haemolyticus  hemolisis +
Spesies pro  perlu CO2↑
Haemophilus influenzae
• Diasingkan oleh Pfeiffer (1892), dianggap sebagai penyebab influenzae  waktu itu
belum ditemukan virus

MORFOLOGI
- Kuman ada 2 macam:
1. BERKAPSUL : - Coccobasil, 0,2-0,3 X 0,5-0,8 mm
- gram negatif
 - Membentuk koloni Smooth, Ф 3 - 4 mm
Mukoid, mengkilap, di tengah koloni usia 48 jam ada pencekungan/IRIDESEN
- Asal : darah, liquor, penyakit invasif lain

2. TAK BERKAPSUL : - Bentuk lebih panjang, pleiomorf


- gram bipolar
 - Membentuk koloni Rough, Ф 0,5 – 1,5 mm
kecil seperti tetesan embun, granuler
- Asal : tractus respiratorius

- Koloni S R karena hilangnya kapsul

- Perlu perbenihan diperkaya : AGAR COKLAT, AGAR LEVINTHAL & FILDES


Haemophilus influenzae

• Bila dekat koloni H. Influenzae ada koloni Staph. Pneumococ,


Neisseria  koloni H. Influenzae
Tumbuh lebih besar  satelit fenomen
• Suhu optimum : 37°C (25 - 40 °C)
• pH optimum : 7,4 – 7,8
• Untuk bertumbuh perlu faktor X dan V
• Bersifat : - aerob fakultatif
- larut empedu (seperti Pneumococ)
• Sangat sensitif terhadap:
- Desinfektan
- Keadaan kering
• Mudah otolisis  simpan secara liofil
Struktur antigen

1. Antigen kapsul
- Polisakarida yang khas tipe  ada 6 tipe: a, b,c, d,e, f
Tiap serotipe punya gula berbeda
Serotipe b mengandung pentosa, yang lain : hexosa / hexosamine
- Dapat ditentukan secara:
* aglutinasi
* fluoresensi
* Rx Quellung
* presipitasi, dll

2. Antigen somatik
- Protein selaput luar
- Terdapat pada semua strain
- Dapat ditentukan secara aggutinasi, dll
Patogenesis

Penyebaran: DROPLET INHALASI dari:


- kasus aktif
- konvalesen
- carier
 Saluran pernafasan  sinus
- telinga dalam
- tracheobranchus
Bila ke darah (BAKTEREMIA)  bisa ke organ lain: meningitis, pyarthritis, dll.

Ada beberapa faktor yang penting:


1. SINERGISME dengan VIRUS
2. KOLONI R S : mencegah FAGOSITOSIS
3. HOSPES TAK KEBAL SECARA GENETIK
Manifestasi Klinik

BERUPA :
- MENINGITIS (54%)
- PNEUMONIA (14%
- BACTEREMIA (11%)
- CELLULITIS (11%)
- EPIGLOTITIS (10%)
- PERICARDITIS (4%)
Meningitis bakterialis akuta

• Sering pada usia 3 bulan – 6 tahun, ♂=♀


- Tak ada pedisposisi suku bangsa
- Sering pada penderita : - Sickle Cell Anemia
- Imunodefisiensi humoral
- Merupakan penyakit yang berat, yang didahului oleh gejala saluran
napas bagian atas beberapa hari sebelumya.

• Biasanya oleh H. infl tipe b


- Terapi dapat mencegah kematian (90-97%)
tapi sequelae SSP tetap tinggi (± 30%)
Epiglotitis Bacterialis Akuta

• Paling sering H. infl tipe b.


- Gejala timbul mendadak & cepat progresif

• Timbul pada anak > 6 tahun, kadang2 pada dewasa


- Pada epiglotitis terdapat mikro-abses & odem hebat
 obstruksi jalan napas  segera tracheotomi
- Sering disertai septikemia yang biasanya fatal
Diagnosis laboratorium

• Bahan  tergantung gejala penyakitnya


 sputum, liquor, darah, dsb
• Buat sediaan GRAM : Coccobasil gram negatif
• Biakan pada agar coklat + CO2 10% + Iso Vitalex
• Serologi: adanya antigen pollisakarida spesifik (antigen kapsul)
 Rx Quellung
Therapi & Pencegahan

• Diberi antibiotika yang sensitif  ampisilin, kloramfenikol, tetrasiklin, sulfa,


sefalosporin (beberapa strain dapat membentuk penisilinase)
• Pencegahan dengan Rifampicin dianjurkan pada anak < 4 tahun yang tinggal
serumah dengan penderita
• Telah dibuat vaksin yang terdiri dari polisakarida kapsul yang khas tipe  HIB (H.
Influenzae type B) yang bisa diberi bersama dengan toxoid difteri pada bayi > 3
bulan
Spesies Haemophilus Lain

* H. aegypticus = Bacillus Koch-Weeks


– Morfologi : H. Infl, serologi berbeda
– Sensitif terhadap pengeringan  harus segera dibiak
– Tidak berkapsul, tidak membentuk indol
– Dapat menyebabkan konjungtivitis purulenta terutama pada anak-
anak
– Therapi : Sulfonamida lokal
Spesies Haemophilus Lain
* H. ducreyi = DUCREY bacillus
= CHANCROID bacillus
– Merupakan penyebab penyakit kelamin = 10% (no. 2 setelah GO),
disebarkan melalui kontak langsung
– Merupakan parasit obligat yang sensitif terhadap pengeringan
– Pada sediaan dari lesi yang bernanah / bubo tampak batang2 halus, gram
Θpleiomorf intra / extrasel, tampak tersusun seperti rel kereta api
– Pembiakan pada perbenihan infus daging/darah + CO2 10%. Isolasi primer
sangat sukar
– Chanroid:
• masa inkubasi 1 -2 minggu
• Lesi datar, Ф 2 - 20 mm, bagian tengah cekung
• Ada eritema tanpa indurasi: Ulcus molle = soft chancre
• Lesi terbatas pada : - kulit
- kel. Lymphe / bubo
• Therapi : sulfanamida, tetrasiklin
Spesies Haemophilus Lain

• H. parainfluenzae
– Flora normal mulut & nasopharynx
– Infeksi biasanya terjadi setelah :
* sakit gigi / dental prosedur
* trauma mulut
* alkoholisme
– Infeksi paling sering berupa endocardiotis, dapat juga berupa:
* otitis media
* meningitis
* abses ptal
* epiglotitis
* pneumonia, dll
– Therapy : - drug of choice AMPICILLIN
- CHLORAMPHENICOL

You might also like