Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 39

Toksikologi Klinik

Mempelajari gangguan yang disebabkan


substansi toksik, merawat penderita yang
keracunan dan menemukan cara baru dalam
penanggulangannya
Medical Toxicology

is a medical subspecialty focusing on the


diagnosis, management and prevention of
poisoning and other adverse health effects
due to medications, occupational and
environmental toxins, and biological agents.
Medical toxicologists

Terlibat secara komprehensif pelayanan pada orang


yang kontak dengan obat, senyawa atau agen lain
yang mempengaruhi kehidupan yang sehat (pose a
threat to their well being). 
 The following is a brief list of some of these encounters.
 Unintentional and intentional overdoses of such agents
 Drug abuse management

 Diagnosis and management of exposures

 Independent medical examinations, assessing injury or


disability resulting from toxic exposures
Unintentional and intentional overdoses

Therapeutic drugs including


 antidepressants (e.g. tricyclics, serotonin reuptake inhibitors,
etc),
 cardiac medications (e.g. beta-adrenergic blocking agents,
calcium channel antagonists, cardioactive steroids such as
digoxin, etc.), and many others
Over-the-counter medicines such as
 aspirin,
 acetaminophen,
 ibuprofen,
 vitamins (e.g. iron supplements, vitamin A, etc.), and more
Unintentional and intentional overdoses

Drugs of abuse such as


 cocaine,

 amphetamines,

 opioids,cannabis, etc.,
 along with new and emerging agents of
abuse such as Salvia Divinorum, ketamine
and much more
Drug abuse management including

Inpatient care for acute withdrawal states from


addictive agents such as alcohol and
benzodiazepines
Outpatient
 Medical Review Officer services for industry and
organization
Diagnosis and management of exposures

Envenomations, such as snake bites, spider bites,


scorpion stings
Marine toxins such as ciguatera poisoning,
paralytic shellfish poisoning, tetrodotoxin and
many others
Ingestion of food-borne toxins, such as botulism,
scombroid poisoning and more
Ingestion of toxic plants such as thevetia peruviana
(i.e. yellow oleander) and mushrooms such as
amanita phalloides
Independent medical examinations

assessing injury or disability resulting from


toxic exposures
Racun (toxic agent) merupakan
substansi (biasanya kimiawi) yang dapat
menimbulkan kerusakan sistem biologis
sehingga dapat menimbulkan gangguan
kesehatan.
TOXIC SUBSTANCE

Household toxicants
Agriculture toxicants
Industrial toxicants
Plants and animal poisons
Drugs intoxications
Food intoxications
War toxicants (tabun, soman, sarin)
Sign & simptoms

Tergantung jenis dan kekuatan kerja racun (potensi)


serta tempat kerja (organ sasaran).
Sign & simptoms

Banyak racun yang tidak menimbulkan gejala


spesifik,
 Koma : dapat ditimbulkan oleh keracunan hipnotik,
stimulansia, gol. Salisilat, antidepresi dsb. Tanda-tanda
keracunan
Sign & simptoms

Namun ada beberapa bahan kimia yang memberikan


tanda/gejala khusus bila terjadi keracunan
 Gol. Hipnotik : menimbulkan koma dengan tonus dan reflek
otot menurun
 Gol. Antikolinergik : menimbulkan gejala midriasis, takikardia,
retensi urin,halusinasi kulit merah dan panas
Sign & simptoms

Yang perlu diperhatikan pada permulaan keracunan


 Kesadaran
 Respirasi
 Tekanan darah
 Kejang
 Pupil mata
 Jantung
 Bising usus Dll
Kesadaran

Penurunan kesadaran merupakan petunjuk penting


tentang beratnya keracunan.
Makin dalam koma, makin berat keracunan dan
persentase kematian bertambah
Secara toksikologi : 4 tingkat
 Tingkat I : Penderita mengantuk,tapi masih bisa diajak bicara.
 Tingkat II : Penderita sopor,bereaksi dengan rangsangan
minimal
 Tingkat III : Penderita sopor-komatus,bereaksi dengan
rangsangan maks
 Tingkat IV : penderita koma, tidak ada reaksi sama sekali
Respirasi

Salah satu penyebab kematian keracunan adalah


terhambatnya aliran nafas oleh sekresi mukus
seperti pada keracunan organo pospat
Depresi pernafasan sering penyebab kematian pada
keracunan obat-obat ssp.
Tekanan darah

Penurunan tekanan darah sering sering terjadi pada


keracunan dan dapat pula timbul syok tapi tidak
begitu berat, bisa diatasi dengan tindakan
sederhana.
Syok berat umumnya berhubungan dengan
kerusakan pusat vasomotor dan prognosa yang jelek
Kejang

Kejang merupakan tanda adanya stimulansia pada


ssp (mis, amfetamin), medula spinalis (striknin),
hubungan saraf otot (insektisida organo pospat)
Pupil

Pupil dan refleks ekstramitas


Bising usus

Perubahan bising usus menyertai perubahan derajat


kesadaran.
Pada derajat kesadaran tingkat III, biasanya bising
usus negatif, dan tingkat IV selalu negatif.
dapat dipakai untuk pasien yang pura-pura pingsan.
Lain-lain

Gejala lain seperti gangguan keseimbangan asam


basa, air, tanda kerusakan hati dan ginjal, retensi
urin, muntah dan diare dll.
RESPON (EFEK) TOKSIK

 bersifat umum
 tidak khas
 efek korosif, kaustik atu iritatif pada mata, mukosa
saluran nafas, saluran cerna, mulut.
 khas :

 lesi organ dapat (potensial) terjadi


pada hepar, ginjal,paru dan sebagainya
  bersifat khusus
 efek teratogenik,

 efek karsinogenik,

 efek mutagenik
Toksisitas

kuantitas / dosis
cara masuk
frekuensi dan lamanya terekspos
Penilaian Toksisitas

► LD50 (lethal dose 50) : menunjukkan dosis dalam


miligram tiap kilogram berat badan yang
mengakibatkan kematian setengah (50%) dari
populasi binatang percobaan pada waktu tertentu.
 Suatu zat beracun dengan LD50 lebih kecil menunjukkan zat
tersebut relatif lebih beracun, demikian pula sebaliknya

► LC50 (lethal concentration 50) : menggambarkan


jumlah konsentrasi suatu zat, dalam satuan miligram
tiap meterkubiknya.
Keracunan akut
Klasifikasi Cara masuk

Oral Dermal Inhalasi

LD50 (mg/kg BB) LD50 (mg/kg Bb) LC50 (mg/m3)

Supertoxic < 5,5 < 250 < 200

Extreemely toxic 5,5– 50 250 – 1000 250 – 1000

Very toxic 50 – 500 1000 – 3000 1000 – 10.000

Moderately toxic 500 – 5000 3000 – 10.000 10.000 – 30.000

Slightly toxic > 5000 > 10.000 > 30.000


Faktor yang mempengaruhi toksisitas

 Sifat fisik/Sifat kimia senyawa


 Dosis
 Lama (efek kumullatif)
 Port d’entrée (cara masuk ke dalam tubuh)
 saluran pernafasan (inhalasi)
 saluran cerna (oral)
 kulit (dermal) - kulit (dermal)
 Faktor individu : usia, jenis kelamin, ras, status gizi,
kesehatan, faktor genetik, dan kebiasaan lain (mis :
merokok, minum-minuman keras, dsb)
Hubungan Dosis dan Respon Toksisitas

 Suatu zat dan respon tubuh yang timbul tergantung pada


kuantitas zat tersebut yang terkumpul pada organ tubuh.

 Selanjutnya konsentrasi dalam organ tubuh tergantung


juga pada lama pemajanan sehingga dapat diketahui pula
adanya hubungan sebab akibat antara dosis dan respon
tubuh.
RESPON TOKSIK

 1. All or none respons


     * kematian individu
 2. Graded respons
     * kenaikan temperatur badan
     * penurunan tekanan darah
     * kerusakan sel (jaringan) hepar
RESPON (EFEK) TOKSIK

tipe A
 merupakan perluasan efek farmakologis, dose
dependent  dan dapat diprakirakan,
 morbiditas besar, mortalitas kecil,

 koma (fenobarbital), takikardia (Datura s),


bradikardia,   bronkokonstriksi dan hipersalivasi
(paration) kejang (teofiline), paralisis otot rangka
(botulinus)
RESPON (EFEK) TOKSIK

tipe B
 akibatabnormalitas penderita
 nondose dependent, tidak dapat diprakirakan

 morbiditas rendah tetapi mortalitas tinggi

 prolonged apnea akibat suksunilkolin (defisiensi


AChE)
 hemolisis akibat primakuin (defisiensi G6PD)
Efek Terhadap Kesehatan

berdasarkan organ target,


 neurotoksik (meracuni syaraf)
 hepatotoksik (meracuni liver/hati)
 nefrotoksik (meracuni ginjal)
 hematotoksik (meracuni darah)
 sistemik (meracuni seluruh fungsi tubuh)
EFFECT AND ACTION OF POISON

Liver and ren damage


 CCL4
 Sulfonamid,
 Anestetika
 Insektisida
Bone marrow damage
 Chloramfenikol,
 Insektisida
 Bisa ular
EFFECT AND ACTION OF POISON

Neuron cel damage


 Aminoglikosida
 Racun ular
 Racun katak (frg poison)
 Insektisida
Blood cel damage
 Sulfonamid,
 Chloramfenikol
 Ichtyotoxin,
 Insektisida
EFFECT AND ACTION OF POISON

Efek Teratogenik
Efek utama obat menjadi lebih
Reaksi hipersensitif
Enzym damage
 Insektisida
 Racun logam
Berdasakan lama/waktu timbulnya gejala

efek akut : pemajanan bahan kimia dalam waktu


singkat (kurang dari 2 minggu) pada kadar yang
tinggi
efek kronik : timbul setelah pemajanan berulang kali
selama tiga bulan atau
lebih efek kronik : timbul setelah pemajanan
berulang kali selama tiga bulan atau lebih
POISONING PROCESS

ACUTE
 24 jam subkronik
REPEATE
 Hingga 90 hari
CRONIC
 Lebih dari 6 bulan
PATOLOGIC MOLEKULER CHANGE

Congestive
Degeneration
Necrosis
Apoptosis

You might also like