The Australia-Indonesia Centre (AIC) is a bilateral collaborative research initiative established by both governments, leading universities, and industry. Its mission is to advance people-to-people links in science, technology, education and innovation.
Memperbaiki sekolah vokasi, sekaligus menutup celah kompetensi digital, bisa membantu pekerja muda untuk benar-benar meraup manfaat dari ekonomi maritim yang tengah berkembang.
Penelitian menunjukkan bahwa dalam penanganan pandemi, Pemerintah Indonesia dapat mempertimbangkan berbagai pilihan kebijakan untuk menyelamatkan ekonomi tanpa mengorbankan nyawa orang banyak.
Perusahaan menghadapi tantangan yang signifikan dalam menerapkan pedoman dari pemerintah karena saran yang saling bertentangan dan berubah dengan cepat, sumber daya yang terbatas, dan “kelelahan COVID” di antara para pekerja.
We found that organisations face significant challenges in implementing these guidelines due to conflicting and rapidly changing advice, limited resources and “COVID fatigue” amongst workers.
Rendahnya kepercayaan warga Sulawesi Selatan kepada pemerintah menjelaskan mengapa masyarakat di sana tidak melakukan banyak upaya untuk mematuhi protokół kesehatan.
South Sulawesi residents’ low trust in government explains why people there did not take much efforts to protect themselves, despite feelings that they were at risk from COVID-19.
Our latest research shows that women and men with a disability in South Sulawesi use dynamic and creative strategies to help overcome inequalities during the pandemic.
Riset terbaru kami menunjukkan bahwa kelompok penyandang disabilitas di Sulawesi Selatan memiliki beberapa strategi untuk membantu mereka berjuang selama pandemi.
Ya-Yen Sun, The University of Queensland; Futu Faturay, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan RI; Ilmiawan Auwalin, Universitas Airlangga; Jie Wang, The University of Queensland, and Lintje Sie, The University of Queensland
Pandemi COVID-19 telah menghancurkan banyak peluang bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan finansial.
Ya-Yen Sun, The University of Queensland; Futu Faturay, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan RI; Ilmiawan Auwalin, Universitas Airlangga; Jie Wang, The University of Queensland, and Lintje Sie, The University of Queensland
The COVID-19 pandemic has decimated many opportunities for those who were already financially disadvantaged.
The pandemic has battered the arts and culture sector in Indonesia. Many producers and organizers have been forced to cancel events, concerts and movie releases.